Jalan Perpustakaan Kampus USU, Medan ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SEPTIAJI PRATAMA

ANALISA PERBEDAAN HARGA RAB DENGAN RAP UNTUK PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK ITC POLONIA MEDAN

Yunita A. Messah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana - Kupang

ANALISIS PERBANDINGAN KOEFISIEN HARGA SATUAN UPAH PEKERJAAN BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN DI LAPANGAN DAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEKERJAAN BETON PADA PROYEK KONSTRUKSI. Siti Rahmawati 1) Indrayadi, 2) Rafie.

Jurnal Teknik Sipil ITP Vol. 4 No.1 Januari 2017 ISSN:

ANALISIS PERBANDINGAN METODE S.N.I. DAN SOFTWARE MS. PROJECT DALAM PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN LANGIT-LANGIT UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Dhani Mardhika, S.T., Ir. Endang Larasati Suryaningrum, M.T.

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN UPAH METODE SNI DENGAN UPAH BERDASARKAN PRODUKTIVITAS

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT

(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung II Dan Bangunan Penghubung FISIP, Universitas Brawijaya Malang)

Menurut Pratt (1995) fungsi dari estimasi biaya dalam industri konstruksi adalah:

APLIKASI METHOD PRODUCTIVITY DELAY MODELPADA ANALISA PENGARUH WASTEPEKERJA TERHADAP INDEKS KOEFISIEN PRODUKTIVITAS

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA AKTUAL PADA PEKERJAAN BETON MENURUT SNI 7394:2008 DENGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) 2012

PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA DENGAN METODE SNI DAN BOW

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara)

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perencanaan proyek. Besarnya nilai upah dari pekerja ditentukan

ISSN: TEKNO-SIPIL/Volume 09/No. 56/Agustus

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.10 Oktober 2016 ( ) ISSN:

ANALISIS KOEFISIEN HARGA SATUAN TENAGA KERJA DI LAPANGAN DENGAN MEMBANDINGKAN ANALISIS SNI DAN ANALISIS BOW PADA PEMBESIAN DAN BEKISTING KOLOM

Kata kunci : harga satuan pekerjaan pasangan bata,sni, Work Study.

Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan INDONESIA

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENJADWALAN SUMBER DAYA PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS BIAYA RUMAH PRACETAK BERDASARKAN SOFTWARE MICROSOFT PROJECT DI PERUMAHAN BULAN TERANG UTAMA MALANG

Perbandingan Antara Biaya Nyata Dengan Biaya Teliti Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : Proyek Gedung Indomaret Sam Ratulangi, Manado)

PERHITUNGAN RAB PRODUKTIVITAS DASAR-DASAR PERHITUNGAN

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

EVALUASI PRODUKTIVITAS KERJA STRUKTUR KOLOM, BALOK, DAN PLAT DI PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6

DOSEN PEMBIMBING. YURNALISDEL. Ir., MT :... SUHUDI, ST., MT :...

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH M-PANEL DENGAN RUMAH KONVENSIONAL PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TIPE 60/99 PONDOK PERMATA SUCI GRESIK

ESTIMASI ANGGARAN BIAYA STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL QUAD MAKASSAR MENGGUNAKAN METODE SNI

proyek, sehingga hams dilakukan dengan teliti dan secermat mungkin agae diperoleh biaya

EFEKTIVITAS WAKTU KERJA KELOMPOK TUKANG

Hariyono Seputro Youngky Pratama 6

ANALISA KOEFISIEN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PEMBESIAN. Khubab Basari, Rendra Yoga Pradipta, Jati Utomo Dwi Hatmoko *), Arif Hidayat *)

PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

KAJIAN EKONOMI PROYEK PENGADAAN DAN PERBAIKAN TULISAN ALUN-ALUN KABUPATEN NGAWI

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

HALAMAN PERNYATAAN. Denpasar, Oktober Diky Allando Dirganata NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PEMBANGUNAN 1 UNIT RUMAH TYPE 45 (STUDI KASUS : PROYEK PERUMAHAN CEMPAKA MAS DALUNG)

PENGENDALIAN BIAYA BAHAN DENGAN METODE ANALISA VARIAN PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

LAPORAN TUGAS AKHIR RENCANA PERCEPATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG POLRES KABUPATEN PROBOLINGGO

PENERAPAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN (Studi Kasus: Gedung GMIM Syaloom di Karombasan)

Pandu Sugoro, M. Hamzah Hasyim, dan Saifoe El Unas

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Tahap II Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5, Malang)

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya ABSTRAK

EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE PADA PROYEK STUDENT BOARDING HOUSE PRESIDENT UNIVERSITY

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan material di lapangan perlu dijaga pasokannya.

STUDI PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PADA RUMAH TINGGAL TYPE 45 YANG MENGGUNAKAN DINDING BATUBATA, CONBLOCK, DAN BATATEX DI MAKASSAR

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA MERAH DENGAN METODE TIME STUDY

ANALISA KOEFISIEN BIAYA PEKERJAAN PEMBESIHAN DAN CETAKAN BETON SESUAI PENERAPAN RENCANA ANGGARAN PELAKSANAAN

EVALUASI CONSTRUCTION WASTE DALAM PEKERJAAN KOLOM PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG

ANALISA PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI GEDUNG. Oleh : Mohamad Harun. Abstrak

STUDI MEDAN POLITEK. Oleh

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA BANGUNAN BERTINGKAT (Studi kasus Pembangunan Hotel Holiday Inn Express Bogor)

ANALISIS PRODUKTIVITAS JUMLAH TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PASANGAN BATA DENGAN METODE WORK STUDY

PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PENGERJAAN PONDASI PADA PROYEK YANG MENGGUNAKAN UP DOWN CONSTRUCTION DENGAN MENGGUNAKAN METODA KONVENSIONAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN METODE PELAKSANAAN STRUKTUR BASEMENT PADA PEMBANGUNAN SEMINYAK HOTEL DEVELOPMENT

Revisi SNI T C. Daftar isi

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN DENGAN METODE SNI

ANALISA PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGUNAN RUKO DAERAH JAYAPURA-PAPUA TERHADAP DAERAH MANADO-SULAWESI UTARA

KAJIAN KOEFISIEN UPAH KERJA PEKERJAAN PEMASANGAN BATA RINGAN PADA PEMBANGUNAN GEREJA KRISTEN INDONESIA BROMO KOTA MALANG

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. primer dan data sekunder. Data dipeoleh dengan meneliti 16 tenaga kerja

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi

Revisi SNI Daftar isi

MANAJEMEN PROYEK BERBASIS EFISIENSI WAKTU PELAKSANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLRES KABUPATEN PROBOLINGGO

Volume 14 No. 01 Maret 2013 ISSN :

ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN

STUDI ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON DENGAN METODE BOW, SNI DAN LAPANGAN PADA PROYEK IRIGASI BATANG ANAI II

Hendra Taufik Fakultas Teknik Universitas Riau Jalan Kampus Bina Widya Panam Pekanbaru

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

STUDI TENTANG UPAH DAN UPAH LEMBUR TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Revisi SNI Daftar isi

PERENCANAAN ANGGARAN BIAYA PADA PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN BLANG KUTA KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN

ANALISIS FAKTOR BERPENGARUH PADA PERILAKU MANAJER PROYEK DALAM PENCAPAIAN HASIL PROYEK KONSTRUKSI

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENJADWALAN BIAYA SUMBER DAYA PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

Lampiran A...15 Bibliografi...16

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB I PENDAHULUAN. proyek terdiri dari man, materials, machine, money dan method.

Allahlah satu-satunya tempat bergantung. (QS. Al Ikhlaas : 2) (QS. Alam Nasyrah : 6-8)

Transkripsi:

ANALISIS PERBANDINGAN KOEFISIEN HARGA SATUAN PEKERJAAN BERDASARKAN KONDISI AKTUAL, SNI, AHSP, DAN ANALISA K (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN DRAINASE SALURAN LIMBAH TPA TERJUN MARELAN MEDAN) ANALYSIS OF THE UNIT PRICE OF WORK COEFFICIENT COMPARISON BASED ON ACTUAL CONDITION, SNI, AHSP, AND ANALISA K (CASE STUDY:WASTE DRAINAGE PROJECT CONSTRUCTION AT TERJUN LANDFILLS MARELAN MEDAN) Septiaji Pratama 1, Syahrizal 2, Indra Jaya 3 1,2,3 Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jalan Perpustakaan Kampus USU, Medan 20155 Email: septiajiperatama@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya koefisien harga satuan pekerjaan di lapangan, membandingkannya dengan SNI, AHSP, dan Analisa K, mengetahui harga satuan pekerjaan yang paling mendekati kondisi lapangan, dan membandingkan rasio harga satuan pekerjaan di lapangan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien tenaga kerja aktual mandor 0,302; tukang 0,646; pembantu tukang 1,157 untuk membuat 1 m 3 beton. Mandor 0,060; tukang 0,090; pembantu tukang 0,160 untuk pekerjaan 10 kg pembesian. Mandor 0,015; tukang 0,028; pembantu tukang 0,044 untuk pekerjaan 1 m 2 pembekistingan. Nilai koefisien aktual pembetonan dan pembesian lebih besar dibandingkan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K. Namun pada Pembekistingan lebih kecil dibandingkan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K. Harga satuan yang paling mendekati kondisi lapangan pada pekerjaan pembetonan dan pembesian adalah AHSP, sementara pada pekerjaan pembekistingan adalah Analisa K. Rasio perbandingan harga satuan pekerjaan pada pekerjaan pembetonan dan pembesian pada kondisi aktual lebih besar dibandingkan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K, sementara harga satuan pekerjaan pembekistingan lebih kecil dibandingkan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K. Kata Kunci: Man Day, Harga Satuan Pekerjaan, Tempat Pembuangan Akhir ABSTRACT The purpose of this study is to know the amount of unit price of work coefficient in the field, comparing it with SNI, AHSP, and Analisa K, knowing the unit price of the work closest to the field conditions, and comparing the ratio of unit price of work in the field with SNI, AHSP, and Analisa K. Based on the analysis result, the amount of the actual cost index is 0.302 foreman; 0,646 handyman; 1,157 worker to make 1 m 3 concrete. 0,060 foreman; 0,090 handyman; 0,160 worker to work 10 kg iron. 0.015 foreman; 0.028 handyman; 0.044 worker to install 1 m2 formwork. The amaount of actual coefficient of concrete work and iron work is higher than SNI, AHSP, and Analisa K. However, the formwork coefficient is lower than SNI, AHSP, and Analisa K. The unit price closest to the field conditions of the concrete and iron work is AHSP, while the formwork is Analisa K. The ratio of the unit price of work to the concrete and the iron work in the field condition is higher than SNI, AHSP, and Analisa K, while the ratio of the unit price of work in the field is lower than SNI, AHSP, and Analisa K. Keywords: Man Day, Unit Price of Work, Landfills

PENDAHULUAN Salah satu sumber daya yang menjadi faktor penentu keberhasilan penyelenggaraan suatu proyek adalah tenaga kerja (Soeharto, 1995). Tenaga kerja yang berkemampuan kerja yang baik dibutuhkan dalam suatu proyek konstruksi untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan. Penggunaan sumber daya manusia yang kurang tepat bisa mengakibatkan kerugian yang besar pada proyek kontruksi, untuk itu perlu dilakukan analisa harga satuan pekerjaan. Pada kondisi real, tidak semua pekerjaan dapat mengacu pada standar yang telah ditetapkan karena adanya pengaruh faktor lapangan. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan analisis perbandingan harga satuan antara kondisi aktual di lapangan, SNI, AHSP, dan Analisa Kabupaten untuk melihat efektivitas tenaga kerja dan efisiensi analisis harga satuan pekerjaan yang paling tepat pada pekerjaan tersebut. Penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Drainase Saluran Limbah TPA Terjun Marelan Medan. Pengamatan difokuskan pada tenaga kerja mandor, tukang, dan pembantu tukang. Pengukuran hanya dibatasi pada analisa kerja dan waktu, tidak ditinjau upah kerja. Penelitian ini bertujuan mengetahui besarnya koefisien harga satuan pekerjaan di lapangan, membandingkannya dengan SNI, AHSP, dan Analisa K, mengetahui harga satuan pekerjaan yang paling mendekati kondisi lapangan, dan membandingkan rasio harga satuan pekerjaan di lapangan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K. Analisa harga satuan pekerjaan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya bangunan yang didalamnya terdapat angka yang menunjukkan jumlah material, tenaga dan biaya persatuaan pekerjaan. Harga satuan pekerjaan merupakan harga suatu jenis pekerjaan tertentu per satuan tertentu berdasarkan rincian komponen-komponen tenaga kerja, bahan, dan peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan tersebut. Analisa harga satuan pekerjaan merupakan analisa material, upah, tenaga kerja, dan peralatan untuk membuat suatu satuan pekerjaan tertentu yang diatur dalam analisa SNI, AHSP, maupun Analisa Kabupaten/Kota (K), dari hasilnya ditetapkan koefisien pengali untuk material, upah tenaga kerja, dan peralatan segala jenis pekerjaan. Penelitian terdahulu (Yunita, dkk, 2013) menjelaskan bahwa indeks biaya berpengaruh terhadap besarnya harga satuan pekerjaan. Indeks biaya yang biasa digunakan dalam perhitungan analisa harga satuan pekerjaan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI ini menggambarkan rata-rata produktivitas tenaga kerja di Indonesia. Produktivitas tenaga kerja berbeda-beda tergantung pengalaman kerja, budaya daerah asal dan lain-lain. Penetapan produktivitas tenaga kerja pada SNI 7394:2008 masih dilakukan secara padat karya. Inilah penyebab dikeluarkannya peraturan baru oleh kementerian, yaitu Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Cipta Karya 2012 yang sudah menetapkan indeks teanga kerja alat bantu (Rani, dkk, 2011). METODE PENELITIAN Pengumpulan data Data yang diperlukan untuk setiap jenis pekerjaan yang diamati adalah waktu, durasi pengamatan, tenaga kerja, volume pekerjaan, SNI 7394:2008, AHSP 2013, daftar bahan, upah dan daftar analisa harga satuan Kota Medan Tahun 2016. waktu, durasi pengamatan, tenaga kerja, volume pekerjaan diperoleh langsung dari pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan. SNI 7394:2008 diperoleh dari BSN (Badan Standarisasi Nasional). AHSP 2013 diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga. Daftar bahan, upah dan daftar analisa harga satuan Kota Medan Tahun diperoleh dari Dinas Perumahan dan Permukiman Pemerintah Kota Medan Tahun 2016. Pengalaman di lapangan selama 13 hari kerja dimulai dari tanggal 21 November 2016-8 Desember 2016 dengan catatan observasi dilakukan pada kondisi cuaca cerah dan 3 hari bias apabila kondisi cuaca tidak cerah. Observasi dilakukan antara pukul 08.00 12.00 WIB dan pukul 13.00 17.00 WIB.

Pengolahan Data Mulai Data-data yang diperoleh dari hasil observasi langsung di lapangan dibuat dalam suatu tabel observasi. Tabel ini dibuat berdasarkan kegiatan pelaksanaan kerja yang dilaksanakan pada saat proyek berjalan, kemudian dilakukan perhitungan dengan tahapan sebagai berikut. Pengumpulan Data Sekunder Shop Drawing Studi Literatur Data Tenaga Kerja Survei Lokasi Proyek Waktu Pengamatan Pengumpulan Data Primer Durasi Pengamatan Observasi Lapangan Tenaga Kerja Hasil Pekerjaan 1. Menghitung time factor untuk setiap jenis pekerja Time Factor Time factor ditentukan untuk mengetahui besarnya indeks waktu produktif tenaga kerja. Besarnya time factor dihitung dengan persamaan berikut. Koefisien Man Hour Koefisien Man Day...(1) 2. Menentukan besarnya koefisien tenaga kerja Koefisien tenaga kerja ditentukan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja dan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan satu item pekerjaan dengan volume tertentu. Dapat dihitung dengan persamaan berikut....(2) Upah tenaga kerja yang dibayarkan dihitung dalam satuan hari, maka perlu diketahui koefisien man day dari tenaga kerja. Dapat dihitung dengan persamaan. Perbandingan Koefisien dan Rasio Harga Satuan Pekerjaan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K Selesai Gambar 1. Diagram Alir Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Pekerjaan Pembetonan Man Hour Pekerjaan Pembetonan Pekerjaan pembetonan yang dilakukan 1 orang tukang pada tanggal 21 November 2016 dapat menghasilkan volume beton sebesar 0,610 m 3 dalam waktu 175 menit atau sebesar 0,203 m 3 dalam waktu 58,33 menit....(3) Setelah didapatkan hasil koefisien tenaga kerja untuk masing-masing pekerja mandor, tukang dan pembantu tukang pada pekerjaan pembetonan, pembesian, dan pembekistingan, maka selanjutnya akan dibandingkan harga satuan pekerjaan di lapangan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K. Setelah dibandingkan harga satuan pekerjaan, maka selanjutnya dihitung persentase rasio perbandingan harga satuan pekerjaan di lapangan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K. Maka man hour untuk 1 m 3 volume beton pada tanggal 21 November 2016 Dari hasil perhitungan hari pengamatan yang berikutnya kemudian dihitung nilai rataratanya sehingga didapatkan nilai koefisien man day untuk pekerjaan pembetonan sebesar 4,525 jam tenaga kerja/m 3. Man Day Pekerjaan Pembetonan Besarnya koefisien man day untuk 1 m 3 volume beton dalam waktu 7 jam dalam 1

hari kerja untuk jenis tenaga kerja tukang adalah sebagai berikut. Hasil perhitungan untuk jenis tenaga kerja lain dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Koefisien Man Day Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Pembetonan No. Jenis Tenaga Kerja Time Factor Man Hour Man Day Satuan 1. Mandor 0,766 2,113 0,302 OH 2. Tukang 0,860 4,525 0,646 OH 3. Pembantu Tukang 0,860 8,098 1,157 OH Pekerjaan Pembesian Man Hour Pekerjaan Pembesian Pekerjaan pembesian yang dilakukan 1 orang tukang pada tanggal 21 November 2016 dapat menghasilkan volume besi sebesar 50,132 kg dalam waktu 170 menit atau sebesar 16,71 kg dalam waktu 56,67 menit. Dari hasil perhitungan hari pengamatan yang berikutnya kemudian dihitung nilai rataratanya sehingga didapatkan nilai koefisien man day untuk pekerjaan pembesian sebesar 0,064 jam tenaga kerja/kg. Man Day Pekerjaan Pembesian Besarnya koefisien man day untuk 1 kg volume besi dalam waktu 7 jam dalam 1 hari kerja untuk jenis tenaga kerja tukang adalah sebagai berikut. Maka man hour untuk 1 kg volume besi pada tanggal 21 November 2016 Hasil perhitungan untuk jenis tenaga kerja lain dapat dilihat pada tabel 2.. Tabel 2. Koefisien Man Day Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Pembesian No. Jenis Tenaga Kerja Time Factor Man Hour Man Day Satuan 1. Mandor 0,766 0,039 0,006 OH 2. Tukang 0,860 0,064 0,009 OH 3. Pembantu Tukang 0,860 0,114 0,016 OH Pekerjaan Pembekistingan Man Hour Pekerjaan Pembekistingan Pekerjaan pembekistingan yang dilakukan 1 orang tukang pada tanggal 21 November 2016 dapat menghasilkan volume pembekistingan sebesar 6,906 m2 dalam waktu 90 menit atau sebesar 3,45 m2 dalam waktu 45 menit. 1 m2 volume pembekistingan pada tanggal 21 November 2016.

Dari hasil perhitungan hari pengamatan yang berikutnya kemudian dihitung nilai rataratanya sehingga didapatkan nilai koefisien Man Day untuk pekerjaan pembekistingan sebesar 0,197 jam tenaga kerja/. Man Day Pekerjaan Pembekistingan Besarnya koefisien man day untuk 1 m2 volume pembekistingan dalam waktu 7 jam dalam 1 hari kerja untuk jenis tenaga kerja tukang adalah sebagai berikut. Hasil perhitungan untuk jenis tenaga kerja lain dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Koefisien Man Day Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Pembekistingan No. Jenis Tenaga Kerja Time Factor Man Hour Man Day Satuan 1. Mandor 0,766 0,102 0,015 OH 2. Tukang 0,860 0,197 0,028 OH 3. Pembantu Tukang 0,860 0,310 0,044 OH Rasio Perbandingan Man Day Rasio Perbandingan Man Day Pekerjaan Pembetonan Perbandingan besarnya koefisien tenaga kerja untuk 1 m 3 pekerjaan pembetonan berdasarkan kondisi aktual, SNI, AHSP, dan Analisa K dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. Gambar 3. Koefisien Man Day untuk 10 kg Pekerjaan Pembesian Rasio Perbandingan Man Day Pekerjaan Pembekistingan Gambar 2. Koefisien Man Day untuk 1 m 3 Pekerjaan Pembetonan Perbandingan besarnya koefisien tenaga kerja untuk 1 m 2 pekerjaan pembekistingan berdasarkan kondisi aktual, SNI, AHSP, dan Analisa K dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. Rasio Perbandingan Man Day Pekerjaan Pembesian Perbandingan besarnya koefisien tenaga kerja untuk 10 kg pekerjaan pembesian berdasarkan kondisi aktual, SNI, AHSP, dan Analisa K dapat dilihat pada Gambar 3 berikut. Gambar 4. Koefisien Man Day untuk 1 m 2 Pekerjaan Pembekistingan

Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan perbandingan harga satuan pekerjaan pemebetonan, pembesian, dan pembekistingan di lapangan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K adalah sebagai berikut. Tabel 4. Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan antara Kondisi Aktual, SNI, AHSP, dan Analisa K Jenis Pekerjaan Harga Satuan Pekerjaan Aktual (Rp.) SNI (Rp.) AHSP (Rp.) Analisa K (Rp.) Pembetonan 1.313.601,52 1.173.031,05 1.240.507,30 1.141.323,40 Pembesian 21.665,84 19.474,10 19.520,68 19.474,10 Pembekistingan 178.642,78 377.033,25 303.375,75 293.738,75 Gambar 5. Harga Satuan Pekerjaan Pembetonan Kondisi Aktual, SNI, AHSP dan Analisa K Harga satuan pekerjaan yang paling mendekati kondisi lapangan yaitu harga satuan pekerjaan pada AHSP sebesar Rp. 1.240.507,30 dimana pada kondisi lapangan sebesar Rp. 1.313.601,52. Gambar 7. Harga Satuan Pekerjaan Pembekistingan Kondisi Aktual, SNI, AHSP dan Analisa K Harga satuan pekerjaan yang paling mendekati kondisi lapangan yaitu harga satuan pekerjaan pada Analisa K sebesar Rp. 293.738,75 dimana pada kondisi lapangan sebesar Rp. 178.642,78. Dari perbandingan harga satuan pekerjaan yang didapatkan, maka persentase perbandingan antara kondisi di lapangan dengan SNI untuk pekerjaan pemebetonan dapat ditentukan sebagai berikut. Gambar 6. Harga Satuan Pekerjaan Pembesian Kondisi Aktual, SNI, AHSP dan Analisa K Harga satuan pekerjaan yang paling mendekati kondisi lapangan yaitu harga satuan pekerjaan pada AHSP sebesar Rp. 19.520,68 dimana pada kondisi lapangan sebesar Rp. 21.665,84. Dari perhitungan didapatkan harga satuan pekerjaan 1 m 3 pembetonan di lapangan lebih besar 11,98% dari perhitungan harga satuan pekerjaan pembetonan SNI. Hasil perhitungan rasio persentase harga satuan pekerjaan untuk masing-masing pekerjaan pembetonan, pembesian, dan pembekistingan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut

Tabel 6. Rasio Persentase Harga Satuan Pekerjaan antara Kondisi Aktual dengan SNI, AHSP, dan Analisa K Rasio Persentase (%) Jenis Pekerjaan Aktual-SNI Aktual-AHSP Aktual-Analisa K Pembetonan 11,98 5,89 15,09 Pembesian 11,25 10,99 11,25 Pembekistingan -52,62-41,12-39,18 KESIMPULAN Berdasarkan pengamatan di lapangan, didapatkan besarnya koefisien harga satuan pekerjaan untuk pekerjaan 1 m 3 beton adalah 0,302 mandor; 0,646 tukang; dan 1,157 pembantu tukang. Koefisien harga satuan pekerjaan untuk pekerjaan 10 kg pembesian adalah 0,060 mandor; 0,090 tukang; dan 0,160 pembantu tukang. Koefisien harga satuan pekerjaan pada pekerjaan untuk pekerjaan 1 m 2 pembekistingan adalah 0,015 mandor; 0,028 tukang; dan 0,044 pembantu tukang Perbandingan besarnya koefisien harga satuan pekerjaan untuk tenaga kerja mandor, tukang, dan pembantu tukang berdasarkan kondisi lapangan (aktual) dengan SNI, AHSP, dan Analisa K adalah sebagai berikut: a. Pekerjaan 1 m 3 Pembetonan Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan nilai koefisien untuk tenaga kerja mandor sebesar 0,302 lebih besar dibandingkan dengan SNI 0,083; AHSP 0,132; dan Analisa K 0,071. Untuk tukang didapatkan nilai koefisien aktual sebesar 0,646 sedangkan SNI 0,275; AHSP 0,189 dan Analisa K 0,336. Untuk pembantu tukang didapatkan nilai koefisien aktual sebesar 1,157 lebih kecil dibandingkan SNI 1,650 dan AHSP 1,323; namun lebih besar dari Analisa K 0,708. b. Pekerjaan 10 kg Pembesian Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan nilai koefisien untuk tenaga kerja mandor sebesar 0,060 lebih besar dibandingkan dengan SNI 0,004; AHSP 0,070; dan Analisa K 0,004. Untuk tukang didapatkan nilai koefisien aktual sebesar 0,090 sedangkan SNI 0,070; AHSP 0,070; dan Analisa K 0,070. Untuk pembantu tukang didapatkan nilai koefisien aktual sebesar 0,160 lebih besar dibandingkan SNI 0,070; AHSP 0,070; dan Analisa K 0,070. c. Pekerjaan 1 m 2 Pembekistingan Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan nilai koefisien untuk tenaga kerja mandor sebesar 0,015 lebih kecil dibandingkan dengan SNI 0,033; AHSP 0,060; namun lebih besar dari Analisa K 0,005. Untuk tukang didapatkan nilai koefisien aktual sebesar 0,028 sedangkan SNI 0,330; AHSP 0,300; dan Analisa K 0,260. Untuk pembantu tukang didapatkan nilai koefisien aktual sebesar 0,044 lebih kecil dibandingkan SNI 0,660; AHSP 0,660; dan Analisa K 0,300 Berdasakan hasil perhitungan, harga satuan pekerjaan yang paling mendekati kondisi lapangan antara SNI, AHSP, dan Analisa K adalah sebagai berikut. a. Pekerjaan 1 m 3 Pembetonan adalah AHSP sebesar Rp. 1.240.507,30 dimana pada kondisi lapangan sebesar Rp. 1.313.601,52. b. Pekerjaan 10 kg Pembesian adalah AHSP sebesar Rp. 19.520,68 dimana pada kondisi lapangan sebesar Rp. 21.665,84. c. Pekerjaan 1 m 2 Pembekistingan adalah Analisa K sebesar Rp. 293.738,75 dimana pada kondisi lapangan sebesar Rp. 178.642,78. Rasio perbandingan harga satuan pekerjaan antara kondisi di lapangan dengan SNI, AHSP, maupun Analisa K adalah sebagai berikut. a. Pada pekerjaan 1 m 3 pembetonan, didapatkan harga satuan pekerjaan di lapangan lebih besar 11,98% dibandingkan dengan harga satuan pekerjaan SNI. Sementara harga satuan

pekerjaan antara lapangan dan Analisa K sebesar 15,09%, dan bila dibandingkan dengan AHSP, harga satuan pekerjaan di lapangan lebih besar 5,89%. b. Pada pekerjaan 10 kg pembesian, didapatkan perbandingan harga satuan di lapangan dengan AHSP sebesar 10,99%. Sementara bila dibandingkan dengan SNI dan Analisa K, Harga satuan pekerjaan di lapangan lebih besar 11,25%. c. Pada pekerjaan 1 m 2, didapatkan harga satuan pekerjaan di lapangan lebih kecil dibandingkan dengan harga satuan pekerjaan menurut SNI, AHSP, dan Analisa K, dengan masing-masing rasio perbandingan sebesar 52,62%; 41,12%; dan 39,18%. DAFTAR PUSTAKA Arruan, Arthur. 2014. Analisis Koefisien Harga Satuan Tenaga Kerja di Lapangan dengan Membandingkan Analisis SNI dan Analisis BOW pada Pembesian dan Bekisting Kolom. Manado: Universitas Sam Ratulangi. Ashworth, Allan. 1994. Perencanaan Biaya Bangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan. 2015. Medan Dalam Angka 2014. Medan. Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 7394:2008 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan. Indonesia. Bashari, Khubab. Dkk. 2014. Analisa Koefisien Produktivitas Tenaga Kerja pada Pekerjaan Pembesian. Semarang: Universitas Diponegoro. Chasin, James A., and Ralph. S. Polimeni. 1986. Akuntansi Biaya, Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Dinas Perumahan dan Permukiman. 2016. Daftar Harga Upah dan Bahan; Daftar Analisa Harga Satuan Pekerjaan. Medan Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek Konstruksi Jilid 2. Yogyakarta: Kanisius. Djojohadikusumo, Sumitro. 1981. Indonesia dalam Perkembangan Dunia Kini dan Masa Datang. Jakarta: LP3SE. Ervianto, I Wulfram. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi. Ibrahim Bachtiar, H. 1994. Rencana & Estimate Real of Cost. Jakarta: Bumi Aksara. Kementerian Pekerjaan Umum. 2013. Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. Indonesia. Mukomoko, J. A. 1985. Dasar-Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan. Jakarta: Gaya Media Pratama. Musanef. 1986. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta: Rajawali. Saksono, Slamet. 2001. Administrasi Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius. Simanjuntak, Payaman J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: FE UI. Sinungan, Muchdarsyah. 1997. Produktivitas, Apa dan Bagaimana. Jakarta: Karunika UT. Soeharto, Iman. 1989. Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta: Erlangga. Soetarno, R. 1986. Ensiklopedia Ekonomi. Semarang: Dahara Prize. Susanto, Astrid S. 1984. Sosiologi Pembangunan. Bandung: Bina Cipta. Wuryanti, Wahyu. 2010. Standardisasi Pedoman Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung. Banjarmasin: Prosiding PPI Standarisasi. Yunita, A. M. 2013. Analisa Indeks Biaya untuk Pekerjaan Beton Bertulang dengan Menggunakan Metode SNI 7394-2008 dan Lapangan (Studi Kasus pada Proyek Pembangunan Asrama STIKES CHMK Tahap III). Kupang: Universitas Nusa Cendana