Seminar Nasional Kewirausahaan & Inovasi Bisnis VI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan lingkungan pemanasan global dan penggunaan mesin-mesin, yang tidak ramah

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BISNIS PEMBESARAN MURAI BATU SEBAGAI SARANA MENUJU MAHASISWA MANDIRI BIDANG KEGIATAN: PKM-K.

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

PENYUSUNAN RENCANA USAHA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROPOSAL USAHA PENGGEMUKAN DOMBA ANAM Farm

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BUSINESS PLAN. Afifudin, SE., M.SA.,Ak

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PERANCANGAN BISNIS USAHA PETERNAKAN BURUNG LOVEBIRD

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Perkiraan Jumlah Burung yang dipelihara (dalam ribuan ekor) Sumber: Burung Berkicau (2010)

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Usaha Peternakan dalam Undang-Undang Pokok kehewanan, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. industri-industri dan bertumbuhnya (growth) industri-industri dan perusahaan.

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA KPRI SETIA KAWAN KECAMATAN TEKUNG KABUPATEN LUMAJANG TAHUN BUKU

HOBY KENARI BISA JADI USAHA RINGAN, MURAH DAN MENGUNTUNGKAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Stoner (2004: 7) manajemen adalah proses merencanakan,

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

Fotografer Freelance, Kantongi Laba Dari Moment Istimewa

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal

BAB I PENDAHULUAN. semakin dilirik oleh para penghobi burung kicauan diberbagai daerah.

FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

Hisrich,Peter, 1995:113, yang mengemukakan bahwa bisnis plan adalah:... The business plan is a written

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

PENILAIAN BISNIS PADA PT HM SAMPOERNA, TBK MENGGUNAKAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN

FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1

I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan yang semakin luas,

BISNIS PETERNAKAN BEBEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online

BAB IV PROFIL KOMUNITAS KICAU MANIA SALATIGA

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

RENCANA BISNIS Business Plan

PROPOSAL USAHA KECIL MENENGAH (KRIPIK IKAN MUJAIR)

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR)

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

EVALUASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN Oleh : Taufik Dwi Laksono

IV. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN LABA PADA RUMAH MAKAN ULU BETE LAUT DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA. I Ketut Patra¹ Agus Salim²

ABSTRACT. Keywords: capital budgeting, investment, expansion, payback period, net present value, internal rate of return UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PADA CREDIT UNION KHATULISTIWA BAKTI KOTA PONTIANAK

IV. METODE PENELITIAN

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala

Pengertian dan Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis

Enceng Sobari. Trik Jitu menangkarkan Lovebird. Sang Burung Primadona

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh: UNIVERSITAS SEBELAS MARET

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

INTI DAN SYARAT LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS Oleh : Risman suryatman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

ANALISIS TREND PENJUALAN DAN PROSPEK USAHA OBAT PHYLLANTHUS PADA AGROINDUSTRI OBAT TRADISIONAL TRADIMUN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL KONVEKSI DI KAWASAN PIK PULOGADUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa

RANGRANG DALAM TOPLES KELOMPOK BUDIDAYA KROTO

Karya Ilmiah Peluang Bisnis

Profil UMKM Sepatu dan Sandal di Kecamatan Medan Denaiˏ Kota Medan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek 2.2 Pengertian Bisnis 2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

BAB II LANDASAN TEORI

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENANGKARAN BURUNG PARKIT (Melopsittacus undulatus)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan ekonomi negara menjadi isu hangat yang sering diperbincangkan. Perkembangan ekonomi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

dwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Transkripsi:

ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS PENANGKARAN BURUNG MURAI BATU SUMATRA (Survei Terhadap Penangkar Burung Murai Batu Sumatra di Kota Bandung) Fadhlan Ridhwana Sujana Universitas Widyatama, Bandung, Jawa Barat. Email : Fadhlan.ridhwana@widyatama.ac.id ABSTRAK Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat, berbagai bidang usaha banyak dilirik oleh para pelaku usaha di Indonesia, antara lain; bidang otomotif, kuliner, fashion, flora fauna, dll. Bidang usaha flora fauna menjadi suatu pilihan bagi para pelaku usaha untuk melaksanakan kegiatan bisnisnya, salah satunya dengan menangkarkan burung Murai Batu Sumatra. Hal ini dikarenakan burung Murai Batu Sumatra yang mempunyai ciri khas suara merdu dan ekor yang panjang ini masih diminati banyak penghobi. Hampir punahnya burung Murai Batu Sumatra di hutan karena penangkapan liar dan adanya regulasi baru dalam lomba burung yaitu harus melombakan burung hasil penangkaran menjadi alasan bahwa menangkarkan burung Murai Batu Sumatra merupakan peluang usaha yang cukup menguntungkan. Akan tetapi pada saat menangkarkan burung Murai Batu Sumatra tentu banyak hal yang harus diperhatikan antara lain kualitas produk yang dihasilkan dan resiko bisnis, sehingga diperlukan studi kelayakan bisnis dalam menangkarkan burung Murai Batu Sumatra ini. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kelayakan bisnis penangkaran Murai Batu Sumatra agar dapat menghindari resiko kerugian, memudahkan perencanaan dan pelaksanaan bisnis. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi literature. Penelitian ini menggunakan Metode ROI dan Analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian dari aspek kualitas, aspek pemasaran dan aspek teknis bahwa menangkarkan burung Murai Batu Sumatra merupakan suatu bisnis yang layak dijalankan dan berpotensi menghasilkan keuntungan yang besar dalam jangka panjang. Kata Kunci : Studi Kelayakan Bisnis, Murai Batu Sumatra. Analysis of Business Feasibility Study of Breeding White Rumped Shama Birds (A Survey on White Rumped Shama Bird Breeder in Bandung) Fadhlan Ridhwana Sujana Widyatama University, Bandung, West Java. Email : Fadhlan.ridhwana@widyatama.ac.id ABSTRACT The current development of business is very rapid, various business sectors are squinted by many businesses in Indonesia, among others; automotive, culinary, fashion, flora and fauna, etc. The business sectors of flora and fauna become an option for businesses to carry out its business activities, one of them is White Rumped Shama bird farm. It is because White Rumped Shama birds which have characteristics of melodious voice and long tail are still in demand of hobbyists. The near-extinction of White Rumped Shama birds in the forests of Sumatra is due to illegal arrests and the new regulation of bird contest namely holding 166

a contest of bird catch is reason that breeding White Rumped Shama birds is business opportunity which quite profitable. At the time of breeding White Rumped Shama birds, however, there is certainly a lot of things that must be considered including the quality of the products and the business risks, so that it needs business feasibility study in breeding White Rumped Shama birds. This study aims to examine the business feasibility of breeding White Rumped Shama in order to avoid the risk of losses, facilitate the business plan and execution. The data collection techniques are observation, interview, documentary and literature study. This study uses ROI method and SWOT Analysis. Based on the results from the quality, marketing, and technical aspects found that breeding White Rumped Shama birds is a business that is feasible and has the potential to generate great profits in the long term. Keywords : Business Feasibility Study, White Rumped Shama. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat, berbagai bidang usaha banyak dilirik oleh para pelaku usaha di Indonesia, antara lain ; bidang otomotif, kuliner, fashion, flora fauna, dll. Bidang usaha flora fauna menjadi suatu pilihan bagi para pelaku usaha untuk melaksanakan kegiatan bisnisnya, salah satunya dengan menangkarkan burung Murai Batu Sumatra. Hal ini dikarenakan burung Murai Batu Sumatra yang mempunyai ciri khas suara merdu dan ekor yang panjang ini masih diminati banyak penghobi. Burung murai batu Sumatra merupakan salah satu jenis burung yang istimewa dan sangat populer di kalangan penggemar burung berkicau. Di Indonesia pecinta burung murai batu Sumatra sangat banyak yaitu sekitar 70.000 penggemar burung murai batu dan di Kota Bandung penggemar burung murai batu Sumatra sekitar 6.200 orang (Sumber: KPMBI 2016 & AMBB 2016). Banyaknya penggemar burung Murai Batu Sumatra inilah yang menjadikan pasar yang menjanjikan bagi para pengusaha untuk mencoba menangkarkan burung murai batu Sumatra. Selain itu hampir punahnya burung Murai Batu Sumatra di hutan karena penangkapan liar dan adanya regulasi baru dalam lomba burung yaitu harus melombakan burung hasil penangkaran menjadi alasan kuat untuk menjalankan usaha ini. Menangkarkan burung murai batu Sumatra selain dapat menyalurkan hobi juga dapat menghasilkan keuntungan dari bisnis ini. Perawatan yang relatif mudah dan juga kemudahan burung murai batu Sumatra untuk diternakan menjadikan para penggemar murai burung terutama pemula banyak yang memelihara burung murai batu Sumatra dan mencoba menangkarkannya. Akan tetapi segi kualitas burung jarang diperhatikan oleh para penggemar pemula bahkan penggemar yang telah lama menyukai burung ini. Dalam menangkarkan burung murai batu Sumatra para penangkar harus dapat mengcetak burung sesuai dengan standar loba burung berkicau, inilah yang disebut dengan burung murai batu Sumatra berkualitas. Dalam tulisan Wulan Susanti (http://www.mediaronggolawe.com), pakem penilaian di dalam lomba burung berkicau dapat dijadikan acuan antara lain : 1. Suara Suara burung anda bagus dan tembakannya juga rajin belum tentu bisa jadi juara karena tentu saja suara dengan irama yang tidak beraturan tidak akan dinilai baik oleh para pengadil lapangan. Suara yang dinilai oleh juri di lapangan kontes biasanya meliputi irama, volume, dan mutu suara. 167

2. Gaya Gaya lebih tertuju pada penampilan burung, setiap burung punya gaya tarung yang berbeda masing-masing mempunyai gaya dan juga ciri khas yang berbeda. Untuk murai batu gaya yang biasanya menjadi poin plus itu gaya yang energik dari satu tenggeran ke tenggeran lain sambil menggerakan seluruh tubuhnya termasuk juga ekor yang naik turun. 3. Kestabilan Kestabilan adalah saat burung murai batu anda berkicau dari awal digantang hingga akan beres penilaian dan tentunya dengan variasi suara yang dikeluarkan lebih banyak. 4. Tidak nakal Murai batu saat dikonteskan tidak nakal, nakal artinya lompat sana-sini naik turun tenggeran. Standar atau pakem penilaian tersebut perlu diperhatikan dalam mencetak burung murai batu Sumatra berkualitas lomba. Dalam menangkarkan burung murai batu Sumatra pun tentu tidaklah mudah tetapi banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari ketidakstabilan kondisi ekonomi yang mengakibatkan fluktuatifnya harga pakan burung dan juga sulitnya mendapatkan indukan burung murai batu yang berkualitas menjadikan penangkaran burung murai batu Sumatra sebagai tantangan bisnis. Kondisi di masa yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan dalam memulai bisnis ini, dimana pertimbangan tersebut dapat diperoleh melalui suatu bisnis terhadap berbagai aspek mengenai kelayakan suatu bisnis yang akan dijalankan Maka dari itu situasi seperti inilah yang membuat penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang Analisis Studi Kelayakan Bisnis Penangkaran Burung Murai Batu Sumatra Rumusan Masalah 1. Bagaimana Gambaran Bisnis Penangkaran Murai Batu di Kota Bandung dari berbagai aspek. 2. Bagaimana Analisis Studi Kelayakan Bisnis Penangkaran Burung Murai Batu Sumatra di Kota Bandung. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Gambaran Bisnis Penangkaran Murai Batu di Kota Bandung dari berbagai aspek 2. Untuk Mengetahui Kelayakan Bisnis Penangkaran Burung Murai Batu Sumatra di Kota Bandung TINJAUAN LITERATUR Studi kelayakan bisnis Studi kelayakan bisnis (Danang Sunyoto, 2014) adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu aspek hukum, aspek keuangan, aspek sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek perilaku konsumen, aspek teknis dan teknologi, aspek sumber daya manusia dan organisasi, dimana semua itu digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan. 168

Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan (Husein Umar, 2005). Pengertian studi kelayakan bisnis ditinjau dari susunan katanya sebagai berikut : Studi: Mempunyai arti kata untuk mencari tahu sesuatu melalui pembelajaran tertentu. Kelayakan: Mempunyai arti kata yang sesuai atau baik, dalam hal ini karena berkaitan dengan usaha maka dapat pula diartikan sebagai laba. Proyek: Merupakan suatu kegiatan yang bersifat merubah sesuatu atau membuat sesuatu sehingga bisa bersifat sosial dan jangka panjang. Bisnis atau usaha: Merupakan kegiatan atau usaha untuk menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan mendapatkan laba dari kegiatan tersebut. Pentingnya studi kelayakan bisnis Studi kelayakan bisnis penting untuk dilaksanakan baik pada yang baru akan dijalankan maupun kepada pengembangan dari usaha yang telah ada. Hal ini dikarenakan dalam melakukan suatu proyek bisnis digunakan masukan-masukan berupa sumber daya maupun sumber dana. Sumber daya dan sumber dana yang digunakan ini jumlahnya terbatas. Agar tidak terjadi pemborosan maka perlu dilakukan penelitian apakah proyek bisnis yang akan dilaksanakan akan menguntungkan atau tidak. Para Pihak yang memerlukan Studi Kelayakan Bisnis Berkas studi kelayakan bisnis yang telah dinyatakan layak untuk direalisasikan, dibutuhkan oleh banyak pihak yang memerlukannya sebagai bahan masukan utama dalam rangka pengkajian ulang, untuk turut serta menyetujui atau sebaliknya menolak kelayakan laporan tadi sesuai dengan kepentingannya. Dapat saja terjadi suatu proyek bisnis yang telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan pada akhirnya tidak dapat dilaksanakan. Misalnya, pengambil keputusan akhir menolak, bukan saja karena laporan tadi merupakan hasil rekayasa atau tidak objektif, tetapi dapat saja karena adanya intervensi pihak lain yang merasa kepentingannya tidak dipenuhi. Terlepas dari kenyataan di atas, pihak-pihak yang membutuhkan laporan SKB dapat dijelaskan sbb: 1. Pihak Investor Jika hasil studi kelayakan bisnis yang telah dibuat ternyata layak untuk direalisasikan, pendanaannya dapat mulai dicari, misalnya dengan mencari investor atau pemilik modal yang mau menanamkan modalnya pada proyek yang akan dikerjakan. 2. Pihak Kreditor Pendanaan proyek dapat juga diperoleh dari bank. Pihak bank perlu mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat terebut termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain, misalnya bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimiliki perusahaan sebelum memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak. 3. Pihak Manajemen Perusahaan Pembuatan suatu studi kelayakan bisnis dapat dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan selain dibuat sendiri oleh pihak internal perusahaan. Terlepas dari siapa yang membuat, jelas bagi manajemen bahwa pembuatan proposal ini merupakan suatu upaya dalam 169

rangka merealisasikan ide proyek yang ujung-ujungnya bermuara pada peningkatan usaha dalam rangka meningkatkan laba perusahaan. 4. Pihak Pemerintah dan Masyarakat Studi kelayakan bisnis yang disusun perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena bagaimanapun pemerintah secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan devisa negara, penggalakan ekspor non migas dan pemakaian tenaga kerja massal merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi. Proyek-proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintah inilah yang diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsidi ataupun keringan pajak. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis Tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Sebab bagi penanam modal, studi kelayakan merupakan gambaran tentang usaha atau proyek yang akan dikerjakan dan melalui studi kelayakan, mereka akan dapat mengetahui prospek perusahaan dan kemungkinan-kemungkinan yang akan diterima. (Danang Sunyoto, 2014) Tahapan Studi Kelayakan Bisnis Berikut ini tahapan studi kelayakan bisnis secara umum (Danang Sunyoto, 2014): 1. Penemuan Ide Agar dapat menghasilkan ide proyek yang dapat menghasilkan produk yang laku untuk dijual dan menguntungkan diperlukan penelitian yang terorganisasi dengan baik serta dukungan sumber daya yang memadai. 2. Tahap Penelitian Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan memakai metode ilmiah. 3. Tahap Evaluasi Proyek Evaluasi yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. 4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak Setelah dipilih usulan proyek yang akan direalisasikan, perlu dibuat suatu rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri. Mulai dari menentukan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen, dan lain-lain 5. Tahap Rencana Pelaksanaan Proyek Bisnis Setelah dipilih usulan proyek yang akan direalisasikan, perlu dibuat suatu rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri. Mulai dari menentukan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen, dan lain-lain. 6. Tahap Pelaksanaan Proyek Bisnis Setelah semua persiapan yang harus dikerjakan selesai disiapkan, tahap pelaksanaan proyek pun dimulai. Semua tenaga pelaksana proyek, mulai dari 170

pemimpin proyek sampai pada tingkat yang paling bawah, harus bekerja sama dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rencana yang telah diterapkan. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis Aspek yang terdapat dalam studi kelayakan bisnis antara lain (Danang Sunyoto, 2014): 1. Aspek Pemasaran dan Pasar 2. Aspek Perilaku Konsumen 3. Aspek Sumber Daya Manusia 4. Aspek Organisasi 5. Aspek Akuntansi 6. Aspek Manajemen Operasional dan Teknologi 7. Aspek Keuangan 8. Aspek Hukum 9. Aspek Politik, Ekonomi, Sosial dan Lingkungan Hidup. METODE PENELITIAN Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Return of Invesment (ROI) dan metode analisis SWOT. Objek dalam penelitian ini adalah para penangkar burung murai batu Sumatra di Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah para penangkar burung murai batu Sumatra di Kota Bandung berjumlah 15 penangkar. Sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 10 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu. (Suharsimi Arikunto, 2002) Data sekunder diperoleh dari pihak lain dan sumber umum (buku teks, ensiklopedi, internet, majalah, surat kabar, jurnal, bulletin). 1. Adapun yang menjadi sumber data primer penelitian ini adalah berupa wawancara dan observasi terhadap penangkar burung murai batu Sumatra di Kota Bandung 2. Sumber data sekunder, merupakan data yang diperoleh oleh peneliti tidak secara langsung dari objek penelitian, yang sifatnya membantu dan memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam hal ini peneliti merupakan tangan kedua yang memanfaatkan data yang sebelumnya telah diolah oleh pihak lain. Adapun yang menjadi sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan literature penangkar burung murai batu Sumatra di Kota Bandung. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Aspek Pemasaran Menangkarkan burung murai batu Sumatra merupakan usaha yang menjanjikan. Aspek pemasaran pun tidak diragukan karena di Kota Bandung permintaan akan burung murai batu Sumatra yang berkualitas masih sangat tinggi. Penggemar yang mencapai 6000 orang di Kota Bandung merupakan potensi pasar yang luas. Bahkan penangkar bisa menjual ke luar kota bahkan luar provinsi. 171

Penangkarpun dapat melakukan promosi di berbagai media mulai dari media sosial, di arena lomba, surat kabar, majalah bahkan dari mulut ke mulut. Analisis SWOT Peluang Pangsa Pasar yang luas Banyaknya penggemar MB Sumatra Masih Sedikitnya Penangkar MB Sumatra Ancaman Kekuatan pesaing baru. Harga pakan yang mahal fluktuatif Perubahan cuaca yang menyebabkan burung MB Sumatra sakit Kekuatan Kualitas burung MB Sumatra yang baik. Harga yang relatif terjangkau Pengetahuan penangkaran yang baik S+O Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen Terus-menerus meningkatkan kualitas MB Sumatra Menjaga Kestabilan harga MB Sumatra S+T Menghasilkan MB Sumatra silangan baru yang lebih unggul dari pesaing. Menetapkan harga yang rendah untuk mencegah dari ancaman pendatang baru. Menjaga kesehatan burung MB Sumatra Kelemahan Kurangnya pengalaman. Lahan yang terbatas Fasilitas kurang W+O Melakukan Promosi Memaksimalkan lahan untuk pengembangan bisnis penangkaran MB Sumatra Meningkatkan fasilitas penangkaran W+T Mempertahankan kualitas produk Menyiasati perubahan harga pakan Melakukan diferensiasi produk MB Sumatra yang lebih tahan cuaca ditunjang dengan fasilitas yang lebih baik - Aspek Sumber Daya Manusia Dari segi SDM tentu penangkar haruslah memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang kualitas burung murai batu Sumatra. Mulai dari asal daerah dan juga karakter yang dimiliki oleh indukan burung. Selain itu pegawai atau perawat burung haruslah orang yang mempunyai ketekunan, kesabaran serta pengetahuan bagaimana cara merawat burung indukan dan burung anakan sampai siap jual. Aspek Operasional dan Teknologi Segi operasional dalam menangkarkan burung murai batu Sumatra tentu harus diperhatikan mulai dari ketersediaan bahan baku pakan dan juga vitamin, kandang ternak burung murai batu Sumatra yang sesuai standar, peralatan untuk menyimpan pakan, tempat bertelur sampai tempat pemandian burung. Sedangkan dari segi teknologi 172

digunakannya alat tetas telor yang membuat efisiensi dalam beternak murai batu Sumatra ini dan juga meminimalisir resiko kegagalan produksi. - Aspek Keuangan Analisis Usaha penangkaran burung murai batu Sumatra : Biaya Investasi No Uraian Jumlah 1 Kandang Ternak (10 x Rp. 1.000.000,-) Rp. 10.000.000,- 2 Peralatan Rp. 2.000.000,- 3 Indukan 10 pasang Rp. 100.000.000,- 4 Sangkar Pembesaran Rp. 3.000.000,- 5 Sangkar Umbaran Rp. 2.000.000,- Total Rp. 117.000.000,- Biaya Operasional Produksi Biaya Tetap No Uraian Jumlah 1 Penyusutan Indukan 10 pasang Rp. 20.000.000,- 2 Penyusutan Kandang Ternak Rp. 2.000.000,- 3 Penyusutan Peralatan Rp. 400.000,- 4 Penyusutan Sangkar Pembesaran Rp. 600.000,- 5 Penyusutan Sangkar Umbaran Rp. 400.000,- 6 Gaji Tenaga Kerja ( 12 x Rp. 1.500.000,-) Rp. 18.000.000,- Total Rp. 41.400.000,- Biaya Tidak Tetap No Uraian Jumlah 1 Pakan ternak (10 kandang x Rp. 1.500.000,-) Rp. 15.000.000,- 2 Vitamin (10 kandang x Rp. 300.000,-) Rp. 3.000.000,- 3 Listrik Rp. 2.000.000.- Total Rp. 20.000.000,- TOTAL BIAYA Rp 61.400.000,- Total Harta Investasi + Total Biaya = Rp. 117.000.000,- + Rp 61.400.000,- = Rp. 178.400.000,- Hasil Usaha Satu pasang indukan burung murai batu dalam setahun produksi 3 kali, sekali produksi 3 ekor anak dengan rata-rata 2 anak jantan dan 1 anak betina. Anak jantan dijual dengan harga Rp. 2.000.000,- per ekor dan anak betina dijual dengan harga Rp. 1.000.000,- per ekor. Jadi sekali produksi dalam sepasang indukan menghasilkan Rp. 5.000.000,- Hasil Usaha = 10 pasang x 3 kali produksi x Rp. 5.000.000,- = Rp. 150.000.000,- Laba bersih = (Rp. 150.000.000,-) (Rp 61.400.000,-) = Rp. 88.600.000,- Metode Return of Investment (ROI) ROI = (Laba Usaha : Total Harta) x 100 % ROI = (Rp. 88.600.000,- : 178.400.000,-) x 100 % = 49,66 % / Tahun 173

Berarti total harta yang diinvestasikan untuk usaha selama setahun menghasilkan laba sebesar 49,66% dari total hartanya, sehingga usaha penangkaran murai batu Sumatra ini layak untuk dilaksanakan. - Aspek Ekonomi dan Lingkungan Hidup Penangkaran burung murai batu Sumatra dapat meningkatkan perekonomian pelaku usaha dikarenakan bisnis ini cukup menguntungkan dan juga perekonomian Indonesia. Dari segi lingkungan hidup tentu dengan adanya penangkaran atau budidaya burung murai batu Sumatra ini dapat melestarikan kelangsungan hidup murai batu Sumatra yang saat ini populasi di hutan Sumatra sudah semakin memprihatinkan dikarenakan penangkapan liar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Usaha penangkaran burung murai batu Sumatra merupakan bisnis yang menjanjikan, pangsa pasar yang luas dan untuk menjaga kelestarian burung khas pulau Sumatra ini tetap terjaga. Bisnis ini pun layak untuk dilakukan dikarenakan dapat memberikan keuntungan yang besar dengan menghasilkan laba sebesar 49,66%. Saran Bisnis penangkaran murai batu Sumatra sebaiknya dikembangkan oleh para pelaku bisnis di bidang ini. Pengembangan kualitas dan cara menangkarkan burung ini haruslah diperhatikan dalam berbagai aspek kelayakan bisnisnya. Walaupun bisnis ini cukup menjanjikan dan layak dilaksanakan namun memproduksi murai batu Sumatra dengan silangan bibit unggul diperlukan untuk menciptakan varian baru dan tentunya lebih berkualitas lagi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan Kesebelas, Edisi Revisi IV. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sunyoto, Danang. (2014). Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: CAPS. Umar, Husein. (2005). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT Raja Grafindo persada. Umar, Husein. (2005). Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. http://www.mediaronggolawe.com/pakem-penilaian-murai-batu-di-lapangankontes.html [Diakses pada tanggal 1 maret 2016] https://omkicau.com/2013/06/24/tips-sukses-penangkaran-murai-batu-jadikan-bisnismurni-bukan-sekadar-hobi/ [Diakses pada tanggal 1 maret 2016] 174