BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia. Salah satu cara yang digunakan dalam meningkatkan kualitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM LEARNING

SKRIPSI OLEH : LELY NURMITASARI NPM : PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini. Ilmu yang memiliki pengaruh yang besar untuk memacu

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB II KAJIAN TEORI. diungkapkan kembali oleh siswa. 1. siswa adalah kemampuan yang ada pada diri siswa untuk menerima,

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam pembelajaran matematika. Matematika adalah ilmu

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Memecahkan masalah merupakan pekerjaan rutin manusia, sebab. dalam kehidupan sehari-hari sering dihadapkan pada masalah.

PENGGUNAAN STRATEGI DISKUSI DAN SIMPOSIUM DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI KEUNGGULAN IKLIM DI INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bercerita merupakan salah satu bentuk kemampuan berbicara. Kegiatan

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. PTK ini dilaksanakan untuk memperbaiki kinerja guru.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan siswa tidak menyukai belajar matematika, karena mereka

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

HARTANTO A

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerjakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. pada provinsi Jawa Tengah. Menurut laporan hasil ujian nasional SMP tahun

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TUNTANG

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

BAB I PENDAHULUAN. serta memperdayakan siswa untuk mampu memecahkan masalah- masalah yang

Sutrisno a. Jl. Dr. Cipto-Lontar No1 Semarang Telp. (024) Faks (024)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran maupun dalam mengatasi kesulitan- kesulitan belajar mereka.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Belajar matematika merupakan salah satu sarana berpikir ilmiah dan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UN PGRI KEDIRI 2016

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dipengaruhi oleh

Pardomuan N.J.M. Sinambela Afrodita Munthe. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Pembelajaran Matematika Realistik.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SD NEGERI 12 KONDA PADA MATERI GEJALA ALAM

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Menurut Undang-Undang Nomor 20

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi. Diajukan Oleh: Errys Dwi Susilo

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal

SKRIPSI. Oleh: DERIA EGA FITRIAWATI NPM:

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

EFEKTIVITAS METODE THE LEARNING CELL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD OLEH :

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AIR PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DAN HUBUNGAN ANTAR BANGUN DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia karena selalu digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan apabila pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

ABSTRAK. Kata kunci : Penerapan, Berbasis Masalah (problem based learning), Hasil Belajar, Sosiologi

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,

BAB I PENDAHULUAN. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm Baharudin dan Esa Nur wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran,

U P A Y A M E N I N G K A T K A N K E M A M P U A N 25

LINA PUTRI NANDA SARI A.510

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGITHINK-PAIR SHARE DI MI MA ARIF SAMBENG BOROBUDUR

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Penerapan Model Think Pair Share dengan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

I. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Asemrowo Surabaya untuk mengamati berbagai kendala yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Oleh: PUJI ASTUTI X

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Kata kunci: Pendekatan konstruktivisme, hasil belajar matematika

JURNAL. Oleh: HERU AGUNG PRASETIYO Dibimbing oleh : 1. Dr. Suryo Widodo, M.Pd 2. Jatmiko, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dibatasi oleh perbandingan dengan penciptaan yang lain. 1 Belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk itu perlu di lakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1. Adapun tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titin Novita, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, 2007, hlm 5. 1 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Yogyakarta, Arruz

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan, berbagai upaya dilakukan pemerintah diantaranya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kundari Agustianingsih, 2013

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peran yang sangat penting dalam mewujudkan kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan dapat pula meningkatkan kualitas hidup manusia. Salah satu cara yang digunakan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dengan meningkatkan mutu pendidikan. 1 Pendidikan dasar merupakan momen awal bagi anak untuk meningkatkan kemampuan daya ingat dan pemahaman. Dari bangku sekolah dasar mereka mendapatkan kebiasaan yang baik untuk diterapkan dan dilakukan di kemudian hari. Peran seorang guru disini sangat diperlukan, sebagaimana dituntut untuk memiliki kompetensi yang dapat meningkatkan kemampuan siswa. 2 Maka dari itu, guru harus menyajikan pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai kurikulum dan pola berfikir siswa. Namun, dalam mengajar matematika guru harus paham bahwa kemampuan siswa berbeda-beda dan tidak semua siswa suka pelajaran matematika. 1 Widya Sari, Penerapan Metode Pembelajaran Tari Bambu Dalam Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS (26 Februari, 2017), www.widyasaripress.com/index.php?option=com_content&view=article&id=488:penerapan-metode-pembelajarantari-bambu-dalam-meningkatkan-keaktifan-dan-hasil-belajar-ips&catid=69:vol-17-no-4-september- 2015-seri-vi. 2 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2014), 241. 1

2 Tujuan akhir pembelajaran matematika di SD/MI adalah siswa mempunyai keterampilan dalam menggunakan berbagai konsep dalam kehidupan sehari-hari. 3 Oleh karena itu, proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah agar tujuan pendidikan dan pengajaran berjalan dengan benar. 4 Dalam pembelajaran matematika, pendekatan yang sering digunakan adalah pendekatan konvensional yang didominasi oleh guru. Kebiasaan yang bersifat pasif menyebabkan sebagian besar siswa merasa takut dan malu bertanya pada guru mengenai materi yang kurang dipahami dan menimbulkan suasana kelas menjadi kurang menarik. 5 Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru matematika Ibu Suparni, S.Pd di kelas 5 MI Al Karimah Surabaya, diperoleh informasi bahwa retensi (daya ingat) siswa mata pelajaran matematika pada umumnya masih rendah. Hal ini tampak dari gejala-gejala sebagai berikut: 1. 50% siswa sulit memgikuti pembelajaran matematika. 2. 50% tingkat daya ingat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. 3. Metode tanya jawab dan ceramah yang sering dilakukan oleh guru 4. 40% siswa belum bisa menjelaskan kembali tentang konsep yang sudah dipelajari. 3 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 2. 4 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah Dasar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), 3. 5 Yuyun Istafirty, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Bambu Dancing Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP Negeri 2 Bangkinang (Bangkinang: Arsip Skripsi UIN SUSKA, 2013), 3.

3 5. 50% siswa kurang melatih diri sendiri untuk pembelajaran yang sudah dilakukan sehingga sulit untuk mengaplikasikan pada kehidupan seharihari. 6. 60% siswa belum bisa menghitung perkalian dan pembagian yang menjadi permasalahan dasar dalam soal. 7. 40% siswa kurang cermat dalam mengikuti pelajaran matematika 6 Berdasarkan gejala yang ada, maka perlu dilakukan perbaikan dan penambahan dalam pembelajaran. Salah satu alternatif dalam perbaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan gejala di atas adalah menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan metode Tari Bambu. Dengan metode ini siswa diharapkan dapat mengaitkan pelajaran matematika dengan kehidupan seharihari, sehingga matematika menjadi lebih bermakna bagi siswa dan konsep yang diberikan dapat dipahami dan diingat dengan baik. Pemilihan metode ini sesuai dengan materi bangun ruang karena materi tersebut dapat diaplikasikan dengan baik oleh guru. Guna meningkatkan retensi siswa guru menerapkan metode metode tari bambu. Sebelum metode tersebut diterapkan, guru memberikan tes kepada siswa berupa tes tulis. Selanjutnya, siswa diinstruksikan untuk berjajar di depan kelas secara berhadapan dan mereka berbagi informasi mengenai tugas yang diberikan oleh guru. Setelah itu, siswa bergeser dengan menghadap ke pasangan yang baru. 6 Wawancara dengan guru Matematika Ibu Suparni, S.Pd, pada tanggal 3 November 2016 Pkl. 11.00 Wib di MI Al-Karimah Surabaya.

4 Pembelajaran kooperatif dengan metode tersebut juga menuntut siswa untuk membangun pengetahuan sendiri melalui interaksi dengan temannya. Hal ini menyebabkan pengetahuan yang diperoleh siswa lebih berarti dalam pelajaran matematika. 7 Metode ini juga cocok dengan karakteristik siswa yang aktif dalam mengikuti pelajaran matematika meskipun ada yang kurang bisa tetapi mereka selalu bersemangat. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis melakukan penelitian mengenai hal tersebut dan mengkaji judul: Penerapan Metode Tari Bambu dalam Meningkatkan Retensi Siswa Materi Bangun Ruang Kelas 5 MI Al Karimah Surabaya. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode tari bambu materi bangun ruang kelas 5 MI Al Karimah Surabaya? 2. Bagaimana peningkatan retensi siswa materi bangun ruang kelas 5 MI Al Karimah Surabaya setelah digunakan metode tari bambu? C. Tindakan yang Dipilih Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tindakan yang dipilih untuk mengatasi rendahnya retensi siswa terhadap materi bangun ruang 7 Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 250.

5 kelas 5 MI Al Karimah Surabaya dengan menerapkan metode tari bambu. Tindakan ini diawali dengan bagaimana cara menerapkan retensi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti memilih metode tari bambu dengan alasan meningkatkan kemampuan daya ingat siswa, mengembangkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran dan mengingat informasi yang terdapat dalam materi pelajaran 8. Kesesuaian metode tersebut dengan materi sudah sesuai. Karena metode tari bambu materi bangun ruang akan memudahkan siswa dalam mengingat sifat-sifat bangun ruang yang menurut siswa sulit diingat dan dipelajari. Metode tari bambu merupakan salah satu metode pembelajaran koopeartif. Penerapan metode tari bambu ini diharapkan dapat memberikan suasana pembelajaran yang baru dan diharapkan dengan adanya metode ini siswa lebih meningkatkan retensi dalam pembelajaran yang sudah dipelajari. Karena metode ini menggunakan sistem siswa saling berjajar dan berhadapan yang memungkinkan siswa saling berbagi informasi sehingga siswa mampu meningkatkan retensi mereka. Dengan demikian, metode tari bambu berpotensi untuk meningkatkan retensi siswa kelas 5 MI Al Karimah Surabaya. Hasil penelitian yang dilakukan Nur Rochmania (2012) menunjukkan bahwa metode tari bambu efektif sebagai metode pembelajaran pada materi Sejarah Nabi Muhammad kelas 5 terbukti metode ini dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan siswa sangat antusias dalam mengikuti pelajaran. 8 Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning (New York: Dell Publishing, 1999), 211.

6 Hal ini ditunjukkan bahwa siswa mencapai kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Karena ketercapaian hasil yang maksimal meningkatkan retensi terhadap materi bangun ruang dengan menggunakan metode tari bambu pada mata pelajaran matematika. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk tahu dan terlibat langsung dalam menemukan konsep yang terlihat dengan adanya bimbingan dari guru. 9 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan metode tari bambu terhadap materi bangun ruang kelas 5 MI Al Karimah Surabaya. 2. Untuk mengetahui peningkatan retensi siswa terhadap materi bangun ruang kelas 5 MI Al Karimah Surabaya setelah digunakan metode tari bambu. E. Lingkup Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti membahas tentang Penerapan Metode Tari Bambu dalam Meningkatkan Retensi Siswa Materi Bangun Ruang Kelas 5 MI Al Karimah Surabaya. Agar penelitian ini bisa terfokus sehingga permasalahan tersebut akan dibatasi, antara lain: 9 Trianto, Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep. Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), 234.

7 1. Subyek penelitian adalah siswa kelas 5 MI Al Karimah Surabaya semester genap tahun ajaran 2016-2017. 2. Materi bangun ruang yang diteliti adalah materi pada waktu semester genap. a. Kompetensi Dasar : 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. b. Indikator : 6.2.1 Menjelaskan sifat-sifat bangun ruang kubus, balok, tabung, dan kerucut. 6.2.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, balok, tabung, dan kerucut. F. Signifikansi Penelitian Adapun signifikansi atau manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Memperkaya wawasan, pengetahuan dan pengalaman lebih dalam bentuk karya ilmiah yang berupa tulisan serta landasan dalam mengajar Matematika dengan menerapkan metode tari bambu. 2. Bagi Siswa a. Meningkatkan daya ingat siswa. b. Meningkatkan pemahaman dan motivasi dalam belajar siswa.

8 c. Meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Bagi Guru a. Sebagai masukan guru dalam meningkatkan keterampilan memilih metode pembelajaran yang sesuai dan bervariasi. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam meningkatkan prestasi siswa dengan memilih metode pembelajaran yang relevan dalam pembelajaran matematika. 4. Bagi Sekolah a. Sebagai bahan kajian bersama agar meningkatkan kualitas sekolah