BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari berbagai aspek pengembangan Teknologi Informasi di Indonesia, electronic government (pemerintahan secara elektronik atau yang sering disingkat e-government) merupakan salah satu sektor yang masih sangat lemah dan lambat perkembangannya. Perkembangan politik nasional disadari atau tidak turut memberikan andil terhadap lemahnya perkembangan Teknologi Informasi dalam pemerintahan dan Sistem Informasi e-government. Dalam rangka meningkatkan kinerja birokrasi, pemerintah telah menetapkan prioritas pembangunan pada penciptaan tata pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Salah satu instrumen penting untuk mewujudkan tata pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya adalah melalui reformasi birokrasi seperti tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017. Tujuan akhir dari reformasi birokrasi adalah terwujudnya pelayanan publik yang prima (cepat, tepat, murah, transparan, dan akuntabel) dan peningkatan kinerja birokrasi yang semakin baik. Saat ini sudah banyak kemajuan yang telah dicapai dalam upaya mendukung reformasi birokrasi meskipun belum sepenuhnya sesuai dengan harapan masyarakat. Penyempurnaan secara terus-menerus perbaikan manajemen dan administrasi yang lebih berpihak kepada bentuk layanan yang cepat, mudah, akurat dan transparan sangat diperlukan. Perkembangan teknologi saat ini dan kebutuhan secara global menuntut perbaikan yang lebih baik dalam hal kecepatan layanan dari hitungan bulan menjadi beberapa minggu bahkan dalam beberapa detik atau online. 1
Selama ini di Indonesia masih ada pandangan kalau e-government adalah pemerintahan yang dibantu dengan penggunaan komputer, jadi hanya dengan memasang komputer dan mengoperasikannya sudah dianggap e-government. Padahal selain penggunaan komputer, masih banyak proses yang harus dilakukan untuk mencapai apa yang sebenarnya dimaksud dengan e-government. Salah satu upaya untuk mewujudkan Pemerintahan yang baik (good governance) dan Manajemen Perubahan adalah mempercepat proses kerja serta modernisasi administrasi pelayanan, modernisasi penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat melalui E-government sebagai salah satu aplikasi dari teknologi informasi. Kementerian Perhubungan sebagai lembaga yang melayani masyarakat di sektor transportasi, mempunyai tugas untuk menyelenggarakan pemerintahan tata negara. Guna mempermudah dan mempercepat pelayanan publik. Tak terkecuali perizinan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi bisnis perusahaan atau seseorang. Masalah perizinan yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat selama ini ialah mengenai ketidakjelasan prosedur layanan hingga membuat masyarakat menggunakan jasa pihak ketiga (calo), ketidakprofesionalan aparatur dan menyebabkan masyarakat harus datang lebih dari satu kali, maraknya pungutan liar (pungli), serta biaya dan waktu yang tidak pasti terselesaikannya proses perizinan. Oleh karena itu Kementerian Perhubungan menerapkan sistem aplikasi Persetujuan Pengoperasian Kapal Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan, hal ini dilakukan sebagai upaya menjawab tuntutan masyarakat terhadap perkembangan teknologi dan keterbukaan informasi, sehingga Kementerian Perhubungan dapat semakin mempercepat pelayanan terhadap masyarakat dalam melakukan proses perizinan sekaligus dapat memberikan keterbukaan informasi kepada masyarakat umum dan kalangan perusahaan pemilik kapal. 2
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan yang dapat diuraikan yaitu : 1. Bagaimana memberantas praktik pungli yang sering terjadi di Kementerian Perhubungan? 2. Bagaimana user mendapatkan informasi secara cepat, mudah, akurat dan transparan terkait proses perizinan yang diajukan? 3. Bagaimana membangun sistem yang mampu mempercepat proses perizinan? 4. Bagaimana pimpinan mendapatkan informasi secara cepat dan transparan melalui dashboard aplikasi sehingga mudah dalam pengambilan keputusan? Dari permasalahan tersebut, maka kebutuhan akan teknologi informasi sangat dibutuhkan peranannya dalam membantu menganalisa perkembangan pembangunan nasional, meningkatkan dan mempermudah proses kerja, sampai hal proses pengambilan keputusan, penting untuk mengimplementasikan prosesproses kerja tersebut agar dapat membantu pencapaian tujuan instansi lebih cepat dan meningkatkan kepuasan dan kepercayaan masyarakat umum dan kalangan pemilik kapal. 1.3. Batasan Masalah Perancangan sistem terbatas pada persetujuan pengoperasian kapal angkutan sungai danau dan penyeberangan, berikut batasan-batasan masalah pada sistem perizinan tersebut : 1. Sistem hanya mencakup Pengajuan baru dan Pengajuan Perpanjangan Permanen. 2. Sistem ini tidak membangun web service kapal dari awal, hanya menggunakan yang sudah ada. 3
3. Sistem ini tidak membangun web service pnbp dari awal, hanya menggunakan yang sudah ada versi development. 1.4. Tujuan dan Manfaat Untuk mempermudah pelayanan yang ada dilingkungan Kementerian Perhubungan, dan mendukung proses kerja menjadi lebih cepat, maka perlu didukung oleh sistem informasi, berikut beberapa tujuan dan manfaat yang hendak dicapai : 1. Membuat aplikasi yang dapat digunakan sebagai sarana atau media penyampaian informasi persetujuan pengoperasian kapal angkutan penyeberangan di Kementerian Perhubungan. 2. Terbangunnya database sistem informasi persetujuan pengoperasian kapal angkutan penyeberangan di Kementerian Perhubungan. 3. Terciptanya suatu sistem informasi perizinan untuk pengoperasian kapal angkutan penyeberangan berbasis web di Kementerian Perhubungan. 4. Meningkatkan keterbukaan dan transparasi di bidang perizinan melalui pemanfaatan teknologi informasi. 1.5. Metode Penelitian Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, pengumpulan data dan keterangan yang diperlukan untuk penelitian dengan teknik sebagai berikut : 1. Observasi Pengumpulan data melalui pengamatan pada kegiatan persetujuan pengoperasian kapal angkutan sungai danau dan penyeberangan Dalam melakukan observasi ini dilakukan pengamatan terhadap proses kerja yang sedang berjalan. 4
2. Wawancara Mengumpulan data dengan cara mewawancarai atau tanya jawab kepada Bagian pelayanan, Staf, Kepala Seksi, Kepala Sub Direktorat yang terlibat dalam keseharian proses persetujuan pengoperasian kapal angkutan sungai danau dan penyeberangan. Keempat aktor tersebut cukup mewakili untuk menggali informasi mengenai flow proses yang sedang berjalan. 3. Studi Pustaka Yaitu salah satu metode pengumpulan data dan mempelajari teori-teori dan informasi dari bahan-bahan referensi seperti buku, diktat kuliah, artikel dan bacaan lain yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun. 1.6. Metode Pengembangan Sistem Melakukan pendekatan Rekayasa Perangkat Lunak dengan metode Waterfall, dimana sistem penulisan akan disusun secara bertahap mulai dari : 1. Tahap Communication Melakukan komunikasi dan investigasi bersama user Direktorat LLASDP dengan menggunakan wawancara dan survey. 2. Tahap Planning Perencanaan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen terkait masalah persetujuan pengoperasian kapal angkutan sungai danau dan penyeberangan dengan melakukan requirement gathering bersama staf Direktorat LLASDP. 3. Tahap Modelling Dari requirement yang didapat dari staff Direktorat LLASDP diterjemahkan kedalam model, desain serta alur dan struktur data sebelum dilakukan proses pembuatan sistem informasi. 5
4. Tahap Construction Proses pembuatan sistem informasi dengan menggunakan framework (kerangka kerja) PHP dengan model MVC dan database MySQL serta dilakukan internal test. 5. Tahap Deployment Tahap final yaitu implementasi dengan user Direktorat LLASDP. 1.7. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Menjelaskan secara singkat mengenai landasan-landasan teori mengenai perizinan, pengertian sistem informasi, pengertian teknologi informasi, pengertian basis data, pengertian rekayasa perangkat lunak, bahasa pemograman PHP, database MySQL dan literatur review. BAB III : ANALISA DAN PERANCANGAN Bab ini berisi tentang tinjauan organisasi, analisa proses sistem yang berjalan maupun yang diusulkan menggunakan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, class diagram, identifikasi kebutuhan, spesifikasi dan rancangan basis data. 6
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan menerangkan cara pengoperasian pada sistem informasi persetujuan pengoperasian kapal angkutan sungai danau dan penyeberangan. BAB V : PENUTUP Pada bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perancangan sistem informasi persetujuan pengoperasian kapal angkutan sungai danau dan penyeberangan pada instansi pemerintah. 7