juga sangat mendukung sekali untuk terciptanya sebuah produk alas kaki yang indah dan menarik (wawancara dengan H. Otang Suherman, 10 Oktober 2012).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II ESTETIKA DAN MOTIF BUNGA DALAM KAJIAN LITERATUR

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB II METODE PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat meningkatkan ekonomi dengan cara melakukan pemasaran lebih luas,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Kecamatan Medan Marelan ada suatu Usaha Mikro Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA INFORMASI MOTIF BATIK MERAK NGIBING

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan kekayaan kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tedi Fedriansah, 2015 SENI KERAJINAN GERABAH BUMIJAYA SERANG BANTEN Universitas Pendidikan Indonesia \.upi.edu perpustakaan.upi.

Seiring dengan perkembangan zaman, desain kebaya

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan industri fashion Indonesia dalam jangka panjang serta melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Toko Sumber Hidangan dibangun pada tahun 1929, didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. inti permasalahan yang sebenarnya (nomena) dari gejala-gejala yang tampak di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Motif Seni Ukir Jepara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan musik merupakan proses sosial yang didalamnya dapat menggali

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dipilih oleh peneliti sebagai tempat penelitian ini adalah Desa

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan (produk) dan cara mencari tahu (proses). Biologi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dari bahan-bahan tradisional untuk membuat tato (Gumilar, 2005:51).

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermakna kultural bagi masyarakatnya. Sayang sekali sebagian sudah hilang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Cantik identik dengan wanita karena semua wanita ingin cantik, Manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kelom Geulis merupakan produk kerajinan masyarakat Tasikmalaya hasil kreatifitas yang memiliki nilai fungsi sekaligus memiliki nilai estetis. Kelom diambil dari bahasa Belanda kelompen yang artinya sandal kayu, geulis sendiri berasal dari bahasa Sunda yang artinya cantik yang berarti sandal kayu yang cantik. Kelom geulis terbuat dari kayu mahoni atau albasia yang dibuat secara manual dengan menggunakan tangan (Daya Tarik Sandal Kelom Geulis Tasik, http://news.liputan6.com/daya-tarik-sandal-kelom-geulis-tasik). Agar tampak menarik kelom geulis diberi hiasan dengan menggunakan cukilan atau digambar langsung pada bagian kelom, adapun cara pewarnaannya dengan menggunakan kuas atau dengan airbrush, penerapan pahatan pada kelom geulis dibentuk dengan garis-garis yang tegas, yang pada umunya berupa motif-motif bunga (wawancara dengan H. Otang Suherman, 10 Oktober 2012). Keberadaan kelom geulis merupakan barang konsuntif sebagai perilaku membeli atau memakai, dalam perkembangannya produksi kelom geulis sangat sensitif terhadap perubahan mode yang ditunjang oleh gaya hidup yang menyertainya. Oleh karena itu, para perajin selalu dituntut untuk menyeimbangkan kelesuan yang ditunjang oleh kebosanan konsumen. Produk kelom geulis umumnya dipakai oleh para wanita dari mulai remaja sampai para ibu rumah tangga, kelom geulis digunakan untuk melengkapi busana yang dipakainya sehingga menambah daya tarik bagi pemakainya. Dalam proses pembuatan kelom geulis, penerapan warna dan penggunan motif bunga mempengaruhi hasil produk/kerajinan menjadi indah dan menarik, merupakan salah satu proses yang benar-benar perlu diperhatikan. Penerapan warna dan bentuk motif dalam kelom geulis sangat berpengaruh terhadap produk tersebut, karena elemen tersebut merupakan unsur terpenting dalam menghasilkan produk kelom geulis yang berkualitas, pemilihan motif yang disesuaikan dengan bentuk alas kaki yang akan dibuat, baik jenis motif maupun besar kecilnya motif 1

juga sangat mendukung sekali untuk terciptanya sebuah produk alas kaki yang indah dan menarik (wawancara dengan H. Otang Suherman, 10 Oktober 2012). Motif bunga pada kelom geulis sangat berperan penting untuk menunjang kebutuhan estetis, karena dengan memberi motif bunga kelom geulis tersebut menjadi tampak lebih indah. Kelom geulis memiliki ciri khas tersendiri karena dikenal dengan penggunaan motif-motif bunganya. Motif bunga pada kelom geulis dibuat secara tradisi, diturunkan dari generasi ke generasi sehingga menjadi kerajinan tradisional. Peranan motif bunga pada kelom geulis sangat berpengaruh, karena motif bunga menjadi hiasan pokok yang memberikan nilai estetis, yang menunjang pada bentuk kelom itu secara utuh. Motif bunga pada kelom geulis sangat beragam, diantaranya, mawar, melati, cengkeh, kemboja, dan anggrek. Jenis-jenis motif bunga yang terdapat pada kelom geulis dapat diklasifikasi, namun usaha untuk mengumpulkan data mengenai jumlah dan jenis bunga yang digunakan untuk motif belum dilakukan, sehingga penelitian untuk mengetahui motif bunga yang digunakan sebagai elemen estetis kelom geulis penting dilakukan, karena motif bunga sebagai unsur visual banyak digunakan sebagai elemen estetis pada kelom geulis. Permasalahan lain yang ditemukan pada produsen kelom geulis yaitu kelom geulis Sheny Tasikmalaya, produsen tersebut tidak memiliki manajemen penyimpanan data yang baik mengenai beragam gambar motif bunga khususnya motif bunga mawar yang telah digunakan ataupun dihasilkan, sehingga menyulitkan pendokumentasian ragam hias atau motif bunga mawar yang pernah digunakan pada kelom geulis produksinya. Dengan kondisi seperti ini dihawatirkan produsen kesulitan dalam mempertahankan motif bunga mawar yang telah ada, juga menyulitkan apabila akan dilakukan pengembangan motif. Selain itu juga untuk pengetahuan mengenai motif bunga mawar yang terdapat pada kelom geulis sebagai kekayaan budaya menghadapi kendala, sehingga usaha untuk pengkajian dan pelestarian budaya visual khususnya motif bunga mawar pada kelom geulis Tasikmalaya mengalami kesulitan. Motif bunga mawar merupakan motif yang paling banyak digunakan untuk elemen estetis pada kelom geulis Tasikmalaya khususnya pada produksi kelom geulis Sheny Tasikmalaya. Motif bunga mawar menurut H. Otang 2

merupakan motif yang paling banyak digemari, sehingga pembuatan motif bunga mawar pada kelom geulis memiliki banyak ragam bentuk bunga mawar dibandingkan dengan bentuk bunga lainnya. Hal ini menunjukkan apresiasi masyarakat cukup tinggi terhadap motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya. Hal ini memunculkan asumsi bahwa motif bunga mawar secara estetis dapat mempengaruhi pertimbangan estetis bagi penggunanya Atas dasar uraian tersebut diatas dan berdasarkan deskripsi latar belakang tersebut, maka keinginan untuk mengkaji mengenai Kajian Motif Bunga Mawar Pada Kelom Geulis Sheny Tasikmalaya penting untuk dilakukan. I.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan dari penjelasan latar belakang diatas, berikut ini merupakan beberapa permasalahan yang teridentifikasi : Jenis motif bunga mawar yang terdapat pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya belum diklasifikasi. Usaha untuk mengumpulkan data mengenai jumlah dan jenis bunga mawar yang digunakan untuk motif pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya belum dilakukan. Produsen kelom geulis Sheny Tasikmalaya tidak memiliki manajemen penyimpanan data yang baik mengenai beragam gambar motif bunga mawar yang telah digunakan ataupun dihasilkan, sehingga menyulitkan pendokumentasian ragam hias/ morif bunga mawar pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya produksinya. Produsen kelom geulis Sheny Tasikmalaya kesulitan dalam mempertahankan motif bunga mawar yang telah ada sehingga menyulitkan apabila akan dilakukan pengembangan motif. Keberagaman motif bunga mawar yang terdapat pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya tidak dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan pelestarian kekayaan budaya visual karena tidak ada pengkajian mengenai motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya. 3

motif bunga mawar secara estetis dapat mempengaruhi pertimbangan estetis bagi penggunanya. I.3 Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang sudah diuraikan dan diidentifikasi masalahnya dapat dikemukakan suatu perumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana keberagaman motif bunga mawar yang terdapat pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya? Apakah motif bunga mawar memiliki nilai-nilai estetis? I.4 Pembatasan Masalah Untuk menghindari dari melebarnya penelitian ini, maka di buat batasanbatasan materi sebagai berikut : Subjek penelitian dibatasi pada motif bunga mawar Objek penelitian dibatasi pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya Tempat penelitian dibatasi di Tasikmalaya I.5 Metode Penelitian I.5.1 Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian kualitatif. Data penelitian kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto (Sugiyono, 2012:h.6). Dengan kata lain, penelitian kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk membedah fenomena yang diamati di lapangan oleh peneliti. Penelitian kualitatif ini merupakan metode penelitian yang menggambarkan temuan variabel di lapangan yang tidak memerlukan skala hipotesa, jadi sifatnya hanya menggambarkan dan menjabarkan temuan di lapangan. 4

I.5.2 Metode Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini demi menunjang proses pengumpulan data yang diperlukan sebagai berikut : Data primer a. Pengamatan langsung / Observasi Dimana data yang dikumpulkan dengan cara pengamatan ke tempat lokasi yaitu produsen kelom geulis Sheny Tasikmalaya dengan maksud lebih merasakan dan kemudian memahami secara jelas untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan. Didalam penelitian, observasi dapat dilakukan dengan mencatat, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara. b. Wawancara Merupakan data yang dikumpulkan melalui percakapan antara narasumber yaitu pemilik toko dan pengrajin kelom geulis Sheny Tasikmalaya dan pewawancara yaitu penulis mengenai masalah yang akan dikaji. Tujuannya untuk mendapatkan informasi seputar kelom geulis Sheny Tasikmalaya di mana pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh pemilik toko dan pengrajin kelom geulis Sheny Tasikmalaya. Data Sekunder Pada bagian ini penelitian menggunakan sumber referensi yang mengacu terhadap permasalahan mengenai kelom geulis tersebut, seperti buku, media sosial, pakar, koran, majalah atau hasil penelitian orang lain dan lain-lain yang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang digunakan dalam melakukan penelitian. 5

I.5.3 Metode Analisis Data Seperti yang telah diuraikan diatas mengenai metode panelitian dan metode pengumpulan data yang digunakan. Maka, metode atau teknis yang digunakan untuk menganalisis objek pada penelitian ini dengan menggunakan metode analisis estetika Edmund Bruke Feldman. Dalam hal ini, Feldman melihat estetika sebagai ilmu pengetahuan pengamatan atau ilmu pengetahuan inderawi, mengacu pada kesan-kesan inderawi. Estetika sebagai ilmu pengetahuan berdasarkan pada kegiatan dari pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indera, yaitu : mata sebagai indera penglihatan, hidung sebagai indera penciuman, telinga sebagai indera pendengaran, lidah sebagai indera pengecap, dan kulit sebagai indera peraba. Pertimbangan untuk menggunakan teori estetika sebagai alat analisis mengacu dari pendapat Hope M. Smith bahwa : In essence, aesthetics is philosophy of the beautiful, the science of beauty and taste, keindahan tidak terlepas dari kebudayaan, karena kebudayaan merupakan penentu corak, typical, gaya hidup suatu kelompok masyarakat sebagai pendukung kebudayaan tersebut. Disisi lain manusia sebagai makhluk multidimensi mempunyai peran untuk mencipta dan mengamati suatu karya seni sesuai dengan cita rasanya. Kebudayaan secara hakiki mempunyai pengertian sebagai keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, dan nilai-nilai yang isinya berupa sistemsistem makna atau sistem-sistem simbol. Didalam suatu kebudayaan mengandung unsur-unsur seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan (termasuk agama) dan nilai-nilai (etika dan estetika). Keberadaan kebudayan itu telah di dukung oleh manusia, maka dengan sendirinya manusia tidak dapat terlepas dari kebudayaan tersebut, karena budaya merupakan wujud/ ekspresi dari eksistensi manusia (Feldman, 1967). Dengan demikian metode tersebut digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik motif bunga mawar pada kelom geulis 6

Sheny Tasikmalaya, Sebagai contoh dalam mengamati suatu karya desain, kita menggunakan salah saatu atau lebih, dari kelima indera tersebut untuk mendapatkan kesan yang ditimbulkan dari karya desain yang diamati, baik itu kesan warna, ruang, tekstur, dan sebagainya. Setelah kita mendapatkan kesan dari karya desain yang diamati, maka dapat merasakan unsur keindahan yang terdapat pada karya desain tersebut. Keindahan bersifat relatif bergantung pada selera atau cita rasa masing-masing individu. Selera atau cita rasa yang dimaksud kecenderungan menyukai sesuatu atau hal-hal yang pernah dialami. I.5.4 Kerangka Penelitian Peneliti pada bagian ini akan menjelaskan mengenai langkah atau proses analisis yang akan dilakukan, yaitu, mengidentifikasi karakteristik penempatan ditinjau dari aspek estetika. Meliputi unsur komponen dan kompisisi motif bunga, pewarnaan dan keserasian secara menyeluruh. dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif atau dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk analisisnya. Berikut ini adalah bagan gambar proses penelitian 7

KAJIAN ESTETIKA MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMALAYA Table I.1 Bagan Proses Penelitian Sumber : dokumentasi pribadi Seperti yang telah diutarakan diatas, analisis ini ditinjau dari dua hal : Pertama, mengidentifikasi karakteristik penempatan ditinjau dari metode penelitian kualitatif yang didukung oleh sumber-sumber, referensi dan juga data primer dan sekunder. Selanjutnya dibedah dengan menggunakan teori analisis estetika. Meliputi elemen estetika motif bunga mawar sheny komponen dan didalamnya mendeskripsikan mengenai penempatan motif bunga mawar pada bagian kelom geulis Sheny Tasikmalaya. 8

Kedua, mengindentifikasi karakteristik penggunaan elemen visual pada kelom geulis Tasikmalaya yang ditinjau dari teori analisis estetika. Yang didukung oleh sumber-sumber, referensi dan juga data primer dan sekunder, dibagi menjadi dua tahap yaitu : Tahap deskriptif, tahap analisis formal. I.6 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui berbagai motif bunga mawar yang digunakan pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya. Dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan pelestarian kekayaan budaya visual karena tidak ada pengkajian mengenai motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya. Mendeskripsikan nilai estetika motif bunga mawar pada kelom geulis Tasikmalaya. I.7 Manfaat Penelitian Secara teori supaya dapat menambah khazanah berbagai motif yang akan di gunakan pada kerajinan, terutama pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya, supaya memberikan hasil yang baik, bermanfaat agar identitas budaya Tasikmalaya semakin mantap keberadaanya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat sebagai usaha mendiskripsikan seni budaya lokal yang divisualisasikan berupa motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya. Disamping itu juga sebagai masukan bahan referensi, meningkatkan apresiasi, dan menambah wawasan seni budaya tentang motif-motif bunga mawar yang digunakan pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya. 9

I.8 Sistematika Penulisan Susunan penulisan dalam penelitian ini terdiri lima bab dengan dibuat secara tersruktur dan sistematis, sehingga dapat mudah dimengerti ataupun dipahami, penulisan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, metode penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. BAB II. ESTETIKA DAN MOTIF BUNGA DALAM KAJIAN LITERATUR Meliputi teori teori yang digunakan menyangkut dengan judul penelitian terutama mengenai motif bunga pada kelom geulis. Termasuk didalamnya, menyangkut literatur estetika dan motif bunga pada kelom geulis. BAB III. MOTIF BUNGA PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMALAYA Meliputi sejarah perusahaan, Perkembangannya, profil kelom geulis Sheny Tasikmalaya, motif bunga mawar pada kelom geulis sheny. BAB IV. KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMALAYA Meliputi kajian motif bunga mawar menggunakan metode analisis estetika Edmund Burke Feldman BAB V KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian dengan menggunakan analisis estetika Edmund Burke Feldman mengenai kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya. 10