BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
TRIANDI CHANDRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

TRIANDI CHANDRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

TRIANDI CHANDRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Di kawasan Indonesia sendiri telah diberlakukan perdagangan bebas ASEAN-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Pajak..., Hendra, Fakultas Ekonomi 2015

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tantangan global yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari

BAB I PENDAHULUAN. di Asia Tenggara atau Asean Free Trade Area (AFTA) Tahun 2003 serta Asia

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan setiap informasi bisnis tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat dilakukan melalui berbagai cara. Cara yang paling sering dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

BAB I PENDAHULUAN. sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Industri jasa kargo sekarang ini mengalami perkembangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memasuki urutan ke-4 untuk peringkat negara dengan jumlah

BAB 5 PENUTUP. Mutu ISO 9001:2008 pada PT Metabisulphite Nusantara. maka dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dan jumlah pesaing menuntut setiap produsen memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penjualan Mobil dan Sepeda Motor Indonesia. Sumber : APBI, Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang baik maka penjualan dan laba akan meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di dalam era globalisasi yang sangat berkembang saat ini, ditandai dengan

EVALUASI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya keadaan ekonomi saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang nantinya diharapkan dapat mendongkrak perekonomian rakyat

STANDARDISASI (STD) Oleh: Gunadi, M.Pd NIP (No HP ) data\:standardisasi_gun 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan Otonomi Daerah membuat Pemerintah menggantungkan sumber

tampil sehat dan bugar. Banyak orang yang merasakan bahwa dengan badan yang bugar maka aktivitas dapat berjalan lancar tanpa merasakan kelelahan yang

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan pajak dalam kehidupannya, sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan kebutuhan mereka. Negara kita adalah salah satu dari Negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi

MANAJEMEN JAMINAN MUTU PELAYANAN GIZI INSTITUSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pembangunan nasional telah ditempuh berbagai upaya perbaikan

I. PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, sudah banyak perusahaan atau lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari segala bidang. Pembangunan tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui secara cepat. Informasi global, pengiriman berita dan data

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintah yang. dilimpahkan kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan ini dalam artian bahwa karena lapangan retribusi daerah berhubungan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU ISO (9001:2008) PADA PENGENDALIAN BIAYA KUALITAS PADA PT. JAVA ENERGY SEMESTA GRESIK PUGUH PUJO SANTOSO ABSTRAK

I.PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan ekonomi nasional ialah mendorong percepatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika suatu perusahaan didirikan, dapat dipastikan bahwa para pendirinya

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan daerah. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan daerah otonom yang luas serta bertanggung jawab. Tiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

BAB IV GAMBARAN LOKASI KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dunia saat ini mulai melakukan penghapusan bea

Bab I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak

ANALISIS RETRIBUSI PASAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan mendesak perlu mendapatkan perhatian yang serius bagi semua

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Univ ersitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang memadai dan

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

BAB IV PENUTUP. LAK RSSN Bukittinggi Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sistem akuntansi merupakan suatu kombinasi dari orang-orang, catatan dan

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya persaingan di era globalisasi saat ini, maka

BAB IV PEMBAHASAN. Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang terdiri dari : dapat dipaksakan untuk keperluan APBD.

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu, memajukan kesejahteraan umum. Agar tujuan

II.TINJAUAN PUSTAKA. dari kemampuan, motivasi dan kesempatan ( Robbins, 1996 ). Menurut Ramlan dan Ismulyana ( 2005 ), kinerja pelayanan dan

I. PENDAHULUAN. pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

Analisis kinerja keuangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kota depok tahun anggaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha-usaha peningkatan manajemen mengalami perkembangan ke arah penyempurnaan. Pada awalnya hanya terbatas dalam lingkup perusahaan kemudian berkembang ke luar perusahaan. Pada saat ini terdapat banyak perhatian terhadap para pelanggan atau konsumen. Salah satunya adalah permasalahan mutu atau kualitas barang/jasa yang diberikan. Untuk mendapatkan kualitas produk yang baik, maka perusahaan dan konsumen perlu melakukan pengendalian mutu produk baik berupa barang maupun jasa. Namun hal tersebut belumlah dianggap cukup, sehingga perlu pihak ketiga yang sifatnya independen untuk melakukan pengujian serta memberikan sertifikat kendali mutu. Kehadiran pihak ketiga ini dianggap lebih objektif dan dapat memuaskan pihak produsen dan konsumen sehingga mulai muncul badan-badan atau lembaga akreditasi. Badan ini semula adalah suatu lembaga pemerintah atau assosiasi dalam suatu negara dan tugas utamanya adalah mengawasi dan mengakreditasi produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang berada dalam negara, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) dulu namanya SII, dan Japan Industrial Standar (JIS). Perkembangan perdagangan dunia semakin luas yang semula bilateral, berubah menjadi internasional dan saat ini berubah menjadi perdagangan yang sifatnya global. Keadaan demikian menuntut perlu adanya pihak ketiga yang dapat diterima oleh semua pihak atau banyak negara yang memiliki hubungan dagang. Kesepakatan diantara negara-negara MEE (ketika itu) telah memunculkan sistim standar yang kemudian dikenal dengan International Organization for Standardization (ISO). International Organization for Standardization (ISO) mempunyai beberapa standar internasional diantaranya ISO 9000 dan ISO 14000. Perbedaan antara ISO 9000 dan ISO 14000 adalah ISO 9000 memfokuskan pada sistem manajemen mutu

dengan tujuan untuk memuaskan pelanggan dengan mencapai seluruh persyaratan yang telah ditetapkan. Sedangkan ISO 14000 memfokuskan pada bagaimana melindungi lingkungan dari pencemaran. International Organization for Standardization (ISO) 9001 tahun 2000 mencakup beberapa seri berikut: ISO 9004, ISO 9000, dan ISO 19011. Keluarga dari ISO 9001:2000 ini dapat dilihat sebagaimana Gambar 1. Gambar 1. Keluarga Standar ISO 9001 Tahun 2000 Gambar 1. Keluarga Standar ISO 9001 Tahun 2000 Setiap perusahan didirikan mempunyai tujuan antara lain untuk memperoleh keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan, untuk pertumbuhan perusahaan dan untuk menjaga nama baik perusahaan tersebut. Dalam mencapai tujuan tersebut perusahaan harus memperhatikan kepuasan pelanggan dan mutu produk yang dijual untuk bertahan hidup dan memenangkan persaingan. Pada saat ini banyak berdiri perusahaan-perusahaan baik, yang berskala kecil maupun yang berskala besar yang bergerak dalam berbagai bidang. Perkembangan perusahaan-perusahaan tersebut memberikan kontribusi positif dalam pembangunan daerah dimana perusahaan tersebut berdiri. Salah satu contoh adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi. Perusahaan jasa konstruksi tersebut memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi PAD suatu daerah melalui pendapatan daerah baik melalui pajak, retribusi, laba perusahaan daerah maupun penerimaan lain-lain. Sebagai contoh adalah kontribusi sektor jasa konstrukis pada PAD di Kabupaten Kampar sebagaimana digambarkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Realisasi Penerimaan Pajak Asli Daerah (PAD)dari Sektor Jasa Konstruksi di Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2000-2004 TAHUN JENIS PAJAK PERUSAHAAN 2000 2001 2002 2003 2004 RETRIBUSI A. IZIN GANGGUAN 17,740,000 39,862,000 79,474,000 75,000,000 130,738,000 B. PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN 6,000,000 7,200,000 88,474,000 98,000,000 198,000,000 C. IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN 36,282,000 32,572,000 187,689,000 210,000,000 360,361,000 D.ANGKUTAN HASIL ALAM 25,000,000 302,000,000 397,500,000 297,000,000 308,000,000 PAJAK A. PAJAK REKLAME 2,147,000 8,700,000 48,616,000 49,688,000 54,688,000 B. PAJAK PENERANGAN JALAN 1 7,850,000 350,000,000 400,000,000 480,947,000 718,750,000 C. PAJAK GALIAN GOLONGAN C 314,938,500 475,190,953 505,987,906 864,533,255 896,500,000 D. PAJAK PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR PERMUKAAN 100,000,000 124,500,000 400,000,000 450.000.000 500.000.000 PAJAK LAIN-LAIN A. SUMBANGAN PIHAK KETIGA 8,000,000 26,250,000 45,000,000 175,000,000 390,000,000 B. JASA GIRO 136,515,000 155,260,000 2,250,000,000 4,250,000,000 5,500,000,000 T O T A L 414,534,000 1,126,344,000 2.036.336.033 4.929.336.350 11.772.987.940 PERSENTASE TERHADAP PAD 11.6% 12% 13.5% 15.5% 16% Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa persentase PAD dari sektor jasa konstruksi sejak tahun 2000 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan semakin tingginya pendapatan daerah maka daerah dapat lebih leluasa untuk melakukan pembangunan, termasuk pembangunan di sektor fisik prasarana. Perusahaan yang telah menerapkan International Organization for Standardization (ISO) 9001 di Kabupaten Kampar terdapat 11 buah perusahaan. Keseluruhan perusahaan mempunyai Asphalt Mixing Plant (AMP) yang berguna untuk membuat hotmix dan stone crusher untuk pemecah batu yang dapat

menghasilkan batu dengan ukuran tertentu untuk kemudian hasilnya digunakan bagi bahan baku hotmix. Perusahaan-perusahaan tersebut dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari, baik dalam proses produksi maupun pemasaran, melibatkan banyak karyawan yang diatur dalam suatu organisasi perusahaan dengan tugas dan tangung jawab masing-masing. Perusahaan-perusahaan ini pada umumnya telah melakukan pengaturan organisasi dan personilnya sesuai dengan ketentuan ISO, walaupun, ada juga beberapa diantaranya yang belum melakukan ISO tersebut secara konsisten. Di Kabupaten Kampar juga terdapat 30 perusahaan jasa konstruksi yang belum menerapkan International Organization for Standardization (ISO) 9001. Sebagian perusahaan tersebut juga mempunyai Asphalt Mixing Plant (AMP) dan stone crusher. Perusahaan-perusahaan tersebut dalam kegiatan sehari-hari juga melibatkan banyak karyawan dalam segala aktifitasnya, namun dengan manajemen yang belum diatur dalam prosedur International Organization for Standardization (ISO) 9001. Berdasarkan keterangan diatas penulis tertarik untuk melakukan kajian mengenai Penerapan International Organization for Standardization (ISO) 9001 di perusahaan jasa konstruksi dengan membandingkannya pada perusahaan yang belum menerapkan International Organization for Standardization (ISO) 9001 yang berkontribusi terhadap Pembangunan Daerah Kabupaten Kampar. Untuk itu penulis menuangkan dalam tulisan yang berjudul Penerapan International Organization for Standardization (ISO) 9001 di Perusahaan Jasa Konstruksi dan Kontribusinya pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta Penyerapan Tenaga Kerja. Studi Kasus di Kabupaten Kampar. 1.2. Perumusan Masalah Masih sedikitnya perusahaan-perusahaan di Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO 9001 dibandingkan dengan Negara-negara di Asia Tenggara lainnya menunjukkan masih lemahnya kesadaran perusahaan akan pentingnya ISO 9001, sehingga sering ditemui permasalahan didalam perusahaan jasa konstruksi, terutama pada masalah pengendalian mutu dan manajemen mutu. Sedangkan pada saat ini

sertifikat ISO 9001 merupakan salah satu syarat bagi perusahaan-perusahaan jasa konstruksi daerah agar dapat berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan besar yang berskala nasional, bahkan internasional. Permasalahan yang sering ditemui di dalam perusahaan yaitu kurang jelas dan sering tumpang tindihnya tugas dan wewenang antara personel di perusahaan, tidak adanya kriteria penilaian hasil kerja yang telah dilakukan setiap karyawan dan kurang dilakukannya tindakan pencegahan untuk permasalahan yang timbul. Hal ini disebabkan antara lain karena tindakan perbaikan hanya dilakukan jika masalah yang mengakibatkan terhambatnya proses produksi sudah terjadi. Disamping itu dapat juga disebabkan oleh tidak adanya standarisasi dalam penyimpanan dan penggunaan dokumen disetiap departemen. Menurut Mulyo dan Sulistijo (2005) Manfaat penerapan ISO 9001 pada perusahaan jasa konstruksi terbagi ke dalam dua kelompok yaitu: 1. Manfaat Internal yang mencakup: a. Terdapatnya pedoman kerja yang standar b. Peningkatan sistem kerja yang lebih baik dan konsisten c. Peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja perusahaan 2. Manfaat Eksternal yang mencakup: a. Peningkatan kepercayaan dan kepuasaan pelanggan melalui pemberian jaminan mutu b. Peningkatan image perusahaan Peningkatan lingkup dan pangsa pasar. Dalam menentukan suksesnya pelaksanaan pembangunan, di dalamnya terdapat aspek penentu yang mempunyai bobot terpenting dalam implementasinya, yaitu tersedianya dana pembangunan. Betapapun besarnya target pembangunan daerah yang ingin dicapai dan betapapun telitinya perencanaan pembangunan yang disusun, tidak akan berarti bila tidak ada dana. Salah satu sumber dana untuk pembangunan daerah berasal dari retribusi, pajak, laba perusahaan daerah dan penerimaan lain-lain yang bersumber dari perusahaan-perusahaan yang berlokasi di daerah tersebut. ISO 9001 mempunyai klausal yang mengatur bahwa setiap

perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001 diwajibkan melaksanakan semua perizinan yang diberlakukan pemerintah yang disesuaikan dengan jenis dan fungsi dari perusahaan yang bersangkutan. Dengan semakin banyaknya pengurusan perizinan maka, bisa diasumsikan akan dapat memberikan kontribusi positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) baik dari sektor pajak maupun retribusi. Pertanyaan spesifiknya adalah bagaimana penerapan ISO 9001 di perusahaan jasa konstruksi dan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)? Pesatnya pembangunan di Kabupaten Kampar diharapakan berbanding lurus dengan pengurangan jumlah penganguran yang merupakan salah satu masalah besar dalam bidang ekonomi. Hal ini sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Kampar yaitu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat dan menuntaskan kemiskinan dengan memberikan pekerjaan dan pendidikan yang layak bagi masyarakat Kabupaten Kampar, maka penerapan ISO 9001 penulis anggap perlu untuk pencapaian visi dan misi tersebut. Pertanyaan spesifiknya adalah sejauh apa penerapan ISO 9001 dapat berimplikasi terhadap perekrutan tenaga kerja di Kabupaten Kampar? 1.3 Tujuan dan Manfaat Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan umum yang akan dicapai adalah mengkaji kontribusi penerapan ISO 9001 di perusahaan jasa konstruksi terhadap Pendapatan Asli daerah (PAD) dan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Kampar. Untuk memenuhi tujuan umum tersebut, maka tujuan spesifik dari kajian ini adalah: 1. Mengetahui perbedaan dan seberapa besar kontribusi perusahaan jasa konstruksi terutama perusahaan yang menerapkan International Organization for Standardization (ISO) 9001 terhadap penerimaan PAD Kabupaten Kampar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan. 2. Mengetahui perbedaan dan seberapa besar penyerapan tenaga kerja yang dilaksanakan oleh perusahaan yang telah menerapkan International Organization for Standardization (ISO) 9001 di Kabuapaten Kampar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan.

Adapun manfaat yang diharapkan dari kajian Penerapan International Organization for Standardization (ISO) 9001 di Perusahaan Jasa Konstruksi dan Implikasinya terhadap Pembangunan Kabupaten Kampar adalah: 1. Hasil kajian ini dapat menjadi masukan bagi studi-studi tentang ISO 9001 dari sudut yang berbeda. 2. Memberikan masukan kepada pengambil kebijakan dan pihak-pihak yang berkepentingan tentang peran serta perusahaan jasa konstruksi yang menerapkan ISO 9001 terhadap pembangunan Kabupaten Kampar.