BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Jasa audit akuntan. publik dibutuhkan oleh pihak perusahaan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya Kantor Akuntan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori ini mendeskripsikan cara-cara penilaian perilaku seseorang baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya sehingga mengakibatkan mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan dari masyarakat atas laporan keuangan yang di audit oleh akuntan

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat mengharuskan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: tekanan anggaran waktu, locus of control, sifat Machiavellian, pelatihan auditor, perilaku disfungsional auditor

BAB III METODE PENELITIAN

BABI PENDAHULUAN. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada. umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Perusahaan wajib menyajikan laporan keuangan perusahaan agar para

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. besar bagi dunia bisnis. Transaksi bisnis dapat disajikan dalam bentuk elektronik,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi

BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu perusahaan dilihat dari bagaimana posisi keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, baik dari atasan, bawahan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar.

atas laporan keuangan yang diaudit (Rikarbo, 2012). Reckers et al. (1997)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang berkualitas, dapat diandalkan, dipercaya dan mampu menghasilkan

DAFTAR ISI. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Obyek Penelitian

ABSTRAK. Kata kunci : Independesi, Tekanan Anggaran Waktu, Risiko Audit, Gender, Kualitas Audit. vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. secara wajar sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Prinsip. Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas

BAB I PENDAHULUAN. memastikan kelayakan informasi akuntansi perusahaan, pengelola perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal

ABSTRAK. Kata Kunci : komitmen organiasi, gaya kepemimpinan demokratis, etika profesi, pengalaman auditor pada kinerja auditor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang akuntan publik harus memperhatikan kualitas auditnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kasus yang menimpa beberapa Kantor Akuntan Publik seperti kasus Enron, telah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. pemerintah bahwa laporan keuangan yang disajikan dapat dipercaya dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. mengenai seberapa banyak usaha yang dilakukan dalam situasi atau tugas tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. swasta yang melaksanakan jasa-jasa pemeriksaan, perpajakan, manajemen,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada

BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board, terdapat dua karakteristik

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen

Abstrak. Kata kunci: audit report lag, audit tenure ukuran kantor akuntan publik, dan spesialisasi auditor.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling tahun 1976

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. mengambil inisiatif untuk menanggapinya dengan melahirkan Forum of Firm

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal membutuhkan informasi terkait bisnis, dan

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bandung, Jakarta, Tangerang, Depok dan Bekasi. Maka peneliti mengambil

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang. (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan juga merupakan media penting dalam memberikan informasi kinerja

Judul : Rotasi Mandatory Sebagai Pemoderasi Pengaruh Non-Audit Services dan Audit Time Time Budget Pressure

Judul : Pengaruh Fee audit,

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu menghubungi bagian HRD melalui telepon untuk menanyakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Atribusi (Attribution Theory) Teori atribusi berpandangan bahwa suatu perilaku merupakan suatu akibat atau efek yang terjadi karena adanya sebab. Teori ini menjelaskan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara internal (internal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam seseorang, seperti kemampuan atau usaha, dan kekuatan eksternal (external forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar, seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan. Teori ini juga menunjukkan bahwa pencapaian kinerja seseorang di masa mendatang tidak bisa terlepas dari penyebab kesuksesan maupun kegagalan pada pelaksanaan tugas sebelumnya (Rustiarini, 2014). Teori ini menjelaskan tentang bagaimana orang menarik kesimpulan tentang apa yang menjadi sebab apa yang menjadi dasar seseorang melakukan suatu perbuatan atau memutuskan untuk berbuat dengan cara-cara tertentu (Yahman, 2010). Terdapat tiga faktor yang menjadi dasar pertimbangan orang untuk menarik kesimpulan apakah suatu perbuatan atau tindakan itu disebabkan oleh sifat dari dalam diri (disposisi) ataukah disebabkan oleh faktor di luar diri. Ketiga faktor dasar pertimbangan tersebut adalah : 9

a. Konsistensi: respon dalam berbagai waktu dan situasi, yaitu sejauh mana seseorang merespon stimulus yang sama dalam situasi atau keadaan yang yang berbeda. b. Informasi konsensus: bagaimana seseorang bereaksi bila dibandingankan dengan orang lain, terhadap stimulus tertentu. c. Kekhususan (distinctiveness): sejauh mana orang yang kita atribusi tersebut memberikan respon yang berbeda terhadap berbagai stimulus yang kategorinya lama. Berdasarkan teori atribusi di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku terjadi akibat adanya faktor dari internal maupun eksternal. Sehingga dapat ditentukan atribusi pada seseorang, yaitu: a. Atribusi internal, yaitu perilaku seseorang merupakan gambaran dari karakternya apabila kekhususannya rendah, konsensusnya rendah dan konsistensinya tinggi. b. Atribusi eksternal, dikatakan demikian apabila ditandai oleh kekhususannya tinggi, konsensusnya tinggi dan konsistensinya juga tinggi. c. Atribusi internal-eksternal, hal ini ditandai oleh kekhususannya tinggi, konsensusnya rendah dan konsistensinya juga tinggi Dari tiga atribusi diatas maka, perilaku disfungsional audit mempunyai faktor internal yang tercermin dalam sifat kepribadian, locus of control, dan komitmen organisasi sedangkan faktor eksternal terlihat pada time budget pressure. 10

2.1.2 Perilaku Disfungsional Audit Auditing bagi perusahaan merupakan hal yang cukup penting karena memberikan pengaruh besar dalam kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Pada awal perkembangannya audit terhadap perusahaan harus dilakukan oleh satu atau lebih pemegang saham yang bukan merupakan pejabat perusahaan, serta mereka yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya sebagai perwakilan pemegang saham. Fokus awal audit ini mula-mula adalah untuk menemukann penyimpangan dalam akun neraca serta menangkal pertumbuhan kecurangan. (Boynton, Johnson, dan Kell, 2005: 10). Seiring berkembangannya perusahaan, fungsi audit semakin penting dan timbul kebutuhan dari pemerintah, pemegang saham, analis keuangan, bankir, investor, dan masyarakat untuk menilai kualitas manajemen dari hasil operasi dan prestasi para manajer. Untuk mengatasi kebutuhan tersebut, timbul audit manajemen sebagai sarana yang terpercaya dalam membantu pelaksanaan tanggungjawab mereka dengan memberikan analisis, penilaian, rekomendasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Menurut Irsyadi (2015) menyatakan bahwa, secara umum ada beberapa fungsi audit bagi sebuah organisasi: a. Mengevaluasi kinerja perusahaan Evaluasi kinerja adalah fungsi utama dari audit dalam sebuah organisasi. Kinerja dalam hal ini tidak hanya dinilai dari hasil 11

akhirnya saja, melainkan dari tahap perencanaan dan prosesnya. Perencanaan yang baik jika prosesnya tidak baik, maka hasilnya tidak akan baik. Selain itu, perencanaan yang tidak baik, sekalipun dilaksanakan dengan baik, hasilnya tetap tidak akan baik. Sehingga, audit sangat dibutuhkan untuk menemukan di mana letaknya suatu kesalahan. b. Meminimalisir kesalahan Audit dilakukan untuk memastikan bahwa suatu organisasi berjalan di jalur yang telah ditetapkan, sesuai pedoman atau panduan yang telah ditetapkan. Singkatnya, audit meminimalisir terjadinya kesalahan. c. Memperbaiki kinerja organisasi Audit akan menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan kinerja organisasi. Audit yang dilaksanakan di akhir periode suatu tahun anggaran bertujuan untuk merekomendasikan perbaikan pada tahun anggaran berikutnya. Sementara itu, audit yang dilaksanakan pada pertengahan tahun bertujuan untuk merekomendasikan perbaikan pada tahun atau periode yang bersangkutan. Perilaku disfungsional audit disebut juga dengan perilaku pengurangan kualitas audit. Perilaku disfungsional auditor merupakan perilaku menyimpang dalam bentuk kecurangan, manipulasi, atau penyimpangan standar audit yang dilakukan oleh seorang auditor yang dapat berdampak pada penurunan terhadap kualitas audit secara langsung 12

maupun tidak langsung (Dewi dan Wirasedana, 2015), yang mengakibatkan penurunan kualitas laporan audit baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan dilakukannya perilaku disfungsional audit untuk memenuhi prosedur audit yang ditentukan dengan cara yang menyimpang atau tidak ditentukan dalam tahapan audit sehingga dapat menurunkan kualitas audit. 2.1.3 Time Budget Pressure Time budget pressure menunjukkan keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran dan waktu yang telah disusun. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas audit merupakan komponen penting dalam penilaian kinerja auditor (Suryani, 2015). Kantor Akuntan Publik memberikan time budget kepada auditornya untuk mengurangi biaya audit. Karena semakin cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya pelaksanaan audit akan semakin rendah. 2.1.4 Komitmen Organisasi Komitmen diasumsikan sebagai refleksi dampak dari kesesuaian antara individu dengan organisasi. Komitmen pegawai merupakan hal yang penting bagi organisasi, terutama untuk menjaga kelangsungan dan pencapaian tujuan. Komitmen organisasi merupakan sikap loyalitas pekerja terhadap organisasinya dan juga merupakan suatu proses mengekspresikan perhatian dan partisipasinya terhadap organisasi (Sutrisno, 2011: 296). 13

2.1.5 Sifat kepribadian Kepribadian merupakan suatu pola watak yang relatif permanen, dan sebuah karakter unik yang memberikan konsistensi sekaligus individualitas bagi perilaku seseorang (Feist dan Gregory, 2008: 5). Adanya sifat kepribadian yang berbeda antara auditor yang satu dengan auditor lain menyebabkan setiap auditor memiliki persepsi yang berbeda atas stres kerja yang dialami (Rustiarini, 2014). 2.1.6 Locus of control Locus of control merupakan karakteristik personalitas yang menggambarkan tingkat keyakinan seseorang tentang sejauh mana mereka dapat mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya. Locus of control terkait dengan penggolongan individu menjadi dua golongan, yaitu internal dan eksternal (Chairunnisa et al., 2014). Individu dengan internal locus of control lebih menyukai pekerjaan yang menantang, menuntut kreatifitas, kompleksitas, inisiatif, dan motivasi yang tinggi. Individu dengan eksternal locus of control menyukai pekerjaan yang stabil, rutin, sederhana, dan penuh control dari atasan (Rustiarini, 2013). 2.2 PENELITIAN TERDAHULU Dewi dan Wirasedana (2015) melakukan penelitian mengenai time budget pressure, locus of control, tax complexity, dan perilaku disfungsional audit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh time budget pressure, locus of control, tax complexity terhadap perilaku 14

disfungsional audit akuntan publik di Bali. Dengan menggunakan teknik non-probability sampling, data diperoleh melalui teknik survei dengan menyebarkan kuesioner kepada 75 auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah Bali yang terdaftar di Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2013. Analisis linear berganda digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian yaitu bahwa terdapat pengaruh positif dari time budget pressure, locus of control, dan task complexity pada perilaku disfungsional audit. Mahardini et al., (2014) melakukan penelitian mengenai etika profesi, time budget pressure, dan perilaku disfungsional audit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh etika profesi dan time budget pressure terhadap perilaku disfungsional auditor pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan enam model dimana model pertama melakukan analisis mengenai etika profesi. Kemudian model kedua menganalisis time budget pressure. Model ke tiga sampai enam menggunakan variabel independen yang sama tapi dengan variabel dependen yang berbeda. Model pertama memberikan hasil bahwa etika profesi berpengaruh negative terhadap perilaku disfungsional audit. Hasil pengujian hipotesis kedua yang dilakukan menunjukkan bahwa time budget pressure berpengaruh negatif terhadap perilaku disfungsional audit. Pengujian terhadap hipotesis ketiga menunjukkan hasil bahwa etika profesi dan time budget pressure secara bersama-sama mempengaruhi perilaku disfungsional audit. Selanjutnya pengujian hipotesis keempat 15

menunjukkan hasil bahwa etika profesi berpegaruh negatif terhadap under reporting time. Dari hasil pengujian hipotesis kelima diketahui bahwa time budget pressure berpengaruh terhadap under reporting time. Pengujian hipotesis yang keenam memberikan hasil bahwa etika profesi dan time budget pressure secara bersama-sama mempengaruhi terjadi perilaku under reporting time. Chairunnisa et al., (2014) melakukan penelitian mengenai locus of contol, komitmen organisasi, kinerja auditor, turnover intention dan perilaku menyimpang dalam audit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh locus of contol, komitmen organisasi, kinerja auditor, turnover intention terhadap perilaku menyimpang dalam audit. Objek penelitian ini adalah auditor independen di Pekanbaru dan Padang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner. Dari 72 kuesioner didistribusikan yang kembali adalah 62 kuesioner, tetapi hanya 59 responden yang mengisi kuesioner dan metode pemilihan sampel menggunakan analisis data dilakukan dengan model regresi berganda dengan bantuan software SPSS versi 17.0. Hasilnya menetapkan bahwa locus of control, kinerja auditor, dan turnover intention berpengaruh signifikan terhadap audit disfungsional auditor independen di Pekanbaru dan Padang. Sementara komitmen organisasi tidak memiliki efek yang signifikan terhadap audit disfungsional auditor independen di Pekanbaru dan Padang. 16

Rustiarini (2013) melakukan penelitian mengenai sifat kepribadian, locus of control, stres kerja dan perilaku disfungsional audit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stres kerja pada perilaku disfungsional audit. Tujuan penting dalam penelitian ini adalah untuk menyelidiki sifat kepribadian, yang menggunakan The Big Five Personality dan locus of control pada hubungan antara pekerjaan stres dan perilaku audit yang disfungtional. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada perusahaan akuntan publik di Bali. Analisis regresi moderator dengan uji perbedaan absolut digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja memiliki efek positif pada perilaku disfungsional audit. Selain itu ditentukan dua kepribadian yang keterbukaan terhadap pengalaman, conscientiousness, eksternal dan internal locus of control berpengaruh signifikan terhadap relasi antara stres kerja dan perilaku disfungsional audit, tapi ciri-ciri kepribadian lain yaitu extraversion, agreeableness, dan neurotisisme tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hubungan antara stres kerja dan perilaku disfungsional audit. Hal ini menunjukkan bahwa kepribadian auditor penting untuk mengurangi kemungkinan perilaku disfungsional audit. 2.3 HIPOTESIS PENELITIAN 2.3.1 Time Budget Pressure Dalam melaksanakan proses audit, auditor dituntut untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan melakukan efisiensi dalam biaya dan 17

waktu. Akibat tuntutan tersebut, menyebabkan timbulnya time budget pressure (Lautania, 2011). Keterbatasan waktu yang ada mengakibatkan auditor bekerja dibawah tekanan sehingga mengabaikan proses audit dan hanya mengerjakan beberapa bagian yang dianggap penting. Time budget pressure termasuk dalam faktor eksternal. Menurut teori atribusi, faktor eksternal memiliki konsistensi tinggi yang artinya time budgert pressure memiliki respon yang tinggi terhadap perilaku disfungsional audit, konsensus tinggi yang artinya adanya respon auditor yang tinggi terhadap time budget pressure dalam berbagai waktu dan situasi tertentu yang dapat mempengaruhi perilaku disfungsional audit. Kemudian kekhususan yang tinggi yang bermakna time budget pressure mengakibatkan respon tinggi daripada variabel yang lain yang dapat mempengaruhi perilaku disfungsional audit. Munculnya time budget pressure dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku disfungsional audit. Penelitian Dewi dan Wirasedana (2015) menunjukkan hasil time budget pressure berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional audit. Sedangkan penelitian Mahardini et al., (2014) menunjukkan hasil bahwa time budget pressure berpengaruh negatif terhadap perilaku disfungsional audit. Berdasarkan uraian di atas, maka muncul hipotesis: H1: Time budget pressure berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional audit 18

Penilaian atas sifat kepribadian sering digunakan sebagai prediktor kinerja dan perilaku seseorang. Sifat kepribadian yang dimiliki setiap orang berbeda, namun pada dasarnya sifat kepribadian yang baik akan menjauhkan seseorang berperilaku buruk dan sebaliknya (Rustiarini, 2013). Sifat kepribadian termasuk sebagai faktor internal. Menurut teori atribusi, faktor internal memiliki konsistensi tinggi yang artinya sifat kepribadian memiliki respon yang tinggi terhadap hubungan time budget pressure terhadap perilaku disfungional audit. Sifat kepribadian memiliki konsensus rendah yang artinya auditor bereaksi rendah terhadap sifat kepribadian dibandingkan dengan orang lain yang dapat mempengaruhi hubungan time budget pressure terhadap perilaku disfungional audit. Kemudian kekhususan rendah yang artinya auditor memberikan respon rendah terhadap sifat kepribadian daripada variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku disfungsional audit. Dapat disimpulkan bahwa sifat kepribadian memiliki pengaruh yang lemah terhadap perilaku disfungsional audit. Berdasarkan uraian di atas, maka muncul hipotesis: H1a: sifat kepribadian memperlemah hubungan time budget pressure terhadap perilaku disfungional audit Locus of control berperan dalam motivasi, locus of control yang berbeda biasanya mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda (Lautania, 2011). Locus of control terkait dengan penggolongan 19

individu menjadi dua golongan, yaitu internal dan eksternal. Seseorang yang meyakini keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya berada dalam kontrolnya disebut memiliki locus of control internal, sedangkan seseorang yang meyakini keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya ditentukan oleh faktor-faktor eksternal (di luar kontrolnya) disebut memiliki locus of control eksternal (Chairunnisa et al., 2014). Penelitian ini menduga bahwa auditor yang mempunyai locus of control internal yang tinggi menganggap time budget pressure sebagai suatu tantangan untuk meningkatkan kinerjanya. Namun berbeda dengan auditor yang memiliki locus of control eksternal yang tinggi. Auditor yang memiliki kepribadian ini menganggap time budget pressure merupakan faktor diluar kendali auditor sehingga memperkuat kemungkinan terjadinya perilaku disfungsional audit. Berdasarkan uraian tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1b: locus of control internal memperlemah hubungan time budget pressure terhadap perilaku disfungsional audit H1c: locus of control eksternal memperkuat hubungan time budget pressure terhadap perilaku disfungsional audit 2.3.2 Komitmen Organisasi Auditor yang berkomitmen tinggi akan mempunyai usaha yang keras dan akan mempunyai kinerja yang lebih baik daripada yang tidak berkomitmen (Chairunnisa et al., 2014). Komitmen organisasi 20

menunjukkan kekuatan relatif untuk berpihak dan terlibat dalam organisasi, keinginan untuk berusaha sekuat tenaga untuk organisasi, termasuk juga keinginan untuk bertahan dalam organisasi merupakan orientasi individu terhadap organisasi dalam hal loyalitas, identifikasi dan keterlibatan. Komitmen organisasi merupakan faktor yang bersumber dari internal, sehingga memiliki kekhususan rendah, konsensus rendah dan konsistensi yang tinggi. Kekhususan rendah berarti auditor memberikan respon rendah terhadap komitmen organisasi daripada variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku disfungsional audit. Konsensus rendah artinya auditor bereaksi rendah terhadap komitmen organisasi dibandingkan dengan orang lain yang dapat mempengaruhi perilaku disfungsional audit. Konsistensi yang tinggi artinya adanya respon auditor yang tinggi terhadap komitmen organisasi dalam berbagai waktu dan situasi tertentu yang dapat mempengaruhi perilaku disfungsional audit. Dapat disimpulkan bahwa, auditor yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan mengurangi pengaruh terhadap disfungsional audit. Penelitian Chairunnisa et al., (2014) menunjukkan hasil bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap perilaku disfungsional audit. Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 21

H2: Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap perilaku disfungsional audit Sifat kepribadian yang baik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap lingkungan. Sifat kepribadian merupakan faktor internal sehingga akan mengurangi perilaku disfungsional audit. Sifat kepribadian memiliki kaitan terhadap komitmen organisasi, dimana kepribadian yang baik akan menambah kuat komitmen yang dimiliki auditor. H2a: sifat kepribadian memperkuat hubungan komitmen organisasi terhadap perilaku disfungsional audit Penelitian ini menduga bahwa auditor yang mempunyai locus of control internal yang tinggi menganggap komitmen organisasi sebagai suatu tantangan untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadi perilaku disfungsional audit. Namun berbeda dengan auditor yang memiliki locus of control eksternal yang tinggi. Auditor yang memiliki kepribadian ini menganggap komitmen organisasi merupakan faktor diluar kendali auditor sehingga memperkuat kemungkinan terjadinya perilaku disfungsional audit. Berdasarkan uraian tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2b: locus of control internal memperkuat hubungan komitmen organisasi terhadap perilaku disfungsional audit H2c: locus of control eksternal memperlemah hubungan komitmen organisasi terhadap perilaku disfungsional audit 22

2.8 KERANGKA PEMIKIRAN Berdasarkan penjabaran hipotesa diatas, dapat digambarkan hubungan antar variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Time Budget Pressure Komitmen Organisasi Perilaku Disfungsional Audit Sifat Kepribadian Locus Of Control: -internal -eksternal 23