BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi

dokumen-dokumen yang mirip
Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

: Ulva Novianda Putri NPM : Dosen Pembimbing : Diah Aryati Prihartini, SE., MMSI

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

Wenda Purnama Sari Program Studi Akuntansi, Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam Jl. Ahmad Yani, Batam Center, Batam, 29461, Indonesia

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ASURANSI EKSPOR INDONESIA (PERSERO) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Waktu efektif yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dimulai. pada bulan September 2015 sampai dengan selesainya skripsi ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bulan Januari 2013 seluruh industri keuangan di Indonesia,

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. X DENGAN MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA BERDASARKAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANGGI DWI ANGGRAINI 3EB

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bagi perusahaan keuangan khususnya perbankan, permodalan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan shutdown ini, kinerja pemerintah akan lumpuh. Pemerintah

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Moeljadi, SE, SU, M.Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB 3 METODE PENELITIAN

: Ratna Fajar Wulansari NPM : Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE., MMSI

Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Lembaga 107 Multinasional

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK NAMA : RATNA NURANI NPM : PEMBIMBING : RADI SAHARA, SE., MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam. menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Meningkatnya efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan BUMN Asuransi Yang Go Publik (Menggunakan Analisis Ratio Dan Risk Based Capital)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

EKONOMIA JURNAL EKONOMIA ISSN : VOL. 7 No. 1 Februari 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi komitmen Pemerintah untuk mengembangkan ekspor non migas nasional. ASEI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh sahamnya dimiliki Pemerintah RI, didirikan pada tanggal 30 November 1985 sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah (PP) No. 1 Tahun 1982 tentang pelaksanaan ekspor, impor dan lalu lintas devisa. Melalui PP tersebut Pemerintah memberikan fasilitas pembiayaan ekspor, jaminan kredit ekspor dan asuransi ekspor dengan syarat - syarat lunak. Fasilitas pembiayaan ekspor berupa kredit likuiditas dari Bank Indonesia disalurkan melalui bank- bank pelaksana. Sedangkan fasilitas jaminan kredit ekspor dan asuransi ekspor dilaksanakan oleh PT Asuransi Kredit Indonesia (ASKRINDO), selanjutnya dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 12/KMK.011/1986 dialihkan kepada ASEI. Sejak tahun 2002 Asuransi Asei telah menjalankan usaha dibidang Asuransi Umum untuk melengkapi produk yang telah ada sebelumnya dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih lengkap kepada para nasabahnya. Asuransi Umum di Asei menjadi produk utama walaupun namanya Asuransi Ekspor Indonesia, tetapi Asei tidak hanya di bidang ekspor impor saja.

Asuransi Asei memiliki beberapa jenis produk Asurasi Umum sebagai berikut: a) Asuransi Harta Benda (Property Insurance) b) Asuransi Rekayasa c) Asuransi Pengangkutan Barang (Marine Cargo Insurance) d) Asuransi Rangka Kapal (Marine Hull Insurance) e) Asuransi Aneka (General Accident / Miscellaneous Insurance) f) Asuransi Penerbangan (Aviation Insurance) g) Asuransi Minyak dan Gas Bumi (Oil and Gas Insurance) PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) yang berdiri tahun 1985 dan tahun 2014 bertransformasi menjadi PT Asei Reasuransi Indonesia (Persero). Mendasar atas regulasi yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tidak memperkenankan perusahaan Reasuransi menjual produk asuransi, maka pada bulan Oktober 2014 terbentuklah Asuransi Asei yang menjadi anak usaha dari Asei-Re. Pada awal tahun 2015, Asei Re mengubah namanya menjadi Indonesia Re. PT Asuransi Asei Indonesia atau Asuransi Asei adalah anak perusahaan dari Indonesia Re atau PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) yang diresmikan pada tanggal 9 Oktober 2014 berdasarkan akta nomor 8 tahun 2014.

4.1.1 Profil Perusahaan PT Asuransi Asei Indonesia sebagai perusahaan asuransi kerugian yang memberikan proteksi asuransi kepada perbankan dan sektor riil, dan senantiasa berupaya mendukung misi perdagangan nasional dan internasional di Indonesia. Sebagai wujud pelayanan dalam memberikan proteksi asuransinya, Asuransi Asei menyediakan sebah rangkaian produk yang terintegrasi melalui produk-produk unggulannya yakni Asuransi Ekspor, Asuransi Kredit, Asuransi Umum, Penjaminan dan Asuransi Syariah. Saat ini, Asuransi Asei tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia, telah memilki 21 Kantor Cabang dan 30 Kantor Pemasaran yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam dukungan internasional, Asuransi Asei telah sejak lama tergabung dalam Berneunion dan Aman Union. Asuransi Asei senantiasa memiliki semangat baru dalam memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah.

4.1.2 Visi dan Misi a. Visi Menjadi Perusahaan Asuransi Indonesia dengan Layanan Proteksi Regional b. Misi Memberikan solusi proteksi terintegrasi secara Profesional 1.2 Gambaran Umum Industri Asuransi BUMN Asuransi BUMN adalah perusahaan asuransi yang modalnya dimiliki oleh pemerintah. Tujuan umumnya adalah untuk melindungi masyarakat lemah, yang tidak mampu melindungi diri terhadap resiko yang dihadapi melalui asuransi. Di Indonesia terdapat 15 Asuransi BUMN, diantaranya yaitu: 1. PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) 2. PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) 3. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 4. PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) 5. PT Asuransi Jasa Raharja (Persero) 6. PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

7. PT Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero) 8. PT Jamsostek (Persero) 9. PT Reasuransi Internasional Indonesia (Persero) 10. PT Taspen (Persero) 11. Perum Penggadaian (Persero) 12. Perum Sarana Pengembangan Usaha (Persero) 13. PT Danareksa (Persero) 14. PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) 15. PT PANN Multi Finance (Persero) Pada penelitian ini, penulis akan membandingkan kinerja keuangan PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) dengan industri asuransi BUMN. Adapun industri asuransi BUMN tersebut terdiri dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero), PT Asuransi Jasa Raharja (Persero), Perum Penggadaian (Persero) dan PT Taspen (Persero). 1.3 Deskripsi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder mengenai laporan keuangan perusahaan asuransi BUMN yaitu PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) dengan Industri Asuransi BUMN periode 2010-2014.

1.4 Pembahasan Analisis rasio keuangan yang dilakukan terhadap perusahaan asuransi BUMN, yaitu PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) dengan Industri Asuransi BUMN bertujuan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan perusahaan asuransi. Kinerja keuangan tersebut ditunjukkan dengan rasio kas yang ada pada ratio likuiditas, return on equity yang ada pada ratio rentabilitas dan rasio total hutang terhadap ekuitas yang ada pada rasio solvabilitas. Rasio keuangan rata-rata insdustri asuransi BUMN tersebut selama periode 2010-2014 dapat dianalisis seperti berikut. 1.5 Analisis Rasio PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) 1.5.1 Rasio Likuiditas Aktiva Likuid adalah aktiva yang dapat diperdagangkan pada pasar yang aktif dan dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas. Posisi likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti melunasi hutangnya yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Perhitungan rasio likuiditas dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar atau kewajiban lancar.

Tabel 4.1 Perhitungan Rasio Kas (Cash Ratio) PT. Asuransi Ekpor Indonesia (Perssero) Tahun 2010-2014 Tahun Kas Hutang Lancar Rasio Kas 2010 32,114,688,083 49,378,147,367 65.04% 2011 69,159,470,932 91,775,777,306 75.36% 2012 236,040,950,634 266,538,531,519 88.56% 2013 235,551,527,040 361,945,743,731 65.08% 2014 205,576,111,657 724,988,018,317 28.36% Sumber : Neraca diolah oleh penulis Cash Ratio PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) pada tahun 2010 sebesar 65,04% naik menjadi 75,36% pada tahun 2011. Pada tahun 2012 mengalami kenaikan kembali sebesar 88,56%. Pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 65,08% dan cash ratio mengalami penurunan kembali pada tahun 2014 sebesar 28,36%. Kenaikan kas pada aktiva lancar, Sedangkan kenaikan hutang lancar disebabkan naiknya hutang klaim, hutang reasuransi, hutang pajak dan hutang lancar lainnya.

1.5.2 Rasio Rentabilitas Rasio Rentabilitas disebut juga Rasio Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Satu-satunya ukuran profitabilitas yang palin penting adalah laba bersih. Tabel 4.2 Return on Equity PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) Tahun 2010-2014 Tahun Laba setelah pajak Modal Sendiri Margin Laba 2010 48,121,509,470.59 300,000,000,000 16,04% 2011 67,844,496,324.42 300,000,000,000 22,61% 2012 92,798,562,064.73 300,000,000,000 30,93% 2013 300,000,000,000 35,78% 107,336,049,225.11 2014 (128,183,392,684) 300,000,000,000 (42,73%) Sumber: Laporan laba rugi diolah oleh penulis ROE PT. Asuransi Ekpsor Indonesia (Persero) pada tahun 2010 sebesar 16,04% naik menjadi 22,61% pada tahun 2011. Pada tahun 2012 mengalami kenaikkan yaitu 30,93%. Pada tahun 2013 mengalami kenaikan kembali menjadi 35,78% tetapi pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2014 ROE mengalami penurunan menjadi (42,73%).

Kenaikan laba setelah pajak disebabkan hutang klaim yang ada pada hutang lancar mengalami kenaikan yang sangat signifikan dengan modal sendiri yang tetap. 1.5.3 Rasio Solvabilitas Rasio ini disebut juga Ratio Leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman.

Tabel 4.3 Total Debt to Equity Ratio PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) Tahun 2010-2014 Tahun Total Hutang Modal Sendiri Rasio Hutang terhadap Ekuitas 2010 61,279,551,206 300,000,000,000 20,43% 2011 113,216,007,531 300,000,000,000 37,74% 2012 275,296,206,205 300,000,000,000 91,77% 2013 364,705,350,433 300,000,000,000 121,57% 2014 732,292,694,795 300,000,000,000 244,10% Sumber: Neraca diolah oleh penulis Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui tahun 2010 rasio hutang terhadap ekuitas 20,43%. Pada tahun 2011 naik menjadi 37,74% kemudian pada tahun 2012 meningkat menjadi 91,77% terjadi kenaikkan kembali pada tahun 2013 menjadi 121,57% dan pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2014 rasio lancar mengalami kenaikan drastis sebesar 244,10%. Kenaikan total hutang disebabkan oleh bertambahnya utang lancar yang meliputi: hutang klaim, hutang reasuransi, hutang pajak dan hutang lainnya dengan hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang tetap.

1.6 Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Selanjutnya diuraikan hasil penelitian yang merupakan pengamatan terhadap obyek penelitian, yaitu PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) dengan Industri Asuransi BUMN periode 2010-2014 seperti tampak pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Perbandingan Kinerja PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) dengan Industri Asuransi BUMN Tahun Rasio Kas ROE DER ASEI Industri ASEI Industri ASEI Industri Asuransi Asuransi Asuransi BUMN BUMN BUMN 2010 65,04% 12% 16,04% 33% 20,43% 46% 2011 75,36% 10% 22,61% 38% 37,74% 49% 2012 88,56% 46% 30,93% 32% 91,77% 28% 2013 65,08% 25% 35,78% 36% 121,57% 34% 2014 28,36% 7% (42,73%) 34% 244,10% 26% Sumber: Data diolah oleh penulis

1.6.1 Analisis Rasio Kas Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa pada tahun 2010-2014 rasio kas Asei lebih besar dibandingkan industri asuransi BUMN, hal ini dikarenakan kas yang besar tidak hanya didapat dari premi sendiri tetapi dari hasil investasi yang jatuh tempo. 1.6.2 Analisis Rasio ROE Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa pada tahun 2010-2014 Asei mempunyai rasio ROE yang lebih kecil dibandingkan industri asuransi BUMN, hal ini dikarenakan hasil operasi bersih Asei yang kecil disebabkan oleh klaim yang besar. 1.6.3 Analisis Rasio Hutang Terhadap Ekuitas Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa pada tahun 2010-2011 rasio hutang terhadap ekuitas Asei lebih rendah dibandingkan industri asuransi BUMN, Sedangkan tahun 2012-2014 rasio hutang terhadap ekuitas Asei lebih besar dibandingkan industri asuransi BUMN hal ini disebabkan adanya realisasi biaya klaim yang besar dan jatuh tempo.