BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

0 X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

R O X 1 O R O X 2 O. : pengambilan sampel secara acak kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini ingin menguji sebuah perlakuan yakni pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya

BAB III METODE PENELITIAN. Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan: O : Pretes, Postes X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metodekuasi

BAB III METODE PENELITIAN

:Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra :Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik tanpaberbantuan GeoGebra

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen karena bertujuan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N Laboratorium UPI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Ruseffendi (2005: 32) penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab akibat. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen karena penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif generalisasi siswa SMP dengan menganalisis setiap hasil pekerjaan siswa. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model Connected Mathematics Task (CMT) pada kelas eksperimen dan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional pada kelas kontrol. B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest and Posttest Control Group Design, yaitu desain yang melibatkan dua kelas yang dibandingkan. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan yang berbeda dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, kemudian dilihat perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir.

25 Ruseffendi (2005: 50) menyatakan bahwa desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: A O X O A O O Keterangan : A O X : Pemilihan kelas dilakukan secara acak : Pretest dan Posttest yaitu tes kemampuan penalaran induktif generalisasi : Pembelajaran dengan model Connected Mathematic Task (CMT) C. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Yang dimaksud variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan yang diberikan secara bebas pada kelas eksperimen yaitu penerapan pembelajaran dengan model Connected Mathematics Task (CMT). 2. Variabel Terikat Variabel terikat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah variabel yang hasilnya dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu kemampuan penalaran induktif generalisasi. D. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Arikunto (2006: 130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Soreang tempat mengadakan penelitian.

26 Sampel pada penelitian ini diambil secara acak (random). Di SMP Negeri 1 Soreang terdapat sembilan kelas pada kelas VIII, yaitu kelas VIII-A sampai dengan kelas VIII-I. Dari sembilan kelas yang ada, diambil dua kelas secara acak untuk dijadikan sampel. Satu kelas akan dipilih sebagai kelas eksperimen (kelas yang mendapat pembelajaran dengan model Connected Mathematics Task (CMT) yaitu kelas VIII-E) dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol (kelas dengan pembelajaran secara konvensional yaitu kelas VIII-F). E. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, digunakan empat macam instrumen yaitu tes kemampuan penalaran induktif generalisasi (pretest dan posttest), observasi (perekaman proses pembelajaran), angket (sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan), dan wawancara. Berikut penjelasan mengenai instrumen yang digunakan: 1. Tes Kemampuan Penalaran Induktif Generalisasi Tes yang diberikan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Pada tes awal, soal-soal yang diberikan bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan penalaran induktif generalisasi siswa sebelum mendapat pembelajaran dengan model Connected Mathematics Task (CMT) pada kelas eksperimen. Sedangkan, pada tes akhir soalsoal yang diberikan untuk mengetahui kemampuan penalaran induktif generalisasi matematis siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan model Connected Mathematics Task (CMT) pada kelas eksperimen. Kelas kontrol dan kelas

27 eksperimen diberi tes dengan tipe soal yang identik baik dalam tes awal maupun tes akhir. Tipe tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe tes uraian. Penggunaan tipe tes uraian memiliki keunggulan, Russeffendi (2005: 104) menyatakan bahwa dengan tipe tes uraian akan terlihat sifat kreatif pada diri siswa dan hanya siswa yang telah menguasai materi dengan betul-betullah yang dapat memberikan jawaban yang baik dan benar. Pemberian tes uraian dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penalaran induktif generalisasi siswa. Melalui tes uraian dapat diketahui langkah-langkah pengerjaan siswa, pola pikir siswa dalam membuat suatu kesimpulan. Aspek-aspek yang diukur dalam soal kemampuan penalaran induktif generalisasi mengacu pada tahapan penalaran induktif generalisasi yang diungkapkan Mason (Hamidah, 2007) yaitu perception of generality, expression of generality, symbolic expression of generality, dan manipulation of generality. Pedoman penskoran yang dibuat oleh peneliti mengacu pada indikator-indikator penalaran induktif generalisasi di atas. Adapun pedoman pemberian skor tes kemampuan penalaran induktif generalisasi adalah sebagai berikut:

28 Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran Induktif Generalisasi Skor Interpretasi siswa terhadap soal 0 Tidak ada jawaban. 1 Siswa mengenal suatu aturan. 2 Siswa mampu menguraikan sebuah pola/aturan tapi keliru. 3 Siswa mampu menguraikan sebuah pola/aturan yang hampir benar. 4 Siswa mampu menguraikan sebuah pola/aturan yang benar. 5 Siswa menuliskan aturan umum dari suatu pola tapi keliru. 6 Siswa menuliskan aturan umum yang hampir benar dari suatu pola. 7 Siswa mampu membuat suatu aturan umum yang benar dari suatu pola. 8 Siswa mampu menerapkan aturan umum yang diperoleh. Sebelum digunakan, instrumen tes ini terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa yang telah memperoleh pembelajaran mengenai materi bangun ruang sisi datar. Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian diolah dengan menggunakan Anates (uraian) untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran soal. a. Validitas Suatu alat evaluasi dapat dikatakan valid (absah atau sahih) jika alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu, keabsahan tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi dalam melaksanakan fungsi (Suherman, 2003:9).

29 Untuk menentukan validitas empirik soal, dihitung koefisien validitas (r xy ) (Suherman, 2003:120), yaitu: r xy = ( n X n XY ( X )( Y ) 2 2 ( X ) )( n Y 2 ( Y ) 2 ) Keterangan: r xy = koefisien korelasi antara vaiabel X dan variabel Y n = Banyak subjek X = Nilai rata-rata harian tes matematika Y = Nilai hasil tes yang akan dicari koefisien validitasnya Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Nilai Nilai Keterangan Validitas sangat tinggi Validitas tinggi Validitas sedang Validitas rendah Validitas sangat rendah r xy < 0,00 Tidak valid Dari data hasil pengujian diperoleh validitas butir soal seperti pada Tabel 3.2. Tabel 3.3 Validitas Tiap Butir Soal No. Soal Interpretasi 1 0,786 Validitas tinggi 2 0,91 Validitas sangat tinggi 3 0,71 Validitas tinggi Secara terperinci hasil validitas dapat dilihat pada Lampiran C.3.

30 b. Reliabilitas Suatu alat evaluasi disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif sama jika digunakan untuk subyek yang sama (Suherman, 2003: 131). Untuk mencari koefisien reliabilitas digunakan formula Spearman- Brown (Suherman, 2003: 139), yaitu: dengan Keterangan: : Koefisien reliabilitas N: Banyaknya subyek : kelompok data belahan pertama : kelompok data belahan kedua Guilford (dalam Suherman, 2003: 139) menyatakan bahwa kriteria untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas adalah: Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas Koefisien reliabilitas Keterangan Derajat reliabilitas sangat rendah Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sangat tinggi

31 Berdasarkan perhitungan yang dilakukan menggunakan bantuan Anates (dapat dilihat pada Lampiran C.3), diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,79. Menurut interpretasi pada Tabel 3.3 di atas, derajat reliabilitas tes ini termasuk dalam kriteria tinggi. c. Daya Pembeda Daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan kemampuan siswa yang pandai dengan kemampuan siswa yang kurang pandai (Suherman, 2003: 159). Daya pembeda butir soal diuji menggunakan bantuan program Anates Uraian. Adapun tahapan dalam pengujian daya pembeda butir soal adalah menghitung DP (daya pembeda) menggunakan program Anates Uraian, setelah itu mencocokkan daya pembeda dengan interpretasi daya pembeda sebagai berikut (Suherman, 2003: 161): Keterangan: DP = Daya Pembeda Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Nilai Interpretasi Sangat baik Baik Cukup Jelek Sangat jelek

32 Hasil uji instrumen daya pembeda yang diperoleh menggunakan program Anates Uraian adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal No. Daya Pembeda Interpretasi 1 0,48 Baik 2 0,7 Baik 3 0,2 Jelek Secara terperinci hasil daya pembeda dapat dilihat pada Lampiran C.4. d. Indeks Kesukaran Indeks kesukaran butir soal merupakan bilangan yang menunjukkan derajat atau tingkat kesukaran butir soal (Suherman, 2003: 170). Indeks kesukaran butir soal diuji menggunakan bantuan program Anates Uraian. Adapun tahapan dalam pengujian daya pembeda butir soal adalah menghitung IK (indeks kesukaran) menggunakan program Anates Uraian, setelah itu mencocokkan daya pembeda dengan interpretasi indeks kesukaran sebagai berikut (Suherman: 2003): Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran IK Keterangan IK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < IK 0,30 Soal sukar 0,30 < IK 0,70 Soal sedang 0,70 < IK < 1,00 Soal mudah IK = 1,00 Soal terlalu mudah Keterangan: IK = Indeks kesukaran

33 Hasil uji instrumen indeks kesukaran yang diperoleh menggunakan program Anates Uraian adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal No. Indeks Kesukaran Interpretasi 1 0,708 Mudah 2 0,5 Sedang 3 0,1 Sukar Secara terperinci hasil indeks kesukaran dapat dilihat pada Lampiran C.4. 2. Angket Skala Sikap Angket adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh orang yang akan dievaluasi (responden) yang berupa keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap, pendapat mengenai suatu hal. Angket berfungsi sebagai alat pengumpul data. (Suherman, 2003: 56). Dalam penelitian ini, angket yang digunakan terdiri atas 20 pernyataan mengenai sikap siswa terhadap matematika dan pembelajaran yang dilakukan dengan model Connected Mathematics Task (CMT) yang diikuti dengan kemampuan penalaran induktif generalisasi. Skala penilaian yang digunakan adalah Skala Likert. Dalam Skala Likert siswa memiliki 5 pilihan yang sesuai dengan pernyataan secara terurut yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu atau netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dengan bobot penilaian 1 sampai dengan 5. Namun

34 dalam penelitian ini alternatif sikap ragu-ragu tidak digunakan dengan alasan agar sikap siswa mencerminkan/memihak kearah sikap positif atau negatif. Pembobotan skor Alternatif sikap siswa disajikan pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Bobot Skor Sikap Siswa Alternatif Jawaban Jenis Pernyataan Positif Negatif Sangat Setuju (SS) 5 1 Setuju (S) 4 2 Tidak Setuju (TS) 2 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5 Data yang diperoleh melalui angket diolah dengan cara menghitung banyaknya responden yang memilih setiap alternatif pilihan untuk suatu pernyataan yang diberikan diubah ke dalam bentuk persentase sebagaimana menurut Syamsudin (Sari, 2010: 43) berikut ini: Keterangan: R : persentase responden yang menjawab pilihan terhadap pernyataan P : banyaknya responden yang memilih alternatif pilihan terhadap pernyataan F : banyak responden

35 Untuk memudahkan proses analisis terhadap data angket yang diperoleh, digunakan kriteria persentase berdasarkan Syamsudin (Sari, 2010: 43) sebagai berikut: Tabel 3.10 Kriteria Persentase Skala Sikap Nilai Persentase Interpretasi Tak seorang pun Sebagian kecil Hampir setengahnya Setengahnya Sebagian besar Hampir seluruhnya Seluruhnya Selanjutnya, data hasil angket kemudian diolah dengan menghitung ratarata skot angket setiap siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan sikap siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan model Connected Mathematics Task (CMT). Perhitungan rata-rata skor angket menurut Suherman mengikuti aturan sebagai berikut: Keterangan: : Rata-rata skor angket siswa : Skor total siswa

36 : Skor maksimum 3. Jurnal Harian Jurnal siswa digunakan untuk melihat sikap dan kesan siswa terhadap proses pembelajaran matematika dengan menggunakan Connected Mathematics Task (CMT). Jurnal dibuat setiap akhir pembelajaran. 4. Lembar Observasi Lembar observasi berupa daftar isian yang diisi oleh observer selama pembelajaran berlangsung di kelas yang digunakan untuk mengamati secara langsung aktivitas dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa sehingga diketahui gambaran umum dari pembelajaran yang terjadi. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai aspek-aspek proses pembelajaran yang diterapkan sehingga dapat dilihat peran guru saat pembelajaran, interaksi yang terjadi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa lainnya, keaktifan siswa, pemahaman konsep yang dimiliki siswa, kendala yang dihadapi dalam pembelajaran serta perekaman setiap kejadian selama proses pembelajaran. Suherman (2003) mendefinisikan bahwa observasi adalah suatu teknik non tes yang menginventarisasikan data tentang sikap dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan dengan mengamati kegiatan dan perilaku siswa secara langsung serta bersifat relatif. 5. Wawancara Suherman (2003) menyatakan bahwa wawancara merupakan teknik non tes secara lisan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui sikap siswa terhadap

37 pembelajaran secara langsung serta pengumpulan data untuk memperoleh keterangan yang belum jelas terungkap bila hanya menggunakan angket. Pertanyaan menyangkut segi-segi sikap siswa dalam proses belajar yang dilakukan secara langsung.pembelajaran. wawancara dilakukan setelah pembelajaran dilaksanakan. F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Menentukan masalah; b. Membaca literatur; c. Menyusun rencana penelitian; d. Membuat perijinan tempat penelitian; e. Menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja siswa), LTS (Lembar Tugas Siswa), soal uji instrumen (pretest-posttest), angket, lembar observasi siswa, lembar observasi guru, jurnal harian, dan wawancara. Hasil dari penyusunan instrumen penelitian ini dikonsultasikan kepada pembimbing terlebih dahulu sebelum diujikan; f. Melakukan uji coba instrumen; g. Melakukan perhitungan untuk mengetahui hasil uji instrumen. Hasil perhitungan tersebut diolah untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya

38 pembeda, dan indeks kesukaran dari soal yang telah diujikan. Apabila soal-soal tersebut valid, dapat dilanjutkan dengan melakukan pretes pada kedua kelas tersebut. 2. Tahap Pelaksanaan a. Memberikan pretest (tes awal) kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen; b. Implementasi model Connected Mathematics Task (CMT) pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol; c. Pengisian lembar observasi (oleh observer); d. Pengisian jurnal harian; e. Memberikan posttest (tes akhir) terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen; f. Memberikan jurnal harian pada setiap akhir pembelajaran; g. Memberikan angket; h. Melakukan wawancara. 3. Tahap Penyelesaian a. Pengumpulan data hasil penelitian; b. Pengolahan data hasil penelitian; c. Analisis data hasil penelitian; d. Penyimpulan hasil penelitian; e. Penulisan laporan hasil penelitian.

39 G. Prosedur Pengolahan Data Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan memberikan tes (pretest dan posttest), pengisian angket, jurnal, observasi, dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian dikategorikan ke dalam jenis data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif meliputi data hasil pengisian angket, jurnal, observasi, dan hasil wawancara, sementara itu data kuantitatif diperoleh dari hasil pretest dan posttest kemampuan panalaran induktif generalisasi. 1. Analisis data kualitatif Data diolah atau dianalisis dengan cara membandingkan antara data yang diperoleh, kemudian dilakukan interpretasi berlandaskan teori yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Untuk melihat kecenderungan sikap siswa terhadap pernyataan yang diberikan apakah positif atau negatif, maka ratarata skor angket yang telah dihitung kemudian dibandingkan dengan skor netral pernyataan. 2. Analisis data kuantitatif Data diolah atau dianalisis dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows. a. Analisis data skor hasil pretest dan posttest. 1) Melakukan uji normalitas. 2) Jika data berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas.

40 3) Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya dilakukan uji-t. Tapi, jika data berdistribusi normal dan tidak homogen, selanjutnya dilakukan uji-t. 4) Jika data dari kedua atau salah satu kelompok tersebut tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji non parametrik menggunakan uji statistik Mann-Whitney. b. Analisis Data Indeks Gain Untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran induktif generalisasi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol maka digunakan indeks gain. Indeks gain dapat dihitung menggunakan rumus: Kriteria tingkat gain menurut Hake (Dahlia, 2008) adalah sebagai berikut: Tabel 3.11 Kriteria Indeks Gain Indeks Gain (g) Kriteria Tinggi Sedang Rendah

41 Setelah diperoleh indeks gain, langkah-langkah pengujian statistiknya adalah sebagai berikut: 1) Menguji normalitas dan homogenitas distribusi data. 2) Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen maka untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan penalaran induktif generalisasi yang berbeda secara signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model Connected Mathematics Task dan siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional dilakukan uji-t. 3) Jika data yang diperoleh berdistribusi normal, tetapi tidak homogen, maka untuk melihat kemampuan awal antara dua kelas dilakukan uji-t. 4) Jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji Mann-Whitney.