Oleh : Dr.Ir. Astuti, M.P. Ir. Ekosari Roektiningrum, M.P. Himatul Hasanah, M. P

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

Oleh: Astuti, Ekosari Roektiningrum, dan Himmatul Hasanah FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DUSUN GADING CANGKRINGAN, SLEMAN, DIY MELALUI PENYULUHAN PEMBUATAN YOGHURT ANEKA RASA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LAPORAN PROGRAM PPM PPM FAKULTAS

PENDAHULUAN Latar Belakang Susu sapi merupakan salah satu produk hasil peternakan yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang

PENINGKATAN PENDAPATAN ANGGOTA PKK MELALUI USAHA PEMBUATAN YOGHURT DI DESA WISATA MULYOREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. segar seperti diolah menjadi sosis, nugget, dendeng, kornet dan abon.

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

*NWWtr.WWs. MruKWW$,WWWWT. BnSutEyomo

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

KEJU. Materi 14 TATAP MUKA KE-14 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Suhu Dalam Pembuatan Minuman Probiotik Sari Buah Melon (Curcumismelo L.) Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Fermentor

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Berbagai inovasi dilakukan oleh para produsen untuk. memproduksi susu fermentasi yang sesuai dengan selera konsumen di

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu

BAB I PENDAHULUAN. mengenakkan, karena merasa amis, mual dan sebagainya. Oleh karena itu,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Santoso (2009) menyatakan bahwa yoghurt merupakan produk susu. yang difermentasi. Fermentasi susu merupakan bentuk pengolahan susu

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. berasal dari susu seperti yogurt, keju, es krim dan dadih (produk olahan susu fermentasi

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

PENAMBAHAN GUM ARABIK SEBAGAI SENYAWA PENSTABIL PADA YOGHURT PROBIOTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat dilingkungan sekitar. dapat dimanfaatkan salah satunya limbah ampas tahu.

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

PEMBUATAN SOYGHURT KAYA ANTIOKSIDAN dengan SUBSTITUSI EKSTRAK WORTEL (Daucus carrota) SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

I. PENDAHULUAN. negara dengan ciri khas masing-masing. Makanan fermentasi tersebut diolah

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada

PEMBUATAN YOGHURT SUSU KECAMBAH KACANG HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

PENDAHULUAN. Latar Belakang. berbagai permasalahan persusuan pun semakin bertambah, baik

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

TUGAS AKHIR SILVI DIANA SHOFI L0C

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan domestik. orang wisatawan berkunjung ke kota ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan enzim protease, yaitu pada produksi keju. tinggi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh manusia.

I. PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga permintaan susu semakin meningkat pula. Untuk memenuhi

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,

I. PENDAHULUAN. (uniseluler) (Kusnadi dan Aditawati, 2003). Setiap sel tunggal mikroba

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1

BAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Protease adalah enzim yang memiliki daya katalitik yang spesifik dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh:

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

Transkripsi:

PPM PRIORITAS FAKULTAS FMIPA UNY Optimalisasi Potensi Peternak Susu Sapi Perah Melalui Peyuluhan Dan Pelatihan Pembuatan Keju Dan Yoghurt Aneka Rasa Guna Meningkatkan Pendapatan Masyarakat a. Analisis Situasi Oleh : Dr.Ir. Astuti, M.P. Ir. Ekosari Roektiningrum, M.P. Himatul Hasanah, M. P Usaha persusuan di Indonesia sudah sejak lama dikembangkan. Seiring dengan perkembangan waktu, perkembangan persusuan di Indonesia dibagi menjadi tiga tahap perkembangan, yaitu tahap I, perkembangan peternakan sapi perah dirasakan masih cukup lambat karena usaha ini masih bersifat sampingan oleh para peternak. Pada tahap II, pemerintah melakukan impor sapi perah secara besar-besara pada awal tahun 1980-an. Tujuan dilakukannya impor besar-besaran adalah untuk merangsang peternak untuk lebih meningkatkan produksi susu sapi perahnya. Selain itu, peningkatan populasi sapi perah ditunjang oleh permintaan akan produk olahan susu yang semakin meningkat dari masyarakat. Sedangkan untuk tahap III, perkembangan sapi perah mengalami penurunan dan stagnasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh kejadian krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Berdasarkan atas kebijakan tersebut, maka peternak harus mampu bersaing dengan produk susu dari luar negeri, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Susu yang dominan diproduksi adalah susu yang dihasilkan dari sapi perah. Dusun Ngepring Kelurahan Purwobinangun Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Diketahui bahwa mayoritas mata pencaharian warga di dusun Ngepring merupakan peternak susu sapi perah. Warga di Dusun Ngepring selama ini menjual susu murni dari pemerahan sapi yang mereka ternakkan sebagai produk utama yang dihasilkan. Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah sentra peternakan sapi perah. Mayoritas pencaharian penduduk setempat adalah sebagai perternak sapi perah. Di sisi lain,

hasil susu sapi perah yang diproduksi hanya dikonsumsi masyarakat sekitar, dan penjualan susu sapi perah hanya terbatas di koperasi desa sehingga distribusi penjualan dan pemasaran hanya tersentral di daerah tersebut, yang menyebabkan distribusi penjualan belum bisa merata ke daerah lain. Hal ini dapat disebabkan karena produk susu yang diolah masih kalah bersaing dengan produk susu keluaran industri susu modern yang beredar di berbagai daerah. Usaha susu sapi perah belakangan ini menjadi salah satu peluang usaha yang cukup menarik minat masyarakat, terutama di pedesaan. Sehingga ami mencoba untuk mengoptimalkan potensi susu sapi perah dengan melakukan inovasi teknologi pengolahan susu menjadi beberapa alternatif produk yaitu keju dan yoghurt. Pengolahan susu sapi perah menjadi yoghurt dan keju ditujukan untuk menganekaragamkan produk dan selera, di samping tujuan utamanya yaitu mengawetkan susu agar relatif lebih tahan lama bila disimpan. Produk olahan susu ini dapat memberikan dampak positif dalam kesehatan dan secara ekonomis daat meningkatkan nilai jual susu dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. b. Landasan Teori a. Bakteri Asam Laktat Bakteri asam laktat merupakan bakteri yang menghasilkan sejumlah besar asam laktat sebagai hasil akhir dari metabolisme gula (karbohidrat). Asam laktat yang dihasilkan dengan cara tersebut akan menurunkan nilai ph dari lingkungan pertumbuhannya dan menimbulkan rasa asam. Hal ini juga menghambat pertumbuhan beberapa jenis mikroorganisme lainnya (Buckle, 1987 : 295). b. Fermentasi Secara biokimia fermentasi diartikan sebagai pembentukan energi melalui katabolisme senyawa organik, sedangkan dalam indutri, fermentasi diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah bahan dasar menjadi suatu produk oleh sel mikroba (Djoko Wibowo, 1987 : 1). Pada proses fermentasi asam laktat bila hasil asam laktat lebih besar dari 80 % disebut dengan fermentasi homolaktat, sedangkan bila asam laktat dan

produk-produk lainnya terdapat dalam jumlah yang seimbang disebut dengan fermentasi heterolaktat. Jumlah asam laktat yang dihasilkan bergantung pada genus bakteri asam laktat (Ansori Rahman, 1992 : 109-111). Semakin lama waktu fermentasi yang terjadi semakin banyak asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri S. Thermophillus. c. Yoghurt dan Keju Yoghurt merupakan produk olahan susu juga merupakan hasil fermentasi dua bakteri asam laktat (LAB) sebagai starter, yakni Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Bahan dasar pembuatan berasal dari susu sapi (susu segar dan susu pasteurisasi). Yoghurt dapat dibuat variasinya sehingga dihasilkan produk susu fermentasi dalam berbagai bentuk variasi. Keju merupakan salah satu produk olahan susu yang terbentuk karena koagulasi atau rennet (enzim pencernaan dalam lambung hewan penghasil susu). Bagian dari susu cair yang terkoagulasi membentuk substansi padat seperti gel disebut curd, dan sejumlah besar air serta beberapa zat terlarut yang terpisah dari curd disebut whey. c. Tujuan Kegiatan a. Agar Masyarakat Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dapat membuat yoghurt dan keju menggunakan bakteri asam laktat setelah adanya program PPM Unggulan. b. Agar Masyarakat Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dapat membuat starter bakteri asam laktat untuk yoghurt dan keju setelah adanya program PPM Unggulan. c. Agar Masyarakat Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dapat terus membuat yoghurt dan keju untuk penjualan sebagai inovasi produk susu setelah adanya program PPM Unggulan. d. Agar Masyarakat Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta memperoleh peningkatan pendapatan dari

daya jual produk yoghurt dan keju setelah adanya program PPM Unggulan. d. Kerangka Pemecahan Masalah Pada kenyataannya usaha peternakan sapi perah rakyat ini dihadapkan dalam dua masalah besar, yaitu masalah zooteknik dalam menghadapi pasar global dan masalah kelembagaan sosial ekonomi yang kurang mendukung terhadap kinerja usahanya. Kedua aspek tersebut, seperti lingkaran yang saling berkaitan sehingga mengakibatkan perkembangan usaha peternakan rakyat ini seperti jalan di tempat. Dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat perlu didukung oleh adanya ketrampilan dan keahlian yang sudah dilaksanakan baik dilingkungan perguruan tinggi maupun diluar lingkungan perguruan tinggi. Di pihak perguruan tinggi dalam hal ini UNY memiliki tenaga-tenaga baik dari aspek ilmu pangan, khususnya mikrobiologi industri dan biokimiawi. Para akademisi sebagai tim penyuluh dapat memberikan bimbingan dan pelatihan tentang pembuatan yoghurt dan keju menggunakan bakteri asam laktat. Sementara aspek Sosial Kemasyarakatan pihak pengelola akan memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada para peternak. Dalam kaitannya dengan mitra kerja dari program pengabdian ini adalah para peternak sapi perah dan masyarakat sekitar. Ketersediaan para peternak dan masyarakat sekitar untuk mau mengikuti program pelatihan merupakan dukungan teknis yang besar dalam kegiatan ini. Adapun pihak perguruan tinggi dalam hal ini UNY menyediakan fasilitas bagi pelaksanaan kegiatan ini. a. Kerangka pemecahan masalah dilakukan melalui penyuluhan dan pelatihan pembuatan yoghurt dan keju pada warga Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta b. Pelaksanaan dilakukan pada April-Juli 2010 Dengan inovasi pengolahan susu sapi perah di Dusun Ngepring menjadi produk yang bebragam yaitu yoghurt dan keju merupakan usaha diversifikasi produk yang dapat menjadi suatu alternatif dalam memberikan keuntungan

pendapatan tambahan bagi masyarakat dan peternak sapi perah, selain menjadi produk baru di daerah yang bisa dipasarkan sekaligus dapat meningkatkan kreatifitas masyarakat, serta diharapkan dapat lebih dikembangkan dan dioptimalkan segala sesuatu yang disosialisasikan dan diajarkan setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan pengolahan susu sapi perah menjadi yoghurt dan keju di Dusun Ngepring. e. Khalayak Sasaran Sasaran dalam kegiatan ini adalah: 1. Kelompok peternak sapi perah Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 20 orang. 2. Ibu-ibu PKK di Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 10 orang. 3. Pemuda dan pemudi Karang Taruna Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 10 orang. f. Metode Kegiatan Instrumen Pelaksanaan Metode yang digunakan dalam yaitu metode kerja kolaborasi antara dosen, mahasiswa, peternak, dan koperasi peternak sapi perah melalui sosialisasi dan bimbingan pembuatan yoghurt dan keju dari susu perah yang dihasilkan peternak sapi perah di Dusun Ngepring. Instrumen yang digunakan dalam program ini adalah : 1) Observasi yakni dilakukan secara langsung pada saat sebelum pelaksanaan kegiatan. 2) Perlakuan yakni berupa pelatihan kepada masyarakat dusun Ngepring dan khusunya peternak sapi perah tentang cara pembuatan yogjell. 3) Follow Up yakni dilakukan langsung ketika warga dan peternak pada suatu waktu membutuhkan bimbingan ulang atau bimbingan yang lebih mendalam dari pelatihan yang diberikan. Tahapan Pelaksanaan a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, akan dilaksanakan beberapa kegiatan seperti pengurusan Izin kegiatan, pemantapan rencana pelatihan, pembuatan format evaluasi, observasi ke lokasi, pembelian peralatan. b. Tahap Pelatihan Metode utama yang ditempuh dalam kegiatan ini adalah: 1) Memberikan penyuluhan tentang pentingnya potensi susu perah untuk diolah menjadi inovasi produk yang memiliki nilai ekonomi yaitu yogjell, metode yang digunakan adalah; metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Penyuluhan ini diperlukan untuk memberikan pemahaman pada masyarakat agar masyarakat mengetahui benar akan manfaat dari program ini sehingga dapat diterapkan dengan baik. 2) Pelatihan membuat yogjell dengan metode yang digunakan adalah: metode demonstrasi, dan tanya jawab. Metode demonstrasi digunakan untuk mendemonstrasikan cara membuat produk yogjell menggunakan bahan baku utama susu perah sehingga dapat menjadi produk yang lebih inovatif dan bernilai ekonomi. Diterangkan dahulu cara memilih bahan, langkah kerja, dimensi, bahan dan alat yang digunakan. Disini khalayak sasaran dapat langsung melakukan, mengerjakan setiap tahapan pembuatan bersama dengan mahasiswa. Pada saat itu juga diharapkan juga terjadi diskusi, agar masyarakat semakin faha dan mampu menerapkan dari pelatihan yang diberikan. g. Rancangan Evaluasi Hasil pelatihan dapat dievaluasi dari kondisi dan meningkatnya ketrampilan peserta. Evaluasi dirancang dengan melakukan monitoring: 1. Dengan pertemuan kembali pasca pelatihan. Dalam monitoring ini akan di diskusikan tentang berbagai hal yang mereka alami pasca pelatihan. Berbagai masalah mungkin sakali muncul, dan pada saat itulah ditawarkan berbagai alternatif pemecahan. 2. Adanya kegiatan baru pasca pelatihan dan berbagai kesulitan yang mungkin muncul.