BAB I PENDAHULUAN. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU

BAB II KAJIAN TEORI. A. Konsep Teoritis. 1. Persepsi. a. Pengertian Persepsi. Persepsi ( perception) dalam arti sempit adalah penglihatan, yaitu

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya

I. PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

BAB I PENDAHULUAN. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.5

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan fisikomotor.

BAB I PENDAHULUAN. tenaga pendidik/ tenaga pengajar yang tugas utamanya adalah mengajar. 1

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KIMIA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS XII IPA DI MAN 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan harus

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA KELAS I SDN 7 KUTE PANANG. Zaki Al Fuad 1 dan Zuraini 2 ABSTRAK

Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. guru mata pelajaran IPS, beberapa orang siswa kelas VIII, serta kepala sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. harus dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengajaran. 1. proses pembelajaran dapat dirasakan manfaatnya

Abstract. Keywords: Keterampilan Mengajar Guru, Fasilitas Belajar, Prestasi Belajar. p-issn : e-issn : JURNAL NIAGAWAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya.salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR KIMIA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG

PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Dalam hal ini guru bertanggung jawab memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. 2011, hlm Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi pendidikan, Gava Media, Yogyakarta,

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN BINJAI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat berpengaruh terhadap kecepatan tersebut adalah pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 M/1436 H

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

PERAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SMP TAMAN DEWASA KOTA PROBOLINGGO

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. 1 Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. pada jenjang yang lebih sempurna yaitu keberhasilan guru atau pendidik untuk

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB V PENUTUP. pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Media CD interaktif berpengaruh signifikan positif terhadap minat belajar

PENERAPAN METODE FUN LEARNING PADA PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 20 KUMANIS KABUPATEN SIJUNJUNG

Andi H. Tegelon 1, Muh. Amir Arham 2, Ivan R. Santoso 3 Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia, yaitu berupa standar nilai kelulusan siswa SMP (Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH. Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z.

BAB I PENDAHULUAN. manusia di muka bumi, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. yang dijadikan subjek 25 siswa, laki-laki 10 dan perempuan sebanyak 15 siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dapat diserap dan dipahami oleh siswa-siswanya. Untuk mencapainya, guru harus

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Menurut Mulyasa, pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keahlian menurut bidangnya masing-masing. menuju pendewasaan dan kematangan dalam berfikir dan bertindak.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

Meningkatkan Motivasi Belajar Mata Pelajaran IPS Melalui Penggunaan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Posona

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak terkecuali

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (TEATER) DI SMAN 1 KRUENG BARONA JAYA YANG DILAKSANAKAN OLEH GURU BIDANG STUDI NON SENI ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

IMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH. ImraatusShalihah, Mahmud, M.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

UJI COBA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP. Muhamad Kurnia Sugandi 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

KHAIRUL ANWAR* DAN RIZKY CHAIRU RAMADHAN** *Ketua Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dep. Agama RI., Al-quran dan terjemah, Jakarta: Dep. Agama RI, 2000, Hal.994.

BAB V KESIMPULAN. maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses mengajar bukan hanya kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada subjek belajar atau siswa, melainkan memungkinkan subjek belajar merekonsrtruksi sendiri pengetahuannya menggunakan pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi belajar mengajar. Menurut Achmad Badawi, mengatakan bahwa mengajar guru dikatakan berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya. 2 Guru yang profesional adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan perilaku) yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. 3 Mengingat peranannya yang begitu penting, maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman dan kemampuan secara komprehensif tentang kompetensinya sebagai pendidik. salah kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah performance (kinerja), yaitu seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan oleh guru yang terkait dengan gaya mengajar, kemampuan berinteraksi dengan siswa, dan karakteristik pribadinya yang h. 157. 1 Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), h. 81. 2 B. suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), 3 Ali Mudlofir, Pendidikan Profesional, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2013), h. 75 1

2 ditampilkan pada waktu melaksanakan tugas profesionalnya sebagai pendidik (pemibimbing, pengajar dan pelatih). 4 Gaya mengajar merupakan salah satu kompetensi kinerja seorang guru. Dalam hal ini guru memerlukan adanya variasi dalam mengajar. mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun dan penuh partisipasi. variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. 5 Salah satunya yaitu variasi dalam gaya mengajar. Menurut Donald Medley dalam Syamsu Yusuf dan Nani M. S gaya mengajar guru adalah kemampuan guru untuk menciptakan iklim kelas ( classroom climate). Sementara ahli lain menggambarkan gaya mengajar, yaitu sebagai: 1. Aspek ekspresif mengajar, yang menyangkut karakteristik hubungan emosional antara guru-siswa, seperti hangat atau dingin; dan 2. Aspek instrumental mengajar, yang menyangkut bagaimana guru memberikan tugas-tugas, mengelola belajar, dan merancang aturan-aturan kelas. 6 Gaya mengajar guru merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena sangat mempengaruhi siswa dalam belajar. Jika guru tidak memiliki gaya mengajar yang baik, maka besar pengaruhnya bagi 4 Syamsu Yusuf dan Nani M. S, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 139-140 5 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2008), h. 78-79 6 Syamsu Yusuf dan Nani M. S.Op.Cit., h. 140-141

3 peserta didik. Dari gaya mengajar tersebut guru dapat menggunakan cara atau metode yang digunakan guru ketika sedang melakukan pengajaran untuk mengatasi siswa agar tidak merasa bosan dalam proses belajar mengajar. pada dasarnya gaya mengajar yang dimiliki guru adalah strategi yang digunakan untuk mentransfer informasi yang diberikan kepada siswa agar memliki motivasi belajar. Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru, dalam setiap proses pembelajaran, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri siswa manakala siswa merasa membutuhkan. Siswa yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu dalam rangka membangkitkan motivasi, guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekedar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya. 7. Pada intinya, motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan 7 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Putra Grafika, 2006), h. 135.

4 belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar dengan baik. 8 Persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru akan menentukan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diajarkannya. Persepsi mempunyai implikasi penting dalam bertingkah laku, sangat menentukan bagaimana seseorang bersikap dan berinteraksi dengan objek yang ia persepsikan. Misalnya, jika siswa menganggap gaya mengajar guru baik dan menarik, maka siswa akan termotivasi untuk belajar sebaliknya jika gaya mengajar guru tidak bervariasi cenderung akan membuat siswa bosan dan malas belajar. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah penulis lakukan di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru, penulis menemuka bahwa guru telah memiliki gaya mengajar yang terlihat sebagai berikut: 1. Guru memberikan pujian ketika siswanya berprestasi 2. Guru memberitahu sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran. 3. Guru memberikan kesempatan siswa bertanya serta menerima dan mengarahkan pendapat siswa. 4. Guru melibatkan siswa untuk berpatisipasi aktif dalam pembelajaran. Mengingat mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu penting seharusnya siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, Namun Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan masih ditemukan gejala-gejala sebagai berikut: 150-151. 8 Jamal Ma mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), h.

5 1. Masih ada siswa yang terlambat masuk kedalam kelas. 2. Masih ada siswa yang kurang aktif ketika pembelajaran pendidikan agama islam berlangsung. 3. Masih ada siswa yang bermain-main dan bercerita-cerita ketika guru sedang menjelaskan pelajaran pendidikan agama islam. 4. Siswa tidak memperhatikan guru dengan baik sewaktu guru menerangkan pelajaran. 5. Adanya siswa yang tidak mampu menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan materi. 6. Adanya siswa yang ribut saat guru menjelaskan pelajaran. Berdasarkan gejala-gejala diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul Pengaruh Persepsi Siswa tentang Gaya Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian yang penulis maksudkan diatas, maka dirasa perlu adanya penegasan istilah, yaitu sebagaimana berikut: 1. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan

6 pencium. 9 Persepsi yang dimaksud penulis adalah tanggapan siswa tentang gaya mengajar guru ketika mengajar. 2. Gaya mengajar adalah kemampuan guru untuk menciptakan iklim kelas (classroom climate). Atau suatu kegiatan atau usaha guru baik dari segi tingkah laku, sikap dan perbuatan dalam konteks proses mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa.adapun gaya mengajar yang dimaksud penulis adalah gaya mengajar guru Pendidikan Agama Islam SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru. 3. Motivasi Belajar adalah dorongan atau penggerak yang ada dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar demi tercapainya suatu tujuan belajar, 10 yakni prestasi belajar. Motivasi yang dimaksud judul di atas adalah dorongan dalam diri siswa yang menggerakkannya melakukan aktivitas belajar khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan judul dan latar belakang masalah diatas ada beberapa masalah yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu : a. Bagaimana gaya mengajar guru Pendidikan Agama Islam di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru? 9 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 102 10 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2011), h. 73.

7 b. Bagaimana persepsi siswa tentang gaya mengajar guru Pendidikan Agama Islam di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru? c. Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru? d. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru? e. Bagaimanakah pengaruh persepsi siswa tentang gaya mengajar guru Pendidikan Agama Islam terhadap motivasi belajar siswa di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru? 2. Batasan Masalah Mengingat banyaknya masalah yang timbul, dan lebih terarahnya penelitian ini dan untuk mengingat keterbatasan kemampuan penulis, maka penulis memfokuskan penelitian ini pada Pengaruh persepsi siswa tentang gaya mengajar guru Pendidikan Agama Islam terhadap motivasi belajar siswa di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan Identifikasi dan pembatasan masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah persepsi siswa tentang gaya mengajar guru Pendidikan Agama Islam di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru? b. Bagaimanakah motivasi belajar siswa di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru?

8 c. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang gaya mengajar guru Pendidikan Agama Islam terhadap motivasi belajar siswa di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang gaya mengajar guru Pendidikan Agama Islam di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru. b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru. c. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru. 2. Manfaat Penelitian 1. Secara ilmiah (teoritis) a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi keilmuan yang terkait dengan pengaruh gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat bagi lembaga, guru dan peneliti yang lain.

9 c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang pengaruh persepsi siswa tentang gaya mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap motivasi belajar siswa. 2. Secara Praktis a. Sebagai masukan bagi pihak sekolah (Kepala madrasah) untuk lebih meningkatkan pembinaan terhadap para guru dan siswa di SMP IT Az-Zuhra Islamic School Pekanbaru. 3. Untuk Guru Memberikan informasi dan masukan bahwa gaya mengajar guru memberikan dampak pada perilaku siswa dan motivasi belajar siswa.