1. SIAGA GEMPA BUMI A. Tanda-tanda terjadinya gempa: B. Saat terjadi gempa, bila berada di dalam bangunan : C. Bila berada di luar bangunan

dokumen-dokumen yang mirip
MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1) Panduan Keselamatan... i

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

Tindakan Persiapan Menghadapi Badai Topan

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.4

1. Kebakaran. 2. Kekeringan

UJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat!

PENGENALAN. Irman Sonjaya, SE

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA)

Penyebab Banjir. Ada beberapa jenis banjir:

Jenis Bahaya Geologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PEMERINTAH KOTA SERANG

KEJADIAN GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG PADA TANGGAL 20 APRIL 2008 DI KECAMATAN REMBON, KABUPATEN TANA TORAJA, PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

I. Pendahuluan Tanah longsor merupakan sebuah bencana alam, yaitu bergeraknya sebuah massa tanah dan/atau batuan menuruni lereng akibat adanya gaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

PENANGGULANGAN BENCANA ALAM

HIDROSFER IV. Tujuan Pembelajaran

MITIGASI BENCANA BENCANA :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PP 35/1991, SUNGAI... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 35 TAHUN 1991 (35/1991)

5.1.1 Bencana Lainnya A. Bencana Angin Puting Beliung Berdasarkan data yang diperoleh terdapat kejadian bencana yang diakibatkan oleh bencana angin

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BENCANA GERAKAN TANAH DI INDONESIA

RANCANGAN PTK. a. Siswa dapat menguasai materi pelajaran secara bersama-sama. Dalam diskusi terjadi interaksi antara siswa, saling tukar menukar

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

Definisi dan Jenis Bencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengan dunia yaitu Eurasia,

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

BAB II DISASTER MAP. 2.1 Pengertian bencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BENCANA KEBUMIAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 11/30/2016 PSD131-BA-TM12-PGSD_UEU

INFORMASI KEHIDUPAN BERBAGAI BAHASA

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG DI WILAYAH KECAMATAN TAHUNA DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SANGIHE, SULAWESI UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

Berilah tanda silang (X) huruf a, b,c, atau d pada jawaban yang paling tepat!

BAB I PENDAHULUAN. Bencana geologi merupakan bencana yang terjadi secara alamiah akibat

Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014

NO. RESPONDEN : IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Pendidikan terakhir : 3. Umur : A. PENGETAHUAN

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB III LANDASAN TEORI

GERAKAN TANAH DI KAMPUNG BOJONGSARI, DESA SEDAPAINGAN, KECAMATAN PANAWANGAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG MITIGASI BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Rumah Tahan Gempabumi Tradisional Kenali

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan. Menurut Bakosurtanal, pulau di

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berpotensi rawan terhadap bencana longsoranlahan. Bencana longsorlahan akan

GERAKAN TANAH DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

LANDSLIDE OCCURRENCE, 2004 STRATEGI MITIGASI DAN SIFAT GERAKAN TANAH PENYEBAB BENCANA DI INDONESIA. BENCANA GERAKAN TANAH 2005 dan 2006

ULANGAN KENAIKAN KELAS IPA KELAS 4. I. Berilah tanda silang (x) pada huruf A,B,C dan D pada jawaban yang benar!

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan deras, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BAPPEDA Kabupaten Probolinggo 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

Transkripsi:

1. SIAGA GEMPA BUMI Gempa Bumi adalah getaran di tanah yang disebabkan oleh pergerakan permukaan bumi. Episentrum adalah titik di permukaan bumi, tepat ditas pusat gempa. Hiposentrum berada jauh dalam tanah ditempat batuan pecah 7 bergeser untuk pertama kali.gempa Bumi yang kuat dapat menyebabkan kerusakan besar bagi gedung, jembatan dan bangunan lain, termasuk juga korban nyawa. A. Tanda-tanda terjadinya gempa: a) Di Dalam Bangunan Semua benda yang tergantung bergoyang dan berjatuhan, misalnya : lampu gantung, pigura, jam dinding, lukisan dan lain lain. Semua benda yang berdiri atau terletak diatas meja bergeser dan berjatuhan, misalnya : TV, radio, jam, alat makan, kompor dan lain lain. b) Di Luar Bangunan Pohon, tiang listrik dan lampu jalan, jembatan serta gedung bergetar, bahkan jika terjadi getaran sangat kuat akan mengakibatkan tumbang dan roboh. Retakan/rekahan akan terlihat jelas pada permukaan tanah, dinding bangunan, dan jembatan. B. Saat terjadi gempa, bila berada di dalam bangunan : Bila memungkinkan, segera cari jalan keluar yang aman. Bersembunyi dibawah meja, untuk menghindari reruntuhan. Hindari berada di dekat lemari, lemari es dan benda-benda yang mungkin bisa rubuh. Jangan berlari keluar dengan tergesa-gesa / panik. C. Bila berada di luar bangunan Hindari bangunan tinggi, jembatan, tiang listrik, papan reklame. Jangan mendekati pohon-pohon yang tinggi. Cari tempat terbuka, atau tanah lapang. D. Setelah terjadi gempa Jangan segera masuk ke bangunan setelah terjadi gempa, karena kemungkinan akan terjadi gempa susulan. Segera berikan pertolongan pertama terhadap korban gempa. Cari informasi lebih lanjut dari pihak yang berwenang tentang gempa yang terjadi. E. Gempa bumi dapat diikuti tsunami, apabila : Getaran dirasakan sangat kuat. Menimbulkan kerusakan hebat. Air laut surut secara drastic dan selang beberapa menit muncul suara gemuruh dari arah laut. 2. SIAGA BANJIR Banjir merupakan peristiwa dimana air menggenangi suatu wilayah yang biasanya tidak di genangi air dlam selang waktu tertentu,yang di sebabkan hujan yang terus menerus, mengakibatkan meluapnya air sungai / danau / laut / drainese saat aliran

melebihi volume air yang dapat di tampung dalam,sungai,danau rawa,maupun saluran air lainnya. A. Kenali Penyebab Banjir Curah hujan tinggi. Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut. Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit. Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai. Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bagunan di pinggir sungai. Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai. B. Mengurangi Dampak Banjir Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan. Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang sering menimbulkan banjir. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir Tidak membuang sampah kedalam sungai dan mengadakan program pengerukan sungai. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut. Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta mengurangi aktifitas dibagian rawan banjir. C. Yang Harus Dilakukan Saat Banjir Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk disebrangi. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat. D. Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir. E. Cegah Banjir Menjaga kebersihan lingkungan. Tanam pohon di sepanjang aliran sungai. Bersihkan saluran air secara berkala. 3. SIAGA TANAH LONGSOR Tanah longsor sering terjadi di Indonesia, taerutama pada musim penghuja. Kejadian bencana pada umumnya terjadi di daerah perbukitan sehingga banyak menimpa masyarakat di daerah kaki bukit serta menghancurkan prasarana transportasi seperti jalan, jembatan, dan rel kereta api.

A. Tanda tanda terjadinya tanah longsor : Adanya retakan yang panjang pada tanah di lereng. Terdengar suara gemuruh dan terasa getaran tanah. B. Upaya pencegahan untuk mengurangi dampak bencana tanah longsor : Kenali daerah tempat tinggal kita sehingga jika terdapat ciri-ciri daerah rawan longsor kita dapat menghindar. Perbaiki tata air dan tata guna lahan daerah lereng. Tanami daerah lereng dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam (akar tunggang). Tutup retakan-retakan yang timbul di atas tebing dengan material lempung untuk mencegah air masuk kedalam tanah. Selalu waspada pada sat musim hujan terutama pada saat curah hujan yang tinggi dalam waktu lama. Waspada terhadap mata air / rembesan dan kejadian longsor skala kecil di sepanjang lereng. C. Situasi saat longsor : Bencana tanah longsor pada umumnya terjadi secara mendadak pada saat atau setelah terjadi hujan. Kejadian longsor pada umumnya terjadi dengan diikuti suara gemuruh, disertai gerakan massa tanah dan / atau batuan yang meluncur sangat cepat kebawah bukit menyapu apa yang dilewati. Evakuasi penduduk jika tebing telah menunjukkan gejala akan longsor Lakukan evakuasi penduduk yang tinggal di daerah bahaya ke tempat penampungan yang aman. Cari sumber-sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk daerah penampungan yang aman. Segera hubungi pihak terkait seperti Kepala Desa/Lurah atau Camat sehingga kejadian bencana dapat ditangani dengan segera secara terkoordinasi. D. Hal yang perlu diwaspadai : Tumpukan tanah gembur dan lolos air(lempung, lempung pasiran, dan pasir. Retakan lengkungan pada lereng atau retakan pada bangunan dan jalan pada saat / setelah turun hujan. Lapisan tanah atau batuan yang miring kearah luar lereng. Munculnya rembesan air. E. Hal perlu di hindari : Mendirikan bangunan diatas lerengrawan longsor. Mencetak kolam atau sawah irigasi di atas dan pada rawan longsor. Melakukan penggalian di sekitar kaki lereng yang rawan longsor. Menebang pohon sembarangan pada dan di sekitar lereng yang rawan longsor. Tinggal dibawah lereng rawan longsor F. Cegah Tanah Longsor : Melapor ke aparat desa atau kelurahan setempat. Tutup retakan tanah dengan lempung atau material kedap air lainnya. Hindari air meresap ke dalam lereng dan atur drainase lereng. Buat parit pengatur air hujan yang menjauhi lereng.

Tancapkan bambu-bambu yang dilubangi kedua ujungnya kedalam lereng. Apabila rembesan/ aliran air bercampur lumpur muncul semakin deras pada lereng, segera tinggalkan lereng. 4. SIAGA LETUSAN GUNUNG API Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan : A. Pemantuan Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantuan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung api menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat. B. Sebelum terjadi letusan Kenali kawasan rawan bencana letusan gunung api. Sepakati tempat berkumpul bersama warga sekitar. Menentukan jalur penyelamatan / evakuasi yang terdekat dari rumah untuk menuju tempat berkumpul. Siapkan tas khusus yang berisi kebutuhan hidup selama tiga hari seperti, makanan, pakaian dan obat-obatan. Mengikuti latihan penyelamatan / evakuasi secara berkala untuk menyelamatkan diri menuju lokasi yang aman pada saat terjadi gempa. C. Saat terjadi letusan Segera mengungsi apabila sudah ada perintah mengungsi dari instansi / badan yang berwenang. Hindari melewati jalur yang searah dengan arah angin dan sungai yang berhulu di puncak gunung yang sedang meletus. Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan dengan melihat peta ancaman bahaya letusan gunung api. Apabila melihat permukaan aliran air sungai naik, segera mencari daerah yang lebih tinggi. Apabila terjebak dalam ruangan, tutup semua pintu dan jendela. Apabila berada di ruang terbuka cari ruang perlindungan darurat. Apabila terjadi hujan batu, lindungi kepala dengan posisi menunduk dengan tubuh condong kedepan untuk melindungi dada serta silangkan tangan di antara kepalan dan tengkuk untuk melindungi kepala. Saat turun hujan abu, jangan memakai lensa kontak (bagi yang menggunkannya), usahakan menutup wajah dengan kedua telapak tangan atau sapu tangan serta gunakan kain / masker untuk melindungi pernafasan. D. Setelah terjadi letusan Kembali kerumah setelah situasi dinyatakan aman oleh pihak berwenang. Bersihkan atap rumah dari debu / abu gunung hujan debu yang menutupi atap rumah apabila tebal akan sangat berat dan dapat mengakibatkan runtuhnya atap rumah.

E. Tanggap Darurat Tindakan yang dilakukan oleh DVMG (Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi. Tindakan tersebut antara lain : Mengevaluasi laporan dan data Membentuk Tim Tanggap Darurat Mengirimkan Tim ke lokasi Melakukan pemeriksaan secara terpadu 5. SIAGA KEKERINGAN Pada musim kemarau, sebagian wilayah di Indonesia yang mengalami kekeringan selalu kesulitan air. Jumlah wilayah yang menderita kekeringan dari tahun ke tahun terlihat semakin meningkat dan meluas. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan sulitnya mendapatkan air untuk irigasi persawahan namun yang lebih penting juga menyebabkan kesulitan bagi penduduk dalam mendapatkan air bersih untuk keperluan hidup sehari-hari. A. Penyebab Kekeringan: Rusaknya lingkungan di daerah tangkapan air. Pesatnya pembangunan fisik serta rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam penggunaan air. Minimnya usaha masyarakat dalam upaya menjaga dan melestarikan sumber daya air. B. Upaya Pencegahan Memanfaatkan sumber air yang ada secara lebih efisien dan efektif. Memprioritaskan pemanfaatan sumber air yang masih tersedia sebagai air baku untuk air bersih. Menanam pohon dan perdu sebanyak-banyaknya pada setiap jengkal lahan yang ada di lingkungan tinggal kita. Membuat waduk (embung) disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Memperbanyak resapan air dengan tidak menutup semua permukaan dengan plester semen atau ubin keramik. Kampanye hemat air, gerakan hemat air, perlindungan sumber air Perlindungan sumber sumber air pengembangannya. 6. SIAGA ANGIN TOPAN Angin Topan adalah angin kencang atau bisa juga disebut badai besar yang sangat kuat dengan pusaran angin dengan kecepatan 120 km/jam atau lebih. Angin topan bergerak mengaduk laut dibawahnya dan menyebabkan gelombang besar yang sangat kuat. Di pusat badai, mata angin ribut yang bertekanan rendah membentuk kubah air yang cukup tinggi. Ketika seluruh badai itu bergerak mendorong gelombang badai yang besar di depannya. A. Tanda-tanda terjadinya angin topan. Terlihat gumpalan awan gelap, besar dan tinggi. Petir dan guruh terlihat dari kejauhan. Terdengar suara gemuruh dari kejauhan. Ketika angin topan terbentuk, uap air terangkat dari lautan dan membentuk dinding awan yang tebal. Angin kencang yang berputar disekitar daerah yang tenang, bersih dari awan, dan bertekanan rendah, disebut mata angin topan.

B. Saat terjadi angin topan. 1. Bila berada di dalam rumah Bawa masuk barang barang ke dalam rumah, agar tidak terbawa angin. Tutup jendelan dan pintu lalu kunci. Matikan semua aliran listrik dan peralatan elektronik. Cari informasi dari pihak yang berwenang untuk mendapatkan informasi terbaru, dan petunjuk-petunjuk lain. 2. Bila berada di luar rumah Segera masuk ke dalam rumah atau bangunan yang kokoh. Jika terasa petir akan menyambar, segera membungkuk, duduk dan peluk lutut ke dada. Jangan tiarap di atas tanah. Hindari bangunan yang tinggi, tiang listrik, papan reklame, dan sebagainya. C. Setelah terjadi angin topan Pastikan tidak ada anggota keluarga yang cedera. Bila jatuh korban, segera berikan pertolongan darurat. Laporkan segera kepada yang berwenang jika ada kerusakan yang berhubungan dengan listrik, gas, dan kerusakan lainnya. Jika dalam perjalanan, teruskan kembali dengan berhati-hati. 7. SIAGA TSUNAMI Tsunami bisa terjadi kapan saja, pada saat musim hujan ataupun musim kemarau baik siang maupun malam hari. A. Tanda-tanda awal sebelum terjadi Tsunami Getaran tanah yang timbul karena penjalaran gelombang di lapisan bumi akibat gempa. Surutnya air laut yang mendahului kedatangan tsunami utama. Dinding muka air laut yang tinggi menjalar di perairan dangkal lalu ke pantai berupa gelombang pecah yang berbentuk dinding dengan tinggi yang hampir rata. Timbulnya suara aneh dan gemuruh dari laut. Angin dengan berhawa agak dingin bercampur dengan bau garam laut yang cukup kuat. Pada umumnya Tsunami terjadi beberapa saat setelah gempa terjadi. B. Sebelum Tsunami Terjadi Sepakati tempat berkumpul bersama warga sekitar. Menentukan jalur evakusi yang terdekat dari rumah untuk menuju tempat evakuasi. Siapkan tas khusus yang berisi kebutuhan hidup selamat tiga hari seperti, makanan, pakaian, dan obat-obatan. Mengikuti latihan evakuasi secara berkala untuk menyelamatkan diri menuju lokasi yang aman pada saat terjadinya tsunami.

C. Saat Tsunami Terjadi Tetap memperhatikan peringatan dan arahan dari petugas setempat dalam proses evakuasi. Apabila anda berada di rumah, berusaha untuk tetap tenang dan segera membimbing keluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman. Apabila anda berada di pantai, harus segera menuju tempat yang tinggi, minimal 6 meter di atas permukaan laut dan berjarak 3 km dari bibir pantai, jangan menunggu sampai ada pengumuman kejadian tsunami dan segera menjauh dari sungai yang berhubungan dengan laut. Di wilayah rawan tsunami biasanya sudah diatur jalur-jalur evakuasi daerah setempat. Hindari jalan melewati jembatan. Lebih dianjurkan melakukan evakuasi dengan berjalan kaki. Bagi yang evakuasi dengan menggunakan kendaraan, apabila terjadi kemacetan segera kunci dan tinggalkan kendaraan serta melanjutkan evakuasi dengan berjalan kaki. Jika telah sampai di daerah ketinggian, bertahanlah disana karena gelombang tsunami yang kedua dan ketiga biasanya lebih besar dari gelombang pertama serta dengarkan informasi melalui radio atau alat komunikasi lainnya. Jangan kembali sebelum keadaan dinyatakan aman oleh pihak berwenang. D. Setelah tsunami terjadi Hindari instalasi listrik bertegangan tinggi dan laporkan jika menemukan kerusakan kepada PLN. Hindari memasuki wilayah kerusakan kecuali setelah dinyatakan aman. Jauhi reruntuhan bangunan. Laporkan diri ke lembaga pemerintah, lembaga adat atau lembaga keagamaan. Bila diperlukan, carilah bantuan dan bekerja sama dengan sesama serta lembaga pemerintah, adat, keagaamaan atau lembaga swadaya masyarakat Ceritakan tentang bencana ini kepada keluarga, anak, dan teman Anda untuk memberikan pengetahuan yang jelas dan tepat. Ceritakan juga apa yang harus dilakukan bila ada tanda tanda tsunami akan datang.