BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan aspirasi yang berbeda-beda satu sama lain tetapi memiliki kedudukan setara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Remaja adalah generasi penerus, dimana sosok remaja diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki harapan yang besar agar pada masa yang akan datang para pemuda dapat

KESENJANGAN ANTARA TEORI DAN PRAKTEK TENTANG BERTOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA

Artikel Publikasi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

IMPLEMENTASI SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Kartasura Tahun Pelajaran 2013/2014)

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah/Tulisan RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena pemuda bukanlah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAHAN TAYANG MODUL 9

Plenary Session III : State and Religion-Learning from Best Practices of each Country in Building the Trust and Cooperation among Religions

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. Bahwasanya kehidupan di dunia ini pada kodratnya diciptakan dalam bentuk yang

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: Melindungi

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berdiri diatas keberagaman suku,

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNANETRA

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini generasi penerus bangsa menghadapi tantangan yang sangat berat

BERITA DESA TANJUNGSARI PERATURAN DESA TANJUNGSARI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNADAKSA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama. Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari beragam suku dan agama, dengan adanya sikap toleransi dan sikap menjaga hak dan kewajiban antar umat beragama, diharapkan masalah-masalah yang berkaitan dengan sara tidak muncul kepermukaan, dalam kehidupan masyarakat sikap toleransi ini harus tetap dibina, jangan sampai bangsa Indonesia terpecah antara satu sama lain. Toleransi adalah sikap tenggang rasa, menghargai, membiarkan, atau memperbolehkan orang lain untuk berpendapat atau berpendirian yang berbeda dengan dirinya. Toleransi setiap penganut suatu agama harus tetap konsisten dengan agamanya sendiri, bahkan Islam bersikap baik terhadap penganut agama yang lain merupakan salah satu indikator dari kesempurnaan keberislaman seseorang. Sikap toleransi, diperlukan saling menghargai dan menghormati paham dan pandangan masing-masing, kita yakin akan kekeliruan dan kesalahan paham atau agama seseorang, tidak ada hak kita untuk membenci dan memarahinya. Tidak ada hak seseorang untuk menghukum orang lain atas kekeliruan paham dan kesalahan agamanya. Toleransi antar umat beragama dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat penganut agama lain dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan, baik untuk beribadah maupun tidak beribadah dari satu pihak ke pihak lain. Sebagai implementasinya dalam praktek kehidupan sosial dapat dimulai dari sikap bertetangga, karena toleransi yang paling hakiki adalah sikap kebersamaan antara penganut keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. 1

2 Menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras maupun agama dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekangesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya. Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Kewajiban adalah sesuatu yang dilakukan dengan tanggung jawab. Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanankan, jika tidak dilaksanakan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Hak merupakan kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Kekuasaan tersebut dibatasi oleh undang-undang. Pembatasan ini harus dilakukan agar pelaksanaan hak seseorang tidak sampai melanggar hak orang lain. Pelaksanaan hak dan kewajiban haruslah seimbang, artinya kita tidak boleh terus menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban. Sikap toleransi antar umat beragama bisa dimulai dari hidup bertetangga baik dengan tetangga yang seiman dengan kita atau tidak. Sikap toleransi itu direfleksikan dengan cara saling menghormati, saling memuliakan dan saling tolong-menolong. Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya. Penganut agama yang baik tidak mesti bertentangan dengan sikap toleran. Sikap militan dan fanatik dalam membela agama yang dianut sama sekali tidak mengharuskan hilangnya sikap toleran. Untuk bersikap toleran, seseorang hanya dituntut kesediaannya untuk menghargai dan menghormati pilihan orang lain terhadap sesuatu yang dianggapnya benar, tanpa mereduksi keyakinan dan pilihannya terhadap agamanya sendiri. Mengikuti dan mengamalkan ajaran agama lain demi toleransi. Dalam pembukaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaanya itu. Warga negara sudah sepatutnya

3 menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi kebutuhan Negara. Ada beberapa manfaat yang kita dapatkan dengan menambahkan sikap toleransi, manfaat tersebut adalah: 1. Hidup bermasyarakat akan lebih tentram 2. Persatuan, bangsa Indonesian akan terwujud 3. Pembangunan Negara akan lebih mudah Hasi penelitian Nisvoilyah (2013), menunjukan bahwa secara normatis nilai-nilai dasar yang menjadi landasan terbentuknya toleransi antar umat beragama adalah nilai agama dan nilain budaya. Sedangkan, secara empirik terdiri atas nilai kemanusiaan, nasionalisme, historis, keteladanan tokoh masyarakat, dan nilai kesabaran. Bentuk toleransi agama bagi umat islam melipuiti kegiatan tahlil bapak-bapak, tahlil putrid, jamiyah diba, khatam dan pengajian. Sementara, bdntuk toleransi agama bagi umat Kristen berupa kegiatan kebangkita keluarda dan dan ibadah tiap hari minggu di gereja. Bentuk toleransi sosial berupa kerjasama antar umat islam dan Kristen di dusun Segaran terdiri atas gotong royong, donor darah, kegiatan 17 Agustus, PKK dan rapat RT. Di Indonesia ada berbagai macam agama yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu. Toleransi antarumat beragama adalah cara agar kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan, namun sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya, misalnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk merukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan, untuk dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. Hidup berdampingan antarumat beragama bukanlah hal yang sulit diwujudkan. Pengalaman publik memperlihatkan perbedaan agama bukanlah kendala untuk menjalin hubungan sosial yang produktif. Sisi lain, kebijakan pemerintah dalam beberapa hal dinilai tidak mendorong tumbuhnya kepercayaan sosial di antara kelompok yang berbeda identitas.

4 Faktanya, kekhawatiran para pendiri Negara Indonesia terbukti di masa sekarang ketika konflik perpecahan bernuansa SARA merebak di beberapa tempat di Indonesia serta berpotensi mengancam keutukan Negara. Kerusuhan dan konflik sosial telah tejadi di berbagai wilayah Negara Indonesia. salah satunya kerusuhan dan konflik yang berskala besar dan berlangsungn lama, sepertikonflik di Poso terjadi pada tahun 1998 sampai 2000. Konflik ini dipicu karena factor perbedaan agama yakni Kristen dan islam. Selanjutnya kasus SARA menjelang peraturan kedua pada Pilgub DKI Jakarta tahun 2012 ternyata ada berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah menggunakan browser sebagai media untuk menyerang salah satu calon gubernur. Isu SARA ini dilakukan di wilayah Jlambar Baru berisi berupa tulisan yang mengatakan salah satu pasangan cagub adalah agen sionis. Indonesia menjamin setiap warga negaran untuk memelu agama sesuai keyakinan masing-masing. Secara yuridis, Indonesia menjamin dan melindungi setiap warga negaranya secar tegas dan jelas. Setiap warga Negara Indonesia mendapatkan jaminan payung hokum yang di atur dalam undang-undang dasar 1945 pasal 29 ayat (2). Undang-undang dasar 1945 pasal 29 ayat (2) yang berbunyi negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menutut agamanya dan kepercayaanya itu. Berdasarkan uraian tersebut sangat jelas dan tegas bahwa Indonesia menjamin setiap warga negaranya untuk memeluk agama sesuai keyakinan masing-masing tanpa ada unsure paksaan dari pihak manapun. Agama dapat dijadikan sebagai moral dan etika serta bersifat absolut, tetapi di sisi yang lain dapat dipandang sebagai system kebudayaan sebagai system kebudayaan, agama dapat menjadi kekuatan mobilitas yang menimbulkan konflik. Konflik akan muncul sehingga agama kehilangan kemampuan untuk merespon secara kreatif terhadap perubahan sosial yang terjadi. Para penganut agama harus merenungkan arti dari perilaku perubahan sosial terhadap situasi yang baru berkembang. Agama mampu menjadi pencegah terjadinya disintegrasi dalam masyarakat serta dapat membangun spiritual yang memberi kekuatan dalam penggarahan utuk memecahkan segala problem sosial.

5 Toleransi merupakan salah satun sikap yang harus ada di tengah-tengah kehudupan masyarakat majemuk. Toleransi sekaligus menjadi elemen dasar yang diperlukan untuk menumbuh kembangkan kesadaran sikap saling memahami, serta menghargai perbedaan. Konflik antar umat beragama tidak akan terjadi apabila toleransi dijadikan kesadaran kolektif oleh seluruh kelompok masyarakat. Prinsipprinsip toleransi harus betul-betul bekerja sebagai pengendali dan mengatur kehidupan secara efektif. Diera globalisasi saat ini sangat digenjarkan oleh pemerintah karena kemrosotan mental dan moral pada generasi muda. Generasi muda merupakan salah satu actor penting dalam perubahan bangsa. Generasi muda adalah tulang punggung perubahan bangsa berlandaskan pada keprinadian yang baik berakhlak mulia, bertanggung jawab, jujur, seta menghargai orang lain dan sebagainya. Generasi muda memegang peran penting dalam kemajuan Negara sebagai generasi muda umumnya harus mampu berfikir kritis terhadap perkembangan jaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat berdampak pada kelangsungan Negara. Segala bentuk upaya harus di lakukan oleh seluruh lapisan baik dari pemerintah maupun masyarakat. Oleh karena itu, sosialisasi toleransi antar umat beragam sangat perlu di lakukan pada masyarakat. Remaja adalah generasi penerus, dimana sosok remaja diharapkan dapat melanjutkan perjuangan genersi sebelumnya. Suatu bangsa pastinya memiliki harapan yang besar agar pada masa yang akan datang remaja dapat menjadikan bangsa Indonesia ini bangsa yang lebih maju. Generasi penerus yang masih memungkinkan potensi sumber daya manusianya berkembang, sehingga pada saatnya akan mengantikan generasi sebelumnya menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Pernyataan diatas, diperkuat dengan pendapat bahwa remaja merupakan lapisan eksponental bangsa, yang berjumlah 30% dari jumlah seluruh bangsa Indonesia dan merupakan lapisan yang penuh dengan dinamisme, vitalitas herorisme (Surakhman, 1980:4). Olek karenanya para remaja ini memiliki beban untuk mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa dari generasi sebelumnya. Salah satu organisasi yang dapat digunakan sebagai tempat untuk menanamkan karakter tanggung jawab dan kepedulian sosial pada remaja adalah melalui organisasi

6 kepemudaan karang taruna. Karang taruna merupakan organisasi yang berada di setiap dukuh atau desa. Karang taruna merupakan wadah terdekat bagi para remaja untuk mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, karang taruna adalah sebuah organisasi kepemudaan yang dalam keanggotaanya tidak berdasarkan pada sebuah latar belakang tertentu, dimana itu berarti keanggotaan karang taruna tidak berdasarkan pada tingginya pendidikan seorang atau berdasarkan strata tertentu. Sesuai pedoman dasar karang taruna, pengertian karang taruna adalah organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dang tangung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial (Rahmat,2012:2). Penelitian ini sangat relevan bagi penulis sebagai mahasiswa PPKn FKIP UMS, selain menambah toleransi antar umat beragama dan kesadaran berbhineka tunggal ika penelitian ini juga bermanfaat ketika nanti sudah lulus kuliah. toleransi antar umat beragam salah satu Kompetensi Dasar yang ada pada mata pelajaran PPKn kelas VII semester 1 yaitu menjelaskan toleransi antar umat beragama. Berdasarkan KD tersebut, maka pemahaman siswa mengenai toleransi antar umat beragama dan kesadaran berbhineka tunggal ika pada pemuda di masyarakat desa dapat memberikan gambaran pelaksanaan toleransi antar umat beragam dan kesadaran berbhineka tunggal ika. Melalui PPKn, diharapkan siswa dapat memahami toleransi antar umat beragama dan kesadaran berbhineka tunggal ika yang ada di masyarakat desa. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian. Dipandang cukup penting untuk melakukan penelitian tentang Model sosialisasi toleransi antar umat beragama dan kesadaran berbhineka tunggal ika dengan menggunakan strategi Answer Gallery kombinasi Talking Stick di karang taruna pandan sari Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen Tahun 2016. berikut: B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan penelitian ini sebagai

7 1. Merumuskan tawaran model sosialisasi toleransi antar umat beragama dan kesadaran berbhineka tunggal ika dengan menggunakan strategi Answer Gallery kombinasi Talking Stick di karang taruna pandan sari Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen Tahun 2016? 2. Bagaimana uji coba model sosialisasi toleransi antar umat beragama dan kesadaran berbhineka tunggal ika dengan menggunakan strategi Answer Gallery kombinasi Talking Stick di Karang Taruna Pandan Sari Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen Tahun 2016? 3. Apakah model sosialisasi dapat meningkatkan toleransi antar umat beragama dan kesadaran berbhineka tunggal ika dengan menggunakan strategi Answer Gallery kombinasi Talking Stick di Karang Taruna Pandan Sari Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen Tahun 2016? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan tawaran model sosialisasi toleransi antar umat beragama dan kesadaran berbhineka tunggal ika dengan menggunakan strategi Answer Gallery kombinasi Talking Stick di karang taruna pandan sari Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen Tahun 2016. 2. Mendiskripsikan uji coba model sosialisasi toleransi antar umat beragama dan kesadaran berbhineka tunggal ika dengan menggunakan strategi Answer Gallery kombinasi Talking Stick di karang taruna pandan sari Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen Tahun 2016. 3. Mendiskripsikan peningkatan model toleransi antar umat beragama dan kesadaran berbhineka tunggal ika di karang taruna Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen Tahun 2016. D. Manfaat Penelitian Suatu penelitian sudah tentu diharapkan mempunyai manfaat yang dapat dikembangkan, begitu juga penelitian ini nantinya diharapkan juga mampu memberikan manfaat. Manfaat dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua,

8 yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis, masing-masing sebagaimana di uraikan berikut: 1. Manfaat teoritis a. Menembahkan pengetahuan mengenai pengembangan karakter pada anggota karang taruna melalui kegiatan karang taruna. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori pengembangan karakter setiap anggota dalam kegiatan karang taruna. c. Menjadi bahan kajian dan pertimbangan bagi penelitian yang sejenis. 2. Manfaat praktis a. Manfaat bagi anggota karang taruna 1) Untuk memotivasi pemuda untuk lebih aktif mengikuti kegiatan karang taruna. 2) Untuk memotivasi pemuda untuk dapat mengembangkan sosialisasi toleransi antar umat beragama di masyarakat. b. Manfaat pengurusan karang taruna 1) Untuk menambah pengetahuan mengenai sosialisasi toleransi antar umat beragama di karang taruna. 2) Untuk mengetahui hambatan pelaksanaan sosialisasi toleransi antar umat beragama di karang taruna. c. Manfaat bagi masyarakat 1) Untuk menumbuhakan jiwa kepemimpinan pada setiap masyarakat. 2) Untuk meningkatkan nilai-nilai kehidupan masyarakat. d. Manfaat bagi peneliti 1) Mengetahui manfaat pentingnya berorganisasi 2) Lebih paham atas rasa peduli terhadap sesama 3) Untuk menumbuhkan rasa saling menghargai dalam setiap anggota e. Manfaat bagi pembaca 1) Menyebarkan informasi serta pembelajaran dalam tpleransi antar umat beragama 2) Untu meningkatkan penngetahuan untuk saling menghargai terhadap sesama dalam masyarakat.

3) Menambah wawasan serta pengalaman berorganisasi. 9