RENCANA AKSI PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU DAN TWP GILI MATRA Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) KUPANG Jl. Yos Sudarso, Jurusan Bolok, Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur 85223
Outline Presentasi A. TNP Laut Sawu 1. Gambaran Umum 2. Permasalahan B. TWP Gili Matra 1. Gambaran Umum 2. Permasalahan C. Rencana Aksi
A. TNP Laut Sawu Gambaran Umum PENETAPAN KKPN TNP Laut Sawu Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 5/KEPMEN- KP/2014 Kawasan TNP Laut Sawu, terdiri dari: (a) Wilayah Perairan Selat Sumba dan sekitarnya seluas 557.837,40 hektar; dan (b) Wilayah Perairan Pulau Timor-Rote-Sabu- Batek dan sekitarnya seluas 2.797.515,42 hektar, dengan luas total lebih kurang 3.355.352,82 Hektar
A. TNP Laut Sawu Permasalahan No. Isu pengelolaan Permasalahan 1. Degradasi ekosistem terumbu karang dan sumberdaya ikan 2. Tumpang tindih pemanfaatan kawasan perairan 1 Penangkapan ikan tidak ramah lingkungan (bom, racun) 1 Belum ada kesepakatan di tingkat pemerintah sehingga ada kesan masingmasing memiliki kewenangan dan tidak terkoordinir dengan baik.
B. TWP GILI MATRA Gambaran Umum TWP Gili Matra terletak di Kab. Lombok Tengah Utara Prov. Nusa Tenggara Barat, yang terdiri dari 3 Pulau yaitu Gili Meno, Gili Ayer dan Gili Trawangan. TWP Gili Matra diinisiasi oleh Dephut yang diserahkan ke DKP pada tahun 2009. Penetapan: KepMenKP 67/2009 RPZ: KepMenKP 57/2014 Luas : 2.954 Hektar POTENSI : Terumbu karang 236,25 Ha (101,27 Ha di Gili Trawangan, 58,14 Ha di Gili Meno, dan 76, 84 Ha di Gili Air) Lamun di KKPN Gili MATRA, mencapai 265,74 Ha Mangrove 8 Famili di Pulau Gili Meno dengan Luas 1,81 Ha Habitat Penyu Potensi Sumberdaya Ikan Potensi Pariwisata Bahari VISI PENGELOLAAN TWP GILI MATRA Terwujudnya Efektivitas Pengelolaan TWP Gili Ayer, Gili Meno,dan Gili Trawangan guna menjamin keberlangsungan keanekaragaman hayati laut, sosial, budaya dan kesejahteraan masyarakat
B. TWP GILI MATRA - Permasalahan No. Isu pengelolaan Permasalahan 1. Tumpang tindih pemanfaatan kawasan 1 Pemanfaatan kawasan untuk aktivitas wisata tidak sesuai dengan rencana pengelolaan; perairan 2 Pembinaan dan penertiban di laut belum dilakukan secara kontinyu dan belum memiliki arah yang jelas dan substansial 3 Belum ada kesepakatan di tingkat pemerintah sehingga ada kesan masing-masing memiliki kewenangan dan tidak terkoordinir dengan baik 4 Tumpang tindih pengelolaan antara pelaku usaha wisata 2. Aktivitas labuh dan pendaratan kapal dalam kawasan 5 Overlaping antara pemanfaatan kawasan untuk wisata dan area penangkapan ikan oleh nelayan di Gili Meno dan Gili Air 6 Pengurukan sempadan pantai dilakukan oleh pemilik usaha wisata (hotel dan home stay) dan menjadi area kepemilikan 1 Terbatasnya akses dan ruang publik bagi pengunjung di pantai dan laut (khususnya di kedalaman 1-5 meter) karena terhalang oleh pendaratan dan labuh boat wisata dan public boat 2 Pendaratan kapal di pantai dilakukan berdasarkan keinginan pemilik usaha wisata dan agen travel wisata di Gili Matra 3 Posisi labuh dan lego jangkar kapal lintas (> 10 GT) dan boat wisata milik hotel, serta public boat (< 10 GT) tidak sesuai dengan zonasi kawasan 4 Fungsi dermaga antar wilayah di Pemenang dan Lembor belum berfungsi optimal sebagai entry point, akses masuk keluar perairan TWP Gili Matra tidak melalui kedua pelabuhan tersebut 5 Mooring buoy yang dipasang oleh pelaku usaha wisata (kepemilikan perorangan) dan desa belum sesuai dengan zonasi kawasan 6 Belum ada tanda zonasi sebagai sign board untuk labuh dan lego jangkar kapal
B. TWP GILI MATRA Permasalahan (lanjutan) No. Isu pengelolaan Permasalahan 3. Degradasi ekosistem terumbu karang dan sumberdaya ikan 1 Aktivitas diving dan snorkeling dilakukan secara masal dan tidak sesuai zonasi tanpa batas waktu dan jumlah orang 2 Pelaku wisata diving dan snorkeling khususnya dive operator dan dive center belum konsisten terhadap aturan zonasi 3 Pemahaman wisata berkelanjutan dari aspek bioekologis belum menjadi kriteria urgen dalam pengelolaan taman wisata perairan 4 Aktivitas kapal dan lego jangkar di daerah terumbu karang, serta aktivitas diving dan snorkeling yang belum memahami Code of Conduct. 4. Kesejahteraan masyarakat nelayan 1 Akses area perikanan bagi nelayan makin terbatas akibat overlaping dengan aktivitas wisata sehingga makin tergerus jumlah nelayan di Gili Meno dan Gili Air 2 Potensi sumberdaya ikan makin berkurang, baik jumlah maupun ukurannya sehingga hasil tangkapan nelayan secara ekonomi tidak memberikan manfaat bagi kesejahteraannya 3 Belum ada upaya pengalihan mata pencaharian nelayan baik untuk wisata maupun usaha lainnya sehingga banyak nelayan menjadi buruh wisata yang dikhawatirkan terjadi perubahan struktur sosial ekonomi di masyarakat
C. Rencana Aksi 2017-2019 Upaya Program Kegiatan Tahun 2017 2018 2019 Pokok 1 Penyediaan DataSeries Keanekaragaman Hayati dan Sumberdaya Ikan 2 Penyediaan Sarana prasarana 3 Pengamanan kawasan konservasi 1 Monitoring Habitat 2 Monitoring Jenis ikan dilindungi 3 Monitoring jenis ikan ekonomis penting 4 Monitoring Sosial Ekonomi 5 Monitoring daya dukung pemanfaatan kawasan 1 Pembangunan Kantor Terintegrasi Entry Point 3 Penyediaan Kendaraan Operasional 1 Penataan Batas Kawasan 2 Pelatihan Pengawas Perikanan dan Polsus WP3K 3 Patroli rutin kawasan 4 Pembentukan POKMASWAS 5 Pencegahan masuknya Invasif Species 6 Penyusunan Neraca Sumberdaya 7 Jejaring Kawasan Konservasi
C. Rencana Aksi 2017-2019 (lanjutan) Upaya Program Kegiatan Tahun 2017 2018 2019 Pokok 4 Penguatan Kelembagaan Pengelola 1 Penambahan jumlah SDM 2 Peningkatan Kompetensi SDM 3 Review Rencana Pengelolaan dan Zonasi 4 Review Peraturan dan Perundang-undangan 5 Rehabilitasi Ekosistem 6 Peningkatan peran serta masyarakat 1 Rehabilitasi Habitat 2 Restocking ikan dilindungi, langka dan terancam punah 1 Pembentukan Pokmas Produksi 2 Peningkatan Nilai tambah produksi perikanan 3 Pemberian akses area pemanfaatan 4 Sosialisasi Aturan dan Zonasi Kawasan
C. Rencana Aksi 2017-2019 (lanjutan) Upaya Program Kegiatan Tahun 2017 2018 2019 Pendukung 1 Pusat Konservasi 1 Rencana Bisnis Pengelolaan (Penelitian dan 2 Penyediaan SDM Pengembangan) 3 Penyediaan Sarana dan Prasarana 2 Sistem pendanaan 1 Badan Layanan Umum berkelanjutan 3 Promosi dan 1 Ikut serta dalam berbagai event Investasi 2 Destinasi wisata nasional 4 Penyediaan sarana prasarana pendukung lainnya 5 Penelitian dan Pengembangan 1 Pengelolaan sampah 2 Fasilitas Perbankan 3 Penambahan fekwensi aksesibilitas 1 Kajian peningkatan Populasi dan stok ikan 2 Kajian Efektifitas Pemanfaatan 3 Pemodelan Pertumbuhan Ekosistem 4 Identifikasi Wilayah SPAG 5 Penelitian pendukung pengelolaan