BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut perangkat komunikasi yaitu ponsel (handphone) bukan lagi menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. khususnya telepon genggam atau yang biasa kita sebut handphone. Telepon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Membeli Smartphone Samsung Pada Mahasiswa. 1. Pengertian Intensi Membeli Smartphone Samsung Pada Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Misalnya seperti mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin serba canggih mendorong

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi smartphone maka pasar

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan dengan menempatkan konsumen menjadi sasaran

BAB I PENDAHULUAN. industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya kebutuhan

1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara mudah dan praktis. Dewasa ini banyak berbagai alat yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. melanda sendi-sendi kehidupan manusia, dimana penggunaan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. konsumen akan kebutuhan sarana telekomunikasi yang semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama para kaum remaja. Kini handphone tidak hanya. dipergunakan untuk membuat panggilan dan membuat Short Message

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi adalah hal yang sangat penting di kalangan. Kebutuhan terhadap alat komunikasi mendorong pada permintaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kegunaan teknologi tersebut dapat dirasakan manusia sejak banyak bermunculan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara lain membentuk identitas produk melalui merek. Selama dekade

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengertian Smartphone 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dimana di dalam smartphone tersebut

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat, khususnya anak

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis memiliki determinasi yang tinggi. Dunia usaha kegiatannya. memperluas usahanya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan bagi konsumen untuk berpindah dari satu merek ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesaing berarti tidak kekurangan barang. Hal ini yang membuat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manajemen pemasaran merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki


BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arus globalisasi dan kerjasama perdagangan antar negara dengan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi merupakan suatu unsur penting dalam pembangunan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini istilah teknologi tidaklah asing dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini suatu kebutuhan akan komunikasi dan teknologi adalah hal

BAB I PEDAHULUAN. satu alat komunikasi yang digunakan saat ini adalah handphone.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelanggan yang menguntungkan, sehingga pemasaran (marketing)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi tersebut, salah satunya dengan menggunakan handphone.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi canggih yang membuat masyarakat ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. smartphone telah menjadi kebutuhan gaya hidup yang dianggap penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir ini smartphone atau sering disebut telepon pintar kini menjadi trend

Bab 1. Pendahuluan. teknologi terutama dalam bidang telekomunikasi, informasi dapat tersebar dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. baik melalui media televisi,radio,handphone,koran,majalah atupun internet

BAB I PENDAHULUAN. teknologi juga berdampak pada perkembangan produk smartphone. Beragamnya merek

BAB I PENDAHULUAN. handphone. Pertama kali dikenalkan pada masyarakat, harga handphone masih relatif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi perkembangan telekomunikasi semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin cepat membuat

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini merupakan suatu era di mana batas-batas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Seiring berkembangnya zaman, handphone tidak hanya digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya melihat merk dan promosi yang dilakukan perusahaan. Pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Salah satu yang dapat kita lihat secara langsung adalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan ekonomi. Perubahan-perubahan yang terjadi di dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan tepat melalui sumber-sumber informasi yang kini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan cara berkomunikasi menjadi lebih efisien dan hemat waktu.

BAB I PENDAHULUAN. dihubungi di manapun berada menyebabkan telepon selular menjadi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berbeda dari pada produk-produk sebelumnya, seperti Blackberry,

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan kemajuan teknologi, semakin banyaknya produk yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Walaupun Korea Selatan sudah merdeka dari Jepang tidak membuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang

BAB I PENDAHULUAN. bidang, terutama di dunia industri gadget. Melihat kondisi tersebut menyebabkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. daya beli yang sangat tinggi, dan selalu mengikuti perkembangan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan harus mampu memikirkan, membuat dan menetapkan merek yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi. Dinamika persaingan bisnis di dunia telekomunikasi yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembelian yang sebelumnya didasari dengan kepuasan. Kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini sangat terlihat jelas dan pesat ke arah yang

Tabel 1.1 Penjualan Telepon Seluler di Indonesia Tahun Vendor Penjualan 2007

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalilasi saat ini, manusia tidak akan pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dengan banyaknya hal-hal baru dalam kehidupan manusia pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dan inovatif untuk menciptakan suatu bisnis yang berkelas dan bisa bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk mengetahui nilai atau manfaat suatu produk yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, khususnya dalam dunia telepon seluler atau yang di kenal dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. akan infomasi yang mudah diakses oleh masyarakat. Smartphone merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun ke depan namun pangsa pasar notebook turun (17,2%

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi tersebut, salah satunya dengan menggunakan handphone. Fungsi awal

BAB 1 PENDAHULUAN. merasa bangga apabila menggunakan ponsel dengan teknologi terkini. merupakan komputer kecil yangmempunyai kemampuan sebuah ponsel

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PONSEL NOKIA DI KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. keputusan perihal apa yang akan dilakukan demi mencapai tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini teknologi komunikasi semakin berkembang dan terus maju.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan handphone atau ponsel. Smartphone yang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan multinasional yang berpusat di Silicon Valley, Cupertino, California.

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk sebelumnya, yang dimana produk yang dihasilkan banyak. handphone atau smartphone jenis tertentu sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi seperti saat ini tidak dapat dipungkiri sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman yang cepat, dan modern serta diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin mengalami kemajuan yang pesat. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan tersebut perangkat komunikasi yaitu ponsel (handphone) bukan lagi menjadi kebutuhan sekunder tetapi sudah menjadi kebutuhan primer. Ponsel tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi via telepon atau SMS, namun konsumen menginginkan lebih sehingga fitur ponsel pun semakin beragam. Sejak internet mulai booming di Indonesia, internet menjadi fitur yang wajib ada dan berubah menjadi fungsi dalam ponsel itu sendiri selain digunakan untuk telepon dan SMS. Kebutuhan dan keinginan konsumen yang semakin kompleks, menuntut semua fitur dan fungsi serba canggih dapat terintegrasi dalam satu ponsel, dan munculah produk smartphone (telepon pintar). Smartphone (telepon pintar) adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang dengan fungsi yang menyerupai komputer (Elcom, 2011). Menurut Yovanda (2016), Indonesia menempati posisi kelima pengguna smartphone terbanyak selama tiga tahun. Berdasarkan mobility report yang dirilis perusahaan Ericsson, Indonesia memiliki jumlah langganan smartphone tertinggi di Asia Tenggara dan Oceania, tercatat dengan hampir 100 juta di tahun 2015 dan diprediksi tumbuh menjadi 250 juta langganan smartphone di akhir 2021 (Yusra, 2016). Menurut hasil survei yang dilakukan oleh DI Marketing secara online 1

2 terhadap 1500 orang, 93 % diantaranya menggunakan smartphone. Dari total 1400 orang yang mengikuti survei, 672 diantaranya berusia 18 sampai 25 tahun (paling banyak). Hurlock (1980) mengungkapkan bahwa usia mahasiswa ialah usia remaja akhir yaitu dimulai dari 18-19 tahun sampai dengan usia dewasa awal yaitu 24-25 tahun. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh DI Marketing tersebut dapat disimpulan bahwa mahasiswa merupakan salah satu pengguna smartphone terbanyak. Di Indonesia saat ini, banyak smartphone dengan berbagai merek yang beredar di pasaran seperti Samsung, Lenovo, Lg, Evercross, Oppo, Advan, Nokia, dan masih banyak lagi. Setiap merek smartphone yang ada, semuanya memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Samsung merupakan salah satu merek yang mempunyai vendor terbesar di dunia termasuk Indonesia. Perusahaan Samsung mempunyai Visi 2020 yaitu "Mengilhami Dunia, Menciptakan Masa Depan". Pada 2020, perusahaan Samsung ingin mencapai target penjualan tahunan sebesar USD 400 miliar dengan menempatkan nilai merek keseluruhan Samsung Electronics di antara 5 besar dunia (www.samsung.com). Menurut Gwee (2013), target dapat berarti jumlah konsumen yang akan membeli. Oleh karena itu, intensi membeli merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai suatu target. Assael (dalam Haryanto & Nurani, 2010) mendefinisikan intensi membeli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Menurut Ajzen (2005) terdapat 3

3 aspek intensi membeli yang berasal dari 3 determinan intensi berperilaku. Pertama adalah sikap konsumen terhadap perilaku membeli menjelaskan bahwa seseorang yang yakin bahwa sebuah tingkah laku dapat menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut akan memiliki sikap yang positif, begitu juga sebaliknya. Kedua yaitu norma subjektif terhadap perilaku membeli merupakan aspek yang berkenaan dengan harapan-harapan yang berasal dari referent atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant others) seperti orang tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya, tergantung pada perilaku yang terlibat. Ketiga yaitu kontrol perilaku terhadap perilaku membeli merupakan keyakinan tentang ada atau tidaknya faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghalangi individu untuk melakukan suatu perilaku. Contoh dari faktor-faktor yang memfasilitasi adalah misalnya adanya uang yang dapat digunakan individu untuk membeli suatu produk. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari International Data Corporation (IDC) Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker tentang market share smartphone Samsung menunjukkan bahwa terdapat angka penurunan smartphone Samsung selama 4 tahun terakhir. Market Share dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan, atau persentase penjualan suatu perusahaan terhadap total penjualan para pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat tertentu. Market share merupakan sebuah indikator tentang apa yang dilakukan sebuah perusahaan terhadap kompetitornya dengan dukungan perubahan-perubahan dalam sales. Pangsa pasar menjelaskan penjualan perusahaan sebagai persentase volume total penjualan dalam industri, market, ataupun produk.

4 Pada tahun 2012 persentase market share smartphone Samsung adalah 32,2%. Akan tetapi, pada tahun 2013 persentase market share smartphone Samsung turun menjadi 31,9% dan pada tahun 2014 dan 2015 persentase market share smartphone Samsung kembali turun. Pada tahun 2014 sebesar 24,8% dan pada tahun 2015 21,4% (www.idc.com). Sejalan dengan data tersebut, untuk menggali data lebih mendalam dilakukan wawancara berdasarkan aspek intensi membeli. Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap 8 orang mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) yang tidak mempunyai smartphone samsung. Mengacu pada aspek pertama yaitu sikap konsumen terhadap perilaku membeli, 8 dari 8 mahasiswa yang peneliti wawancara mengungkapkan bahwa masing-masing mempunyai smartphone tetapi bukan samsung. 6 dari 8 mahasiswa tidak tertarik untuk membeli smartphone samsung karena banyaknya keluhan-keluhan dari orang-orang terdekat yang menggunakan smartphone samsung. Mengacu pada aspek kedua yaitu norma subjektif terhadap perilaku membeli, 3 dari 8 mahasiswa mengungkapkan bahwa salah satu alasan membeli smatphone merek tertentu adalah karena rekomendasi dari saudara atau teman. 5 dari 8 mahasiswa mengungkapkan bahwa tidak ada keluarga yang menggunakan smartphone samsung. 4 dari 8 mahasiswa mengungkaptakan tidak ada teman terdekat yang menggunakan smartphone samsung. Mengacu pada aspek yang ketiga yaitu kontrol perilaku terhadap perilaku membeli, 8 dari 8 mahasiswa mengungkapkan bahwa smartphone samsung mudah ditemui di toko-toko handphone terdekat tetapi harga smartphone samsung relatif mahal.

5 Berdasarkan data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa intensi membeli smartphone Samsung cenderung rendah yang tentunya akan menjadi permasalahan bagi perusahaan. Seharusnya intensi membeli smartphone Samsung tinggi tetapi kenyataannya intensi membeli smartphone Samsung tidak selalu tinggi. Perusahaan smartphone Samsung harus lebih jeli dalam hal menyusun strategi pemasaran untuk meningkatkan intensi membeli smartphone merek Samsung sehingga dapat menguntungkan bagi perusahaan. Menurut Ajzen (2005), Intensi memiliki korelasi yang tinggi dengan perilaku dan dapat digunakan untuk meramalkan perilaku. Menurut Assael (dalam Barata, 2007) intensi membeli merupakan tahap terakhir dari rangkaian proses keputusan pembelian konsumen. Pengukuran intensi membeli individu dapat digunakan untuk meramalkan individu tersebut akan melakukan pembelian atau tidak. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk mengetahui intensi membeli smartphone samsung pada mahasiswa agar dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan kemungkinan perilaku membeli smartphone samsung dan dapat digunakan untuk menyusun strategi pemasaran agar penjualan smartphone samsung terus meningkat. Menurut Kotler & Susanto (2000), ada 4 faktor yang mempengaruhi intensi membeli yaitu, Faktor budaya yang meliputi Budaya (Culture), Sub budaya, dan Kelas sosial. Faktor Sosial yang meliputi Kelompok acuan, Keluarga, Peran dan status. Faktor Pribadi yang meliputi Usia dan siklus hidup keluarga, Pekerjaan, Keadaan ekonomi, Gaya hidup, Kepribadian dan konsep diri. Faktor Psikologis yang meliputi Motivasi, Persepsi, Pengetahuan, Kepercayaan dan sikap pendirian. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengaitkan intensi membeli dengan salah satu

6 faktornya yaitu faktor psikologis. Lebih spesifiknya adalah faktor persepsi dari Kotler & Susanto (2000) yaitu citra merek. Menurut Keller (2013), citra merek adalah persepsi konsumen tentang merek yang merupakan refleksi asosiasi merek yang tersimpan dalam memori. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lin dan Lin (2007) tentang The effect of brand image and product knowledge on purchase intention moderated by price discount dan penelitian yang dilakukan oleh Auda (2009) tentang pengaruh citra merek terhadap intensi membeli, didapatkan hasil bahwa citra merek berpengaruh positif terhadap intensi pembelian suatu produk. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Permana dan Haryanto (2014) tentang pengaruh country of origin, brand image dan persepsi kualitas terhadap intensi pembelian didapatkan hasil bahwa brand image tidak berpengaruh positif terhadap intensi pembelian. Kesenjangan hasil dari tiga penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengaruh citra merek terhadap intensi membeli masih perlu diteliti kembali. Menurut Keller (dalam Malik dkk, 2012), Citra Merek (brand image) terdiri dari komponen-komponen yaitu attributes (atribut), benefits (manfaat), dan brand attitude (sikap merek). Atribut merupakan pendefinisian deskriptif tentang fiturfitur yang ada dalam produk atau jasa yang meliputi atribut produk dan atribut non-produk. Benefits (manfaat) merupakan nilai personal yang dikaitkan oleh konsumen pada atribut-atribut produk atau jasa tersebut. Benefits (manfaat) meliputi functional benefits, experiental benefits, dan symbolic benefits. Brand attitude (sikap merek) didefinisikan sebagai evaluasi keseluruhan atas suatu merek, apa yang dipercayai oleh konsumen mengenai merek-merek tertentu

7 sejauh apa konsumen percaya bahwa produk atau jasa tersebut memiliki atribut atau manfaat tertentu, dan penilaian evaluatif terhadap kepercayaan tersebut bagaimana baik atau buruknya suatu produk jika memiliki atribut atau manfaat tersebut. Produk dan merek mempunyai nilai simbolis bagi individu, yang menilainya atas dasar konsistensi (kesesuaian) dengan gambaran pribadi individu mengenai diri sendiri. Produsen harus membedakan produk-produknya dengan menekankan atribut-atribut yang dinyatakan dapat memenuhi kebutuhan konsumen daripada merek lain (Kanuk & Schiffman, 2008). Atribut-atribut dalam produk yang dinilai positif oleh konsumen akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap perilaku membeli. Menurut Kanuk & Schiffman (2008), konsumen akan memberikan perhatian pada harga yang dibayar oleh konsumen lain. Persepsi ketidakadilan harga akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap nilai produk dan kesediaan konsumen untuk membeli. Sehingga harga yang ditetapkan oleh produsen akan mempengaruhi kontrol perilaku konsumen terhadap perilaku membeli. Menurut Setiadi (2010), konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Jika konsumen mempersepsikan citra merek suatu produk positif maka intensi membeli produk tersebut pun akan meningkat. Tetapi jika konsumen mempersepsikan citra merek negatif maka intensi membeli produk tersebut pun akan menurun. Jadi, jika mahasiswa mempunyai citra merek yang positif terhadap smartphone samsung maka intensi membeli smartphone samsung pun akan menjadi tinggi. Begitupun sebaliknya, jika mahasiswa mempunyai citra merek yang negatif terhadap

8 smartphone samsung maka intensi membeli smartphone samsung pun akan menjadi rendah. Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara citra merek dengan intensi membeli smartphone Samsung pada mahasiswa?. B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara citra merek dengan intensi membeli smartphone Samsung pada mahasiswa. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis adalah : a. Manfaat Teoritis Secara teoritik penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi industri dan organisasi, serta perilaku konsumen mengenai hubungan antara citra merek dengan intensi membeli. b. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian diharapkan dapat memberikan masukan penting untuk pengembangan strategi manajemen merek bagi industri maupun perusahaan, khususnya dalam hal pembangunan citra merek, sehingga dapat meningkatkan penjualan terhadap merek yang dipasarkan.