BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Film sebagai media massa yang saat ini telah berkembang ke dalam format yang beragam, menjadikan film semakin mudah dinikmati oleh siapapun. Film tidak hanya tersaji di bioskop, akan tetapi telah tersedia di mana pun dengan berbagai bentuk seperti dvd, video streaming via internet, bahkan acara televisi. Selain dikenal sebagai media hiburan film juga sebagai media komunikasi dan media massa, film merupakan salah satu sarana yang efektif untuk membentuk perspektif masyarakat secara luas (Mcquail, 2010: 34). Karena fungsi film selain hiburan, investasi, wahana dokumentasi film juga mempunyai fungsi sebagai saluran komunikasi, pembentuk opini dan objek artistik Ibrahim, 2007: 190). Akan tetapi fungsi yang paling penting adalah sebagai seni artistik (art), industrial dan komunikasi. Pembuat film akhir-akhir ini ingin menekankan ketiga fungsi tersebut dalam proses pembuatan film (Ibrahim, 2007: 190). Ketika ketiga fungsi tersebut dihubungkan maka bagaimana kita bisa melihat ada relasi wacana 1
2 dalam film sebagai hal dapat dijual secara massif dengan membungkus hal tersebut sebagai seni yang didapat dari proses mengirim pesan (dari film maker) kepada masyarakat. Wacana yang dimaksud peneliti tersebut adalah pesan moral. Pesan moral yang diambil dalam sebuah film The Fault In Our Stars yang di sutradarai Josh Boone. Film ini dianut dari sebuah novel terlaris pada tahun 2012. novel ini masuk posisi pertama di daftar The New York Times Best Seller. Pada bulan januari 2013 hak film pada buku itu dimiliki oleh 20th Century Fox, dan pada tanggal 19 Februari 2013, diumumkan bahwa Josh Boone akan mengarahkan film ini. Dan telah ditetapkan film ini akan dibintangi oleh Shailene Woodley, Ansel Elgort dan Nat Wolff. Dalam film ini Josh menceritakan tentang dua remaja penderita penyakit kanker yang kemudian jatuh cinta. Lalu Josh boone mengajak penonton untuk memandang penderita kanker sebagai manusia normal yang juga mempunyai impian, cita-cita (diluar kesembuhan mereka), hasrat, dan keinginan duniawi lainnya alih-alih orang cacat yang patut dikasihani karena penyakit mereka. Dan mereka ingin dikenang bukan hanya perjuangan mereka melawan kanker, tapi hal-hal lain yang mereka lakukan semasa hidup mereka. 1 Peneliti rasa pesan moral film ini seperti yang dikatakan Hazel Grace dalam film ini Aku percaya kau punya pilihan di dunia ini mengenai cara 1 The Fault in Our Stars adalah judul novel karya John Green yang akan dijadikan menjadi film yang luar biasa. Casting untuk film ini akan menjadi rumit karena karakter Hazel dan Augustus memiliki begitu banyak lapisan intensitas.
3 menceritakan kisah sedih, dan kami memilih cara yang lucu. Dan memang begitulah cara John Green menuliskan kisah dalam buku dan josh boone mengembangkannya dalam filmnya, dia meramu cerita sedih secara riang dan penuh canda yang sukses membuat penonton merasakan berbagai emosi seperti tawa dan sedih. Selain itu yang peneliti suka, Josh boone tidak melupakan unsur drama keluarga. Peneliti menelaah tentang pesan moral yang terkandung dalam film ini ada beberapa pesan moral yang dikutip oleh peneliti dalam film ini, Hanya ada satu hal di dunia ini yang lebih menyebalkan dari pada mati gara-gara kanker di usia enam belas, yaitu punya anak yang mati gara-gara kanker, jika kau khawatir dilupakan untuk selamanya oleh manusia, aku mendorongmu untuk mengabaikannya saja. Tuhan tahu, itulah yang dilakukan semua orang lainnya. Kekuatan dalam film ini, terutama ada pada karakter-karakternya, Shailene Woodley sebagai Hazel Grace Lancaster 2 dan Ansel Elgort sebagai Augustus Waters. Mungkin untuk sebagian penonton, gambaran Hazel dan Augustus terlalu sempurna sebagai 2 remaja penderita kanker yang sedang sekarat. Mengapa terlalu sempurna? Karena mereka, terutama Augustus sangat memandang positif 2 Hazel akan dimainkan olehshailene Woodley, dia akan menjadi Hazel yang luar biasa karena dia begitu pandai menggunakan ekspresi wajah untuk menunjukkan pikirannya dan itu sangat penting untuk semua dialog dari batin Hazel.
4 kehidupan. 3 Meski dunia sangat tidak adil terhadap mereka. Padahal kenyataannya jarang yang bisa seperti itu. Tapi ini hanya film fiksi dengan karakter fiktif jadi cukup pakai dan gunakan imajinasi kita. Sutradara Josh Boone jelas tahu sejak awal bagaimana menggarap sebuah novel berjudul sama menjadi sebuah film yang sungguh mencuri perhatian dari menit awal hingga akhir. Jason Boone jelas tahu cara-cara bagaimana menggarap novel dengan sangat benar tanpa menghilangkan unsur-unsur yang membuat novel The Fault In Our Stars mudah dicintai dan mendapatkan banyak penggemar. Untuk sebuah drama/romance, jelas The Fault In Our Stars adalah salah satu drama-romance paling romantis beberapa tahun belakangan ini. Masih belum mampu mengalahkan rasa cinta saya terhadap Dear John tahun 2010, namun, The Fault In Our Stars masih mampu memberikan sebuah sajian yang sungguh heartwarming. Tetapi, apakah The Fault In Our Stars berhasil tampil sama seperti ekspektasi semua orang yang datang ke bioskop? Pertama-tama, The Fault In Our Stars adalah sebuah drama-romance yang tidak biasa, 4 The Fault In Our Stars adalah sebuah dramaromance yang sungguh bijaksana. Bijaksana, tegar dan kuat, tetapi dari semua unsur tersebut mampu memberikan penonton sebuah sajian yang sungguh menyayat hati. 3 Di diagnosis dengan kanker tiroid di stage ke IV pada bag-13, Hazel siap untuk mati sampai pada bag-14, dengan medis yang menyatakan ada tumor di paru-parunya. 4 Di diagnosis dengan kanker tiroid di stage ke IV pada bag-13, Hazel siap untuk mati sampai pada bag-14, dengan medis yang menyatakan ada tumor di paru-parunya. Dua tahun pasca mukjizat, Hazel berumur enam belas tahun dan meskipun dia bisa hidup untuk waktu yang lama (apa pun artinya) Hazel hidup ditambatkan ke tangki oksigen karena menyimpan tumor tenuously.
5 Secara keseluruhan, Josh Boone mampu memberikan sebuah sajian yang begitu hangat, lucu, menggemaskan dan sebuah hal-hal indah yang ada di dunia ini yang mampu menggambarkan bagaimana The Fault In Our Stars tampil begitu loveable. Tidak lepas pula dari karakter-karakter yang ada didalamnya yang benarbenar tampil dengan cerita dan latar belakang mereka sendiri. The Fault In Our Stars punya waktu untuk membuat penonton tertawa-tawa dan senyum-senyum di paruh awal, dan memberikan penonton sebuah momen yang menuntut penonton untuk serius dan mengikuti alur ceritanya yang sedikit lebih kompleks dan serius di paruh keduanya. The Fault In Our Stars memberikan sebuah momen-momen menyedihkan yang tentu saja mampu membuat kaum Hawa tersedu-sedu, memainkan emosi penontonya. The Fault In Our Stars juga ditemani dengan lagu-lagu yang memang ear catchy, lagu-lagu yang mampu menghiasi tiap-tiap adeganya tanpa terdengar annoying. Dengan demikian peneliti mencoba memperdalam seberapa besar pesan moral yang terkandung dalam film ini. 1.2. Fokus Penelitian Dari uraian latar belakang singkat di atas menunjukan bahwa ada hal yang harus dibuktikan lebih lewat pertanyaan. Pesan moral apa yang terkandung dalam film The Fault In Our Stars?
6 1.3. Identifikasi masalah Rumusan masalah di atas akan dijabarkan lebih detail karena belum dapat dipahami secara lebih gamblang. Dimensi yang dimaksud peneliti adalah sub variabel penelitian ini yang berjumlah 1 (satu), dan dimensi tersebut mempunyai pembahasan. Maka identifikasi masalah akan menjelaskan rumusan masalah di atas yaitu : Dimensi ini mempunyai pertanyaan. Seberapa besar pesan moral yang terkandung dalam film the fault in our stars tersebut? 5 1.4. Tujuan penelitian Adapun Tujuan Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui seberapa besar manfaat pesan moral yang terkandung dalam film The Fault In Our Stars dalam arti sebuah kehidupan. 1.5. Manfaat penelitian 1.5.1. Manfaat teoritis/akademis Memberikan kontribusi akademik di bidang penelitian pesan moral dalam madia massa dengan bentuk referensi bagi penelitian selanjutnya. 5 Di sebuah kelompok pendukung kanker anak, Augustus tertarik pada Hazel, dengan tujuan yang baik dan tak terduga, perjalanan panjang dibutuhkan, itu mendorong Hazel untuk memeriksa kembali bagaimana penyakitnya, kesehatannya antara hidup dan mati yang akan menentukan, di sebalik itu setiap orang mungkin akan meninggalkannya.
7 1.5.2. Manfaat Praktis Memberikan manfaat pesan moral yang terkandung dari sebuah film bagi para pengusaha/organisasi/lembaga pembuat film dalam membuat sebuah film untuk konsumsi publik agar khalayak lebih literate media atau sadar terhadap media. 1.5.3. Manfaat Sosial Memberikan pesan moral dalam sebuah film yang mendidik untuk masyarakat, pelajar maupun akademisi.