BAB III METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR. yang mendukung teori-teori yang dikerjakan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

BAB III METODE PERANCANGAN. terjadi saat ini disertai dengan literatur-literatur yang mendukung teori-teori yang

BAB III METODE PERANCANGAN. Perancangan Tempat Pemrosesan Akhir(TPA) tentunya membutuhkan beberapa metode guna

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. yang bersifat ilmiah. Langkah-langkah ini meliputi survei obyek-obyek studi

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB III METODE PERANCANGAN. merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang diperoleh dari studi

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangannya. Salah satu

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Malang Wedding Center adalah

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ini sebelumnya dilakukan analisis-analisis terhadap aspek-aspek

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. literatur-literatur yang mendukung teori-teori yang dihadapi. Analisa data dapat

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan merupakan penjelasan tahapan-tahapan yang akan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Taman Wisata Budaya dan Seni Madura. Hal ini merupakan rincian dari langkahlangkah

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa

BAB III METODE PERANCANGAN. sebagai alat visual metode merancang arsitektur. Adapun tahapan dan kerangka dari

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan Pasar Wisata Holtikultura Batu dijelaskan sebagai berikut:

BAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB III METODE PENELITIAN

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. obyek perancangan yang akan dilakukan, yaitu Sekolah Tinggi Teknik

BAB V KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita

BAB III METODE PERANCANGAN. merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan seorang perancang dalam mengembangkan ide rancangannya.

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dapat digunakan ialah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif merupakan

MUSEUM TELEKOMUNIKASI DI SURAKARTA

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUS SEKOLAH di Sidoarjo BAB III. Metodelogi Perancangan

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

Transkripsi:

30 BAB III METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR Kajian pada perancangan ini berdasarkan atas metode deskriptif analisis. Metode ini berupa paparan/deskripsi yang terjadi saat ini disertai dengan literaturliteratur yang mendukung teori-teori yang dikerjakan. Analisa data bisa dilakukan secara kuantitatif. Dengan menggunakan metode deskriptif yang membahas teknik-teknik pengumpulan, pengolahan atau analisa dan penyajian terhadap sekelompok data. Analisis data secara kualitatif dilakukan berdasarkan logika dan argumentasi yang bersifat ilmiah. Langkahlangkah ini meliputi survey objek-objek komparasi, lokasi tapak untuk mendapatkan data-data dan komparasi yang berhubungan dengan objek perancangan. 3.1 Ide Perancangan Kerangka kajian yang digunakan dalam perancangan Hotel dan Mall Elektronik Kota Lhokseumawe, diuraikan dalam beberapa tahap sebagai berikut: pertama, proses pencarian ide. Proses pencarian ide dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pencarian ide/gagasan dengan menyesuaikan informasi seberapa besar peluang perancangan Hotel dan Mall Elektronik Kota Lhokseumawe mengakomodasi keinginan masyarakatnya sehingga lahirlah suatu gagasan untuk merencanakan fasilitas Hotel dan Mall Elektronik.

31 2. Pemantapan ide perancangan melalui penelusuran informasi dan data-data arsitektural maupun non-arsitektural dari berbagai pustaka dan media sebagai bahan perbandingan dalam pemecahan masalah. 3. Dari pengembangan ide perancangan yang diperoleh kemudian diekspresikan dalam bentuk sebuah gambar. 3.2 Pengumpulan Data Tahap selanjutnya yaitu pengumpulan data dan pengolahan data. Data yang dianalisis untuk perancangan ini ada dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam pengumpulan data primer dan data sekunder, digunakan metode yang akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh melalui proses pengambilan data secara langsung pada lokasi, dengan cara sebagai berikut: a. Metode Observasi Metode observasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan sistematis mengenai hal-hal penting terhadap obyek serta pengamatan terhadap masalah-masalah yang ada secara langsung. Dengan adanya survei lapangan didapat data-data yang sistematis melalui kontak langsung dengan masyarakat yang ada di sekitar tapak, yaitu dengan melakukan indentifikasi karakter-karakter masyarakat guna mengetahui kedudukannya

32 terhadap bangunan. Pelaksanaan survei ini dilaksanakn secara langsung. Survei ini berfungsi untuk mendapatkan data berupa: Kondisi alam dan kondisi fisik kawasan perancangan Pengamatan aktivitas, dokumentasi gambar dengan menggunakan kamera. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengambil gambar dari obyek yang diteliti. Pengambilan gambar obyek dilakukan dengan menggunakan kamera atau dengan sketsa gambar. Metode ini dilakukan untuk memperkuat metode sebelumnya, yaitu metode observasi, agar lebih memperjelas data-data yang akan digunakan dalam analisis. 2. Data Sekunder Yaitu data atau informasi yang berkaitan langsung dengan obyek perancangan tapi sangat mendukung program perancangan, meliputi: a. Studi pustaka/studi literatur Metode pustaka yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan atau mengambil dari buku-buku dan internet sebagai sumber bacaan dan referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Data yang diperoleh dari studi pustaka ini, baik dari teori, pendapat ahli, serta peraturan dan kebijakan pemerintah menjadi dasar perencanaan sehingga dapat memperdalam analisa.

33 Data yang diperoleh dari penelusuran literatur bersumber dari data internet, buku, majalah, brosur/pamflet, film dokumenter, dan aturan kebijakan pemerintah. Data ini meliputi: Data atau literatur tentang kawasan dan tapak yang terpilih berupa peta wilayah, peraturan pemerintah yaitu RDRTK Kota Lhokseumawe. data ini selanjutnya digunakan untuk menganalisis kawasan tapak Literatur tentang proyek yang diambil, yaitu Hotel dan Mall Elektronik Literatur mengenai tema regionalisme daerah setempat b. Studi Komparasi Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai bangunan sejenis dan tema sejenis yang ada. Dalam pengumpulan data dan pengolahan data, data sekunder diperoleh tanpa pengamatan langsung tetapi menunjang proses kajian terhadap permasalahan. Data-data tersebut diolah dan dianalisa hingga diperoleh alternatif konsep. Pengumpulan data kondisi eksisting terhadap unsur-unsur yang ada di tapak, berikut interaksinya sehingga memunculkan masalah yang lebih spesifik. Evaluasi dilakukan melalui tahap informasi kondisi tapak, daya dukung tapak dan lingkungan berikut potensinya.

34 3.3 Analisis Tahap selanjutnya yaitu tahap analisis. Dalam proses analisis, dilakukan pendekatan-pendekatan yang merupakan suatu tahapan kegiatan yang terdiri dari rangkaian telaah terhadap kondisi kawasan rencana. Metode yang digunakan dalam analisis terdiri dari analisis makro dan analisis mikro. Analisis makro merupakan analisis dalam skala kawasan yaitu analisa kawasan. Sedangkan analisa mikro merupakan analisis terhadap tapak perencanaan, meliputi analisis tapak, analisis fungsi, analisis pelaku, analisis aktivitas, analisis ruang, analisis bentuk dan tampilan serta analisis struktur dan utilitas. Untuk memunculkan nilai-nilai pada rancangan, maka dipertimbangkan untuk memakai nilai-nilai sebagai berikut: a. Nilai keselarasan dengan alam b. Nilai perlindungan c. Nilai interaksi d. Nilai keindahan e. Nilai tidak berlebihan Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis melalui pendekatan programatik perancanan, yaitu dengan menggunakan teori-teori perancangan arsitektur yang berkaitan dengan perancangan Hotel dan Mall Elektronik Kota Lhokseumawe serta nilai-nilai di atas sebagai dasar analisis yang akan diintegrasikan sebagai berikut:

35 1. Analisis Tapak Analisis tapak dimulai dengan mengidentifikasi tapak perancangan terhadap hubungan bangunan yang dirancang dengan kondisi sekitar. Analisis tapak pada perancangan Hotel dan Mall Elektronik Kota Lhokseumawe ini menghasilkan program tapak yang berkaitan dengan fungsi dan fasilitas yang akan diwadahi pada tapak perancangan. Analisa ini meliputi analisis pengaruh iklim, analisis pandangan dan orientasi, analisis pencapaian, analisis sirkulasi, analisis kebisingan, analisis vegetasi dan analisis zoning tapak. 2. Analisis Fungsi Analisis kedua menggunakan metode analisis fungsi, yaitu kegiatan penentuan ruang yang mempertimbangkan fungsi dan tuntunan aktivitas yang diwadahi oleh ruang. Dalam proses ini yang dianalisis adalah analisa pelaku dan aktivitas (meliputi tipe aktivitas, tuntunan aktivitas, alur aktivitas), analisa ruang, analisa persyaratan ruang, analisa besaran ruang dan organisasi ruang. 3. Analisis aktivitas Metode analisis aktivitas sangat berubungan dengan analisis fungsi, karena analisis ini dilakukan setelah fungsi-fungsi ditentukan. Analisis ini dicapai dengan menganalisis aktivitas yang dilakukan pengunjung mulai dari masuk tapak lalu ke bangunan sampai keluar tapak.

36 4. Analisis Pelaku Selanjutnya yaitu analisis pelaku, analisis pelaku ditentukan dari analisis fungsi ruang dalam bangunan. Analisis ini dicapai dengan menentukan aktivitas pengguna tapak atau rancangan dan penduduk sekitar, mulai dari masuk hingga keluar tapak. 5. Analisis Ruang Analisis ruang berupa analisis persyaratan ruang, sirkulasi ruang, organisasi ruang, pola hubungan antar ruang, besaran ruang dan zoning ruang. Analisis ini dilakukan setelah fungsi, aktivitas dan pelaku dalam bangunan ditentukan. 6. Analisis Bentuk dan Tampilan Analisis bentuk dan tampilan dilakukan setelah analisis tapak, fungsi, aktivitas, pelaku dan ruang telah ditentukan. Analisis ini dicapai dengan pemunculan karakter bangunan yang serasi dan saling mendukung. Analisa ini berupa analisa tatanan ruang, bentuk ruang, besaran dan organisasi ruang. Yang akhirnya berujung pada analisis bentuk dan tampilan bangunan keseluruhan. 7. Analisa Sistem Bangunan Analisa ini berkaitan dengan bangunan, tapak dan lingkungan sekitarnya. Analisa struktur meliputi sistem struktur dan bahan yang digunakan. Sedangkan analisa utilitas meliputi sistem penyediaan air bersih, sistem drainase, sistem pembuangan sampah, sistem

37 pencahayaan, sistem penghawaan, sistem jaringan listrik, sistem keamanan, sistem komunikasi dan sistem penangkal petir. 3.4 Konsep Tahap perancangan selanjutnya yaitu menentukan konsep tapak dan bangunan. Dalam konsep ini, hasil analisis yang menghasilkan hubungan konsep yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun konsep perancangan. Konsep ini meliputi regionalisme daerah setempat sebagai konsep dasar perancangan, konsep tapak, konsep ruang, konsep bentuk dan tampilan bangunan dan konsep struktur dan utilitas.

38 BAB IV KAWASAN PERANCANGAN 4.1 Lokasi Perencanaan 4.1.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Perencanaan Berikut beberapa faktor yang sebaiknya kita perhatikan, sebagai bahan pertimbangan strategi memilih tempat usaha. a. Tingkat keramaian lalu lalang kendaraan Perhatikan arus lalu lalang kendaraan atau pejalan kaki yang lewat, karena hal ini juga mempengaruhi jenis usaha yang cocok di daeah tersebut. Untuk daerah yang dilalui pejalan kaki, usaha toko kelontong atau usaha minuman dingin cocok untuk dibangun di daerah tersebut. Sedangkan untuk lokasi yang banyak dilalui kendaraan bermotor, bisa mencoba usaha bengkel yang lebih dibutuhkan. Sesuaikan jenis usaha kita dengan para konsumen yang lalu lalang di lokasi tersebut. Selain itu perhatikan arus balik (arah pulang kanto r), sehingga mempermudah konsumen jika ingin mampir. Mereka tidak perlu dipusingkan dengan memutar balik kendaraan atau menyebrang. b. Banyaknya usaha di sekitar lokasi Semakin banyak usaha yang ada di sekitar lokasi, maka konsumen yang datang ke lokasi tersebut juga semakin ramai. Karena di lokasi tersebut terdapat berbagai macam usaha yang menyediakan produk yang berbeda pula, sehingga para konsumen lebih tertarik datang ke lokasi yang terdapat berbagai macam usaha. Misalnya saja lokasi pasar, atau mall yang selalu ramai pengunjung.

39 c. Lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah Jika di lokasi tersebut sudah banyak usaha yang sejenis dengan usaha kita, sebaiknya lokasi ini dihindari. Namun jika kita yakin karena posisinya yang sangat strategis, kita harus siap bersaing dengan menciptakan inovasi baru yang dapat membedakan usaha kita dengan usaha lain yang sejenis. d. Aksessibilitas Usahakan pilih lokasi yang mudah di akses oleh para konsumen. Jika memungkinkan, pilih lokasi usaha yang dilalui transportasi umum. Agar konsumen yang tidak memiliki kendaraan pribadi juga bisa menjangkau lokasi usaha kita. 4.1.2 Lokasi Perencanaan LOKASI SITE Gambar 4.1 lokasi perencanaan Sumber: http://wikimapia.org/#lang=en&lat=5.175752&lon=97.129558&z=17&m=b&sear ch=kota%20lhokseumawe%2c%20aceh

40 Lokasi perencanaan terletak di antara jalan Merdeka Timur dan Merdeka Barat, Kota Lhokseumawe. 4.1.3 Batas dan Dimensi Lahan U Gambar 4.2 site dan dimensinya Batasan Site: Utara: Sungai Cunda Selatan: Pasar Cunda Timur: Pertokoan Barat: Pertokoan

41 4.1.4 Alasan Pemilihan Lokasi Site berada di antara dua jalan primer, sehingga memudahkan pengunjung untuk mengunjungi lokasi. Lokasi perencanaan terletak di antara pemukiman dan pusat perbelanjaan. Telah tersedia infrastruktur yang dapat mendukung pembangunan. 4.2 Peraturan Tata Bangunan Setempat Berdasarkan RDTR kota Lhokseumawe, lokasi berada pada zona perdagangan dan jasa. Intensitas bangunan dengan ketentuan: - KDB maksimal 80 % - KLB maks 1 3 - Ketinggian maks 4-5 lantai Menyediakan lahan parkir dalam bangunan (off street) Jadi, - KDB maksimal 80 % - KLB maks 1 3 - Ketinggian maks 4 lantai Jadi, luas lahan yang boleh terbangun adalah 80% x 10.000 m2= 8.000 m2 Luas lantai antara 1-3. jadi, luas lantai yang boleh dibangun adalah 3 x 10.000 m2 = 30.000 m2. Garis sempadan bangunan adalah ½ n + 1 = ½ x 12 +1 = 7 m

42 4.3 Analisa Tapak 4.3.1 Pencapaian Bangunan Lokasi diapit oleh jalan Primer yaitu Jln. Merdeka Timur dan Merdeka Barat sehingga memudahkan pencapaian ke SITE Di sekitar lokasi sudah tersedia jalan lingkungan sehingga memudahkan pengunjung untuk Gambar 4.3 analisa pencapaian Lokasi ini terletak diantara dua jalan utama di Kota Lhokseumawe, yaitu Jl. Merdeka Timur dan Jl. Merdeka Barat. Kedua jalan ini merupakan akses masuk dan keluar Kota Lhokseumawe, sehingga lokasi perencanaan ini menjadi lokasi yang sangat bagus dari sisi pencapaian karena dapat diakses dari mana saja.

43 4.3.2 View dan Kontur Kontur di lokasi ini relatif datar. Sehingga sangat memudahkan dalam pembangunan. Sungai yang ada di sisi site menjadi nilai tambah sisi view dari bengunan. View ke lokasi dari jembatan ini sangat menarik. Akan terlihat bangunan secara keseluruhan Gambar 4.4 analisa kontur dan view Site ini sangat bagus dari sisi view. Walaupun hanya pada dari satu sisi (jembatan dan sungai), namun itu sudah sangat mencukupi bagi pengunjung untuk mengetahui adanya bangunan di lokasi ini.

44 4.3.3 Kebisingan dan Infrastruktur Gambar 4.5 analisa kebisingan dan infrastruktur Jalan yang ada di Kota Lhokseumawe tidak seperti jalanan yang ada di Kota-Kota besar yang banyak terjadi kemacetan. Justru sebaliknya, karena Kota Lhokseumawe adalah Kota kecil, maka arus kendaraan terbilang lengang. Selain itu, karena letak lokasinya di antara dua jalan utama, maka memudahkan pencapaian ke sarana infrastruktur. 4.3.4 Vegetasi Site merupakan area datar yang pepohonannya hanya terletak di tepi sungai saja. Selain itu, lokasi ini juga ditumbuhi oleh rerumputan yang dapat dipertahankan di dalam proses perancangan.

45 4.4 Analisa Pengguna 4.4.1 Hotel Analisis sirkulasi pengguna hotel sejak check in Skema 4.1 analisis sirkulasi pengguna hotel sejak check in Analisis sirkulasi dari penghuni hotel selama berada di hotel Skema 4.2 analisis sirkulasi dari penghuni hotel selama berada di hotel

46 Analisis sirkulasi tamu dari penghuni hotel Skema 4.3 analisis sirkulasi tamu dari penghuni hotel Analisis sirkulasi pengunjung hotel (pengguna fasilitas hotel) Skema 4.4 analisis sirkulasi pengguna fasilitas hotel

47 Analisis sirkulasi dari karyawan hotel Skema 4.5 analisis sirkulasi karyawan hotel 4.4.2 Mall Elektronik Penerimaan Pengelola Skema 4.6 analisis kegiatan peneriamaan (pengelola)

48 Pengunjung Skema 4.7 analisis kegiatan peneriamaan (pengunjung) Pameran Pengelola Skema 4.8 analisis kegiatan pameran (pengelola)

49 Pengunjung Skema 4.9 analisis kegiatan pameran (pengunjung) Penjualan Pengelola Skema 4.10 analisis kegiatan penjualan (pengelola)

50 Pengunjung Skema 4.11 analisis kegiatan penjualan (pengunjung) 4.5 Analisis Ruang dan Bentuk View bangunan yang akan dimanfaatkan dalam perancangan Gambar 4.6 analisa ruang dan bentuk

51 Pada analisis tapak telah dibahas bahwa lokasi memiliki akses pencapaian yang sangat bagus. Selain itu, terdapat potensi view yang sangat menarik dari kedua jalan yaitu Jln Merdeka Timur dan Jln Merdeka Barat. Sungai yang terdapat di sisi lokasi juga menjadi potensi view yang dapat dimanfaatkan di perancangan bangunan. 4.6 Analisis Struktur dan Utilitas Bangunan Analisis struktur dan utilitas bangunan berkaitan dengan sistem operasi suatu bangunan. Dengan pertimbangan KLB, maka perlu dipertimbangkan struktur dan utilitas yang cocok digunakan untuk bangunan ini. Pertimbangan struktur juga dilakukan dalam penentuan konfigurasi kamar apakah menerapkan sistem double loaded ataupun single loaded yang disesuaikan dengan modul kolom yang dipakai. Penyesuaian ini penting mengingat perbedaan fungsi pada lantai 1 dan 2 yang bersifat umum, dengan fungsi yang berada di atasnya, yang bersifat lebih privat. Adapun pertimbangan utilitas yang dilakukan terkait dengan peletakan elemen transportasi vertikal dengan akses yang memadai bagi seluruh pengguna bangunan. Selain itu, elemen penanggulangan keadaan darurat seperti tangga darurat ataupun sprinkler menjadi beberapa pertimbangan yang penting dalam kasus perancangan ini.

52 BAB V HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep 5.1.1 Ide Awal/Ide Konseptual Perancangan mengambil konsep awal dari lokasi tapak dan potensi yang ada di dalamnya. Beberapa hal yang menjadi perhatian khusus di dalam tapak antara lain, yaitu keberadaan lokasi yang diapit oleh 2 jalan utama, potensi sungai yang terdapat di tepi tapak, view dari arah jembatan ke lokasi dan nilai strategis tapak yang berada di lokasi pusat aktivitas. Keberadaan 2 buah jalan yang mengapit lokasi tapak akan mempengaruhi konsep massa bangunan, dimana tidak ada bangunan yang terkesan membelakangi kedua jalan tersebut. Konsep lainnya adalah keberadaan sungai yang terletak di sebelah utara tapak. Keberadaan sungai ini, ingin dihadirkan ke dalam view tapak, sehingga menjadi salah satu nilai jual positif. Pemanfaatannya adalah dengan membuat bangunan terbuka pada sisi bangunan yang menghadap sungai. Selain itu, nilai regional setempat juga akan diangkat dalam proses perancangan ini, tetapi tetap mengikuti peraturan bangunan yang berlaku pada lokasi tapak.

53 5.1.2 Konsep Tapak a. Pengelompokan Fungsi Dalam perancangan ini ada tiga fungsi besar yang akan diwadahi, yaitu fungsi akomodasi, konvensi, dan komersial. Fungsi akoodasi berupa fasilitas kamar hotel, restoran dan ruang penunjang lainnya. Fungsi ini merupakan fungsi utama dari keseluruhan kompleks bangunan dan akan memenuhi lebih dari setengah luasan total dari bangunan ini. Fungsi yang kedua adalah fungsi konvensi sebagai salah satu fungsi pendukung kegiatan para pebisnis. Keberadaan dari fungsi konvensi sendiri juga dapat menjadikan bangunan ini menjadi salah satu tujuan dalam menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Fungsi konvensi terdiri dari ruang pertemuan dan ruang pameran (eksibisi). Fungsi besar ketiga yang diwadahi adalah fungsi komersial. Fungsi ini yaitu Mall Elektronik yang terdiri dari retail-retail barang-barang elektronik, restoran, sauna dan pusat kebugaran (fitness center). Fungsi ini bersifat umum yang dapat dinikmati oleh siapapun. Dengan adanya beberapa fungsi pada satu gedung, perlu diperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan. Hal ini akan berpengaruh ke dalam proses pemintakan (zoning) di dalam tapak. Dilihat dari hirarkinya, fungsi akomodasi membutuhkan privasi paling besar, diikuti oleh fasilitas konvensi dan yang paling publik adalah fasilitas komersial.

54 Konsep pengelompokkan fungsi ini akan memisahkan tiga bagian besar ini menjadi beberapa bagian pada bangunan (seperti terlihat pada gambar di bawah). HOTEL MALL Gambar 5.1 pemintakan bangunan berdasarkan fungsi Fungsi Mall dan fasilitas penunjang diletakkan di lantai 1 dan 2. Kedua lantai ini bersifat umum yang dapat dinikmati oleh siapa saja. Fungsi Hotel diletakkan pada lantai 3, 4 dan 5. Area ini bersifat privasi, karena hanya pengguna hotel yang bisa naik ke lantai tersebut. b. Pencapaian ke Dalam Tapak dan Sirkulasi di Luar Bangunan Pencapaian ke dalam tapak dibuka pada dua bagian dari tapak, yaitu jalur masuk utama dari arah utara (di depan tapak yang menghadap ke sungai) dan jalur masuk sekunder dari sisi selatan tapak.

55 JALAN MASUK SEKUNDER JALAN MASUK UTAMA Gambar 5.2 sirkulasi di dalam tapak c. Konsep Penataan Massa dan Penataan Ruang Luar Pada bangunan Mall, bentukan massa mengikuti bentuk lahan, sedangkan pada bangunan Hotel, bentukan massa mengarah ke jalan sekunder. Sehingga muka bangunan akan terlihat dari jalan.

56 MUKA BANGUNAN Gambar 5.3 muka bangunan terhadap daerah sekitar Gambar 5.4 gubahan massa

57 5.1.3 Konsep Bangunan a. Selubung Bangunan, Material dan Penampilan Bangunan Selubung ( fasade) bangunan mengambil konsep elemen arsitektur aceh yaitu berupa ornamen-ornamen yang menghiasi seluruh fasade bangunan. Untuk menjawab permasalahan perbedaan ketinggian antara Mall dan Hotel, maka digunakan ornamen yang berbeda pada kedua fungsi tersebut (seperti pada gambar di bawah ini). Gambar 5.5 tampak depan b. Konsep Pola Ruang Pola ruang yang terdapat dalam bangunan ini antara lain pola ruang double loaded (melayani dua sisi) pada lantai yang terdapat kamar hotel dan pola ruang single loaded pada massa bangunan komersial. Pola ruang double loaded digunakan dengan pertimbangan efektifitas lantai bangunan yang diisi dengan jumlah kamar hotel yang banyak. Pola single loaded diterapkan pada bagian

58 bangunan komersial dengan pertimbangan arah pelayanan yang memang hanya searah saja. 5.1.4 Konsep Struktur Pada struktur bangunan ini banyak berkaitan dengan maksimalisasi ruang sehingga diperoleh ruang yang efektif untuk kegiatan komersial. Konsep struktur pada bangunan ini menggunakan konsep struktur bangunan yang memiliki modul 10 x 10 m. Pemilihan modul ini dinilai sebagai yang paling efisien untuk mengakomodasi kebutuhan kamarkamar hotel serta parkir yang ada di lantai basement. 5.1.5 Konsep Utilitas Gambar 5.6 konsep utilitas hotel

59 Gambar di atas merupakan denah tipikal kamar hotel serta bagianbagian yang menjadi lubang shaft (berwarna merah) dari area utilitas. Utilitas bangunan hotel banyak bersinggungan dengan jalur pemipaan perkamar yang kemudian disalurkan ke lantai bawah. Pada lantai tipikal, shaft tersebut masih bergerak lurus, sampai pada lantai dua, shaft tersebut kemudian dibelokkan dan dikumpulkan pada titik tertentu untuk untuk digerakkan ke lantai basement. Selanjutnya shaft tersebut dialirkan ke STP (Sewage Treatment Plan). Gambar 5.7 konsep utilitas lantai 2

60 Pada bangunan ini, digunakan beberapa jenis transportasi vertikal yang tersebar sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya di dalam bangunan ini, seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Gambar 5.8 transportasi vertikal Warna biru pada gambar menunjukkan letak dari transportasi vertikal pada bangunan. Beberapa jenis transportasi vertikal antara lain lift, elevator dan tangga yang tersebar pada beberapa titik dalam bangunan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan dalam bangunan. Tangga yang ada di bangunan ini diletakkan di sisi pintu keluar yang juga digunakan sebagai tangga darurat.

61 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Beberapa aspek yang menjadi cakupan kesimpulan dalam tugas ini antara lain: Konteks kawasan Perancangan bangunan pada kawasan urban harus memperhatikan 2 aspek, yaitu: Efisiensi dalam perancangan lahan Hal ini berkaitan dengan faktor ekonomi (seperti harga tanah terlalu mahal) dan juga faktor peraturan bangunan yang diterapkan di kawasan ini. Konsteks kawasan di sekitar bangunan Bangunan di daerah urban tidak berdiri sendiri, tetapi memiliki kaitan dan pengaruh dengan bangunan-bangunan sekitarnya. Sehingga perancangan di kawasan urban seharusnya lebih memberi efek positif daripada efek negatif ataupun masalah kepada lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Konteks Arsitektur Kesimpulan untuk perancangan bangunan komersial terkait dengan konteks arsitektur antara lain memperhatikan aspek berikut:

62 Potensi ekonomi Perancangan bangunan Hotel dan Mall Elektronik dikategorikan sebagai bangunan komersial, erat kaitannya dengan aspek ekonomi (karena tujuan utamanya adalah untuk mencari keuntungan sebesarbesarnya). Sehingga perancangan bangunan komersial harus mampu melihat potensi dan tren ekonomi yang sedang terjadi dan kemudian mewadahinya. Sistem operasional bangunan Perancangan bangunan juga perlu menyesuaikan dengan sistem operasional yang diterapkan oleh pengelola nantinya. Perancangan hendaknya memberikan kemudahan dan efisiensi dalam pelaksanaan sistem operasional bangunan. Estetika Perancangan bangunan perlu memberikan perhatian yang cukup besar pada elemen estetika bangunan karena tampilan ataupun wajah yang diberikan menjadi daya tarik yang meningkatkan nilai jual suatu bangunan. Selain itu, tampilan yang memperhatikan estetika juga dapat memberi kesan tertentu pada pencitraan ( branding) dari bangunan yang bersangkutan, seperti terkesan mewah, elegan, ataupun terkesan rileks.

63 Konteks Tugas Perancangan Dalam konteks tugas perancangan, kesimpulan yang diperoleh dari proses pengerjaan tugas antara lain: Aspek kepatuhan terhadap peraturan bangunan (peraturan yang berlaku secara umum dan peraturan yang berlaku untuk jenis bangunan tertentu) yang telah ditetapkan oleh instansi terkait. Aspek kepatuhan terhadap standar perancangan. Standar dan ukuran tidak bersifat mengikat seperti halnya peraturan bangunan sehingga tidak memberikan sanksi ataupun intensif apabila dilanggar ataupun dijalankan. Akan tetapi, kepatuhan terhadap standar dalam suatu perancangan merupakan suatu upaya untuk menghadirkan kenyamanan dan efisiensi bagi penggunaan bangunan. 6.2 Saran Saran untuk pelaksana Studio Proyek Perlu adanya kesempatan yang lebih besar kepada mahasiswa untuk berkonsultasi dengan calon dosen pembimbing pada masa persiapan tugas proyek sehingga mahasiswa menerima masukan-masukan yang cukup dalam mempersiapkan tugas proyeknya dan menghindari kesalahan dan kekurangan pada masa pengerjaan tugas proyek. Saran untuk mahasiswa Studio Proyek Penggunaan gambar impresi ataupun preseden-preseden sangat dianjurkan sebagai sarana komunikasi antara mahasiswa dengan dosen pembimbing dalam masa asistensi tugas proyek. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan

64 dapat lebih intens untuk menjadikan preseden-preseden yang telah dibangun sebagai referensi dalam merancang. Pembuatan jadwal pengerjaan tugas proyek secara pribadi oleh mahasiswa cukup membantu dalam proses berjalannya studio proyek. Selain itu, mahasiswa sangat disarankan untuk bekerja secara teratur agar progresnya baik.