ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di Peternakan Plasma Sri Budi Ratini, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana) PRAWIRA I G. I. K., I G. MAHARDIKA DAN I W. SUKANATA Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jl. P. B. Sudirman Denpasar, Bali HP: 081916229765, E-mail: indra_karang94@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa produksi dan pendapatan peternak ayam broiler dengan sistem pemeliharaan kandang closed house pada pola kemitraan. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah performa produksi ayam broiler yang meliputi; bobot badan, pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, FCR, deplesi, dan indeks performa, serta aspek ekonomi yang meliputi: biaya investasi, biaya produksi, penerimaan usaha, pendapatan usaha, R/C ratio dan BEP usaha. Data hasil penelitian dianalisis dengan metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata umur panen ayam broiler yaitu 34 hari, rataan bobot panen 1,908 kg/ekor, rataan pertambahan bobot badan 1,869 kg/ekor, rataan konsumsi pakan 3,002 kg/ekor, rataan nilai FCR sebesar 1,598, rataan tingkat deplesi sebesar 4,67%, dan rataan indeks performa ayam broiler yaitu 334,77. Rata-rata pendapatan peternak sebesar Rp 20.391.337/periode atau Rp 1.020,74/kg bobot hidup dengan nilai R/C ratio usaha yaitu 1,06. BEP produksi pemeliharaan ayam broiler dengan sistem pemeliharaan closed house pola kemitraan kapasitas 11.000 ekor berada pada jumlah pemeliharaan sebanyak 6.771 kg ayam hidup. BEP harga jual usaha pemeliharaan ayam broiler yaitu Rp 15.783/kg bobot hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa produksi ayam broiler yang dipelihara dengan sistem closed house pada pola kemitraan menunjukkan performa produksi yang baik dan layak untuk diusahakan. Kata Kunci: Performa Produksi, Pendapatan Usaha, Closed House, Kemitraan, Ayam Broiler iv
ANALYSIS OF PRODUCTION PERFORMANCE AND INCOME OF BROILER FARMERS BY THE SYSTEM OF CLOSED HOUSE MAINTENANCE ON PARTNERSHIP MODEL (Case Study Plasma Sri Budi Ratini in Candikusuma Village, Melaya District, Jembrana Regency) PRAWIRA I G. I. K., I G. MAHARDIKA DAN I W. SUKANATA Faculty of Animal Husbandry, Udayana University, Jl. P. B. Sudirman Denpasar, Bali HP: 081916229765, E-mail: indra_karang94@yahoo.com ABSTRACT This research aims to analysis the productivity and income of broilers breeder with the closed house system on the partnership models. Variables observe are: body weight, increase body weight, feed consumption, feed conversion ratio (FCR), depletion, index performance and economic aspects. The presented research data were analyzed by descriptive analysis and quantitative analysis methods. The results showed that the average age of harvest broilers is 34 days, the average final weight is 1,908 kg/tail, the average increased weight is 1,869 kg/tail, the average of feed consumption amounting to 3,002 kg/tail, the average FCR values is 1,598, the average rate of depletion is 4,67%, and the average rate of broilers index performance is 334,77. The average rate of broilers breeder income reached out to Rp 20.391.337 each periods or Rp 1.020,74/kg of livestock weight with the value R/C ratio is 1,06. BEP of the maintenance production of broilers with closed house system partnership model with capacity of 11.000 tails is on the amount of maintenance as much as 6.771 kg livestock weight. BEP for selling price is equal to Rp 15.783/kg livestock weight. The results showed that the performance of broilers production in closed house system on the partnership model showed good production performance and feasible to be ventured. Key Words: Production Performance, Incomes, Closed House, Partnership, Broilers v
DAFTAR ISI JUDUL... i RINGKASAN... iv LEMBAR PENGESAHAN... vi RIWAYAT HIDUP... viii UCAPAN TERIMAKASIH... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Penelitian... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA... 6 2.1 Ayam Broiler... 6 2.2 Performa Produksi Ayam Broiler... 8 2.2.1 Bobot badan... 8 2.2.2 Pertambahan bobot badan... 9 2.2.3 Konsumsi ransum... 9 2.2.4 Feed conversion ratio (FCR)... 10 2.2.5 Deplesi... 11 2.2.6 Indeks performa... 12 2.3 Pemeliharaan Ayam Broiler Pola Kemitraan... 13 2.4 Kandang Sistem Closed House... 15 xi
2.5 Pendapatan Usaha... 17 2.6 R/C Ratio Usaha... 20 2.7 Break Even Point (BEP) Usaha... 20 III. MATERI DAN METODE... 22 3.1 Materi... 22 3.1.1 Ayam... 22 3.1.2 Kandang dan perlengkapannya... 22 3.1.3 Alat penelitian... 23 3.1.4 Ransum dan air minum... 23 3.2 Metode... 23 3.2.1 Pemberian ransum dan air minum... 23 3.2.2 Obat - obatan dan vaksin... 24 3.2.3 Definisi operasional... 24 3.2.4 Peubah yang diamati... 25 3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian... 30 3.4 Analisis Data... 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 32 4.1 Performa Produksi... 32 4.1.1 Bobot badan... 32 4.1.2 Pertambahan bobot badan... 35 4.1.3 Konsumsi ransum... 36 4.1.4 Feed Conversion Ratio (FCR)... 37 4.1.5 Deplesi... 39 4.1.6 Indeks performa... 40 4.2 Pendapatan Peternak... 41 xii
4.2.1 Biaya investasi... 41 4.2.2 Biaya produksi... 41 4.2.3 Penerimaan usaha... 42 4.2.4 Pendapatan usaha... 44 4.2.5 R/C ratio... 45 4.3 Analisis Break Even Point (BEP)... 46 V. KESIMPULAN DAN SARAN... 47 5.1 Kesimpulan... 47 5.2 Saran... 47 DAFTAR PUSTAKA... 49 LAMPIRAN LAMPIRAN... 53 xiii
DAFTAR TABEL No Teks Halaman 2.1 Standar temperatur optimal ayam broiler sesuai dengan umur pemeliharaan... 7 2.2 Kriteria indeks performa ayam pedaging... 12 4.1 Bobot badan akhir, pertambahan bobot badan dan tingkat konsumsi ransum pemeliharaan ayam broiler dengan sistem closed house pada pola kemitraan dalam tahun 2016... 32 4.2 Pengukuran temperatur di dalam dan di luar kandang tiap minggu... 34 4.3 Tingkat FCR, deplesi dan indeks performa pemeliharaan ayam broiler dengan sistem closed house pada pola kemitraan dalam tahun 2016... 38 4.4 Pendapatan tiap periode dan rata-rata pendapatan usaha pemeliharaan ayam broiler dengan sistem closed house pola kemitraan... 44 xiv
DAFTAR LAMPIRAN No Teks Halaman 1. Kandungan nutrisi ransum ayam broiler... 53 2. Standar performa produksi ayam broiler strain New Lohmann (MB 202)... 53 3. Biaya investasi pemeliharaan ayam broiler dengan sistem closed house kapasitas 11.000 ekor... 54 4. Komponen biaya produksi pemeliharaan ayam broiler dengan sistem closed house kapasitas 11.000 ekor... 56 5. Komponen total penerimaan pemeliharaan ayam broiler dengan sistem closed house kapasitas 11.000 ekor... 56 6. Bonus FCR Usaha Pemeliharaan Ayam Broiler Pola Kemitraan... 57 7. Bonus Harga Pasar Usaha Pemeliharaan Ayam Broiler Pola Kemitraan... 57 8. Perhitungan total pendapatan peternak pemeliharaan ayam broiler dengan sistem closed house pola kemitraan... 57 9. Perhitungan R/C ratio pemeliharaan ayam broiler dengan sistem closed house pola kemitraan... 57 10. Perhitungan nilai BEP pemeliharaan ayam broiler dengan sistem closed house pola kemitraan... 58 xv
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia mengalami pertumbuhan sekitar 1,2% tiap tahunnya (BPS, 2015) menyebabkan peningkatan permintaan terhadap daging untuk memenuhi kebutuhan protein penduduk Indonesia. Beberapa jenis daging yang dikonsumsi oleh masyarakat antara lain daging ayam, daging sapi, daging itik, maupun jenis daging lainnya. Daging ayam yang dikonsumsi umumnya berasal dari daging ayam ras maupun daging ayam buras. Ayam broiler merupakan salah satu ras ternak unggas yang cukup populer dan banyak dipelihara oleh peternak di Bali sebagai penghasil daging karena memiliki beberapa keunggulan, seperti laju pertumbuhan yang cepat dan kemampuan mengkonversi ransum yang efisien dibanding ayam ras lainnya. Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali pada tahun 2015, populasi ayam pedaging di provinsi Bali terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 13% dari tahun 2013 hingga tahun 2015. Populasi ayam pedaging di provinsi Bali menurut Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tahun 2015 mencapai 9.504.702 ekor dan pada tahun tahun 2016 mencapai 9.575.037 ekor dengan pertumbuhan sebesar 0,74%. Tingginya jumlah populasi ayam pedaging di provinsi Bali berdampak pula terhadap peningkatan produksi daging ayam di Bali setiap tahunnya. Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan hewan melaporkan bahwa pada tahun 2015 produksi daging ayam di Bali sebanyak 10.454 ton dan tahun 2016 sebanyak 10.685 ton dengan pertumbuhan sebesar 2,21%. Salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya populasi ayam pedaging di provinsi Bali adalah permintaan pasar akan kebutuhan daging ayam broiler semakin tinggi setiap tahunnnya. 1
Rata-rata permintaan daging ayam di Bali mencapai 25% tiap tahun, terutama menjelang hari raya keagamaan (Antara, 2016). Peternak ayam broiler di Indonesia umumnya adalah peternak yang memiliki skala usaha dengan kapasitas 4.000 6.000 (Rasyaf, 2008). Dewasa ini usaha peternakan ayam broiler semakin berkembang dengan adanya pemeliharaan ayam broiler dengan pola kemitraan. Menurut Wahyuni (2006), pola kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil, dengan usaha menengah dan besar disertai pembinaan oleh usaha menengah dan besar, atas dasar prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Pada pemeliharaan ayam broiler pola kemitraan, peternak memiliki kewajiban untuk menyediakan kandang beserta perlengkapannya dan melaksanakan pemeliharaan ayam dari awal hingga panen. Perusahaan-perusahaan multinasional seperti JAPFA, Charoen Pokphand, Wonokoyo dan Patriot sebagai perusahaan inti, akan memberikan modal berupa sarana dan prasarana produksi, seperti bibit, pakan, obatobatan, dan bimbingan teknis dari petugas lapangan yang diberikan oleh perusahaan inti. Penjualan atau pemasaran ayam broiler dilakukan oleh perusahaan inti dan perusahaan inti berhak mengatur jadwal panen serta berkewajiban untuk membeli ayam dari peternak dengan harga kontrak yang telah ditentukan. Harga kontrak yang ditentukan oleh perusahaan inti akan berubah setiap periodenya, sehingga peternak yang menjual ayam broilernya tidak akan terpengaruh dengan fluktuasi harga pasar. Hal ini dirasa mampu melindungi peternak ayam broiler dari rendahnya penjualan ayam, karena harga yang tidak stabil, sehingga peternak tidak perlu khawatir untuk memasarkan dan menjual ayamnya. Hasil penjualan ayam broiler akan dipotong oleh perusahaan inti untuk mengganti modal awal berupa sapronak dari perusahaan inti sesuai dengan harga yang telah disepakati. Sisa dari penjualan ayam broiler setelah dipotong sapronak merupakan pendapatan peternak yang diberikan oleh perusahaan inti, yang dimana pendapatan ini 2
perlu diperhitungkan kembali untuk mengganti biaya produksi yang belum dipotong oleh perusahaan, seperti upah tenaga kerja, pemakaian listrik dan biaya penyusutan. Pendapatan peternak dari hasil penjualan ayam broiler pada pola kemitraan sangat dipengaruhi oleh performa produksi ayam broiler yang dipelihara, sehingga peternak perlu mengoptimalkan performa produksi ayam broiler untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh. Semakin cepat kenaikan bobot badan ayam broiler dengan angka konversi pakan yang rendah maka keuntungan yang didapat oleh peternak akan semakin tinggi karena dengan pertambahan bobot badan yang cepat maka umur panen menjadi lebih cepat dan berdampak pada rendahnya biaya produksi yang dikeluarkan. Hal ini akan berdampak pada keuntungan yang didapat oleh peternak semakin tinggi dan peternak akan mendapatkan bonus dari perusahaan inti, seperti bonus FCR dan bonus harga pasar. Bonus yang diberikan oleh perusahaan inti merupakan pendapatan tambahan yang diberikan untuk peternak apabila mampu menghasilkan ayam broiler yang memiliki performa produksi lebih tinggi dari standar yang ditetapkan perusahaan inti. Tingginya permintaan daging ayam di Bali merupakan peluang bagi peternak ayam broiler, namun tingginya angka kematian akibat pengaruh lingkungan menjadi salah satu penyebab kurang optimalnya keuntungan yang didapat oleh peternak. Dewasa ini, peternak mulai menggunakan teknologi dalam pemeliharaan ayam broiler, salah satunya yaitu penggunaan teknologi kandang dengan sistem closed house pada pemeliharaan ayam broiler. Kandang closed house adalah kandang dengan sistem ventilasi tertutup, yang pada prinsipnya dapat mengatur suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan cahaya yang masuk ke dalam kandang yang disesuaikan dengan kebutuhan ayam broiler. Menurut Rasyaf (2001), ayam broiler tumbuh optimal pada temperatur 19 21 o C. Sehingga dengan adanya kandang dengan sistem closed house diharapkan mampu menciptakan kondisi lingkungan 3
yang nyaman sesuai dengan temperatur optimal pertumbuhan ayam broiler dan ayam broiler mampu tumbuh optimal sesuai dengan potensi genetiknya. Selain kelebihan yang dimiliki oleh kandang dengan sistem closed house, kekurangan dari sistem kandang ini diantaranya yaitu membutuhkan biaya investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kandang sistem open house. Hal ini disebabkan karena kandang dengan sistem closed house menggunakan peralatan canggih untuk membantu mengatur temperatur di dalam kandang, salah satunya yaitu exhaust fan, celldeck, dan temptron. Tingginya biaya investasi yang dibutuhkan di awal pemeliharaan, membuat peternak dengan keterbatasan modal belum mampu membangun kandang dengan sistem closed house dan timbul anggapan bahwa biaya investasi yang dikeluarkan tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat. Dengan demikian dirasa perlu untuk melakukan penelitian untuk mengetahui performa produksi ayam broiler, pendapatan usaha, R/C ratio dan nilai BEP (Break Even Point) pemeliharaan ayam broiler yang dipelihara dengan sistem closed house pada pola kemitraan. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang didapat antara lain: 1. Bagaimana performa produksi ayam broiler yang dipelihara dengan sistem closed house pada pola kemitraan? 2. Berapakah pendapatan dan R/C ratio usaha peternakan ayam broiler yang dipelihara dengan sistem closed house pada pola kemitraan? 3. Berapakah BEP usaha peternakan ayam broiler yang dipelihara dengan sistem closed house pada pola kemitraan? 4
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis performa produksi dari ayam broiler yang dipelihara dengan sistem closed house pada pola kemitraan. 2. Menganalisis pendapatan dan R/C ratio peternak dari usaha peternakan ayam broiler yang dipelihara dengan sistem closed house pada pola kemitraan. 3. Menganalisis BEP dari usaha peternakan ayam broiler yang dipelihara dengan sistem closed house pada pola kemitraan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat: 1. Memberikan informasi mengenai performa produksi, pendapatan usaha, dan BEP usaha pemeliharaan ayam broiler dengan sistem closed house pada pola kemitraan bagi peternak serta masyarakat yang ingin membuka usaha dibidang peternakan ayam broiler. 2. Sebagai referensi dan acuan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 5