0 BAB III METODE PENELITIAN A. Batasan Variabel Operasional Penelitian Untuk membatasi dan memperjelas lingkup penelitian ini, maka disusunlah batasan-batasan dari variabel operasional yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Apotek Keputusan Menteri Kesehatan No. 107/MENKES/IX/004 menyatakan bahwa Apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian (Hartini dan Sulasmono, 006).. Pelayanan Kefarmasian Pelayanan kesehatan kefarmasian yaitu pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung 0
1 jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Peraturan Pemerintah, 009). Pelayanan kefararmasian merupakan pelaksanaan fungsi pengorganisasian Quality Assurance di apotek pada lini depan, yaitu pelayanan langsung sehari-hari yang tidak terpisahkan dari system pelayanan kesehatan rumah sakit secara utuh, dan berorientasi kepada pasien, penyediaan obat yang bermutu, dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. 3. Pasien Pasien adalah seseorang atau penderita yang datang ke dokter karena keluhan penyakit tertentu dan setelah mendapatkan resep dari dokter yang bersangkutan kemudian pasien pergi ke apotek untuk mendapatkan obat. Pasien berasal dari kata kerja bahasa latin yang artinya menderita, secara tradisional telah digunakan untuk menggambarkan orang yang menerima perawatan. Konotasi yang melekat pada kata itu adalah ketergantungan. Karena alasan inilah banyak perawat memilih kata pasien, yang berasal dari kata kerja bahasa latin yang artinya bersandar dan berkonotasi bekerja sama dan independen. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di apotek-apotek wilayah Kabupaten Wonosobo yang berjumlah 7 apotek yaitu; apotek Isyka, apotek Sifa, apotek
Sumberan, apotek ABC, apotek Amal Sehat, apotek MK farma, apotek Jogo Sehat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 011. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan elemen atau subyek peneliti (Arikunto, 00). Populasi pada penelitian ini adalah pasien apotek yang berlokasi di wilayah Wonosobo.. Sampel Sampel adalah anggota populasi yang digunakan dalam penelitian (Notoatmojo, 003). Pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan metode kuisioner yang diisi oleh responden. Responden pada penelitian ini adalah pasien yang berkunjung dan membeli obat ke apotik dan tidak dibatasi usianya. Responden juga tidak dibedakan apakah responden baru pertama kali datang ke apotek tersebut atau pasien merupakan langganan apotek. D. Metode Pengambilan Data Penelitian ini bersumber dari data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden oleh peneliti dengan menggunakan metode observasi dengan kuisioner. Angket/kuisioner digunakan sebagai alat pengampu data utama karena dalam penelitian ini digali informasi dari responden tentang dirinya sendiri. Dalam hal ini adalah bagaimana penilaian objek penelitian terhadap mutu pelayanan informasi obat di apotek serta harapan dan keinginannya (Notoatmojo, 00).
3 E. Besaran Sampel Jumlah atau ukuran sampel (n) untuk konsumen ditentukan menurut rumus yang dikemukakan oleh Nawawi (005) sebagai berikut: Dari rumus tersebut diatas maka perhitungan jumlah sampel minimum adalah sebagai berikut: z n p.q b 1 a 1.96 n (0.5)(0.5) 0,05 n > (0.5)(1536,64) n > 384,16 Keterangan: n : Jumlah sampel minimum > : Sama dengan atau lebih besar P : Porporsi populasi persentase kelompok pertama q : Proporsi sisa dalam populasi (1,00 p) z ½ : Derajat koefisien konfidensi pada 95 % = 1,96 b : Persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam menentukan ukuran sampel Diperoleh jumlah sampel minimum (n) adalah 384,16. Dalam penelitian ini untuk mengantisipasi kerusakan kuesioner peneliti menyebar kuesioner untuk 400 responden yang diambil dari 7 apotek terpilih. Jadi setiap apotek mendapat 58 responden.
4 Penelitian menggunakan teknik Simple Random Sampling dalam menyebarkan kuesioner.dalam teknik ini random untuk mendapatkan sampel langsung dilakukan pada unit sampling.dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi terkecil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi (Nawawi, 005). Jumlah apotek yang digunakan sebagai sampel di ambil menggunakan rumus : n = + 1 keterangan : n = Jumlah sampel yang diambil N = Jumlah apotek Perhitungan (Nawawi, 005). n = + 1 n = + 1 n = 5,56 + 1 n = 6 + 1 n = 7 F. Metode Analisa Data Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggunakan data verbal atau jenis tertulis dari objek penelitian, dan kualifikasinya bersifat teoritis. Data yang diperoleh dalam penelitian tidak diolah melalui perhitungan matematis dengan berbagai rumus statistika melainkan ditabulasikan dan disajikan dalam bentuk tabel.
5 Dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala ini umumnya berisi bagian skala terhadap semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti dalam kuesioner. Model skala Likert digunakan dengan 5 jawaban yaitu : SS = Sangat setuju dengan skor 5 S = Setuju dengan skor 4 N = Netral dengan skor 3 TS = Tidak setuju dengan skor STS = Sangat Tidak Setuju dengan skor 1 G. Uji Kualitas Data 1. Uji validitas Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan, dalam hal ini angket memenuhi persyaratan validitas, pada dasarnya digunakan korelasi Pearson. Cara analisisnya dengan cara menghitung koefisien korelasi antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh r masih harus diuji signifikansinya bisa menggunakan uji t atau membandingkannya dengan r tabel. Bila t hitung > dari t tabel atau r hitung > dari r tabel, maka nomor pertanyaan tersebut valid. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen, untuk mengetahui validitas digunakan rumus:
6 r xy = ( XY) ( X. Y) ( X) n Y { n X }{ ( Y) } n Keterangan : r xy = Koefisien validitas item n = Jumlah responden X = Skor nilai item Y = Skor total nilai item. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah ketepatan alat pengumpul data dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda (Nawawi, 005, 139 hal). Metode yang biasa digunakan untuk uji reabilitas adalah teknik ukur ulang dan teknik sekali ulur. Teknik sekali ukur terdiri atas teknik genap gasal, belah tengah, belah Acak, Kuder Richardson, teknik Hoyd, dan Alpha Cronbach. Sedangkn untuk mengukur reliabilitas pada penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach: r = k k 1 σ b 1 σ t Keterangan : r k σ b Σ t = reliabilitas instrumen = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir = varians total