PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) Yusuf Arman Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: hasdug@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VIII Mts Muhammadiyah Bener Kepil Wonosobo melalui pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan 2 siklus. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode observasi, metode tes, dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan lembar tes. Sedangkan untuk analisis data menggunakan analisis kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian aktivitas dan prestasi belajar matematika menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas siswa ditunjukkan dengan sikap siswa mulai mengikuti pembelajaran dengan baik, siswa berani bertanya kepada guru. Persentase aktivitas siswa yang sudah memenuhi indikator pada siklus I sebesar 68,7% meningkat menjadi 79,1% pada siklus II. Meningkatnya Aktivitas diikuti meningkatnya rata-rata kelas pada siklus I sebesar 66 dengan ketuntasan klasikal 60% menjadi 72,96 dengan ketuntasan klasikal sebesar 76% pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif TSTS dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika kelas VIII Mts Muhammadiyah Bener Kepil Wonosobo Kata kunci: TSTS, aktivitas, prestasi belajar matematika PENDAHULUAN Pendidikan sebagai upaya yang tepat untuk membangun sumber daya manusia yang tinggi dan berkualitas dan memang satu-satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogyanya digunakan sebagai alat membangun SDM yang bermutu tinggi. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah menyelenggarakan perbaikanperbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Salah satu unsur yang sering dikaji dalam hubungannya dengan keaktifan dan prestasi belajar siswa adalah model yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, proses pembelajaran hingga saat ini masih memberikan 123
dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi peserta didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya, sehingga siswa cenderung kurang aktif. Banyak cara yang dapat dilakukan agar siswa menjadi aktif, salah satunya yaitu dengan merubah paradigma pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Menurut Sardiman (2005: 96) aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan fisik atau jasmani maupun mental atau rohani yang saling berkaitan sehingga tercipta belajar rohani dalam aktivitas belajar ini peserta didik haruslah aktif mendominasi dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru mata pelajaran matematika Mts Muhammadiyah Bener Kepil Wonosbo bahwa aktivasi dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII masih relatif rendah. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain karena sebagian guru masih menggunakan metode ceramah, ketika pembelajaran berlangsung hanya beberapa siswa yang memperhatikan siswa yang lain bergurau dan tidak mendengarkan guru saat menyampaikan materi, saat guru bertanya atau menyuruh mengerjakan soal siswa cenderung diam dan ketika ada kesulitan siswa belum berani bertanya kepada guru. Dari beberapa faktor tesebut, peneliti cenderung mengarah kepada model pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika. Menurut Warsono dan Hariyanto (2012: 164) penelitian tentang pembelajaraan kooperatif sudah dimuali sejak tahun 1970-an membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif antara lain memberikan manfaat berupa; meningkatkn kualitas hasil pembelajaran dan prestasi akademik, meningkatkan kemampuan mengingat para siswa, meningkatkan kepuasan dan membantu siswa mengembangkan ketrampilan komunikasi sosial. Pada pembelajaran kooperatif tipe TSTS, siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh informasi dan memberikan informasi, menurut Aris Shoimin (2014 : 222) model pembelajaran kooperatf TSTS adalah dua 124
orang siswa tinggal di kelompok dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain. Dua orang yang tinggal bertugas memberikan informasi kepada tamu tentang hasil kelomoknya, sedangkan yang bertamu bertugas mencatat hasil diskusi kelompok yang di kunjungi. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Lukluk Ibana (2012) bahwa metode TSTS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas Siswa Kelas VIII G SMP Negeri 4 Jember. Hal tersebut terbukti dari aktivitas mengerjakan LDS dari 54,55% meningkat menjadi 81,67%, aktivitas bertamu atau tinggal dari awal 78,34% meningkat menjadi 86,67%, aktivitas presentasi dari 63,89% meningkat menjadi 79,45%, aktivitas memperhatikan penjelasan guru dari 78,89% meningkat menjadi 82,22%. dan aktivitas membuat kesimpulan dari 57,78% meningkat menjadi 70,56%. Selain penelitian tersebut, penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Pipit Sumanti (2011) yang berjudul Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray (TSTS) untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa siswa kelas X3SMA YLPI Pekanbaru Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prestasi belajar yang menggunakan model TSTS meningkatkan hasil belajar matematika siswa siswa kelas X3SMA YLPI Pekanbaru. Terbukti dari nilai rata-rata siswa yang mencapai KKM 63 pada skor sebelum tindakan sebanyak 11 orang dengan presentase 34,37%, pada UH I sebanyak 26 orang dengan presentas 81,25%, sedangkan UH II sebanyak 30 orang dengan presentase 93,73%. Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kela X3 SMA YLPI Pekan baru pada tahun 2011/2012. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada siswa kelas VIII Mts Muhammadiyah Bener Kepil Wonosobo tahun ajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suharsimi Arikunto (2010: 3) menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, 125
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Setiap siklus terediri dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Siklus dilakukan sampai mencapai hasil yang maksimal. Namun dalam penelitian ini dilakukan sampai siklus II. Penelitian ini dilaksanakan di Mts Muhammadiyah Bener Kepil Wonosobo pada akhir semester genap tahun ajaran 2015/2016 dengan menyesuaikan jadwal pelajaran matematika kelas VII. Teknik pengumpulan data adalah metode observasi, metode tes prestasi, dan dokumentasi. Instrumen penelitiannya yaitu lembar observasi, dan tes prestasi belajar. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif deskriptif yaitu mencari frekuensi relatif (mencari persentase), mencari ukuran rata-rata. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dalam penelitian ini diambil menggunakan instrumen yang terdiri dari lembar observasi dan tes prestasi prestasi belajar tiap siklusnya. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus pertama terdiri dari 3 pertemuan dengan jumlah alokasi waktu 5 40 menit dengan pertemuan ketiga diadakan tes prestasi belajar. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Berikut disajikan data rerata aktivitas berupa diagram yang diperoleh pada setiap siklus. Aktivitas belajar Persentase (%) 80 70 60 siklus I 68,7 79,1 siklus II Series 1 126
Pada siklus I persentase aktivitas belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Salah satu faktor yang menyebabkan karena siswa belum terbiasa dengan metode TSTS. Pada siklus I masih banyak siswa yang pasif, saat guru bertanya pada siswa kebanyakan dari mereka diam. Jika menjawab, siswa memberikan jawaban secara bersamaan dengan teman yang lain. Saat akan dilaksanakan diskusi kelompok, sebagian siswa tidak langsung duduk dalam kelompok-kelompok yang telah ditentukan. Hanya beberapa siswa yang berani bertanya tentang materi yang belum dipahami. Aktivitas siswa pada siklus II dinilai lebih baik dari siklus I. Di samping itu adanya motivasi dengan memberikan hadiah kepada siswa yang membuat siswa semakin semangat dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aktifitas dan prestasi belajar matematika siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I aktivitas siswa adalah sebesar 68,7% meningkat pada Siklus II sebesar 79,1%. Peningkatan partisipasi juga diikuti peningkatan prestasi belajar matematika Dari grafik terlihat bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar dari sebelum dilakukan tindakan sampai ke siklus II. Ratarata siswa pada data awal sebesar 63,81 meningkat menjadi 66 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 72,96 pada siklus II. Sejalan dengan kenaikan rata-rata kelas ketuntasan klasikal juga meningkat dari 52% sebelum tindakan menjadi 60% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 76% pada siklus II. 127
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, (1) pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VII Mts Muhammadyah Bener Kepil Wonosobo tahun ajaran 2015/2016 (2) pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat meningkatkan prestasi belajar matematiika siswa kelas VII Mts Muhammadyah Bener Kepil Wonosobo. Dari simpulan di atas, peneliti menyampaikan saran: (1) Bagi calon peneliti yang akan melaksanakan penelitian yang sejenis, hasil akhir yang diperoleh akan lebih baik dan maksimal jika dilaksanakan dengan alokasi waktu yang lebih banyak. (2) Bagi guru sebaiknya dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TSTS sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar matematika. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitiaan Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Ibana, Lukluk. 2012. Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII G SMP Negeri 4 Jember Tahun Ajaran 2012/2013. Diunduh dari dspace.unej.ac.id/bitstream/handle/.../lukluk%20ibana_1.pdf?...1. pada tanggal 10 Oktober 2015 sardiman. 2005. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Shohimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Sumanti, Pipit. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Siswa Kelas X3SMA YLPI PEKANBARU Tahun Ajaran 2010/2011. Diunduh dari digilib.uir.ac.id/dmdocuments/mtk,pipit%20sumanti.pdf pada tanggal Oktober 2015. Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT Remaja Posdakarya Offset. 128