ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, DAN AKTIVITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BARATA INDONESIA (PERSERO) CABANG TEGAL

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan pada PT Kalbe Farma Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA

PERANAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN DALAM KEBIJAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA CALON NASABAH OLEH PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK

Eka Puji Purnama Sari, Nurul Qomari, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV HIDAYAH CARGO KALIMANTAN SELATAN TAHUN Ainun Jariah (Universitas Lambung Mangkurat)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT GUDANG GARAM, TBK Febriani Huntojungo Roy Ferdinand Runtuwene Dantje Keles

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HIKADA PUTRA KARUNA DENPASAR PERIODE Oleh :

Swita A. Kaunang, Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan. ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. CIPTA DAYA NUSANTARA MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GARUDA KECAMATAN RANDUDONGKAL PERIODE

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS GUNA MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT. VEPO INDAH PRATAMA GRESIK

PENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK TANJUNG ENIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUM DAMRI SETASIUN SAMARINDA

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

ANALISA KEUANGAN Rasio Keuangan. Sumber : Syafarudin Alwi BamBang Riyanto

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN DAN COMMON SIZE PADA PT XYZ UNTUK PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SURAKARTA BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO PROFITABILITAS

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT TIRTA SARANA BORNEO DI TANJUNG REDEB. Nahwani Fadelan

ABSTRACT. Keyword : liquidity ratio, activity ratio, solvency ratio, profitability ratio. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS PADA PT BUKIT ASAM (Persero) Tbk.

ANALISIS DU PONT SYSTEM SEBAGAI DASAR UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. ARWANA CITRAMULIA Tbk.

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KPRI IKHLAS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

OLEH: RIAN SAPUTRA NIM:

R.Dadue., I.S.Saerang., V.N.Untu., Analisis Kinerja Keuangan Industri ANALISIS KINERJA KEUANGAN INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

TIALONY. Bina Nusantara University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk - Jakarta Barat MURNIADI PURBOATMODJO

KAJIAN PEMBERIAN KREDIT MODAL DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SAMARINDA Aji Arie Wardhana Hakim 1

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. ASTALIA MILLENIA EDUCATINDO CABANG MADIUN Satriyo Budiwibowo IKIP PGRI Madiun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

ABSTRAK. Kata kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Pasar.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN (Studi Kasus PT Astra International Tbk)

ANALISA RATIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. SEMEN BATURAJA PALEMBANG TAHUN

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL, Tbk PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS AS A BASIS FOR FINANCIAL PERFORMANCE ASSESSMENT IN PT MASTERINDO LOGAM TEHNIK JAYA

JURNAL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA VENS BEAUTY DI SURABAYA

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI SARANA EVALUASI UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL TBK SIDOARJO

Kinerja Keuangan Organisasi Laba ( Studi Kasus PT. Garuda Multi Valasindo Jakarta )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. AMANAH FINANCE

ABSTRACT. Keywords: Financial statements analysis, accounting analysis, and financial statements. vii. Universitas Kristen Maranatha

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

Analisis Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT LMG Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRACT. Keywords: financial statement analysis, accounting analysis, and financial analysis. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT MUSTIKA RATU, Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA BADAN PENYELENGGARA JAMINANAN SOSIAL (BPJS) KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG BELAWAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Tahun )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Jenis-jenis dan Tujuan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

Peranan Modal Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Profitabilitas Pada PT. Hagabaya Sejati Palembang

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PERFORMANCE KINERJA KEUANGAN PADA SEKTOR TEKSTIL DAN GARMENT YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT XYZ TAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

Transkripsi:

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, DAN AKTIVITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BARATA INDONESIA (PERSERO) CABANG TEGAL Oleh : Nor Semi Setyowati Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang URL:http/dinus.ac.id Email:212201202106.@mhs.dinus.ac.id ABSTRACT The financial statements are very important information relating to the financial achieved by the company. The financial statements are used to measure the financial performance of the company. Financial performance measurement is based on the analysis of financial ratios. The purpose of this study was to measure how the development of financial performance at PT. Barata Indonesia (Persero) Branch Tegal based. Data analysis methods used to measure the financial performance of the company is descriptive quantitative method uses measurements of liquidity, solvency, profitability, and activity ratio. Data analysis used is financial statement balance sheet and income statement for 3 periods of the years 2012 to 2014. The results show an overall ratios of seen from the average size ratio shows all ratios are unhealthy and still below the average, however from the growth of the ratio annually, there are ratio in a good condition. It is due to the company's assets are too big but notyet operating efficiently, therefor there are so many idle assets. Keyword: financial performance, liquidity, solvency, profitability, activity ABSTRAKSI Laporan keuangan memberikan informasi yang menunjukan kinerja keuangan yang dicapai oleh perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan didasarkan pada analisa dari rasio keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur bagaimana perkembangan kinerja keuangan pada PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal. Metode analisis data dengan metode deskriptif kuantitatif dengan mengukur rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas. Data analisis yang digunakan adalah laporan keuangan neraca, dan laporan laba rugi selama 3 periode yaitu tahun 2012-2014. Hasil penelitian menunjukan secara keseluruhan dari rasio dilihat dari rata-rata rasio menunjukan semua rasio dalam keadaan kurang baik masih dibawah rata-rata, akan tetapi berbeda jika dilihat dari perkembangan rasio pertahunnya menunjukan kinerja yang baik. Hal itu dikarenakan aktiva perusahaan terlalu besar tetapi belum efisien mengoperasikannya, sehingga banyak aktiva yang menganggur. Kata kunci: kinerja keuangan, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas 1

2 PENDAHULUAN Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan suatu perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan menejemen. Tujuan tersebut adalah pemilik perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya. Pemilik menginginkan bahwa usaha yang dijalankan tidak hanya satu periode saja. Agar seluruh tujuan tercapai, pemilik dan menejemen memantau perkembangan perusahaan, dan perusahaan harus mampu membuat catatan, pembukuan, dan laporan terhadap semua kegiatan usahanya. Catatan, pembukuan, dan laporan dibuat untuk periode tertentu dalam bentuk laporan keuangan. (Kasmir 2015). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana perkembangan kinerja keuangan pada PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal menggunakan analisis rasio keuangan (rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas) berdasarkan laporan keuangan tahun 2012-2014 sebagai alat analisisnya. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Mokodaser dkk (2015) perhitungan rasio likuiditas yaitu rasio lancar rasio cepat, rasio kas pada Perum Pegadaian masih memiliki tingkat likuiditas rata-rata yang cukup likuid dalam menginterpretasikan bahwa kemampuan aktiva lancar masih cukup mampu menutupi jumlah kewajiban lancarnya atau cukup likuid walaupun masih berada dalam batas bawah. Pada penelitian yang dilakukan oleh Istriana dkk (2014) dalam rasio likuiditas pada PT. PLN Distribusi Jawa Timur yang diukur dengan rasio lancar, rasio cepat, rasio kas menunjukan hasil bahwa tahun 2012 yang paling baik, karena mempunyai tingkat likuiditas atau menjamin hutang lancarnya dengan aktiva lancar yang lebih baik, dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang segera harus dibayar dengan aktiva yang cukup likuid. Penulis tertarik untuk menganalisis kembali mengenai analisis laporan keuangan pada PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal yang beralamatkan di Jalan Pemuda No. 07 Tegal Jawa Tengah. Alasan peneliti mengambil objek tersebut adalah sebagai kantor cabang dari PT. Barata Indonesia (Persero) perusahaan belum melakukan analisis kinerja keuangan karena yang melakukan analisis adalah kantor pusat. Seharusnya kantor cabang bisa melakukan analisis kinerja keuangan supaya usaha perusahaan tetap bertahan. Untuk memenuhi harapan perusahaan tetap bertahan diperlukan kinerja keuangan perusahaan yang efektif dan efisien, untuk mengetahui kinerja perusahaan perlu dilakukan pengukuran kinerja keuangan perusahaan agar dapat mengetahui keadaan keuangan perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan yang sering dipakai adalah menganalisis laporan keuangan menggunakan rasio. Pada penelitian ini analisis dilakukan dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. Rasio likuiditas digunakan untuk menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan didanai oleh utang. Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio aktivitas menggambarkan efektivitas perusahaan dalam mengelola asetnya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS RASIO LIKUIDITAS,

3 SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, DAN AKTIVITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BARATA INDONESIA (PERSERO) CABANG TEGAL. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Bastian (2001) kinerja gambaran pencapaiaan pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan misi dan visi organisasi. Fahmi (2012) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan dengan baik dan benar. Menurut Munawir (2010) kinerja keuangan yaitu dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan didasarkan pada rasio keuangan perusahaan. Tujuan dan Manfaat Analisis Menururt Kasmir (2015) kegiatan untuk menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara menetukan dan mengukur antara pos yang ada didalam satu laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan yang ada didalam satu periode atau beberapa peroide dalam satu laporan keuangan. Pengertian Analisis Rasio Analisis rasio Kasmir (2015) adalah kegiatan perbandingan angka-angka pada laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainya. Perbandingan dapat dilakukan dari satu komponen ke komponen lain yang ada diantara laporan keuangan. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dari penelitian ini berasal dari data sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung memalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder dikumpulkan oleh penulis yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal tahun 2012 sampai 2014 Objek Penelitian Objek didalam penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan pada PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal pada tahun periode 2012 sampai 2014. Metode Pengumpulan Data 1. Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu kajian yang menggambarkan pada analisis bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Di dalam penelitian ini, untuk

4 dokumentasi menggunakan laporan keuangan dari PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal dari tahun 2012 sampai 2014. 2. Studi kepustakaan Mengumpulkan materi dengan mempelajari buku literatur, catatancatatan kuliah, sehingga dapat memahami lebih dalam agar meningkatkan proses pembahasan mengenai identifikasi masalah. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan Sejak perusahaan berdiri hingga sekarang mengalami beberapa perubahan baik organisasi maupun jenis usahanya. Hal tersebut disesuaikan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi serta kondisi perekonomian dinegara kita yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan usaha perusahaan. Sejak tahun 1989 berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 44 tanggal 28 Agustus 1989 PT. Barata Indonesia bersama dengan 9 (Sembilan) BUMN lainya di Indonesia yang semula berada dibawah naungan Departemen Perindustrian, pengelolaan dan pembinaanya dialihkan dan tergabung dalam satu wadah yaitu Badan Pengelola Industri Strategis yang selanjutnya dikenal dengan istilah Badan Usaha Milik Negara-Industri Strategis (BUMN-IS). Bersamaan dengan pengalihan pengelolaan tersebut maka kantor pusat PT. Barata Indonesia (Persero) yang semula di Jakarta dipindahkan ke Surabaya. 1. Rasio lancar Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Lancar PT. Barata Indonesia Cabang Tegal Tahun 2012-2014 Tahun Aktiva lancar (a) Hutang Lancar (b) Rasio Lancar = a : b 2012 77.276.739.549,96 74.774.875.741,70 1,03 2013 106.984.361.946,61 102.022.938.072,50 1,05 0,02 2014 83.948.149.724,21 85.322.397.957,50 0,98 (0,07) 89.403.083.740,26 87.373.403.923,90 1,02 Sumber: Data diolah Dapat dilihat nilai rata-rata rasio lancar selama 3 tahun pada PT. Barata Indonesia Cabang Tegal adalah sebesar 1,02. Artinya pada tahun 2012 Rp. 1,00 utang lancar dijamin dengan Rp. 1,03 aktiva lancar, serta ditahun 2013 dijamin dengan 1,05, ini menunjukan bahwa dari tahun 2012 ke tahun 2013 rasio lancar mengalami peningkatan yang positif sebesar 0,02. Peningkatan ini disebabkan karena aktiva lancar mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari tahun 2012. Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan pada pos alat likuid dan persediaan tahun 2013 ada beberapa akun yang mengalami peningkatan cukup tinggi seperti akun kas naik 6 dari Rp. 160.728.500,00 menjadi Rp. 171.730.200,00. Kas pada tahun 2012

5 mengalami kenaikan dikarenakan penjualannya meningkat dan laba bersih juga meningkat. Akun bank naik 78 dari Rp. 4.255.468.906,37 menjadi Rp. 19.109.996.233,97. Akun bank ini naik dikarenakan adanya kenaikan pendapatan dari penjualan. Akun piutang dagang naik 34 dari Rp. 10.859.614.281,38 menjadi Rp. 16.396.612.654,35. Akun piutang dagang ini naik dikarenakan adanya kenaikan penjualan tetapi masih belum melakukan pelunasan. Dan barang hasil produksi naik 67 dari Rp. 76.639.693,38 menjadi Rp. 230.357.375,02. Barang hasil produksi naik dikarenakan adanya kenaikan permintaan barang untuk penjualan. Hal tersebut menunjukan rasio ini masih berada dibawah rata-rata yaitu 200, sedangkan hasil rata-rata yang dicapai hanya sebesar 102. Sehingga rasio ini dikatakan dalam keadaan tidak baik, dilihat dari sisi perkembangan rasio pertahun dan ukuran rata-ratanya. 2. Rasio cepat Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rasio Cepat PT. Barata Indonesia Cabang Tegal tahun 2012-2014 Tahun Aset Lancar (a) Persediaan (b) Utang Lancar rasio Cepat= (a-b):c 2012 77.276.739.549,96 8.790.535.702,31 74.774.875.741,70 0,92 2013 106.984.361.946,61 11.087.649.100,42 102.022.938.072,50 0,94 0,02 2014 83.948.149.724,21 16.145.990.087,19 85.322.397.957,50 0,79 (0,15) 89.403.083.740,26 12.008.058.296,64 87.373.403.923,90 0,88 Sumber: data diolah Nilai rata-rata rasio cepat pada PT. Barata Indonesia Cabang Tegal mengalami perubahan yang fluktuatif selama 3 tahun dengan rata-rata sebesar 0,88 yang artinya Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp. 0,88 aktiva lancar. Pada tahun 2012 nilai rasio cepat sebesar 0,92 serta ditahun 2013 sebesar 0,94 ini menunjukan bahwa ada peningkatan nilai rasio sebesar 0,02 dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh aktiva lancar di laporan keuangan pada pos alat likuid akun bank naik 6 dari Rp. 160.728.500,00. menjadi Rp. 171.730.200,00. Akun bank di tahun 2012 ini naik dikarenakan adanya kenaikan pendapatan dari penjualan yang telah dilakukan. Piutang dagang 78 dari Rp. 10.859.614.281,38 menjadi Rp. 16.396.612.654,35. Akun piutang dagang ini mengalami kenaikan dikarenakan adanya kenaikan penjualan tetapi masih belum melakukan pelunasan. Dan piutang pegawai naik 51 dari Rp. 6.267.482.711,10 menjadi Rp. 12.687.024.422,10. Akun piutang pegawai naik dikarenakan adanya permintaan piutang atau cashbond yang meningkat sehingga mempengaruhi perubahan nilai rasio di tahun 2013. Tetapi ditahun 2014 justru malah mengalami penurunan nilai rasio menjadi sebesar 0,79. Penurunan ini dikarenakan meningkatnya persediaan yang dimiliki perusahaan di tahun 2014, semula Rp. 11.087.649.100,42 sebesar Rp. 16.145.990.087,19. Perubahan akun dapat dilihat dari akun barang hasil produksi

6 yang mengalami peningkatan. Sehingga mempengaruhi aset yang dimiliki perusahaan bertambah. Dengan hasil akhir nilai rasio lebih kecil dari tahun sebelumnya menunjukan tingginya investasi yang ditanamkan perusahaan dalam persediaan menyebabkan perusahaan tidak dalam keadaan baik di tahun 2014. Dan rata-rata yang dihasilkan pada rasio ini adalah 88 masih berada dibawah ukuran rata-rata >100 yang harus didapat agar dapat menunjukan perusahaan tersebut dalam kondisi baik. 3. Rasio kas Table 4.3 Hasil Perhitungan Rasio Kas PT. Barata Indonesia Cabang Tegal Tahun 2012-2914 Tahun Kas (a) Bank (b) Utang Lancar Rasio Kas = (a+b) : c 2012 160.728.500,00 4.255.468.906,37 74.774.875.741,70 0,06 2013 171.730.200,00 19.109.996.233,97 102.022.938.072,50 0,19 0,13 2014 23.709.500,00 1.659.595.652,34 85.322.397.957,50 0,02 (0,17) 118.722.733,33 8.341.686.930,89 87.373.403.923,90 0,09 Sumber: data telah diolah Perkembangan nilai rata-rata rasio kas pada PT. Barata Indonesia Cabang Tegal adalah sebesar 0,09 yang artinya Rp. 1,00 utang lancar dijamin dengan Rp. 0,09 uang kas. Rasio kas pada PT. Barata Indonesia Cabang Tegal Pada tahun 2012 adalah 0,06 serta mengalami peningkatan di tahun 2013 sebesar 0,19. Peningkatan ini menunjukan perusahaan dalam keadaan baik untuk menutupi utang jangka pendek tahun 2013 dengan aktiva yang dimiliki. Akan tetapi tidak dalam keadaan baik ditahun 2014 karena nilai rasio ini mengalami penurunan menjadi 0,02, penurunan ini dilihat dari laporan keuangan pada pos alat likuid dan hutang lancar terdapat beberapa akun yang mempengaruhi perubahan tersebut diantaranya penurunan terjadi pada akun kas sebesar 7 dan bank turun sebesar 78. Penurunan akun kas dan bank ini terjadi dikarenakan pelunasan hutang yang dilakukan oleh perusahaan sehingga alat likuid pada kas dan bank yang dimiliki oleh perusahaan berkurang. Serta peningkatan terjadi pada hutang dagang sebesar 25 yang dimiliki oleh perusahaan di tahun 2014. Peningkatan hutang dagang ini terjadi dikarenakan adanya pembelian bahan baku yang dilakukan secara kredit oleh perusahaan. Sehingga kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang lancar dengan kas tidak efisien karena rasio yang didapat lebih kecil dari tahun sebelumnya. Dan jika dilihat dari ukuran rata-rata yang seharusnya didapat, keadaan perusahaan berada dibawah ukuran rata-rata yang sudah ditetapkan yaitu 50, sedangkan yang didapat perusahaan baru mencapai 9 maka rasio ini dikatakan dalam keadaan tidak baik karena masih berada di bawah ukuran rata-rata rasio.

7 4. Rasio Kewajiban Table 4.4 Hasil Perhitungan Debt Rasio PT. Barata Indonesia Cabang Tegal tahun 2012-2014 Tahun Total Hutang (a) Total Aktiva (b) Debt to ratio= a:b 2012 74.774.875.741,70 80.884.224.154,22 0,92 2013 102.022.938.072,50 112.754.188.318,81 0,90 (0,02) 2014 85.322.397.957,50 95.551.477.964,33 0,89 (0,01) 87.373.403.923,90 96.396.630.145,79 0,91 Sumber: data telah diolah Dilihat dari hasil penghitungan pada tabel diatas menunjuka nilai rasio menurun dari tahun ke tahun dengan rata-rata 91 yang artinya setiap dari Rp. 1,00 jumlah aktiva total yang dimiliki PT. Barata Indonesia Cabang Tegal sebesar 0,91 dibiayai oleh hutang. Pada tahun 2012 nilai rasio sebesar 0,92 serta mengalami penurunan di tahun 2013 sebesar 0,90 dan di tahun 2014 sebesar 0,89 jika dilihat dari perkembangan hasil perhitungan rasio selama 3 periode rasio mengalami penurunan kecil yang bersifat positif karena jika semakin kecil debt to ratio perusahaan akan dalam keadaan baik, penurunan ini dikarenakan pada laporan keuangan pos hutang lancar menurun di akun beban yang masih harus dibayar turun dari Rp. 45.419.562479,41 di tahun 2013 menjadi Rp. 20.987549799,89. Penurunan yang terjadi pada akun beban yang masih harus dibayar dikarenakan adanya pelunasan yang telah dilakukan oleh perusahaan, sehingga hutang yang dimiliki oleh perusahaan berkurang. Dilihat dari hasil diatas maka perusahaan dalam keadaan baik ditahun terakhir, sehingga jika perusahaan membutuhkan pinjaman utang akan dapat melunasinya dengan aktiva yang dimiliki. Tetapi jika dilihat dari ukuran rata-rata rasionya, rasio ini masih berada diatas ukuran rata-rata yaitu 35, rata-rata rasio yang didapat mencapai 91 artinya aktivitas perusahaan dibiayai oleh hutang. Karena rata-rata rasio yang terlalu tinggi dari ukuran rata-rata maka perusahaan dalam keadaaan tidak aman jika membutuhkan pinjaman.

8 5. Rasio gross profit margin Table 4.5 Hasil Perhitungan Rasio Gross Profiit Margin PT. Barata Indonesia CabangTegal Tahun 2012-2014 Tahun Laba Kotor (a) Pendapatan Bersih (b) GPM = a:b 2012 14.355.431.666,18 6.109.348.412,52 2,35 2013 17.052.988.250,41 10.731.250.246,31 1,59 (0,76) 2014 20.346.249.249,64 10.229.080.006,83 1,99 0,4 6. Rasio profit margin on sales Table 4.6 Hasil Perhitungan Rasio Profit Margin on Sales PT. Barata Indonesia Cabang Tegal Tahun 2012-2014 Tahun Penjualan Bersih (a) HPP (b) Penjualan Profit Margin= (a-b) : c 2012 102.937.551.176,57 88.582.199.510,39 102.937.551.176,57 0,14 2013 117.921.439.371,38 100.868.451.120,97 117.921.439.371,38 0,14 0,01 2014 122.648.379.395,91 102.302.130.146,27 122.648.379.395,91 0,17 0,02 17.251.556.388,74 9.023.226.221,89 1,98 Sumber: data diolah Berdasarkan hasil table diatas menunjukan bahwa nilai rasio gross profit margin selama 3 tahun mengalami perubahan yang fluktuatif. Nilai rata-rata rasio adalah 1,98 yang berarti setiap Rp. 1,00 jumlah penjualan yang dihasilkan PT. Barata Indonesia Cabang Tegal akan mampu memberikan laba kotor sebesar Rp.1,98. Di tahun 2012 rasio yang didapat sebesar 2,35, tetapi menurun ditahun 2013menjadi 1,59 serta meningkat kembali ditahun 2014 menjadi 1,99. Peningkatan ini dapat dilihat penyebabnya dari laporan keuangan tahun 2014 pada pos penjualan akun pesanan langsung mengalami kenaikan sebesar 4 dari Rp. 117.291.439.371,38 menjadi Rp. 122.648.379.395,91. Kenaikan penjualan ini meningkat dikarenakan pesanan langsung yang diperoleh perusahaan sehingga penjualan juga mengalami peningkatan. Kenaikan yang terjadi pada rasio ini ditahun 2014 menandakan bahwa rasio ini dalam keadaan baik. Karena semakin tinggi rasio ini maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor. 114.502.456.647,95 97.250.926.925,88 114.502.456.647,95 0,15

9 Sumber: data telah diolah Dilihat dari hasil penghitungan pada tabel diatas menunjukan nilai rasio selama 3 tahun mengalami perubahan peningkatan pada tahun 2014dengan rata-rata 0.15 yang artinya setiap darirp. 1,00 penjualan yang dimiliki PT. Barata Indonesia Cabang Tegal akan menghasilkan laba kotor sebesar Rp. 0,15. Pada tahun 2012 dan 2013 nilai rasio tidak mengalami perubahan masih tetap sama sebesar 0.14, tetapi pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 0,17. Perubahan kenaikan ini disebabkan oleh penjualan pada akun pesanan langsung meningkat4 dari Rp. 117.921.439.371,38 di tahun 2013 menjadi Rp. 122.648.379395,91 tahun 2014. Peningkatan ini dikarenakan karena meningkatanya pesanan langsung yang didapat oleh perusahaan meningkat sehingga penjualan yang didapat juga meningkat. Hal ini jika dilihat dari pertumbuhan rasio pertahun dan ditahun terakhir menunjukan bahwa perusahaan dalam keadaan baik karena rasionya lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Tetapi jika dilihat dari nilai rata-rata rasionya masih berada dibawah ukuran rata-rata yaitu 30, maka perusahaan dikatakan dalam keadaan kurang baik. 7. Rasio perputaran asset Table 4.7 Hasil Perhitunggan Rasio Perputaran Asset PT. Barata Indonesia Cabang Tegal Tahun 2012-2014 Tahun Penjualan (a) Total Aset (b) Perputaran Total aset = a:b 2012 102.937.551.176,57 80.884.224.154,22 1,27 2013 117.921.439.371,38 112.754.188.318,81 1,05 (0,22) 2014 122.648.379.395,91 95.551.477.964,33 1,28 0,23 114.502.456.647,95 96.396.630.145,79 1,20 Sumber: data telah diolah Hasil penghitungan pada tabel diatas menunjukan nilai rasio PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegalselama 3 tahun mengalami fluktuatif. Hasil perputaran total aktiva PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal menunjukan penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013, tahun 2012 perputaran total aktiva sebesar 1,27 menjadi 1,05 di tahun 2013, tetapi pada tahun 2013 ke tahun 2014 perputaran total aktiva meningkat menjadi 1,28 kali. Peningkatan rasio ini bersifat positif dilihat dari laporan keuangan disebabkan oleh total aktiva mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2013, penururnan aktiva ini dapat dilihat dari pos aktiva lancar akun kas yang turun dari Rp. 171.730.200,00 menjadi Rp. 23.709,500,00 dan bank turun dari Rp. 19.109.996.233,97. Sehingga total aktiva lancar yang dimiliki menurun sebesar 22. Meskipun aktiva lancar terdapat akun yang turun, di aktiva tetap tak berwujud akun aktiva dalam kontruksi naik dari Rp. 2.886583.410,51 menjadi Rp. 5.713.810.235,30 artinya perusahaan terlalu banyak dalam menggunakan dananya dalam bentuk aktiva yang tidak dapat digunakan sewaktuwaktu untuk melunasi hutang yang dimiliki perusahaan.

10 Hasil rasio ditahun terakhir menunjukan rasio dalam keadaan baik karena nilai rasio yang didapat lebih besar dari tahun sebelumnya. Tetapi jika dibandingkan dengan ukuran rata-rata rasio ini masih berada dibawah rata-rata yang sudah ditetapkan yaitu 2 kali putaran, nilai yang didapat dalam rasio ini baru mencapai 1,2 kali putaran, sehingga perusahaan bisa dikatakan dalam keadaan kurang baik. 8. Rasio perputaran persediaan Table 4.8 Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Persediaan PT. Barata Indonesia Cabang Tegal Tahun 2012-2014 Tahun Penjualan (a) Persediaan (b) Rasio perputaran Persediaan = a:b 2012 102.937.551.176,57 8.790.535.702,31 11,71 2013 117.921.439.371,38 11.087.649.100,42 10,64 (1,07) 2014 122.648.379.395,91 16.145.990.087,19 7,60 (3,04) 114.502.456.647,95 12.008.058.296,64 9,98 Sumber: data diolah Dilihat dari hasil penghitungan pada tabel diatas menunjukan nilai rasio mengalami penurunan dari tahun ketahun dengan rata-rata 9,98, yang artinya setiap dari Rp. 1,00 persediaan yang dimiliki PT. Barata Indonesia Cabang Tegal tahun 2012 akan diganti 9,98 kali. Hasil perputaran persediaan dari tahun ke tahun PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal pada tahun 2012 menunjukan perputaran persediaan diganti11,71 kali dalam satu tahun. Mengalami penurunan sebesar 1,07 di tahun 2013 menjadi 10,64 kali, serta penurunan kembali sebesar 3,04 di tahun 2014 menjadi 7,60 kali putaran. Penurunan ini disebabkan karena dilihat dari laporan keuangan pada pos persediaan ada beberapa akun yang mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu akun barang hasil produksi naik 67 tahun 2013 dan 86 ditahun 2014, dan akun bahan baku / pembantu naik 25 tahun 2013 dan 30 ditahun 2014. Kenaikan akun bahan baku / pembantu naik dikarenakan order barang untuk diproduksi meningkat, sehingga kebutuhan akan bahan baku / pembantu juga mengalami peningkatan. Dari hasil perhitungan rasio pada tahun terakhir menunjukan bahwa perusahaan dalam keadaan yang kurang baik. Begitu juga jika di lihat dari ukuran rata-rata yang didapat, rasio ini menunjukan masih dibawah ukuran rata-rata yaitu 20 kali putaran, rasio yang didapat baru mencapai 9,98 kali putaran. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan belum bisa mengefisiensikan penggunaan persediaan dalam rangka mendukung penjualan, serta perusahaan menahan sediaan dalam jumlah yang berlebihan sehingga perusahaan dikatakan dalam keadaan kurang baik.

11 KESIMPULAN Hasil analisis kinerja keuangan pada PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal maka dapat diambil kesimpulan dari analisis rasio adalah : 1) Analisis Rasio Lancar Kinerja keuangan perusahaan PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal, perusahaan dalam keadaan tidak baik karena jika dilihat dari sisi nilai rasio ditahun terakhir serta dengan ukuran rata-rata rasio ini dalam keadaan tidak baik, masih berada dibawah ukuran rata-rata. Karena perusahaan belum efisien dalam mengelola aktiva lancarnya, serta kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya semakin rendah. 2) Analisis Rasio Cepat Kinerja keuangan perusahaan PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal dapat diketahui bahwa pertumbuhan rasio berada dalam keadaan kurang baik dilihat dari sisi perkembangan rasio pertahun dan sisi ukuran rata-rata. Hal ini dikarenakan meningkatnya persediaan yang dimiliki perusahaan di tahun 2014, sehingga menyebabkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang tanpa memperhitungkan persediaan kurang baik. 3) Analisis Rasio Kas Kinerja keuangan perusahaan PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal adalah kurang baik dilihat dari dua sisi, baik dari sisi pertumbuhan rasio pertahun. Perubahan aktiva lancar pada pos alat likuid dan hutang lancar terdapat beberapa akun yang mempengaruhi perubahan tersebut diantaranya penurunan terjadi pada akunkasdan bank, serta peningkatan terjadi pada hutang dagangyang dimiliki oleh perusahaan di tahun 2014,menyebabkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang lancar dengan kas tidak efisien karena rasio yang didapat lebih kecil dari tahun sebelumnya. 4) Analisis Debt to Ratio Kemampuan keuangan perusahaan pada PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal menunjukan dalam keadaan baik dari tahun ke tahun jika dilihat dari sisi perkembangan rasio pertahunnya karena rasio mengalami penurunan. Tetapi jika dilihat dari ukuran rata-rata rasio ini masih dalam keadaan tidak baik karena berada diatas ukuran rata-rata yang dapat menyebabkan perusahaan akan sulit untuk mendapatkan pinjaman dengan keadaan rasio yang tinggi. 5) Analisis Rasio Gross Profit Margin Kemampuan keuangan perusahaan pada PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal dapat menunjukan bahwa rasio dalam keadaan baik ditahun terakhir jika dilihat dari perkembangan rasio pertahun, hal ini karena penjualan dari pesanan langsung mengalami peningkatan.

12 6) Analisis Rasio Profit Margin on Sales Kemampuan kinerja keuangan pada PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal menunjukan hasil yang jika dilihat dari pertumbuhan rasio pertahun dan ditahun terakhir menunjukan bahwa perusahaan dalam keadaan baik karena rasionya lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Tetapi jika dilihat dari nilai rata-rata rasionya masih berada dibawah ukuran rata-rata, maka perusahaan dikatakan dalam keadaan kurang baik. 7) Analisis Rasio perputaran Asset Kemampuan kinerja keuangan pada PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal menunjukan bahwa ditahun terakhir menunjukan rasio dalam keadaan baik karena nilai rasio yang didapat lebih besar dari tahun sebelumnya. Tetapi jika dibandingkan dengan ukuran rata-rata, rasio ini masih berada dibawah ukuran ratarata sehingga perusahaan bisa dikatakan dalam keadaan kurang baik. 8) Analisis Rasio Perputaran Persediaan Kemampuan kinerja keuangan perusahaan pada PT. Barata Indonesia (Persero) Cabang Tegal menunjukan bahwa di lihat dari pertumbuhan rasio pertahun dan ukuran rata-rata yang didapat, rasio ini menunjukan masih dibawah ukuran ratarata. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan belum bisa mengefisiensikan penggunaan persediaan dalam rangka mendukung penjualan, serta perusahaan menahan sediaan dalam jumlah yang berlebihan sehingga perusahaan dikatakan dalam keadaan kurang baik dari segi pertumbuhan rasio pertahun dan ukuran ratarata.

13 DAFTAR PUSTAKA Hanafi, Dr. Mamduh M. Manajemen Keuangan. Edisi pertama. Cetakan keenam. BPFE anggota IKAPI. Yogyakarta. Hery. 2012. Akuntansi. Prenada. Yogyakarta. Horngen dan Harison. 2007. Akuntansi. Erlangga. Jakarta. Kasmir. 2015. Analisis Rasio Keuangan. Edisi satu. Cetakan kedelapan. Rajawali Pers. Jakarta. Kaunang, Swita Angelina. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Cipta Daya Nusantara. Manado. Mulyadi. 2010. Akuntansi Menejemen. Edisi ketiga. Cetakan ketiga. Salemba Empat. Jakarta. Murhadi, Werner R. 2015. Analisis laporan keuangan. Salemba empat. Jakarta. Samsul, Mohamad. 2008. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga. Jakarta. Subramanyam, K.R. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Sugiarsono, J. 2009. Manajemen Keuangan. Andi. Yogyakarta. Yadiati, W. 2006. Pengantar Akuntansi. Kencana. Jakarta.