BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran yang diajarkan di MI pun bermacam-macam salah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti

BAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. SQ3R (Survey Question Read Recite Review), yang merupakan suatu variasi

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

I. PENDAHULUAN. proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan sarana yang tepat dalam. pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan di sekolah memiliki tiga variabel yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. dapat diamati oleh panca indera maupun yang tidak dapat diamati oleh panca indera. Karena IPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang kondusif. mengeksplorasi dan mengelaborasi keterampilannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Winkel (dalam Darsono dkk., 2000) mengungkapkan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah proses peningkatan pengetahuan siswa dari tidak tahu

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, mungkin sejak lahir sampai akhir hayat.

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riyanti Dini Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. materi ini mulai dikenalkan dan diajarkan pada semua jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengankemajuan zaman. Perkembangan ini sangat erat kaitannya dengan

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa dalam menguasai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heni Sri Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran yang diajarkan di MI pun bermacam-macam salah satunya adalah mata pelajaran IPA yang dikenal sebagai mata pelajaran yang banyak teori-teori dan konsep-konsep didalamnya. Tentu semua konsep yang ada di dalam mata pelajaran adalah hal yang penting karena memuat tentang seluruh makhluk hidup dan tak hidup di alam semesta ini. Semua konsep itu bisa mereka temukan dengan melihat di alam sekitar dan tntunya dari buku yang mereka baca, dalam buku pelajaran IPA sangat bacaan dan teori yang harus siswa baca dan pahami sehingga mau tidak mau siswa harus menghafalkan semua isi konsep dan teori dalam pelajaran IPA. Pada mata pelajaran IPA seharusnya diadakan praktikum namun tidak semua pelajaran dapat diajarkan guru dengan metode praktikum dan tidak semua guru dapat mengajak siswa melakukan praktikum saat pembelajaran IPA dikelas. Belajar IPA tidak hanya tentang menghafal tapi juga dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman berupa fakta dan konsep yang dihasilkan dari penemuan sehingga menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Ilmu Pengetahuan Alam berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara 1

2 sistematis yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaranya pun menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dalam menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berdasarkan KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tujuan dari mata pelajaran IPA adalah agar siswa memiliki kemampuan memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya. Yang kedua adalah mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Yang ketiga adalah mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Yang keempat mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Yang kelima meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. Yang keenam meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturanya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Yang terakhir memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai

3 dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. 1 Berdasarkan tujuan itu membuat guru pelajaran IPA haruslah menciptakan pembelajaran yang mendukung siswa memperoleh pengetahuan dari alam sebagai ciptaan- Nya Keberhasilan belajar adalah siswa dapat menguasai konsep dengan mencoba dan melakukan sendiri, pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri dari hal yang dia temukan di lingkungan maupun sumber belajar. Agar tercipta pendidikan yang bermakna guru harus memfasilitasi siwsa agar berfikir kritis dengan memanfaatkan hal yang ada di lingkunganya dan menjadi sumber belajar yang relevan bagi siswa. Dibalik keberhasilan belajar siswa tentu terdapat masalah, salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan paea guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk emngingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi 1 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: KENCANA, 2014), 171-172

4 yang diperoleh untuk menghubungkan dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. 2 Setiap guru pasti menginginkan pembelajaran yang efektif, menyenangkan serta bermakna. Namun pembelajaran di dalam kelas tentulah terdapat kendala-kendala yang mempengaruhi pemahaman materi siswa. Seperti yang penulis temukan saat melakukan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA pada kelas V A MI Salafiyah Surabaya saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), permasalahan yang terjadi adalah siswa memiliki karakteristik yang terlalu aktif, menunjukkan rasa ingin tahu yang sangat tinggi dan sangat kritis sehingga guru haruslah mempunyai persiapan dan perencanaan yang matang agar mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa. Sikap kritis ini apabila tidak diimbangi dengan strategi guru yang tepat tentu akan membuat anak menjadi tidak tersalurkan rasa kritisnya sehingga menyebabkan siswa malas di dalam kelas dan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas V-A MI Salafiyah Surabaya, menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang materi penyesuaian diri pada makhluk hidup tergolong rendahdilihat dari banyak siswa yang tidak mencapai KKM yaitu dari 40 siswa hanya 23 siswa yang tuntas. Jika dipersentasekan siswa yang tuntas hanya 57,5%. 2 Ibid., 165-166

5 Hal ini disebabkan karena siswa hanya senang jika guru memberikan metode cerita, karena ketika guru memberikan cerita yang berkaitan dengan materi pelajaran IPA siswa bisa lebih banyak bertanya sehingga waktu siswa bertanya lebih banyak, namun ada perbedaan individu pada siswa juga perlu menjadi perhatian guru dalam merencanakan dan mengelola kegiatan pembelajaran yang memungkinkan dipenuhinya kebutuhan anak yang beragam. Akhirnya guru harus menemukan strategi yang lain agar siswa tidak bosan dan tetap mendukung karakteristik siswa. Guru harus kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran agar suasana di dalam kelas tidak membosankan dan siswa termotivasi untuk belajar lebih giat sehingga mempunyai pemahaman yang tinggi. 3 Memiliki siswa yang kritis dan suka bertanya tentulah sangat menyenangkan namun jika tidak diimbangi dengan pengetahuan guru yang luas maka pembelajaran tidak akan optimal, sikap kritis siswa bisa saja didapatkan dari banyak rangsangan dari luar seperti lingkungan, Televisi dan media internet seiring dengan perkembangan teknologi global. Selain itu model dan strategi yang digunakan guru terkesan monoton, guru hanya sering menggunakan metode ceramah dan bercerita sehingga kurang mengoptimalkan sikap kritis siswa di dalam kelas sehingga sikap kritis siswa tidak dapat tersalurkan. Sikap kritis yang tidak dapat tersalurkan secara optimal membuat siswa menjadi kurang memperhatikan pelajaran sehingga berdampak pada 3 Sri Wahyuni, S.Pd, Guru mata pelajaran IPA kelas V-A MI Salafiyah Surabaya, wawancara pribadi, Surabaya, Jumat 21 Oktober 2016.

6 kurangnya pemahaman siswa, siswa yang kurang paham dengan pelajaran yang dia dapatkan akan membuat hasil belajarnya tidak maksimal. Kegiatan pembelajaran yang baik mempunyai ciri utama yaitu adanya interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik dengan guru, teman, alat, media pembelajaran, strategi pembelajaran, atau sumber belajar yang lain. Selain itu juga terdapat komponen-komponen yang menunjang proses belajar yang meliputi tujuan, bahan.materi, strategi, media, dan evaluasi pembelajaran. Kenyataan yang terjadi di lapangan, seringkali proses belajar mengajar berlangsung tidak efisien, tidak menarik, bahkan terkesan membosankan jika hanya diulang-ulang seperti itu saja, guru hanya sering menggunakan metode cerita atau ceramah untuk menerangkan materi dan strateginya kurang variatif. 4 Terdapat beberapa strategi pembelajaran yang dapat mendukung sikap kritis siswa dalam memperoleh pemahaman salah satunya SQ3R ( Survey Question Read Recite Review). SQ3R merupakan strategi pemahaman yang membantu siswa berfkir tentang teks yang sedang mereka baca. Sering kali dikategorikan sebagai strategi belajar, SQ3R membantu siswa mendapatkan sesuatu ketika pertama kali mereka membaca teks. Bagi guru, SQ3R membantu mereka dalam membimbing siswa bagaimana membaca dan berfikir layaknya para pembaca efektif. 4 Qurrota A yunin Hariyanti, Peningkatan Pemahaman Materi Sumber Daya Alam Melalui Media Audio Visual Berbasis Macromedia Flash pada Siswa Kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya (Skripsi, 2016), 4

7 Jika ada siswa yang selesai membaca buku, namun mereka tidak tahu apa yang sudah dibacanya, mereka bisa memperoleh manfaat dengan menerapkan strategi SQ3R ini. Strategi ini. Strategi ini mengharuskan siswa untuk mengaktifkan pemikiran mereka dan mereview pemahaman mereka sepanjang bacaan tersebut. 5 Strategi ini mencakup 5 tahap yaitu Survey Question Read Recite Review yang membuat proses membaca siswa lebih berkesan dan bermakna karen siswa dituntut kritis dalam membaca bukan seperti membaca novel yang hanya mengikuti alur cerita namun membaca dengan tujuan. Strategi ini akan mempermudah siswa memahami apa yang telah dibaca dan ditemukan dari sumber belajar. Strategi ini pun sangat mudah diaplikasikan karena tidak membutuhkan alat pendukung yang banyak hanya buku sebagai sumber belajar dan catatan siswa, sehingga guru dapat mengaplikasikan strategi SQ3R ini pada proses belajar mengajar dengan mudah. Berdadarkan latar belakang tersebut maka penulis membuat penelitian tindakan kelas yang berjudul : PENGGUNAAN STRATEGI SQ3R UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI 5 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013), 246

8 PENYESUAIAN DIRI PADA MAKHLUK HIDUP DI KELAS V A MI SALAFIYAH SURABAYA B. Rumusan Masalah Berdarsarkan pada uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran SQ3R dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di kelas V A MI Salafiyah Surabaya? 2. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di kelas V A MI Salafiyah Surabaya dengan menggunakan strategi SQ3R? C. Tindakan yang Dipilih Tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru adalah dengan menggunakan strategi SQ3R ( Survey Question Read Recite Review). Pemilihan strategi ini dikarenakan sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata peljaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup. Hal-hal yang sesuai dengan karakteristik siswa yaitu kondisi yang terjadi pada siswa kelas V A sebagian besar bersikap kritis didalam kelas ketika proses belajar mengajar. Strategi ini menjadi alternatif dan

9 penunjang proses belajar mengajar karena nantinya mereka akan melihat banyak betapa banyak yang mereka pelajari dan mereka dapatkan dari pada mereka membaca dengan cara biasa. Siswa yang mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi dan aktif akan senang dan lebih maksimal memperoleh lebih banyak pemahaman dan pengetahuanya. Adapaun alasan yang kedua dalam memilih strategi ini yaitu sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup yang mengandung banyak bacaan dan perlu strategi membaca yang efektif seperti SQ3R untuk dapat memperoleh hasil pemahaman yang optimal. Dengan menggunakan strategi ini diharapkan proses belajar mengajar di dalam kelas menjadi lebih efektif, menyenangkan serta siswa lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan khususnya pada materi penyesuaian diri pada makhluk hidup. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dir encanakan dengan menggunakan siklus PTK yaitu setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan ( planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).

10 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka untuk tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran SQ3R dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di kelas V A MI Salafiyah Surabaya. 2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di kelas V A MI Salafiyah Surabaya dengan menggunakan strategi SQ3R. E. Lingkup Penelitian Agar penelitian ini tuntas dan terfokuskan, penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Penelitian ini difokuskan hanya pada masalah-masalah yang terkait dengan permasalahan di atas yaitu mengenai penerapan strategi SQ3R dalam meningkatkan pemahaman siswa 2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di Kelas V A MI Salafiyah Surabaya Kompetensi Dasar (KD) : 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup.

11 3.2 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup. Indikator pemahaman : 3.1.1 Menjelaskan cara penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkunganya 3.1.2 Membedakan cara penyesuaian diri tumbuhan untuk bertahan hidup. 3.2.1 Menjelaskan cara penyesuaian diri hewan dengan lingkunganya 3.2.2 Memberikan contoh penyesuaian diri hewan untuk bertahan hidup. F. Signifikasi Penelitian Adapun signifikasi atau manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber refrensi bagi penulisan penelitian karya selanjutnya. Hasil yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat menjadi gambaran secara konseptual untuk memberikan alternatif dalam kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga meningkatkan pemahaman terhadap materi yang telah diajarkan.

12 Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pentingnya penerapan strategi SQ3R dalam pembelajaran di tingkat Pedidikan Dasar khuhusnya oada mata pelajaran IPA. 2. Praktis a. Bagi peneliti Menjadi pengalaman praktis sebagai pembuktian teori-teori yang telah diperoleh. b. Bagi siswa Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup. c. Bagi guru IPA dan guru mata pelajaran lain Sebagai bahan masukan atau acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembeljaran menggunakan media yang inovatif untuk meningkatkan pemahaman siswa. d. Bagi sekolah Sebagai sumbangan yang bermanfaat dalam memperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.