FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU PERAWATANDIRI SAAT MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VII DI SMPN 3 BANTUL YOGYAKARTA

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Rina Indah Agustina ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PERSEPSI REMAJA PUTRI TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 BAMBANGLIPURO

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

Eka Puspa Janurviningsih 1, Rina Suparyanti 2, Syaifuddin 3

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DI SMP NEGERI 11 KOTA GORONTALO

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Flour Albus Dengan

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak

BAB III METODE PENELITIAN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITAL SISWI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PLUS GUNUNGPRING MUNTILAN MAGELANG

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI DESA KEPARAKAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEBERSIHAN GENETALIA REMAJA PUTRI UNTUK MENCEGAH KEJADIAN FLOUR ALBUS DI SMA DALAM MUHAMMADIYAH KALIREJO LAMPUNG TENGAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI WANITA PADA SISWI SMP NASIONAL BANTUL DIY TAHUN 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE ORGAN GENITALIA PADA PELAJAR PUTRI DI SMK N 7 SURAKARTA

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Keterangan: Xxx = koefisien korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1<0<1) A = jumlah ranking atas

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI REMAJA KELAS X TENTANG SEKSUAL BEBAS DI SMA MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI DI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

BAB 1 PENDAHULUAN. individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN TINGKAT KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERSEDIAAN SUMBER ATAU FASILITAS DENGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

TAHUN Yogyakartaa

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU PENANGANAN SINDROM PRA HAID PADA SISWI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA II TAHUN 2014

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

Yulisetyaningrum ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun mental (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009).

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

ELSA PERNANDA UTARI NIM I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

(Nurul Azmi) Nim

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Febra Ayudiah 1610104457 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Febra Ayudiah, Sri Ratnaningsih fayudiah@gmail.com Latar Belakang : Mandi besar setelah menstruasi adalah syarat diterimanya ibadah, dalam tata cara mandi besar terdapat membersihkan organ genetalia untuk menjaga personal hygine. Pentingnya remaja mengetahui dan melakukan mandi besar dengan benar dan tepat karena salah satu rukunya yaitu membersihkan farji (kemaluan) adalah salah satu menjaga organ genetalia, karena organ genetalia sangat mudah terinfeksi ketika mentruasi karena kuman mudah masuk dan menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi (Kusmiran,2012). Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang mandi besar yaitu, sumber informasi, kebiasaan, budaya, status ekonomi, pendidikan, agama, status kesehatan, cacat jasmani/mental (Notoatmojo, 2010). Tujuan : Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang mandi besar pada siswi SMA 7 Muhammadiyah Yogyakarta. Metode : Metode penelitian deskriptif korelasional dengan jumlah sampel sebanyak 88 siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik kuota sampling, pengukuran pengetahuan diukur dengan kuesioner dengan nilai reliabilitas 0.910, lalu untuk sumber informasi, kebiasaan, dan status ekonomi diukur dengan lembar observasi, lalu dianalisis dengan univariat dan bivariate. Hasil : Terdapat hubungan antara sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang mandi besar di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, dengan p values sebesar 0.003. Terdapat hubungan antara kebiasaan individu dengan pengetahuan remaja tentang mandi besar di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, dengan p values sebesar 0.000. Terdapat hubungan antara status ekonomi individu dengan pengetahuan remaja tentang mandi besar di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, dengan p values sebesar 0.000. Simpulan dan Saran : Simpulan ada hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan mandi besar pada siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Saran diharapkan sekolah dapat menerapkan praktek mandi besar pada mata pelajaran fiqih (ibadah). LATAR BELAKANG Remaja disebut masa yang penuh perubahan, tetapi kebanyakan di antara remaja belum mengetahui perubahan fisik yang dialamai dirinya, khususnya pada remaja wanita, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan menarche atau munculnya periode menstruasi untuk pertama

kalinya (Desmita, 2008). Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan memungkinkan perempuan tidak berperilaku bersih pada saat reproduksinya sendiri (BKKBN, 2014). Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang mandi besar yaitu, sumber informasi, kebiasaan, budaya, status ekonomi, pendidikan, agama, status kesehatan, cacat jasmani/mental. Menurut penelitian Maidartati (2016) bahwa dari 80 responden remaja putri didapatkan 50 % memiliki pengetahuan cukup, dan dari 50 % remaja putri yang berperilaku cukup tersebut didapatkan 15% yang berperilaku hygiene yang buruk. Personal hygiene adalah mandi besar setelah menstruasi. Dalam proses mandi besar telah dijelaskan bahwa menjaga organ genetalia termasuk dalam salah satu rukun mandi besar dengan membersihkan farji (Kemaluan) dengan tangan kiri lalu dibersihkan menggunakan sabun (H.R Al-Bukhari), maka dari itu remaja diharapkan mengetahui pengetahuan tentang mandi besar agar kebersihan diri dan ibadahnya terjaga (Agus,2014). Dalam surat Al- Maidah ayat: 6 telah dijelaskan bahwa diperintahkan untuk mandi besar setalah haid agar menyempurkan nikmatnya. Sedangkan, menurut hasil penelitian Siti Arifah tahun 2010 tentang hubungan pengetahuan ibu post partum dengan perilaku mandi besar setelah nifas di BKIA Aisyiyah Karangkajen Yogyakarta diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu post partum dengan kategori buruk sebanyak 33 (34%) orang dan kategori baik sebanyak 64 (66%) orang. Pemerintahan Indonesia telah membuat kebijakan pada masalah kesehataan wanita baik bagi pelajar maupun masyarakat. Program yang dilakukan pemerintah memberikan Pelayanan Kesehataan Peduli Remaja (PKPR). Kegiataan PKPR, mendidik kader kesehataan sekolah melalui UKS. Kegiataan ini menyebabkan jangkaun pelayanan PKPR akan meningkatkan secara berantai dan berkesinambungan dengan diadakan penyuluhan, seminar, diskusi tentang kesehatan reproduksi remaja dan masyarakat sehingga dapat meningkat kesehatan remaja ( Depkes, R.I 2007). Di SMA 7 Muhammadiyah Yogyakarta sendiri sudah pernah di lakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, namun untuk mandi besar sendiri belum pernah ada. Dalam kewenangan bidan sesuai Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga Berencana, dengan kewenangan, Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, bidan berperan memberi konseling dan informasi baik dari petugas kesehataan, media elektronik, dan penyuluhan dapat sangat bermanfaat bagi berprilaku remaja dalam memahami kesehataan reproduksi. Informasi yang di harapkan kesehataan reproduksi pada remaja menjadi lebih baik. Hasil studi pendahuluan pada tanggal 3 dan 4 Mei di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta didapatkan bahwa dari 20 siswi

diwawancarai dan diberi angket 12 siswi (60%) belum mandi besar dengan sempurna masih ada rukun yang tidak dilakukan. Dari 12 siswi (60%) tersebut 7 siswi (35%) tidak melakukan membersikan farji (Kemaluan) oleh karena itu angka siswi yang mengalami keputihan dan gatal-gatal ketika habis menstruasi adalah sebanyak 13 siswi (65%), METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan penelitian cross-sectional.. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat salah satu penyebabnya adalah tidak melakukan rukun dalam mandi besar dengan sempurna. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang Mandi Besar pada siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta tahun 2017. Sampel sebanyak 88 dengan teknik kuota sampling. Metode analisa yang digunakan adalah chi-square. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Setiap Variabel Penelitian No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%) 1. Umur a. 15 tahun b. 16 tahun c. 17 tahun d. 18 tahun 2. Pengetahuan a. Tinggi b. Sedang c. Rendah 3. Sumber Informasi a. Media Cetak b. Media Elektronik c. Narasumber 4. Kebiasaan a. Jarang b. Selalu 5. Status Ekonomi a. Tinggi b. Rendah Sumber : Data Primer Diolah 2017 14 25 32 17 40 29 19 31 38 19 35 53 38 61 15.9 28.4 36.4 19.3 45.5 33.0 21.6 35.2 43.2 21.6 39.8 60.2 35,8 64,2 Pada tabel diatas menunjukkan bahwa umur responden dalam penelitian, responden paling banyak berumur 17 tahun sebanyak 32 (36,4%) orang dan responden paling sedikit

berusia 15 tahun sebanyak 14 (15.9%). Kemudian siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta terdapat 40 responden atau dengan persentase 45.5% memiliki pengetahuan yang tinggi. Kemudian bahwa paling banyak memperoleh informasi melalui media elektronik sebanyak 38 responden atau dengan persentase 43.2 %, dan paling sedikit memperoleh sumber informasi dari narasumber 19 responden atau dengan persentase 21.6 %. Kemudian kebiasan mandi besar selalu melakukan mandi besar setelah mandi besar oleh siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta sebanyak 53 responden atau dengan persentase 60.2 % responden, dan 35 responden atau dengan persentase 39.8% responden jarang melakukan kebiasaan mandi besar setelah haid/ menstruasi. Kemudian 38 responden atau dengan persentase 43.2% responden jarang melakukan kebiasaan mandi besar setelah haid/ menstruasi, 53 responden atau dengan persentase 60.2 % responden selalu melakukan kebiasaan mandi besar setelah haid/menstruasi. B. Analisis Bivariat 1. Hubungan Kebiasaan dengan Pengetahuan Remaja tentang Mandi Besar pada Siswi SMA Muhammadiyah 7 Tabel 4.2 Hubungan Sumber Informasi dengan Pengetahuan Remaja tentang Mandi Besar pada Siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Pengetahuan Remaja Total p No Karateristik Tinggi Sedang Rendah F % F % f % 1. Media Cetak 22 25 14 15.9 4 4.5 40 (45.5%) 0.003 2. Media Elektronik 6 6.8 16 18 7 7.9 29 (33%) 3. Narasumber 3 3.4 8 9 8 9 19 (21.5%) Total 31 35.2 38 43.1 19 21.5 88 (100%) a. 1 cells (11.1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.10. Sumber : Data Primer Diolah, 2017

Hasil penelitian menunjukan bahwa remaja yang memiliki pengetahuan tinggi memperoleh sumber informasi paling banyak dari media cetak berjumlah 22 orang (25 %), kemudian untuk remaja yang memiliki pengetahuan sedang memperoleh sumber informasi paling banyak dari media elektronik berjumlah 16 orang (18%), dan remaja yang memiliki pengetahuan rendah memperoleh sumber informasi paling banyak memperoleh sumber informasi dari narasumber berjumlah 8 orang (9%). Berdasarkan data diatas diketahui bahwa keluarga dengan status ekonomi rendah sebanyak 32 memiliki anak stunting (47, 8%). menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Berdasarkan chisquare sebesar pada data tersebut di peroleh hasil p- value 0.003 (p<5 %), artinya terdapat hubungan faktor sumber informasi dengan pengetahuan remaja siswi SMA. 2. Hubungan Kebiasaan dengan Pengetahuan Remaja tentang Mandi Besar pada Siswi SMA Muhammadiyah 7 Tabel 4.3 Hubungan Kebiasaan dengan Pengetahuan Remaja tentang Mandi Besar pada Siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Pengetahuan Remaja Total p No Karateristik Tinggi Sedang Rendah F % F % f % 1. Jarang 2 2.3 16 18 17 19.3 35 (39.8%) 0.000 2. Selalu 38 43 13 14.7 2 2.3 53 (60.2%) Total 40 45.3 29 32.7 19 21.6 88 (100%) a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.56. Sumber : Data Primer Diolah, 2017 Berdasarkan tabel 4.7 maka didapatkan simpulan bahwa remaja yang memiliki pengetahuan tinggi yang jarang melakukan kebiasaan mandi besar berjumlah 2 orang (2.3%), remaja yang memiliki pengetahuan tinggi yang selalu melakukan kebiasaan mandi besar berjumlah 38 orang (43%), kemudian remaja yang memiliki pengetahuan sedang yang jarang melakukan kebiasaan mandi besar berjumlah 16 orang (18%), remaja yang memiliki pengetahuan sedang yang selalu melakukan kebiasaan mandi besar berjumlah 13 orang (14.7%), dan remaja yang memiliki pengetahuan rendah yang jarang

melakukan kebiasaan mandi besar berjumlah 17 orang (19.3%), remaja yang memiliki pengetahuan rendah yang selalu melakukan kebiasaan mandi besar berjumlah 2 orang (2.3%). Hasil tersebut menunjukan bahwa remaja yang selalu melakukan mandi besar akan meningkatkan pengetahuan remaja tersebut terhadap melakukan mandi besar dengan baik dan benar. Berdasarkan chi- square sebesar pada data tersebut di peroleh hasil p-value 0.000 (p<5 %), artinya terdapat hubungan faktor kebiasaan dengan pengetahuan remaja siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. 3. Hubungan Status Ekonomi dengan Pengetahuan Remaja tentang Mandi Besar pada Siswi SMA Muhammadiyah 7 Tabel 4.4 Hubungan Status Ekonomi dengan Pengetahuan Remaja tentang Mandi Besar pada Siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Pengetahuan Remaja Total P No Karateristik Tinggi Sedang Rendah F % F % F % 1. Rendah 8 9 12 13.6 18 20.4 38 (43.2%) 0.000 2. Tinggi 32 36.3 17 19.3 1 1.1 50 (56.8%) Total 40 45.3 29 32.9 19 21.5 88 (100%) count is 8.20. Berdasarkan tabel diatas maka didapatkan simpulan bahwa remaja yang memiliki pengetahuan tinggi yang status ekonomi rendah berjumlah 8 orang (9%), remaja yang memiliki pengetahuan tinggi yang status ekonomi tinggi berjumlah 32 orang (43%), kemudian remaja yang memiliki pengetahuan sedang yang status ekonomi rendah berjumlah 12 orang (13.6%), remaja yang memiliki pengetahuan sedang yang status ekonomi rendah berjumlah 17 orang (19.3%), dan remaja yang memiliki pengetahuan rendah yang status ekonomi rendah berjumlah 18 orang a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected (20.4%), remaja yang memiliki pengetahuan rendah yang status ekonomi tinggi berjumlah 1 orang (1.1%). Hasil tersebut menunjukan bahwa remaja yang status ekonomi tinggi akan meningkatkan pengetahuan remaja tersebut terhadap melakukan mandi besar dengan baik dan benar. Berdasarkan chi- square sebesar pada data tersebut di peroleh hasil p-value 0.000 (p<5 %), artinya terdapat hubungan faktor status ekonomi dengan pengetahuan remaja siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.

KESIMPULAN Terdapat hubungan antara faktor sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang mandi besar di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, Hal ini diperoleh dengan uji statistic dan didapatkan p values sebesar 0.003. Terdapat hubungan antara faktor kebiasaan individu dengan pengetahuan remaja tentang mandi besar di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, Hal ini diperoleh SARAN Hasil penelitian ini menunjukanpengetahuan yang tinggi pada siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, di harapkan siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta dapat melakukan mandi besar selalu setelah menstruasi/haid, dengan benar agar terhindar dari berbagai macam masalah reproduksi, dan diterimanya solat sebagai syarat suci melaksanakan ibadah. Hasil penelitian ini menunjukan hasil pengetahuan yang tinggi pada siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Namun DAFTAR PUSTAKA Agus. 2014. Fiqih Tharah. Jakarta. Daruh Sunnah Pers Departemen agama RI.1983. Al Quran dan Terjemahannya. Jakarta : Proyek Kitab Suci Al Quran Depag RI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007.Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPRI) bagi Konselor Sebaya. Jakarta : Depkes RI 2009. Kusmiran. 2012. Psikologi wanita Mengalami Gadis Remaja dan Wanita Dewasa Jilid I.Bandung : Mandar Maju. dengan uji statistic dan didapatkan p values sebesar 0.000. Terdapat hubungan antara status ekonomi individu dengan pengetahuan remaja tentang mandi besar di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, Hal ini diperoleh dengan uji statistic dan didapatkan p values sebesar 0.000 diharapkan sekolah dapat menerapkan praktek mandi besar pada pelajarak fiqih (ibadah). Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti dengan mengambil variabel lain selain pengetahuan seperti perilaku, sikap, atau dampak pada mandi besar karena dari hasil penelitian didapatkan pengetahuan mandi besar mahasiswa sudah baik, namun di point tata cara masih banyak yang menjawab salah, dan dapat mengembangkan prilaku siswa tentang mandi besar tersebut. Moleong. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan (edisi revisi).jakarta : Rineka Cipta. Sabiq, sayyid. 2008. Fiqih Sunnah 1. Jakarta : Pena Pundi Aksara Sarwono. 2010. Psikologi Remaja Edisi revisi 8. Jakarta : Raja Grafindo Pustaka Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Pustaka Skinner. 2013. Ilmu Pengetahuan dan Perilaku. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif & RND. Bandung : Alfabeta. Widyastuti. 2009. Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta : Fitramaya