BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI PUSAT REHABILITASI

dokumen-dokumen yang mirip
2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 80 an telah menjadi jalan bagi Harm Reduction untuk diadopsi oleh

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di

Napza Suntik, HIV, & Harm Reduction

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN orang orang orang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

Panduan Wawancara. Penelitian Awal: Penggunaan Crystal Meth & Risiko Penularan HIV di Indonesia. Gender /jenis kelamin :

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Prosedur Pelaksanaan Program Terapi Rumatan Metadon. pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Korban penyalah guna dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

PERAN KELUARGA PADA PEMULIHAN KESEHATAN JIWA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan karena selain berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan fungsi mental berupa frustasi, defisit perawatan diri, menarik diri

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. Secara nasional prevalensi kasus AIDS di Indonesia sebesar 8,15 artinya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 : PENDAHULUAN. United Nation, New York, telah menerbitkan World Drugs Report 2015 yang

2014 PENDAPAT PESERTA ADIKSI PULIH TENTANG PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL DI RUMAH CEMARA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lainya. Banyak jenis NAPZA yang besar manfaatnya untuk kesembuhan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. bahan aktif lainya, dimana dalam arti luas adalah obat, bahan atau zat. Bila zat ini masuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB II KAMPANYE ANTISIPASI KEBAKARAN DI PEMUKIMAN PADAT

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi

MANAJEMEN KASUS HIV/AIDS. Sebagai Pelayanan Terpadu Bagi Orang dengan HIV/AIDS (Odha)

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

ANALISIS KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI PROVINSI JAWA BARAT. EKA NURHAYATI, dr., MKM Bagian IKM FK UNISBA 2013

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun tersebut usia produktif penduduk Indonesia paling banyak dengan usia

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengguna Narkoba. Pengguna napza atau penyalahguna napza adalah individu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

KEBIJAKAN NASIONAL KOLABORASI TB HIV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM UPAYA PELAYANAN KESEHATAN JIWA PARIPURNA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai

Persoalan dan strategi penting

PROSEDUR WAWANCARA PERAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DALAM PELAKSANAAN PERDA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 : PENDAHULUAN. sekedar untuk, misalnya bersenang-senang, rileks atau relaksasi dan hidup mereka tidak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

kesepakatan dalam masyarakat terhadap penyalahgunaan NAPZA perbuatan jahat yang harus diberantas dengan pendekatan hukum (saja) ;

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya berkembang dengan cepat jika menciptakan kepuasan dan kesetiaan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit.

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI PUSAT REHABILITASI 2.1. Informasi Menurut John Burch dan Gary Grunitski informasi adalah data yang telah diletakan dalam konteks lebih berarti yang dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan didalam pembuatan keputusan(1986). Menurut Gordon B Davis informasi adalah data yang diolah kedalam bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami dalam keputusan sekarang maupun masa depan(1974). Menurut George R. Terry, Ph. D. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusankeputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang(1962) George R. Terry, Ph. D. menjelaskan, berguna atau tidaknya informasi tergantung pada beberapa aspek, yaitu : Tujuan si penerima Apabila informasi itu tujuannya untuk memberikan bantuan maka informasi itu harus membantu si penerima dalam usahanya untuk mendapatkannya.

Ketelitian penyampaian dan pengolahan data. penyampaian dan mengolah data, inti dan pentingnya info harus dipertahankan. Waktu Informasi yang disajikan harus sesuai dengan perkembangan informasi itu sendiri. Ruang dan tempat Informasi yang didapat harus tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat agar penggunaannya lebih terarah bagi si pemakai. Bentuk Dalam hubungannya bentuk informasi harus disadari oleh penggunaannya secara efektif, hubungan-hubungan yang diperlukan, kecenderungan-kecenderungan dan bidang-bidang yang memerlukan perhatian manajemen serta menekankan informasi tersebut ke situasi-situasi yang ada hubungannya. 2.1.1 Tujuan Informasi Informasi sangat penting sebab dengan informasi membuat orang yang tidak tahu menjadi tahu, Apabila informasi itu tujuannya untuk memberikan bantuan maka informasi itu harus membantu si penerima dalam usahanya untuk mendapatkannya.

2.2. Tempat Rehabilitasi Tempat rehabilitasi merupakan sebuah tempat untuk membantu memulihkan seseorang baik fisik ataupun psikologis pada keadaan semula. 2.2.1. Rehabilitasi Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memiliki penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya. Rehabilitasi individu adalah program yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan psikologis, dan pencegahan penyakit. 2.2.2. Fungsi Tempat Rehabilitasi Untuk membantu pemulihan dengan menggunakan berbagai metode yang berbeda terhadap si pasien, perawatan pun disesuaikan menurut penyakit si pasien dan seluk-beluk dari awal terhadap si pasien tersebut. Waktu juga menentukan perbedaan perawatan antar pasien. Dan pengobatan rawat jalan adalah program yang sangat bermanfaat bagi para pasien di tahap awal, khususnya bagi pasien yang kecanduan. 2.3. Rumah Cemara Rumah Cemara adalah sebuah lembaga non-profit yang bertujuan membantu masyarakat, khususnya Jawa Barat, dalam menghadapi masalah-masalah pemakaian obat. Didirikan pada tahun 2003 dengan Surat Keputusan Kadinsos Propinsi Jawa Barat Nomor: 062/430/PRKS/2003 oleh lima orang pecandu yang berpengalaman di bidang pemulihan dan ingin berbagi

pengalaman, kekuatan dan harapan serta pengetahuannya mengenai pemulihan kecanduan di tanah kelahiran mereka. 2.3.1. Visi Misi Adapun visi misi dari Rumah Cemara adalah : Visi Mengembangkan komunitas komunitas orang yang peduli serta terdampak oleh Napza dan HIV menjadi komunitas yang aman,nyaman,dan positif di Jawa Barat. Misi Memberdayakan pengguna Napza, Odha,dan orang yang peduli, baik secara individu maupun kelompok. Melalui : Pemberdayaan kritis. Keterlibatan dalam menentukan, monitoring, dan evaluasi kebijakan. Akses pada sumber sumber layanan (medis dan non medis). Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar. 2.3.2. Strategi Rumah Cemara : Memperkuat manajemen organisasi. Mengembangkan prosedur dokumentasi dan sharing. Menyusun rencana pemgembangan unit usaha. Membangun jejaring dengan stakeholder. Perencanaan pemgembangan kompetensi SDM.

Kebijakan Rumah Cemara dalam menjalankan aktivitasnya: Mengedepankan nilai nilai spritualitas. Menghargai Hak individu. Menghargai perbedaan gender, SARA dan orientasi seksual. Konsekuen dengan kesepakatan. Berpihak pada komunitas. Menjunjung tinggi transparansi. Menjunjung tinggi independensi dalam pengambilan sikap dan keputusan. Tidak berafiliasi dengan partai politik. Terbuka dalam pengembangan kerjasama dengan berbagai pihak. 2.3.3. Sasaran Penerima Layanan Penderita ketergantungan obat, Tingginya angka kekambuhan dalam upaya menghentikan pemakaian, terus meningkatnya penularan HIV/AIDS dan Hepatitis, serta kematiankematian yang berkaitan dengan obat-obatan merupakan landasan kepedulian kami untuk melaksanakan setiap kegiatan Rumah Cemara. Kecanduan berdampak pada bio-psiko-sosial-spiritual seseorang sehingga sulit sekali bagi mereka untuk mengupayakan sendiri pemulihannya. Mereka membutuhkan bantuan profesional dan sesama. Orang-orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) 84% pemakai obat dengan jarum suntik yang pernah mengikuti program perawatan kami mengidap HIV.

Mengingat belum ditemukannya obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini membuat kebanyakan pengidapnya merasa putus asa dan panik. Khusus bagi para pecandu, keadaan ini mengakibatkan mereka menjadi rentan terhadap kekambuhan. Masyarakat Umum Stigma terhadap pengidap kecanduan maupun ODHA membuat jarak antara pemulihan dan penderitanya semakin menjauh. Banyaknya informasi yang tidak akurat yang beredar di masyarakat menjadikan programprogram penanggulangan masalah tersebut menjadi tidak efektif. Pada akhirnya para penderita menstigma diri mereka sendiri yang berujung pada keputusasaan. Melalui informasi yang tepat, masalah pemakaian obatobatan dan segala dampaknya dapat ditanggulangi secara lebih akurat. Keluarga Pemakaian obat-obatan dan segala dampaknya membawa pengaruh yang sangat hebat ke dalam keluarga. Rasa malu, penyesalan, kecemasan, dan kekecewaan menghinggapi tiap-tiap anggota keluarga selama bertahun-tahun pemakaian obat. Faktor keluarga merupakan salah satu penyumbang kegagalan upayaupaya pemulihan karena kurangnya pemahaman tentang masalah ini serta trauma yang mengakibatkan sulitnya mengubah pola yang telah terbentuk di keluarga. Di sisi lain, keluarga merupakan kekuatan yang sangat hebat dalam mendukung pemulihan.

Penjara Banyaknya pengidap kecanduan yang berada di penjara serta tingginya prevalensi HIV, khususnya di LP-LP Narkoba, merupakan dasar pemikiran kami dalam menetapkan sasaran di sana. Minimnya tenaga profesional di bidang pemulihan dan kesehatan merupakan sebuah keadaan umum penjara-penjara di Indonesia. 2.4. Analisis 5W + 1H Analisis 5W + 1H dikemukakan oleh Joseph Rudyard Kipling, metode yang terdiri dari what (apa), when (kapan), where (dimana), who (siapa), why (mengapa), dan 1H adalah how (bagaimana). Dalam membuat media informasi ini digunakan analisis 5W + 1H, berikut adalah hasil dari analisis menggunakan metode 5W + 1H : What Informasi yang akan diberikan adalah inrformasi mengenai tempat rehabilitasi Rumah Cemara. When Informasi mengenai tempat rehabilitasi Rumah Cemara di informasikan setiap saat kepada masyarakat. Where Informasi mengenai tempat rehabilitasi Rumah Cemara di berikan di daerah bandung Jawa Barat. Who Informasi mengenai tempat rehabilitasi Rumah Cemara di informasikan kepada masyarakat khususnya yang tinggal di daerah bandung Jawa Barat.

Why Informasi mengenai tempat rehabilitasi Rumah Cemara diberikan kepada masyarakat di karenakan masyarakat kurangnya informasi mengenai tempat rehabilitasi. How Informasi mengenai tempat rehabilitasi Rumah Cemara di informasikan karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai tempat rehabilitasi dengan cara membuat sebuah perancangan media informasi yang diaplikasikan melalui media utama dan media pendukung yang mudah dimengerti dan dijangkau oleh masyarakat. 2.4.1 Kesimpulan Analisis 5W + 1H Kesimpulan dari analisis 5W + 1H adalah Informasi tempat rehabilitasi Rumah Cemara di informasikan kepada masyarakat dengan menggunakan media informasi guna memberikan pengetahuan mengenai tempat rehabilitasi, khususnya tempat rehabilitasi Rumah Cemara. 2.5. Target Audience Dalam merancang sebuah media informasi terdapat target audience yang dibagi dalam tiga bagian yaitu secara Demografis, Psikografis, dan Geografis yakni : Demografis Gender Usia : Laki-laki & Perempuan : 17 s.d 25 Tahun, Alasannya dikarenakan pada usia ini jiwanya masih labil dan ingin mencoba hal yang baru. Psikografis Besarnya rasa ingin tahu akan hal yang baru, mudah untuk dipengaruhi oleh orang lain, pergaulan yang cenderung bebas.

Geografis Informasi tempat rehabilitasi Rumah Cemara diberikan didaerah Bandung, Jawa Barat Indonesia.