Isolasi Kasein dan Laktosa dari Susu

dokumen-dokumen yang mirip
Zat makanan yang ada dalam susu

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

TELUR ASIN PENDAHULUAN

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

BAB I PENDAHULUAN. kegelisahan oleh beberapa pihak. Iklan-iklan susu yang sedemikian marak sangat

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sejumlah zat gizi wajib dicantumkan dalam Informasi Nilai Gizi berkenaan dengan beberapa kondisi berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein,

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI HASIL TERNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Kromatografi tambahan. Imam S

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

Chemistry In Our Daily Life

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. asam ataupun enzimatis untuk menghasilkan glukosa, kemudian gula

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

3 Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Bab III Bahan dan Metode

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Isolasi Kasein dan Laktosa dari Susu 1. Tujuan : Untuk mengisolasi laktosa dan kasein dalam susu Untuk mengetahui persen perolehan laktosa dan kasein dalam susu 2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan Erlenmeyer Gelas kimia Gelas Ukur Pipet skala Bulb Pengaduk Corong burchner Pompa vakum Petridisk Batu didih Neraca Hot Plate Bahan yang digunakan Sampel susu Asam Asetat 1: 10 CaCO3 Karbon Aktif Aquadest

3. Dasar Teori SUSU Susu merupakan makanan alami yang keluar dari payudara mamalia tanpa tambahan apapun. Ia akan keluar setelah mamalia melahirkan. Sekalipun rasanya biasa-biasa saja, susu mengandung unsur-unsur yang murni dan alami. Susu dianggap sebagai makanan yang sempurna dilihat dari kandungan di dalamnya yang lengkap seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan enzim. Susu mengandung : 1. Air 87,4 % Ini adalah kadar yang tepat yang menjadikan unsur-unsur yang lainnya berbentuk lendir seperti protein atau berbentuk gumpalan seperti lemak atau berbentuk larutan seperti laktosa. Aktifitas enzim harus berlangsung dalam cairan, sementara proses pembentukan susu tidak mungkin terjadi kecuali dalam bentuk cairan. 2. Karbohidrat sebanyak 4,37% Karbohidrat dalam susu dalam bentuk laktosa, glukosa dan galaktosa. Laktosa sebagian besar terdiri dari gula susu dan berbentuk cair. Itulah yang menyebabkan susu terasa sedikit manis, karena unsur pemanisnya memang rendah (manis laktosa berbanding 1/6 manis sukrosa). Laktosa merupakan sumber panas yang terdapat pada susu. Laktosa pula yang membantu dalam proses kaseasi (pembekuan menjadi keju). 3. Unsur Asam Nitrat sebanyak 3,5% Protein: kasein, albumin dan globulin Unsur asam nitrat selain protein adalah yuria, asam urik, ammonia dan asam amino

Unsur-unsur protein ini mengandung sejumlah asam amino yang beragam, yang kesemuanya memiliki karakter yang menyempurnakan satu sama lain. 4. Lemak sebanyak 3,7% Lemak dalam susu berbentuk butiran-butiran bulat berukuran sedang, sekitar 4 mikron. Di dalam lemak ini tergandung tripelglycerine, fosfolipid dan kolesterol. 5. Vitamin Susu mengandung sejumlah vitamin yang larut dalam lemak dan larut dalam air. Vitamin larut lemak, yaitu vitamin A, D, E dan K Vitamin larut air, yaitu vitamin B complex Vitamin A mencegah terjadinya oksidasi dan menjaga agar lemak tidak basi karena oksidasi. Vitamin B complex merupakan motivator bagi beberapa mikroba yang berperan dalam pembuatan keju dan yogurt. 6. Mineral sebanyak 0,7% 50% dari mineral ini adalah kalsium dan fosfor, 50% lainnya adalah mineral yang mencakup sodium, khlor (chlorine), besi dan seng. 7. Enzim Enzim pengoksid khusus untuk melakukan oksidasi pada lemak Enzim protinis khusus untuk mengurai protein ketika terjadi proses pembuatan keju Enzim libis khusus untuk mengurai lemak menjadi asam lemak dan gliserin Enzim laksatis penting sekali untuk fermentasi susu menjadi asam dan pembentukan keju Enzim fosfatis yang mengurai garam fosfat organik

Kasein Kasein adalah protein yang ditemukan dalam susu dan digunakan secara terpisah dalam banyak makanan sebagai bahan pengikat. Secara teknis, itu adalah bagian dari kelompok yang disebut phos phopr oteins, koleksi protein terikat dengan sesuatu yang mengandung asam fosfat. Kasein juga dapat disebut caseinogen, terutama dalam makanan Eropa. Kasein adalah protein yang paling banyak tersedia di susu. Protein ini relatif tidak bisa larut dan cenderung membentuk struktur yang disebut misel yang meningkatkan kelarutannya di air. Selama pemrosesan susu, yang umumnya melibatkan panas atau asam, senyawa kasein peptide dan struktur misel akan terganggu dan membentuk struktur yang lebih sederhana. Hasilnya, material seperti gelatin terbentuk. Ini adalah dasar mengapa kasein memiliki daya cerna yang lebih rendah, dan juga pelepasan asam amino yang perlahan tapi stabil ke dalam sirkulasi. Dalam satu penelitian, para peneliti memberi para subyek dengan 30 gram protein, ada yang kasein dan ada yang whey. Kemudian mereka diukur dari efek anabolic dan katabolic selama 7 jam setelah mengonsumsinya. Whey protein menghasilkan peningkatan yang cepat amino dalam darah dan sitesa protein, tapi hanya sebentar. Kasein, disisi lain, menghasilkan peningkatan amino yang lama dalam darah dan menghasilkan 34% pengurangan dalam pemecahan protein. Keseimbangan protein bisa terjaga lebih positif setelah konsumsi kasein bahkan setelah 7 jam. Efek yang lama dari kasein banyak disebabkan karena pengosongan perut yang tertunda dan penyerapan yang lebih lambat dari usus ke darah. Kasein adalah garam, berarti tidak memiliki muatan ion bersih, dari elemen kalsium. kasein memiliki sejumlah sifat yang menarik yang membuat itu berguna dalam makanan dan memasak. Banyak orang percaya protein yang sehat jika dikonsumsi bila tidak didenaturasi - salah satu jalur utama penalaran yang digunakan dalam mendukung makanan mentah diet. Denaturing terjadi

ketika kehilangan struktur protein yang terkandung di dalamnya, karena panas tinggi atau asam misalnya, di mana titik itu tidak lagi tindakan dengan cara biasa. Kasein, karena struktur nya, ia tidak rentan terhadap denaturing. Kasein dapat ditemukan dalam dua tipe utama: dimakan dan teknis.. kasein Edible banyak digunakan di kedua obat dan makanan, baik untuk nilai gizi dan sebagai pengikat. Teknis kasein digunakan dalam serangkaian luas produk, termasuk cat, kosmetik, dan berbagai jenis perekat. A-substansial jumlahnya tidak orang memiliki kasein alergi dan mungkin menemukan dirinya mengalami reaksi negatif baik untuk kasein yang mengandung produk pangan dan produk-produk seperti cat kuku yang mengandung kasein. Banyak orang yang baik alergi terhadap kasein dan telah menghubungkan susu, atau yang vegan dan karenanya menghindari produk-produk hewani sama sekali, tidak menyadari prevalensi kasein dalam makanan. Bagi orang-orang ini, penting untuk dicatat bahwa, meskipun produk mungkin diberi label Lactose Free, hal itu mungkin mudah masih mengandung kasein karena alasan lain. Keju kedelai, misalnya sering mengandung kasein berasal dari susu, yang dapat merangsang reaksi alergi pada orang-orang yang menganggap bahwa mereka adalah susu bebas. Kasein juga telah dikaitkan dengan dampak negatif pada orang dengan autis Sementara di sebagian besar orang, kasein mudah diuraikan oleh sistem pencernaan menjadi peptida yang dikenal sebagai casomorphins, dan kemudian selanjutnya diolah menjadi dasar asam amino, beberapa bukti menunjukkan bahwa pada anak autistik, proses ini tidak terjadi sepenuhnya. The casomorphins yang dihasilkan, yang gagal memecah sepenuhnya, mungkin memiliki efek pada tubuh mirip dengan morfin atau opiat. Untuk alasan ini, beberapa ahli pada autisme merekomendasikan bahwa orang yang menderita autisme menghindari kasein dalam makanan mereka. Kasein terdiri atas beberapa fraksi seperti alpha-casein, beta casein, dan kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen organik yang melimpah

dalam susu bersama dengan lemak dan laktosa. Kasein merupakan protein konjugasi antara protein dengan fosfat membentuk fosfoprotein. Dalam kasein tidak hanya terdiri dari zat-zat organik, melainkan mengandung juga zat anorganik seperti kalsium, fosfor, dan magnesium. Dalam keadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa yang khas. Kasein murni tidak larut dalam air dingin dan garam netral. Kasein terdispersi dalam air panas, basa, dan garam basa. Kasein dapat diendapapkan oleh asam, enzim rennet, dan alkohol. Selain penambahan asam, pengendapan kasein susu juga dilakukan dengan penambahan renin, yaitu suatu enzim proteolitik yang diperoleh dari induk sapi betina. oleh karena itu, susu dapat dikoagulasikan (digumpalkan) oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari mikroba. kzasein digunakan untuk sumber protein dalam tubuh. Sebagai suplai asamasam amino essential.secara komersial digunakan untuk bahan perekat, pelindung lapisan kertas, dan plastik kasein. selain itu pencernaan kasein di dalam tubuh sangat lambat, sehingga dapat mencegah penyusutan otot lebih baik daripada whey protein. Laktosa Laktosa ditemukan pada susu pada tahun 1619 oleh Fabriccio Bartoletti, dan diidentifikasi sebagai gula pada tahun 1780 oleh Carl Wilhelm Scheele. Laktosa adalah bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dipecah menjadi bentuk lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa. Laktosa ada di dalam kandungan susu, dan merupakan 2-8 persen bobot susu keseluruhan. Mempunyai rumus kimia C 12 H 22 O 11. Laktosa merupakan disakarida yang berasal dari kondensasi antara galaktosa dan glukosa, yang membentuk ikatan glikosida 1 4-β. Nama

sistematis laktosa adalah β-d-galaktopiranosil-(1 4)-D-glukosa. Laktosa dihidrolisis akan membentuk glukosa dan galaktosa. Mamalia yang baru dilahirkan disusui oleh induknya. Air susu ini kaya dengan Untuk mencerna air susu digunakan enzim laktase. Enzim ini membelah molekul laktosa menjadi dua bagian: glukosa dan galaktosa, yang kemudian dapat diserap usus. Pada kebanyakan mamalia produksi enzim pencernaan laktase ini berangsur-angsur menurun seiring dengan semakin bertambahnya umur. Ini juga terjadi pada manusia.ketidakmampuan mencerna laktosa ini menyebabkan intoleransi laktosa. Orang yang mempunyai masalah intoleransi laktosa tidak boleh mengonsumsi produk makanan dan minuman yang mengandung laktosa. Banyak orang yang tinggal di Eropa, Timur Tengah, India, dan sebagian Afrika Timur mempertahankan produksi laktase normal sampai masa dewasa. Di banyak daerah ini, susu dari mamalia seperti sapi, kambing, dan biri-biri digunakan sebagai sumber gizi. Karena itu di daerah-daerah tersebutlah gen untuk produksi laktase seumur hidup pertama kali berkembang. Gen toleransi laktosa telah berkembang secara terpisah di berbagai etnis. 4. Cara Kerja Isolasi Kasein Menimbang 200 gram sampel susu ke dalam gelas kimia Sampel dipanaskan sampai suhu 40 0 C dan ditambahkan tetes demi tetes asam asetat 1:10 sambil diaduk terus-menerus (penambahan asam setat dilanjutkan sampai casein tidak terpisah lagi) Memindahkan kasein kedalam gelas kimia lain Menyaring kasein yang diperoleh dengan penyaring vakum dengan menimbang kertas saring yang digunakan terlebih dahulu (menekan casein selama penyaringan)

Memindahkan filtrat yang diperoleh kemudian ditambahkan kalsium karbonat dan disimpan untuk pemisahan laktosa Mengeluarkan kasein dari corong burchner kemudian dibungkus dengan beberapa lapis tissu dan dipress untuk membantu pengeringan Menyimpan kasein kedalam petridisk yang telah diketahui bobotnya kemudian dikeringkan Menimbang kasein yang diperoleh Isolasi Laktosa o Memanaskan filtrat yang diperoleh dari isolasi kasein yang telah ditambahkan kalsium karbonat selama 10 menit o Menyaring campuran dalam keadaan panas dengan penyaring vakum o Memekatkan filtrat yang diperoleh dari penyaringan dengan pemanasan hingga volumenya tersisa 30 ml o Menambahkan 175 ml etanol 95% dan 2 gram karbon aktif, dan diaduk sampai rata o Menyaring campuran dalam keadaan panas dengan menggunakan penyaring vakum (jika pada penyaringan filtrat mulai berkabut, penyaringan di hentikan dan filtrat dikeluarkan kedalam wadah yang bersih) o Mengumpulkan filtrat ke dalam erlenmeyer dan disimpan agar laktosa membentuk kristal sempurna (membutuhkan waktu 1 malam atau lebih) o Menyaring kristal yang telah didiamkan dengan menggunakan penyaring vakum o Mengeringkan laktosa kemudian ditimbang 5. Pengamatan Bobot sampel susu : 200,00 g Bobot kaca arloji kosong : 39,3222 g Bobot kaca arloji + kasein : 46,1866 g

Bobot kasein : 6.8644 g Bobot kertas saring kosong : 0,1786 g Bobot kertas saring + laktosa : 6,2083 g Bobot laktosa : 6,0297 g 6. Perhitungan % Kasein : % Laktosa : : : 3,43 % : : 3,01 % 7. Pembahasan Percobaan ini bertujuan untuk mengisolasi kasein dan laktosa dari susu. Dalam percobaan ini digunakan susu cair. Isolasi kasein dapat dilakukan dengan pengasaman. Dalam percobaan dilakukan isolasi kasein dengan cara pengasaman yaitu dengan menambahkan asam asetat glacial sehingga di peroleh persentase kasein dalam susu sebesar 3,43%. Jumlah yang diperoleh hampir sama dengan kadar kasein dalam susu secara teori yaitu 3,50% perbedaan persentase yang diperoleh mungkin disebabkan oleh adanya sampel yang menempel pada tissu pada saat dilakukan pengeringan dengan menggunakan tissu. Sedangkan isolasi laktosa dilakukan dengan menambahkan kalsium karbonat kedalam filtrat dari analisa kasein kemudian dilakukan penyaringan dan penambahan etanol 95% dan karbon aktif yang kemudian di saring lagi dan didiamkan untuk memperoleh kristal yang sempurna. Dalam hal ini diperoleh persentase laktosa sebesar 3,01% dalam susu yang di analisa sedangkan secara

teori kadar laktosa dalam susu adalah 4,37% hal ini mungkin disebabkan oleh pada proses penyaringan, terdapat kristal yang menempel pada corong burchner yang digunakan. 8. Kesimpulan Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa persentase kassein yang terdapat dalam sampel susu adalah 3,43 % sedangkan persentase laktosa adalah sebesar 3,01 % 9. Daftar Pustaka http://logku.blogspot.com/ http://rinelda-ayu.blogspot.com/ http://wikimediafoundation.org/ http://qualityz.blogspot.com/