Karya Sosial Paroki Visi, Misi dan Spiritualitas Visi, Misi dan Spiritualitas karya sosial Gereja adalah solidaritas Allah Bapa di Surga dengan kemalangan dan keprihatinan hidup manusia di dunia Visi Paroki Kotabaru: Perwujudan iman dan peran Umat Allah Paroki Kotabaru agar beriman semakin dewasa, dalam menggereja: rukun, bersatu, solider pada kaum lemah dan memasyarakat dengan mengangkat martabat manusia, berdasarkan cinta kasih. Misi Paroki, butir 2: Peduli terhadap keprihatinan masyarakat luas, terutama memperhatikan yang lemah berkaitan dengan martabat manusia.. Motivasi karya sosial Gereja adalah perintah untuk saling mengasihi satu sama lain, seperti Tuhan telah mengasihi kita. Dan segala sesuatu yang kita perbuat untuk sesama saudara kita yang paling hina sekalipun kita perbuat bagi Tuhan. Allah menghendaki semua orang secara utuh mengalami hidup bahagia dan menikmati damai sejahtera sekarang dan yang akan datang. Yesus yang kaya menjadi miskin supaya kita yang miskin menjadi kaya. Setiap dari kita diberi anugerah khusus oleh Tuhan dengan talenta kita masing-masing. Kalau kita diberi banyak oleh Tuhan kita pun diminta dengan rela dan sedia memberi orang lain pula. Tanggungjawab kita adalah mengembangkan secara maksimal segala sesuatu yang diberikan Tuhan untuk kepentingan seluruh dunia. (Mat 25) Yesus datang untuk menampakkan kebaikan hati Allah kepada semua orang tanpa membedakan kedudukan, harta dan kepandaian. Yesus menghendaki kita rela membagi harta kepada sesama. Kita perlu mencari jalan bagaimana kita dapat meningkatkan pelayanan kita terhadap sesama sesuai dengan talenta dan anugerah Tuhan untuk kita. 1
Tujuan Meningkatkan sikap dan perilaku sosial seluruh umat (kaya-miskin) dalam hidup menggereja dan memasyarakat. Mengangkat harkat dan martabat hidup manusia seutuhnya sebagai sesama ciptaan Bapa. Di mana kita terlibat? 1. Di mana kebutuhan pangan dan papan untuk kehidupan sehari-hari. Serta kesehatan (Ibu rumah tangga, para manula yang hidup sendirian?) 2. Di mana orang tidak tahu mau buat apa dengan masa depan hidupnya: pendidikan dan pekerjaan (anak-anak sekolah yang kurang biaya, pengangguran. Bukan hanya bantuan material, namun bantuan untuk membuka masa depan. 3. Di mana kebutuhan untuk di-uwong-ke ada dan nyata. Kita butuh saluran kerjasama agar kenal. Mengapa kita perlu terlibat? Agar Gereja menjadi hidup. Tuhan butuh aku agar kabar gembira sampai kepada mereka yang tidak pernah ke gereja. Ini berarti mengembangkan sikap dan kepeduliaan umat, khususnya di lingkungan terhadap kebutuhan sesama. Bagaimana lingkungan kita tidak hanya menjadi tempat ekaristi, melainkan menjadi tempat untuk menemukan dan mengangkat masalah sosial yang dihadapi seluruh warga masyarakat. Demikian sehingga karya sosial lingkungan tidak hanya merupakan embelembel aktivitas umat lingkungan. Kegiatan lingkungan tidak hanya kegiatan liturgi devosional semata. Yesus menghendaki agar kita berbuat bagi saudara kita yang paling hina. (Mat 25: ) Perbuatan ini mesti menyentuh meraka yang hidup di luar Gereja Katolik. Maka pertanyaannya adalah bagaimana kita menjadi sakramen bagi mereka semua. Untuk itu semua, kita dituntut memiliki sikap tobat. Tobat dari kesombongan dan arogansi bahwa hanya kitalah yang baik. Kita mesti bertobat bahwa orang lain, juga di luar Gereja juga ada kebaikan. Tuhan juga menyelamatkan mereka. 2
Siapa yang mesti terlibat? Pasti bukan ketua lingkungan, tetapi mereka yang paling mengenal mereka yang membutuhkan. Yang mudah ditemui, yang defakto menjalin kontaks, yang mengalami derita; Bagaimana terlibat? 1. Bagaimana kita dapat tetap senyum & menggerutu. Sebab kebanyakan karya sosial, kalau sekali mulai, tak kan berhenti. 2. Uang adalah sarana. Maka yang penting harus jeli bagaimana mengeluarkan uang, bukan bagaimana menyimpan uang. Maka masalahnya bagaimana kita dapat mencari parner untuk pelayanan sosial kita, dengan instansi lain, di dalam atau di luar daerah. Amat bahagia kalau bisa menemukan parner, bekerja sama dengan instansi lain. Pilihan kita apa? Siapa yang paling mendesak? Bantuan demi masa depan Sebagai funds solidaritas antar paroki, antar daerah Meningkatkan keterlibatan sosial. Tenaga Sedapat mungkin melibatkan sebanyak mungkin umat. Kalau perlu mengangkat tenaga paro/purna waktu. Perlu disiapkan tenaga-tenaga sesuai dengan visi misi dan spiritualitas sosial, pengetahuan serta ketrampilan. Ditangani oleh kelompok yang dapat bekerja sama satu sama lain dan secara periodik diadakan peremajaan bertahap. Sumber Dana Dana diambil dari 30% hasil kolekte umat. Dana dihimpun dana solidaritas antar umat paroki, dan wilayah;/lingkungan serta kemandirian warga sendiri. Misalnya dari iuran, donatur, sumbangan tetap/aksidental dari yang tidak mengikat. Dana sosial dimanfaatkan secara tepat dikelola secara terbuka dengan administrasi yang tertib dan dipertangggungjawabkan dan dibuat laporan periodek yang jelas dan rinci. Dan untuk orang miskin tidak boleh dimanfaatkan untuk keperluan bantuan lain. 3
Sarana Paroki menyediakan tempat/ruang khusus untuk pelayanan sosial umat. Tempat pelayanan sosial perlu dilengkapi perabotan dan peralatan kerja, dan tempat untuk menyimpan arsip/data administrasi demi kesinambungan sistem pelayanan sosial. Sarana kerja seperti alat ketrampilan, transporatsi media komunikasi dapat dimanfaatkan bersama-sama dengan seksi lembaga, badan sosial lainnya. Bidang, Program, Bentuk pelayanan Bidang 1. Pengembangan manusia: pendidikan(beasiswa, ketrampilan, kursus) 2. Bantuan sosial: sandang pangan, perumbahan, pemeliharaan lingkungan, manula, cacat, terlantar, tertimpa musibah. 3. Bantuan ekonomi: kesempatan kerja, modal usaha, peralatan kerja, tempat uasaha, koperasi/kredit. Program 1. Perlu program untuk menentukan prioritas 2. Program yang real: menjawab kebutuhan umat 3. Program operasional: dapat dilaksanakan 4. Program perlu dievaluasi. 5. Program terpadu dan terencana. Bentuk Pelayanan Pelayanan jasa: tenaga, pikiran, ketrampilan, pengalaman, perhatian, kasih, waktu dll. Pelayanan bantuan dana/uang, materi/barang. Lampiran: Bentuk dan cara pelayanan : 1. Bantuan sandang pangan: Bantuan saran, penghiburan, saran, uang dll. Untuk itu dapat bekerjasama dengan yayasan lain, perusahaan, toko, aparat dll. Bagi anak-anak balita, lansia, janda miskin, orang terlantar dan cacat yang mungkin kurang sandang pangan. Bantuan tambahan gisi, bahan pakaian, perlengkapan mandi. 2. Bantuan Perumahan: 4
Mereka yang kesulitan tempat tinggal: kontrak/sewa rumah, membangunkan rumah semi permanen, mencicil RSS. 3. Bantuan kesehatan: Orang sakit biasa, mendadak, gawat, kronis, kena wabah, perlu imunisasi. Dapat kerjasama dengan para dokter, tenaga medis, apotik. Dapat dibentuk dana sehat. 4. Bantuan Pendidikan/beasiswa: Anak yang kesulitan biaya, bantuan peralatan sekolah, biaya sekolah, Lewat ortu asuh, sahabat asuh, aksi sosial berkala. 5. Bantuan kredit: kredit untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bantuan pinjaman untuk menambah penghasilan hidup minimum atau usaha produktif: berjualan, perbengkelan, menjahit. Atau untuk kebutuhan penting mendesak. 6. Bantuan musibah/bencana: Mereka yang kena musibah: bencana alam, kebakaran, gempa bumi, yang menyebabkan penderitaan dan kerugian material. 7. Bantuan kost-kost-an : 8. Bantuan kematian : Bantuan pengurusan jenazah, penguburan. Yogyakarta, 6 November 1996 YR Widadaprayitna, SJ 5