BAB I PENDAHULUAN. khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa tersebut.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Gaya bahasa atau style banyak digunakan dalam berbahasa. Pemakaian gaya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki gaya bahasa yang spesifik dan unik sesuai

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. satu masalah diantaranya: pertama; pandangan dari objek yang utama, kedua;

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki lebih dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda,

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari buku-buku pendukung

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari dan menggungkapkan suatu keinginannya. Menurut Chaer (2003: 4) bahasa adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB I PENDAHULUAN. Blair (2008: 46) dalam The Power of Personification menyatakan bahwa people

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa nasionalnnya. (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 11). Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendampingi numeralia atau preposisi dalam kalimat. Adverbia dalam

BAB I PENDAHULUAN. makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun gramatikal (Chaer 2003:296).

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Manusia menggunakan kata-kata dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

2015 ANALISIS MAKNA VERBA TORU SEBAGAI POLISEMI (KAJIAN SEMANTIK)

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan mendengar lirik maupun dengan melihat visualisasi dari video klip.

BAB I PENDAHULUAN. Onomatope yang berasal dari Bahasa Yunani ονοματοποιία adalah kata atau

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen dalam bahasa, seperti. keinginan kepada orang lain (Dedi Sutedi 2011: 2).

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Adverbia yang menirukan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan adverbia yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. makna, fungsi dan penggunaan masing-masing dari diatesis kausatif dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI PENGESAHAN TIM PENGUJI UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

Bab 1. Pendahuluan. bahkan dunia seseorang dengan Tuhannya (Pateda, 1993:6). Tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. kepada konsumen mengenai produk yang ingin diinformasikan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya, hubungan tersebut terjalin karena adanya komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk berkomunikasi. Menurut Keraf (1980:1), bahasa adalah alat komunikasi antara

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

2015 METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM : KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa tersebut. Menurut Tarigan (1985:178) gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Salah satu dari jenis gaya bahasa adalah metafora. Metafora dalam bahasa Jepang disebut dengan inyu. Metafora adalah gaya bahasa kiasan yang berdasarkan pada perbandingan tanpa mengunakan kata bagaikan, umpama, bak, seperti dan lain sebagainya. Menurut Edi Subroto (1996: 37) metafora adalah salah satu wujud daya kreatif bahasa dalam penerapan makna. Artinya berdasarkan kata-kata tertentu yang telah dikenalnya dan berdasarkan keserupaan atau kemiripan referen, pemakaian bahasa dapat memberi lambang baru pada referen tertentu. Baik referen baru itu telah memiliki lambang maupun belum. Penggunaan metafora dituangkan dalam bentuk karya sastra seperti dalam lirik lagu. Lirik lagu adalah ekspresi seseorang tentang suatu hal yang sudah dilihat, didengar maupun dialaminya. Dalam proses penciptaan lagu seorang musisi mengunakan gaya bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap liriknya kepada masyarakat atau penikmatnya. Pemakaian metafora juga ditemukan dalam lirik lagu Kiroro.

Kiroro adalah grup musik Jepang dari Okinawa yang debut pada tahun 1996. Band Kiroro terdiri dari 2 orang personil yaitu Chiharu Tamashiro sebagai vokalis dan Ayano Kinjou sebagai keyboard. Alasanya kepiawaian Kiroro dalam menulis lirik lagu menyebabkan lagu-lagunya diterima oleh masyrakat jepang tetapi juga di negara lain, bahkan lagu Kiroro juga dijadikan soundtrack film dan anime seperti lagu Wonderfull Days, Mirai e, Best Friend dan masih ada lagi lagu lain yang dijadikan soundtrack. Peneliti menemukan beberapa metafora dalam lirik lagu Kiroro. Seperti yang terlihat pada contoh berikut : 光を浴びる Hikari wo abiru Cahaya-TOP-bermandikan bermandikan cahaya ( Lirik Ano Koro:2005:bait 3) 光を浴びる (hikari wo abiru) mempunyai arti 'bermandikan cahaya' merupakan penggalan dari lirik lagu Ano Koro. Berdasarkan jenis metafora dari segi kesusasteraan 光を浴びる (hikari wo abiru) termasuk ke dalam metafora antropomorfik, yaitu metafora yang merupakan suatu gejala alam semesta. Dilihat dari kata 光 (hikari) 'cahaya' termasuk ke dalam gejala alam semesta, karena yang memancarkan cahaya benda-benda angkasa seperti matahari, bintang, bulan dan lain sebagainya dan 浴びる (abiru) 'bermandikan' yang dimaksud penulis lagu adalah sesuatu yang didapat atau diperoleh. Penulis lagu mengibaratkan cahaya sebagai sesuatu yang indah dan berkilauan, sedangkan bermandikan merupakan sesuatu yang didapat atau diperoleh.

Dilihat dari unsur pembentukknya, metafora 光を浴びる (hikari wo abiru) terdiri dari nomina 光 (hikari) yang mempunyai arti 'sesuatu yang terang atau bercahaya', yang diikuti oleh partikel を (wo), dan verba 浴びる (abiru)yang mempunyai arti 'bermandikan'. Berdasarkan jenis metafora dari segi makna 光を浴びる (hikari wo abiru) termasuk ke dalam metafora struktural. Metafora struktural yaitu sebuah konsep dibentuk secara metaforis dengan mengunakan konsep yang lain.menurut teori metafora konseptual Lakoff dan Johnson terdiri dari dua ranah yaitu ranah sumber dan ranah sasaran. Ranah sumber bersifat konkret, sedangkan ranah sasaran bersifat abstrak. Dalam kamus Nihonggo Daijiten 浴びる (abiru)mempunyai arti 身の回 りに物をたくさん受ける (minomawari ni mono o takusan ukeru) yang artinya 'suatu hal yang diperoleh banyak atau secara terus-menerus' (Umesao,1995:65), dan 光 (hikari) mempunyai arti 明るさを感じさせるもの (akarusa wo kanji saseru mono) yang berarti 'hal-hal yang membuat membuat menjadi cerah dan berkilauan'(umesao,1995:2208). Biasanya orang mandi mengunakan air, sedangkan cahaya berfungsi untuk menerangi.maksud penulis lirik lagu menggunakan kata abiru adalah untuk melukiskan sesuatu yang diperolehnya dengan kata 浴びる (abiru), sedangkan 光 (hikari) melukiskan sesuatu hal yang diperoleh membuat dirinya bersinar. Ranah sumber contoh di atas adalah sesuatu hal yang diperoleh, yang membuat dirinya bersinar dan ranah sasaranya adalah bermandikan cahaya. Makna metafora data [1] adalah sesuatu hal yang diperolehnya yang membuat dirinya bersinar.

Peneliti ingin mengetahui metafora seperti apa yang ditampilkan dalam lirik lagu Kiroro ini, untuk mengkaji hal tersebut peneliti mengunakan jenis metafora berdasarkan gaya kesusasteraan, karena lirik lagu merupakan bagian dari gaya kesusasteraan yang berisi tentang ekspresi seseorang terhadap apa yang dilihat, didengar, maupun yang dialaminya dengan mengunakan bahasa yang estetis (indah). Lagu tidak hanya sekedar untuk menghibur pencinta musik, tetapi juga sebagai media penyampaian pesan, dalam penyampaian pesan tersebut pendengar atau penikmat lagu harus paham terhadap makna yang diungkapkan. Dalam mengkaji makna tersebut peneliti menggunakan teori metafora dari Lakoff dan Johnson. Berdasarkan dari penjelasan di atas peneliti tertarik untuk mengkaji metafora dalam lirik lagu Kiroro. Peneliti menggunakan pendekatan semantik sebagai kajian dalam penelitian ini. Semantik merupakan bagian dari ilmu linguistik yang mempelajari mengenai makna. Makna merupakan kesatuan mental pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan lambang bahasa yang mewakilinya. Sebuah kata atau leksem dapat ditentukan maknanya jika kata tersebut berada pada konteks kalimatnya (Verhaar, 1986:124). Metafora berkaitan erat dengan pembahasan makna. Inti dari metafora terletak pada hubungan antara kata, dan makna kata. Di dalam metafora terdapat dua makna yakni, makna harfiah atau kalimat dan makna yang dimaksudkan disebut dengan makna metaforis (Searle, 1979: 520). Makna metaforis adalah makna yang dialihkan dari makna kata yang sebenarnya menjadi makna kata yang lain.

1. 2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang, adapun rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah apa jenis dan makna metafora yang terdapat dalam lirik lagu Kiroro? 1.3 Batasan Masalah Melihat permasalahan di atas peneliti perlu membatasi batasan masalah dalam penelitian ini. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah : analisis metafora dalam lirik lagu Kiroro tinjauan semantik. Peneliti membatasi penelitian ini kepada jenis dan makna metafora dalam lirik lagu Kiroro. Peneliti menggunakan dua buah teori dalam penelitin ini, pertama teori dari Ullman (1972) mengenai jenis metafora berdasarkan gaya kesusasteraan, kedua teori dari Lakoff dan Johnson dalam mengkaji makna metafora, serta Lakoff dan Johnson (1980) mengelompokkan metafora berdasarkan makna menjadi beberapa bagian. Peneliti juga membahas jenis metafora dari Lakoff dan Johnson tersebut. Peneliti juga membatasi data yang digunakan dalam album Kiroro Wonderful Days 2005 yang terdiri dari 6 lagu dengan jumlah data 11 buah. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yang ingin dicapai adalah untuk menjelaskan jenis dan makna yang terdapat dalam lirik lagu Kiroro 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dibagi menjadi dua yaitu manfaat secara praktis dan manfaat secara teoritis.

1.5.1 Manfaat Praktis 1. Menambah referensi dalam kajian semantik bahasa Jepang khususnya mengenai metafora. 2. Menambah referensi mengenai metafora khususnya metafora dalam bahasa Jepang. 3. Memberi wawasan kepada pembelajaran bahasa Jepang yang tertarik tentang gaya bahasa metafora. 1.5.2 ManfaatTeoritis 1. Memberikan gambaran bentuk penggunaan metafora di dalam bahasa Jepang. 2. Membuka wawasan dari peneliti selanjutnya agar tertarik mengkaji metafora. 3. Mempermudah pembelajar bahasa Jepang dalam mempelajari metafora. 4. Memberikan sumbangan pemecahan masalah yang berkaitan dengan kemetaforaan dalam lirik lagu Kiroro. 1.6 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk mencari tahu apakah sudah ada yang membahas mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti selanjutnya. Tinjauan pustaka juga berguna sebagai bahan referensi bagi peneliti untuk ke depannya. Peneliti telah melakukan tinjauan pustaka dan menemukan beberapa dari peneliti lain yang mengkaji mengenai metafora. Berikut adalah beberapa judul skripsi dan tesis yang membahas mengenai metafora.

Pertama penelitian yang dilakukan Martini (2008) membahas tentang Analisis Penerjemahan Majas Personifikasi dari Bahasa Jepang ke Bahasa Indonesia dalam Cerpen Kumo no Ito, Kappa dan Imogayu. Dari kesimpulan yang didapatkan, dari lima belas data yang dianalisisnya, Martini mendapatkan sembilan data merupakan majas figurative, satu data merupakan majas hiperbola, dua data merupakan majas simile dan tiga lainnya merupakan majas personifikasi bentuk nonfigurative. Penelitian Martini terfokus dengan majas personifikasi, majas hiperbola, dan majas simile dengan meneliti perubahan makna yang terdapat dalam penerjemahnya. Sedangkan peneliti meneliti mengenai jenis metafora berdasarkan gaya kesusasteraan dan makna dari metafora dalam semua lagu Kiroro yang terdapat dalam album Wonderful Day 2005. Kedua penelitian yang dilakukan Nurhadi (2010) yang membahas Kontrubusi Pemahaman Budaya dalam Penafsiran Majas Metafora Bahasa Jepang dalam INOVASI Vol.16/XXII/Maret.Penelitian yang dilakukan Nurhadi membahas tentang majas metafora, tetapi pada kontribusi pemahaman budaya dalam penafsiran majas metafora bahasa Jepang. Nurhadi mengambil data pada peribahasa Jepang yang saling berkaitan dengan kebudayaan Jepang. Nurhadi lebih terfokus kepada peribahasa yang mengunakan sifat metafora. Sedangkan peneliti meneliti mengenai jenis metafora berdasarkan gaya kesusasteraan dan makna dari metafora dalam semua lagu Kiroro yang terdapat dalam album Wonderful Days 2005.

Ketiga penelitian yang dilakukan Dwitya (2011) yang membahas Analisis Hubungan Makna Metafora Kata "Yume" dalam Lagu Glamorous Sky dengan Konsep Ganbare. Dwitya menjelaskan tentang analisis medan makna, teori majas, teori majas metafora, teori pengkajian puisi menurut pradopo serta konsep ganbare secara umum bagi masyarakat Jepang. Dwitya menyimpulkan kata yume sangat berhubungan erat dengan konsep semangat di Jepang, karena dari kata "yume" lah semangat itu lahir. Dwitya lebih terfokus dengan metafora kata yume yang dihubungkan dengan konsep ganbare, sedangkan peneliti meneliti mengenai jenis metafora berdasarkan gaya kesusasteraan dan makna dari metafora dalam semua lagu yang terdapat dalam album Kiroro Wonderful Days 2005. Keempat penelitian yang dilakukan Quentasari (2013) dengan judul Analisis Metafora dalam Lirik Lagu Mika Nakashima Tinjauan Semantik. Quentasari menyimpulkan dalam lirik lagu Mika Nakashima terdapat tiga belas metaforayang mana metafora becitra antropomorfik terdapat tiga buah, metafora bercitra abstrak ke konkret terdapat lima buah, metafora bercitra sinestesia terdapat lima buah dan terdapat dua bentuk citraan yaitu metafora bercitra sinestesia dan metafora abstrak ke konkret. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, Quentasari menganalisa metafora dengan cara menentukan topik, citra dan sense dengan mengunakan teori metafora dari Peter Newmark dan objek yang digunakan Quentasari adalah lirik lagu Mika Nakashima, sedangkan peneliti menganalisis metafora dengan cara menentukan ranah sumber dan ranah sasaran dengan mengunakan teori metafora dari Lakoff dan Johnson, dan peneliti mengunakan objek lirik lagu Kiroro.

1.7 Metode dan Teknik Penelitian Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu. Metodologi penelitian dimaksudkan sebagai cara atau langkah kerja dalam menjawab pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah. Metode dapat ditafsirkan sebagai strategi kerja berdasarkan ancangan tertentu, dengan demikian ancangan berkaitan dengan metode, karena ancangan merupakan kerangka berpikir untuk menentukan metode (Edi Subroto,1992: 20). Jika dilihat dari realitas yang ada penelitian kualitatif merupakan penelitian terhadap suatu masalah yang tidak didesain menggunakan prosedur-prosedur statistik, jadi datadatanya bukan sekedar angka, tetapi berupa konsep-konsep dan kategori yang abstrak (Edi Subroto,1992: 5). Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode kualitatif dengan penguraian secara deskriptif, karena metode deskriptif mengambarkan secara sistematis. Data yang diperoleh adalah melalui penelitian pustaka. Dengan mengumpulkan dari berbagai buku sumber yang berhubungan dengan penelitian ini. 1.7.1 Metode Penyediaan Data Peneliti menggunakan metode simak dalam penyediaan data. Metode simak adalah mengadakan penyimakan terhadap pemakaian bahasa lisan yang

bersifat spontan (Sudaryanto,1993:133). Teknik yang digunakan dalam penyediaan data adalah teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap, sedangkan teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Peneliti melakukan penyimakan terhadap lirik lagu Kiroro dalam album Wonderful Days 2005, kemudian mencatat hasil data yang dibutuhkan pada kartu data. 1.7.2 MetodeAnalisis Data Setelah melakukan penyediaan data, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap analisis data. Untuk menganalisis data dengan baik dan benar dibutuhkan metode yang tepat dan sesuai dengan objek yang diteliti. Dalam menganalisis metafora peneliti menggunakan metode padan. Sudaryanto (dalam Kesuma2007:48) menyatakan bahwa, metode padan adalah metode analisis data yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Peneliti menggunakan metode padan otografis dalam penelitian ini.metode padan otografis adalah metode yang alat penentunya berupa bahasa tulisan.teknik yang digunakan adalah teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik Pilah Unsur Penentu (teknik PUP), yaitu teknik yang berupa alatnya berupa daya pilah yang bersifat mental dimiliki oleh penelitinya.sedangkan teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik Hubung Banding (teknik HB). Teknik Hubung Banding yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Hubung Banding Membedakan (teknik HBB) dan teknik Hubung Banding Menyamakan hal Pokok (teknik HBSP).

Adapun tahap yang dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut : 1.Menjelaskan secara umum yang terdapat pada data 2.Data diklasifikasin sesuai dengan jenisnya 3. Setiap data akan dicari definisi menggunakan kamus Nihongo Daijiten 4.Dari definisi tersebut akan dibandingkan, dan dicari perbedaan masing-masing dari data tersebut. 5. Setelah data tersebut dibedakan, akan dicari persamaannya. 6. Kemudian dari persamaan data tersebut, akan didapatkan makna dari data yaitu berupa makna leksikal. 7. Membuat kesimpulan. 1.7.3 Metode Penyajian Analisis Data Tahap terakhir yang dilakukan adalah memaparkan hasil penelitian penyajian hasil analisis data. Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu : penyajian formal dan penyajian informal (Sudariyanto, 1993:145) Penyajian formal adalah penyajian data dengan tanda-tanda atau lambang. Penyajian informal adalah penyajian data dengan mengunakan kata-kata biasa. Peneliti menggunakan penyajian analisis data secara formal dan informal dalam menyajikan hasil analisis data. 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan diperlukan untuk mempermudah penguraian masalah dalam suatu penelitian, agar cara kerja penelitian menjadi lebih terarah, runtut, dan

jelas. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini tersusun atas empat bab. Keempat bab itu adalah sebagai berikut: Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan : latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode dan teknik penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II merupakan landasan teori yang berisikan semantik, makna, gaya bahasa majas, metafora, jenis metafora, teori analisis metafora, dan metafora dalam bahasa Jepang. Bab III merupakan analisis data yang berisikan analisis jenis dan makna metafora dalam lirik lagu Kiroro. Bab IV merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.