II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia),

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. tergolong tanaman setahun, berbentuk perdu dari suku (famili), terong-terongan

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. kakao menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2010) adalah sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembibitan Jati. tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi m.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Tanaman Kakao 2.2. Morfologi Tanaman Kakao

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

TINJAUAN PUSTAKA. Sterculiaceae yang diusahakan secara komersial. Adapun sistematika tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAHAN METODE PENELITIAN

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PERTUMBUHAN TANAMAN CABE RAWIT

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom:

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisio: Spermatophyta, Sub divisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyeledone, Ordo: Malvales, Famili: Sterculiaceae, Genus : Theobroma, Species : Theobroma cacao L. Tanaman kakao yang berasal dari biji (generatif) memiliki akar tunggang tumbuh lurus ke bawah. Pada pertumbuhan awal, akar lateral (akar cabang ke samping) keluar di bawah leher batang, sedikit dibawah permukaan tanah. Pada tanaman dewasa akan muncul akar sekunder menyebar sekitar 12-20 cm dibawah permukaan tanah. Perkembangan akar dipengaruhi oleh struktur tanah, terutama berkaitan dengan air dan udara dalam tanah (Sunanto, 2004). Tanaman kakao mempunyai daun sederhana yang tumbuh secara berkala, ketika masih muda daun-daun tersebut peka terhadap intensitas cahaya matahari yang kuat, sehingga perlu diberi naungan. Tetapi pada saat daun kakao sudah tua, bibit kakao sudah memerlukan intensitas cahaya yang lebih tinggi sehingga naungan bisa dikurangi (Sastrahidayat, 2001). 2.2. Syarat Tumbuh Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki ph 6-7,5 tidak lebih tinggi dari ph 8 serta tidak lebih rendah dari ph 5, paling tidak 5

pada kedalaman 1 meter. Hal ini disebabkan terbatasnya kesedian hara pada ph rendah. ph tanah yang ideal bagi tanaman kakao adalah 5,6 samapai 7,3 (Fauzi, 2004). Bibit kakao sangat dipengaruhi oleh curah hujan, kelembaban dan sinar matahari. Untuk pertumbuhan yang optimal adalah dengan curah hujan minimum 10 mm/bulan (Sastrahidayat, 2001). Kelembaban yang tinggi diperlukan untuk berhasilnya pertumbuhan kakao yakni diatas 80%, akan tetapi bila tanah cukup menyediakan air maka kelembaban sekitar 40-50 % tidak merugikan bibit (Soerotani, 2005). Sinar matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit kakao, namun demikian bibit kakao dapat menyesuaikan diri dengan tingkat penyinaran yang tinggi, sepanjang penyedian air dan hara dalam tanah dalam keadaan cukup (Soerotani, 2005). Menurut (Wahyudi, 2009) menyebutkan, tanah yang cocok untuk tanaman kakao adalah yang bertekstur lempung liat (clay loam) yang merupakan perpaduan antara 50% pasir, 10-20% debu dan 30-40% liat. Tekstur tanah ini dianggap memiliki kemampuan menahan air yang tinggi dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Tanah dikatakan memiliki sifat fisik yang baik adalah jika mampu menahan air dengan baik, lebih tepatnya memiliki peredaran udara/aerasi dan penyediaan air/drainase tanah yang baik bagi pertumbuhan dan pernapasan/respirasi akar. 2.3. Jenis Kakao Kakao banyak jenisnya, dibedakan dua tipe yaitu: 1. Criollo: Criollo Amerika Tengah, Criollo Amerika Selatan.2. Forestero: Forestero Amazone, Trinitario. 6

Jenis Trinitario merupakan hasil persilangan alami dari Criollo Amerika Selatan dengan Forestero Amazone. Criollo adalah tipe tanaman kakao yang menghasilkan biji kakao kering bermutu tinggi dikenal dengan kakao mulia. Sedangkan Forestero adalah tipe kakao menghasilkan coklat kering dikenal dengan kakao Lindak. Bahan tanaman yang digunakan saat ini adalah Forestero Amazone. Karena produksinya tinggi dan cepat mencapai fase generatif (Siregar, dkk, 2002). 2.4. Perkecambahan Tanaman Kakao Benih kakao berasal dari biji bebas dari pulp yang melekat. Pulp menyebabkan tumbuhnya jamur dan serangan semut sehingga biji membusuk. Pembuangan pulp dengan abu dapur, dapat digunakan pasir tetapi resiko rusaknya kulit biji tinggi. Cara lain dengan merendam biji selama 20 menit di dalam air kapur (25 g/l air), digosok dengan menggunakan tangan lapisan pulp akan lepas (Susanto, 2004). Biji yang telah lepas dari pulp direndam dalam 1 % fungisida sistemik selama 5-10 menit untuk melindungi biji dari serangan jamur dan dapat dilakukan dengan menjemur biji. Penjemuran tidak sampai menyebabkan biji kriput. Kemudian biji dikeringkan ditempat sejuk sehingga kadar air dalam biji 40 %. Biji dikecambahkan di bedengan pendederan berisi media pasir setebal 20 cm, lebar bedengan menurut biji yang dideder dan disesuaikan dengan keadaan pembibitan. Media bedengan bebas dari gulma dan batuan. Bedengan diratakan, diberi penguat kayu, bambu, atau batu merah pada pinggir bedengan (Susanto, 2004). 7

Benih berkecambah pada umur 4-5 hari, tetapi benih yang belum berkecambah dapat dibiarkan 2-3 hari sebelum dibuang sebagai benih afkir. Tanda benih berkecambah adalah keluarnya calon akar sepanjang 1,5-2 mm. Bila benih berkecambah penutup goni dibuka dan pemeliharaan terus dilaksankan. Pemeliharaan benih meliputi penyiraman, penyemprotan insektisida dan fungisida. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore, kecuali bila curah hujan lebih dari 10 mm/hari (Siregar,dkk, 2002). 2.3. Pupuk Kompos Kulit Buah Kakao Menurut Departemen Pertanian (2004) produksi kakao Indonesia pada tahun 2002 sebesar 433.415 ton, apabila dilihat dari banyaknya produksi ini maka terdapat produk lain berupa limbah kulit buah kakao yang berpotensi mencemari lingkungan, akan tetapi dapat diatasi dengan penanganan dan teknologi yang tepat untuk dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Menurut Didiek dan Yufnal (2004) kompos kulit buah kakao mempunyai ph 5,4, N total 1,30%, C organik 33,71%, P2O50,186%, K2O 5,5%, CaO 0,23%, dan MgO 0,59%. Spillane (1995) mengemukakan bahwa kulit buah kakao dapat dimanfaatkan sebagai sumber unsur hara tanaman dalam bentuk kompos, pakan ternak, produksi biogas dan sumber pektin. Sebagai bahan organik, kulit buah kakao mempunyai komposisi hara dan senyawa yang sangat potensial sebagai medium tumbuh tanaman kakao. 2.4. Pupuk Organik AOS Amino dan Manfaatnya Pupuk organik Super Bokasi AOS Amino adalah diproses dari bahanbahan organik secara Enzimatis. AOS Amino mengandung unsur hara makro dan mikro, 19 Asam Amino, ZPT, dan Mikrobia. AOS Amino juga dapat 8

memperbaiki pertumbuhan pada sayuran, buah-buahan, bunga, biji-bijian, ternak, dan budidaya tanaman perkebunan. Manfaat AOS Amino sebagai berikut: 1. Memperbaiki struktur dan tekstur tanah dengan mengefektifkan penyerapan nutrisi pupuk. 2. Mempercepat pertumbuhan akar sehingga memperkuat tanaman. 3. Mencegah penyakit akar. 4. Memaju pertumbuhan akar, tunas, bunga dan buah. 5. Memperbesar ukuran daun sehingga memaksimalkan proses fotosintetis. 6. Memperpanjang umur produksi. 7. Memperbaiki kualitas buah dan umbi. 8. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit. 9. Mempercepat masa panen dan menghemat biaya produksi dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia. 9