BAB I PENDAHULUAN. Kata tunjuk atau pronomina demonstratif dalam bahasa Jepang disebut shiji

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK BAHASA INDONESIA. ABSTRAK BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Produk anime Jepang sukses dipasarkan ke

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. lambang tertentu ada yang dilambangkan maka yang dilambangkan adalah sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer

Bab 1. Pendahuluan. makhluk hidup selain manusia seperti binatang pun mempunyai sistem komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. serupa. Ragam bahasa menurut Pateda (1987:52) terbagi menjadi berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pria (danseigo) dan ragam bahasa wanita (joseigo). Sudjianto dan Dahidi

BAB I PENDAHULUAN. Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

PENGGUNAAN REFERENSI PRONOMINA DEMONSTRATIF PADA CERITA RAKYAT MAHOU HAKUSHI DAN HASHIRE MEROSU SKRIPSI OLEH AFIFAH MAIMUNAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. pembaca. Penikmat komik biasanya terdiri dari anak-anak, remaja bahkan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Kata kebudayaan berasal dari kata Sansakerta budhayah, yaitu bentuk jamak

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (Wijana, 1996:2). Menurut Yule, pragmatik adalah studi tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi namun juga media untuk melakukan tindakan dan cerminan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PEDAHULUAN. ujar (speech situations) yang meliputi unsur-unsur penyapa dan yang disapa,

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Adverbia yang menirukan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan adverbia yang

BAB I PENDAHULUAN. air berasal dari Negeri Sakura alias Jepang. Jenis-jenisnya pun beragam, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi khalayak agar bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan. Slogan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi utama untuk saling berinteraksi satu sama lain. Bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62)

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia saling berinteraksi satu sama lain

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda,

BAB 1 PENDAHULUAN. kedwibahasaan atau bilingualisme (bilingualism) (Jendra, 1991:85), sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam masyarakat kata bahasa sering digunakan dalam berbagai konteks

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari masyarakat. Dalam bahasa Indonesia contoh onomatope misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki kata sapaan yang berbeda-beda. Kata sapaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki gaya bahasa yang spesifik dan unik sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I iii PENDAHULUAN. pada makhluk lainnya dimuka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

AIZUCHI YANG DIGUNAKAN ANAK-ANAK DALAM FILM SAYONARA BOKUTACHI NO YOUCHIEN SKRIPSI OLEH: DINDA ZINUL MISRI NIM

BAB I PENDAHULUAN. makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun gramatikal (Chaer 2003:296).

BAB I PENDAHULUAN. komik. Komik berasal dari Jepang, dalam bahasa Jepang komik di kenal

BAB I PENDAHULUAN. bunyi yang arbitrer yang di gunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja

BAB I PENDAHULUAN. kekaguman dan penghargaan kepada sesuatu (dianggap baik, indah, gagah berani,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan memproduksi tuturan dengan tepat secara kontekstual

BAB I. PENDAHULUAN. digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya, hubungan tersebut terjalin karena adanya komunikasi.

Bab 1. Pendahuluan. Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis.

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hormat yang digunakan untuk membuat kata-kata menjadi lebih indah. Ciri dari

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya, tidak ada masyarakat negara lain yang memakai bahasa Jepang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata tunjuk atau pronomina demonstratif dalam bahasa Jepang disebut shiji daimeishi. Shiji daimeishi ini terdiri atas ko-so-a. Bentuk ko merujuk kepada sesuatu yang dekat dengan penutur (speaker) atau disebut kinshoo. Bentuk so merujuk kepada sesuatu yang dekat dengan lawan tutur disebut chuushoo. Lalu bentuk a merujuk sesuatu yang jauh dari penutur maupun dari lawan tutur disebut enshoo (Teramura, 1998:62). Bentuk penggunaan shijishi ko-so-a ada bermacammacam, tergantung dari apa yang dirujuknya seperti benda hidup, benda mati, tempat, atau waktu. Bentuk kata tunjuk orang diantaranya adalah kono hito (orang ini), aitsu (orang itu), kono kaban (tas ini), sonna kao (wajah yang seperti itu), dan sebagainya. Masing-masing dari bentuk shijishi yakni ko-so-a tersebut memiliki fungsi masing-masing tergantung dari objek yang ditunjuk. Mempertimbangkan keragaman shijishi dalam sistem bahasa Jepang yang terdiri dari 3 macam, yakni ko-so-a, penelitian ini terfokus pada penggunaan shijishi ko-so-a yang merujuk ke orang saja. Kata tunjuk yang digunakan untuk menunjuk orang disebut pronomina demonstrativ persona. Iori (dalam Nihon Bunpou Hando Bukku 2001: 518) memberi contoh penggunaan kata tunjuk orang: (1) 山田 : 昨日 吉田君に会ったよ 田中 : えっ その人誰? Yamada: Kinou, Yoshida-kun ni atta yo. Tanaka : Ee, sono hito dare? Yamada: Kemaren, (saya) bertemu dengan Yoshida. Tanaka : Ee, siapa orang itu? 1

Situasi: Yamada bercerita kepada Tanaka bahwa kemaren dia bertemu dengan Yoshida. Tanaka tidak tahu siapa orang yang dimaksud oleh Yamada. Bentuk sono hito adalah salah satu bentuk sopan dari penyebutan kata tunjuk untuk orang. Pada tuturan (1) yang menjadi penutur adalah Yamada, sedangkan lawan tuturnya adalah Tanaka. Sono hito digunakan oleh lawan tutur. Penggunaan so pada kata tunjuk orang sono hito dalam tuturan (1) di atas selain berfungsi untuk menunjukkan orang yang menjadi topik pembicaraan antara penutur dan lawan tutur, juga berfungsi untuk memberikan jarak baik secara psikis maupun psikologis terhadap topik tersebut. Lawan tutur tidak menggunakan kata tunjuk orang kono hito karena informasi tentang Yoshida sebagai orang yang ditunjuk tidak diketahui oleh lawan tutur. Begitu juga, apabila lawan tutur menggunakan kata tunjuk yang diawali dengan a, contohnya ano hito, maka penutur dan penutur sama-sama sudah mengetahui informasi tentang orang yang ditunjuk. Namun, lawan tutur pada tuturan di atas menggunakan kata tunjuk orang yang diawali dengan so karena ia tidak mengetahui orang yang sedang menjadi topik pembicaraan. Sehingga, karena ia tidak memiliki informasi tentang topik tersebut, maka ia memberikan jarak secara psikis dan psikologi. Penjelasan mengenai pemilihan kata tunjuk orang berdasarkan fungsi koso-a seperti contoh tuturan (1) di atas menjadi alasan peneliti untuk meneliti lebih jauh bagaimana penggunaan kata tunjuk orang dalam bahasa Jepang. Guna untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan anime Kuroko No Basuke sebagai sumber data penelitian. Selain ceritanya yang menarik, peneliti memilih serial anime Kuroko No Basuke sebagai sumber data penelitian karena pada anime ini terdapat banyak variasi penggunaan kata tunjuk orang yang dipakai oleh tokohtokoh yang terlibat ketika melakukan proses komunikasi. Istilah anime digunakan 2

untuk menyebutkan film animasi atau kartun dari Jepang. Kuroko No Basuke adalah sebuah judul anime yang bercerita tentang tujuh tokoh utama sebagai pemain basket jenius Sekolah Menengah Atas. Lima dari ketujuh pemain basket tersebut disebut sebagai Kiseki No Sedai (Generasi Keajaiban) ketika masih berada di Sekolah Menengah Pertama. Namun, ada satu orang lagi yang tidak begitu dikenal tetapi diakui oleh kelima anggota Kiseki No Sedai. Pemain keenam misterius, sang bayangan dari cahaya Kiseki No Sedai bernama Kuroko Tetsuya. Kuroko Tetsuya diceritakan bersekolah di SMA Seirin. Ia ingin mengubah pandangan dan pemikiran ke lima teman se-tim basketnya kala SMP dahulu bahwa permainan yang baik tidak selalu harus mencetak skor. Di SMA Seirin dia bertemu dengan Kagami Taiga yang selanjutnya akan menjadi sekutu-nya dalam proses pencapaian tujuan masing-masing. Kuroko bersekutu dengan niat menyadarkan para generasi Kiseki No Sedai bahwa permainan tim lebih penting dari pada permainan individual, sedangkan Kagami berniat mengalahkan semua anggota Kiseki No Sedai dan menjadi pemain terbaik diseluruh Jepang. Kuroko No Basuke pada awalnya berbentuk manga yang diluncurkan di Jepang pada bulan Desember tahun 2008. Dalam bahasa Jepang, manga memiliki defenisi buku cerita yang dilengkapi dengan gambar atau ilustrasi agar pembaca dapat mengerti dan mengetahui apa yang sedang terjadi didalam cerita. Manga Kuroko No Basuke yang diilustrasikan oleh Tadatoshi Fujimaki ini diserialisasikan oleh Weekly Shonen Jump. Dipublikasikan dalam bentuk tankoubon oleh Shueisha dengan volume pertama dirilis pada bulan April tahun 2009. Kemudian, manga Kuroko No Basuke diadaptasikan menjadi anime oleh Production I.G. 3

Peneliti tertarik mengkaji penggunaan kata tunjuk orang dalam anime Kuroko No Basuke dengan memakai teori sosiolinguistik karena manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang bersosialisasi dengan sesamanya. Dalam sosialisasi tersebut sadar maupun tidak sadar, dalam tindak komunikasinya manusia menggunakan kata tunjuk orang untuk menunjuk orang yang menjadi topik pembicaraannya. Abdul Chaer (2004:2) berpendapat bahwa sosiolinguistik adalah gabungan dari dua ilmu, yakni sosiologi dan linguistik. Intinya sosiologi itu adalah kajian yang objektif mengenai manusia di dalam masyarakat, mengenai lembagalembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat, sedangkan pengertian linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat. Kemudian, Sumarsono (2007:2) mendefinisikan sosiolinguistik sebagai linguistik institusional yang berkaitan dengan pertautan bahasa dengan orang-orang yang memakai bahasa itu. Untuk teori sosiolinguistik, peneliti memilih menggunakan teori SPEAKING oleh Dell Hymes untuk mengkaji konteks dari tuturan yang sedang berlangsung. Khususnya bagaimana konteks tuturan ketika kata tunjuk orang digunakan. Penjabaran tentang kata tunjuk orang dan teori sosiolinguistik di atas merupakan pusat dari kajian skripsi ini. Karena banyaknya ahli yang mengemukakan pendapat tentang kata tunjuk orang dan teori sosiolinguistik, peneliti hanya membatasi kajian data pada penelitian ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Ichikawa mengenai fungsi dari kata tunjuk ko-so-a dalam buku Shokyuu Nihongo Bunpo To Oshiekata No Pointo (2005) dan teori Kinsui dalam Nihongo Bunpou Serufu Masutaa Shiriisu 4: Shijishi (1989) tentang variasi dari 4

kata tunjuk orang dalam bahasa Jepang. Data yang telah dikumpulkan nantinya akan diteliti melalui pendekatan sosiolinguistik dengan teori SPEAKING oleh Dell Hymes. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah penggunaan kata tunjuk orang atau pronomina demonstratif persona dalam anime Kuroko No Basuke. 1.3. Batasan Masalah Supaya jelas dan terarah, maka penelitian diharapkan untuk memberi batasan masalah. Mengingat begitu banyak pendapat ahli tentang kata tunjuk orang dalam bahasa Jepang, maka penelitian ini hanya dibatasi pada teori yang dikemukakan oleh Ichikawa dan Kinsui sebagai acuan dalam penelitian kata tunjuk orang yang terdapat didalam seluruh episode pada season ke tiga anime Kuroko No Basuke karya Tadatoshi Fujimaki. Selanjutnya pembahasan konteks tuturan berdasarkan teori SPEAKING oleh Dell Hymes. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, melalui suatu rangkaian kerja dan prosedur analisis yang direncanakan, penelitian ini memiliki tujuan teoritis dan tujuan praktis. Terdapat satu tujuan teoritis dari penelitian ini, yakni menjelaskan penggunaan kata tunjuk orang dalam anime Kuroko No Basuke. Tujuan praktis dari penelitian ini adalah memberikan pemahaman kepada para pembaca untuk memahami makna dari sebuah karya sastra melalui teori kata 5

tunjuk orang. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk menambah pembendaharaan penerapan kata tunjuk orang dalam karya sastra. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat seperti: 1. Menambah sumbangan ilmu yang berkaitan dengan linguistik. 2. Menambah referensi pustaka bagi perkembangan ilmu linguistik di Jurusan Sastra Jepang Universitas Andalas. 3. Menambah pengetahuan peneliti tentang sosiolinguistik dan kata tunjuk orang. 1.6 Metode dan Teknik Penelitian Peneliti menggunakan metode kualitatif bersifat analisis deskriptif dalam penelitian ini. Menurut Mahsun (2007:90), metode kualitatif yang bersifat deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Ada tiga tahapan metode yang peneliti lakukan yakni: 1.6.1 Tahap Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002:110). Jumlah keseluruhan episode anime Kuroko No Basuke adalah 75 episode yang terbagi menjadi tiga season. Masing-masing season terdiri atas 25 episode. Namun, dalam dalam penelitian ini peneliti membatasi hanya akan meneliti seluruh episode yang terdapat pada season ke tiga saja. Pemilihan season ketiga sebagai data penelitian karena 6

pada season ini ditemukan banyaknya variasi kata tunjuk orang yang tidak peneliti temukan pada season pertama maupun season kedua. Langkah pertama yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan kata tunjuk orang di dalam anime Kuroko No Basuke dengan metode simak. Metode simak memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap (menyimak) serta teknik lanjutan (Mahsun, 2007:92-93 ). Teknik dasar dari metode simak yang peneliti gunakan adalah teknik sadap dengan menonton anime Kuroko No Basuke. Menyadap penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tulisan untuk mengambil data penggunaan kata tunjuk orang dalam anime Kuroko No Basuke. Teknik lanjutan yang peneliti gunakan terbagi dalam dua tahapan. Yang pertama adalah teknik SLBC (Simak Bebas Libat Cakap). Dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat langsung dalam penggunaan bahasa. Melainkan hanya sebagai penyimak penggunaan bahasa dalam anime Kuroko No Basuke. Tahapan kedua pada teknik lanjutan adalah teknik catat. Pada tahapan ini peneliti melakukan pencatatan atas penggalan percakapan yang sebelumnya sudah disimak. 1.6.2 Tahap Penganalisaan data Data yang telah terkumpul kemudian diidentifikasi apakah sesuai dengan kebutuhan tujuan penelitian. Dilanjutkan dengan klasifikasi data sesuai dengan kategori. Pengklasifikasikan data menggunakan metode padan pragmatis oleh Djajasudarma (1993:58). Metode padan pragmatis digunakan untuk mengidentifikasi, misalnya satuan kebahasaan menurut reaksi atau akibat yang timbul pada lawan tutur ketika si penutur menuturkan satuan kebahasaan. 7

Teknik yang digunakan adalah teknik pilah unsur penentu (PUP) yaitu menemukan unsur penentu dalam tuturan. Unsur penentu yang dimaksudkan yaitu berupa daya pilah pragmatis yang menggunakan mitra tutur sebagai penentu dan penjenisan kalimat ditentukan berdasarkan reaksi mitra tutur. 1.6.3 Tahap Penyajian Hasil Analisis Data Metode penyajian hasil analisis data didalam penelitian ini menggunakan metode informal dengan memaparkan analisis dalam bentuk kata-kata biasa. Data disajikan dalam bentuk deskriptif berbentuk laporan hasil penelitian, memaparkan masalah yang terdapat dalam rumusan masalah, menyajikan secara terperinci, lalu menginterpretasikan dan menyajikan kesimpulan yang didapatkan dari penelitian. 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini terbagi menjadi empat bab. Bab 1 Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode dan teknik penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Bab 2 berisi penjelasan mengenai landasan teori. Bab 3 Analisis data dan pembahasan mengenai kata tunjuk orang dalam anime Kuroko No Basuke menggunakan analisa SPEAKING Dell Hymes. Bab 4 terdiri dari penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran mengenai penelitian yang telah dilakukan. 8