TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

ACARA 3. KELEMBAGAAN !! Instruksi Kerja : A. Aspek Kelembagaan

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INDEKS. biofuel 63, ceteris paribus 164 constant return to scale 156, 166

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

KELEMBAGAAN AGRIBISNIS PADA BERBAGAI TIPE DESA

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

BAB II. KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POLA PENGEMBANGAN KOMODITI JAGUNG HIBRIDA. di KAB. SUMBA TIMUR

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PROGRAM PENGEMBANGAN TEBU RAKYAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN

BAB 1 PENDAHULUAN

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sangat luas dan sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 PROSPEK PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF (BIOFUEL)

Faktor Produksi Tenaga Kerja dalam Usahatani

BAB IV BENTUK DAN JENIS KOPERASI DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan ekonomi yang sangat penting dalam percaturan dunia. Ini bukanlah

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. 1. Baik pada daerah dataran rendah maupun dataran tinggi, rendahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

PROGRAM REHABILITASI KARET DI PROVINSI JAMBI : UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

SISTEM AGRIBISNIS SUMARDJO. Departemen SOSEK-Faperta IPB. 1. Agribisnis Sebagai Suatu-Sistem

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

nilai ekonomis cukup tinggi dalam dunia perdagangan (Ruaw, 2011). Kelapa merupakan komoditi strategis karena perannya yang besar sebagai sumber

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL I. PENDAHULUAN

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Koperasi Unit Desa (KUD) Pembangunan masyarakat di perdesaan turut mempercepat tingkat kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan berdasarkan swadaya masyarakat desa. Untuk itu perlu digerakkan potensi rakyat di desa desa. Usaha tersebut mencakup berbagai lapangan pembangunan pertanian, perikanan, peternakan dan kerajinan (Chaniago dan Sirodjudin, 1994). Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi pertanian dan kehidupan rakyat di daerah perdesaan pemerintah menganjurkan pembentukan KUD. Keberadaan KUD dan bangkitnya ekonomi desa dapat mewujudkan masyarakat desa yang maju dan sejahtera dan berkeadilan sosial. Sesungguhnya KUD sebagai wadah pusat pelayanan kegiatan perekonomian perdesaan harus didirikan serta dikembangkan dengan perhitungan dan pertimbangan ekonomis yang membutuhkan pemikiran yang jauh ke depan (Widiyanti dan Sunindhia, 1992). KUD (Koperasi Unit Desa) tugasnya tidak hanya terbatas pada satu bidang kegiatan, melainkan meliputi tugas tugas meningkatkan produksi, membimbing pengolahan hasil produksi, pemasaran produksi secara terpadu, mengusahakan kredit untuk memperlancar usahataninya dan sebagainya (Kartasapoetra, dkk 2001). Dalam menjalankan tugasnya untuk membina anggota, KUD juga bekerjasama dengan penyuluh pertanian. Peranan KUD dalam penyuluhan pertanian dapat dilihat dari program BIMAS. Menurut Kepres RI. Nomor 62/1983 18

BIMAS (Bimbingan Massal) merupakan perangkat terpadu dari kegiatan penyuluhan pertanian disertai dengan penyediaan sarana produksi dan kredit untuk meningkatkan produksi pertanian melalui intensifikasi pertanian dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya (Mardikanto, 1992). Penyuluhan Usahatani Kelapa Sawit Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya agar mereka mau dan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Sebagai pendidikan non formal, penyuluhan pertanian mempunyai potensi yang besar untuk mempeluas jangkauan pendidikan bagi masyarakat perdesaan karena terbatasnya pendidikan formal yang ada sehingga dapat meningkatkan produktifitas serta kualitas usahatani dalam meningkatakan usahatani petani (Mardikanto, 1992). Koperasi Indonesia dalam rangka pembangunan ekonomi dan perkembangan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, berperan dan bertugas untuk mempersatukan, mengarahkan, membina dan mengembangkan potensi, daya kreasi, daya usaha rakyat untuk meningkatkan produksi dan mewujudkan tercapainya pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata (Kartasapoetra, dkk 2001). KUD sebagai lembaga perekonomian bangsa harus dapat menjadi pendidik dan pembina masyarakat perdesaan. KUD harus pula melibatkan daya pikir masyarakat karena rakyat masih terpaut pada kehidupan dan pemikiran tradisional. Dengan kata lain KUD harus mampu mengubah pola pikir masyarakat perdesaan untuk lebih maju (Widiyanti dan Sunindhia, 1992). 19

Petani yang bergabung dalam KUD (Koperasi Unit Desa) dan yang mengelola agribisnis terbukti tingkat kesejahteraannya lebih baik karena KUD telah dapat menimbulkan kegiatan kerja untuk meningkatkan produksi, kemudian para petani dibimbing untuk mengelola lebih lanjut hasil pertanian itu sehingga menjadi komoditi pertanian yang harganya dapat lebih tinggi. Pemasaran dilakukan melalui KUD dengan harga yang layak sehingga memperoleh pendapatan yang lebih besar yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Kartasapoetra, dkk 2001). Sarana Produksi Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman tropis penghasil minyak nabati yang hingga saat ini diakui paling produktif dan ekonomis dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Minyak kelapa sawit akan menjadi komoditas andalan Indonesia dan merupakan sumber devisa Negara yang tidak akan pernah kalah bersaing di pasar bebas karena kelapa sawit memiliki karakter yang khas yaitu hanya dapat dikembangkan di daerah tropis sehingga tidak semua negara dapat mengembangkannya (Mustafa, 2004). Dalam peningkatan produksi pertanian salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan adalah penggunaan sarana produksi. Penggunaan sarana produksi yang sesuai dan tepat akan memberikan dampak yang sangat baik terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Adapun sarana produksi yang dibutuhkan antara lain bibit yang unggul, pupuk yang sesuai, pestisida dan alat alat pertanian lainnya (Setyamidjaja, 1991). 20

Keberhasilan suatu usahatani kelapa sawit antara lain ditentukan oleh faktor bahan tanaman atau bibit yang memiliki sifat sifat unggul. Bibit yang unggul akan menjamin suatu pertumbuhan yang baik dan tingkat produksi yang tinggi apabila perlakuan dilakukan secara optimal. Adapun ciri ciri bibit kelapa sawit yang layak untuk ditanam adalah memiliki warna radikula kekuning kuningan sedangkan plumula keputih putihan, ukuran radikula lebih panjang dari plamula, pertumbuhan radikula dan plumula lurus dan berlawanan arah (Yan, 2007). Selain bibit, para petani juga membutuhkan pupuk, obat obatan. Perlindungan tanaman kimiawi sejak proses modernisasi pertanian di negara yang sedang berkembang melalui revolusi hijau dimulai telah sangat tergantung pada kedua jenis sarana produksi pertanian tersebut (Soetrisno, 1999). Pupuk merupakan sumber unsur hara utama yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi tanaman. Setiap unsur hara memiliki peranan masing masing dan dapat menunjukkan gejala tertentu apabila ketersediaannya kurang. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar pemupukan efisien dan tepat sasaran adalah meliputi penentuan jenis pupuk, dosis pupuk, waktu dan frekwensi pemupukan serta pengawasan mutu pupuk (Yan, 2007). Pemberantasan terhadap gulma, hama dan penyakit juga merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usahatani kelapa sawit. Akibat yang ditimbulkannya sangat besar, seperti penurunan produksi bahkan kematian. Pemberantasan yang dilakukan dapat secara mekanis, biologis misalnya memelihara predator alami, dan kimiawi yaitu dengan menggunakan obat obatan (Yan, 2007). 21

Landasan Teori Dasar hukum keberadaan koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 dan UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 antara lain dikemukakan:...perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Sedangkan menurut pasal 1 UU No.25 1992, yang dimaksud dengan koperasi adalah : badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (Baswir, 1997). Undang Undang tentang pokok pokok perkoperasian (UU No.12 Tahun 1967) yang menyebutkan bahwa koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial yang beranggotakan orang orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Watak perekonomian koperasi memungkinkan koperasi tampil sebagai lembaga ekonomi dalam masyarakat yang kelak mampu melakukan peranan ekonomi sebagai berikut: Koperasi memudahkan sistem tata niaga yang memungkinkan peningkatan efisiensi perdagangan dengan cara mendidik para anggotanya untuk menjadi konsumen yang kritis dan efisien serta tidak terpengaruh oleh iklan yang menjurus kepada pemborosan. Selain itu dengan manajemen yang terbuka koperasi mendidik semua unsur dalam koperasi untuk bersikap terbuka baik dalam rencana rencana, kegiatan kegiatan, dan laporan laporan yang dilakukannya. (Direktorat Penyuluhan Koperasi, 1984) 22

Distribusi Sarana Produksi Koperasi pertanian adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari petani pemilik tanah, penggarap, buruh tani, dan orang orang yang berkepentingan serta mata pencahariannya berhubungan dengan usaha pertanian yang bersangkutan. Adapun usaha usaha yang dapat dilakukan oleh koperasi pertanian antara lain: 1. Mengusahakan pembelian bibit, pupuk, obat obatan dan alat alat pertanian. 2. Mengolah hasil pertanian dari tingkat bahan mentah menjadi barang jadi. 3. Memberi perkreditan bagi yang memerlukan untuk keperluan produk pertanian supaya terhindar dari system ijon. 4. Mendidik petani berorganisasi secara koperatif untuk mengatasi kesulitan. ( Firdaus dan Susanto, 2002). Koperasi pertanian dapat mewadahi para petani untuk memenuhi kebutuhannya terutama untuk kepentingan usahataninya. Koperasi pertanian dapat juga memenuhi kebutuhana para petani untuk mendapatkan informasi pertanian yang penting demi kelangsungan usahataninya. Sebagai organisasi ekonomi, Koperasi Unit Desa (KUD) dibina dan dikembangkan agar mampu melayani kebutuhan anggotanya dan menjadi organisasi perdesaan yang mandiri (Mardikanto, 1992). Usaha yang dilakukan KUD yaitu memberikan bantuan di segala bidang pertanian untuk meningkatkan perekonomian anggotanya antara lain: 1. Meningkatkan pengadaan pangan bagi rakyat, sehubungan dengan itu KUD menyalurkan bibit bagi para petani. 2. KUD sebagai penyalur pupuk dan obat obat pembasmi hama. 23

3. KUD berusaha agar para petani menjadi anggota yang baik membiasakan hidup hemat, menjadi gemar menabung dan mengatur modal pinjaman untuk meningkatkan usaha (Chaniago dan Sirodjudin, 1994). Masalah yang dihadapi koperasi Indonesia pada hakekatnya timbul dari suasana lingkungan tersebut yang secara langsung mempengaruhi keadaan intern lembaga koperasi. Besar kecilnya persoalan yang dihadapi dengan sendirinya tergantung pada kekuatan koperasi itu sendiri dalam arti ketahanan koperasi terhadap lingkungan dipengaruhi oleh kekuatan dan kelemahan koperasi itu sendiri. Pengaruh tersebut akan berbeda dirasakan oleh masing masing koperasi (Afifuddin, 1997). Kegiatan KUD dalam meningkatkan produktivitas pertanian erat berkaitan dengan kegiatan penyuluhan pertanian. Hal ini dapat dilihat dari hubungan kerjasama antara KUD dengan penyuluh pertanian Lapangan (PPL). Penyaluran kredit dan sarana produksi oleh KUD kepada petani merupakan rangkaian kegiatan penyuluhan pertanian. PPL menganjurkan penggunaan teknologi baru kepada para petani. Seiring dengan itu, KUD menyediakan dan menyalurkan sarana produksi untuk petani (Mardikanto, 1992). Pembangunan masyarakat desa dapat dilaksanakan melalui proses pendidikan yang mempunyai tujuan meningkatkan standart kehidupan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan, dan terjalinnya kerjasama dan gotong royong ke arah tercapainya masyarakat pedesaan yang mandiri. Pembinaan masyarakat pedesaan itu melibatkan lembaga lembaga baik dari pihak pemerintah, pihak swasta dan pihak masyarakat tani (Mardikanto, 1992). 24

Petani tidak mempunyai kemampuan sendiri untuk mengolah usahataninya. Oleh karena itu bantuan dari luar sangat diperlukan baik secara langsung dalam bentuk bimbingan dan pembinaan usaha, maupun dalam secara tidak langsung dalam bentuk insentif yang dapat mendorong petani menerima hal hal baru, mengadakan tindakan perubahan (Tohir, 1991). Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya agar mereka mau dan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Dalam menjalankan tugasnya untuk membina anggota, KUD juga bekerjasama dengan penyuluh pertanian (Mardikanto, 1992). Penggunaan Sarana Produksi Dalam menunjang keberhasilan agribisnis, maka tersedianya bahan baku pertanian secara kontinu dalam jumlah yang tepat sangat diperlukan. Tersedianya produksi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain macam komoditi, luas lahan, tenaga kerja, modal, manajemen dan iklim. Besar kecilnya produksi juga sangat dipengaruhi oleh kondisi setempat mengingat sifat pertanian yang adaptasinya tergantung pada kondisi setempat (Soekartawi, 2002). Dalam setiap jenis usahatani selalu terdapat hubungan antara input(masukan) dan output (hasil). Hubungan ini sering disebut hubungan fungsional antara input dan output, yang merupakan landasan utama dari rencana pengelolaan dan anggaran dari usahatani (Tohir, 1991). Keberhasilan suatu usahatani perkebunan kelapa sawit antara lain ditentukan oleh faktor bahan tanaman atau bibit yang memiliki sifat sifat unggul. Bibit yang unggul akan menjamin suatu pertumbuhan yang baik dan tingkat 25

produksi yang tinggi apabila perlakuan dilaksanakan secara optimal. Penyeleksian bibit dimaksudkan agar bibit tahan terhadap hama dan prnyakit serta memiliki produktivitas yang tinggi. Penggunaan bibit yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akan menurunkan produksi kelapa sawit (Yan, 2007). Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produksi tanaman kelapa sawit. Jarak tanam optimal adalah 9 meter. Dari hasil penelitian, susunan dengan bentuk segitiga sama sisi merupakan yang paling ekonomis karena populasi tanaman mencapai 143 pohon per hektar (Yan, 2007). Pemupukan memegang peranan penting dalam meningkatkan produksi pertanian, sebab tanah yang dipupuk akan menaikkan hasil panen. Untuk itu pupuk yang sering dipakai adalah nitrogen (N), phospat (P), dan kalium (K). Untuk meningkatkan produksi tanaman, maka salah satu usaha yang ditempuh adalah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Pemberian pupuk yang tepat jenis, dosis, waktu dan cara akan meningkatkan produksi tanaman (Mustafa, 2004). Pemberian pupuk pada tanaman kelapa sawit harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya daya serap akar tanaman, cara pemberian, waktu pemberian serta jenis dan dosis pupuk. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan umur tanaman, jenis tanah dan waktu pemberiannya. Secara umum, dosis pemupukan untuk tanaman menghasilkan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. 26

Tabel 1. Penggunaan pupuk untuk tanaman menghasilkan. Jenis pupuk Dosis (kg/pohon) Frekwensi pemberian (kali per tahun) UREA 0,75-1,5 2x TSP 0,5-1 2x MOP 0,75-1 2x Kiesrite/Dolomit 0,25-0,75 2x Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 1993 Pemberantasan hama dan penyakit adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam budidaya kelapa sawit. Akibat yang ditimbulkan sangat besar, seperti penurunan produksi bahkan kematian tanaman. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida maupun obat obatan sesuai dengan gejala yang timbul (Mustafa, 2004). Kerangka Pemikiran KUD merupakan suatu lembaga yang mempunyai tugas dalam berbagai bidang yang meliputi meningkatkan produksi pertanian, membina anggota untuk meningkatkan usahataninya, dan pendistribusian sarana produksi pertanian. Kehadiran KUD sebagai lembaga perekonomian nasional memiliki sasaran inti untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat negara umumnya dan sosial ekonomi anggota koperasi khususnya. Dengan hadirnya KUD diharapkan dapat meningkatkan produksi anggotanya. Salah satu tugas dari KUD yakni menyediakan sarana produksi yang dibutuhkan oleh anggotanya. Dengan tersedianya sarana produksi seperti bibit unggul, pupuk, obat obatan yang dibutuhkan dalam usahatani kelapa sawit di KUD (Koperasi Unit Desa) diharapkan memberikan dampak yang nyata terhadap produksi anggota koperasi yaitu meningkatnya produksi anggotanya. 27

Pendidikan yang rendah dan budaya yang turun menurun menjadi faktor yang tidak kalah pentingnya. Untuk itu sangat diperlukan pembinaan yang dapat membantu petani dan keluarganya dalam meningkatkan perekonomian mereka. Dalam pelaksanaan peranannya, KUD (Koperasi Unit Desa) perlu mengadakan pendekatan kepada petani kelapa sawit. Pendidikan ataupun pembinaan yang diberikan KUD berupa penyuluhan terhadap usahatani anggota baik dalam budidaya kelapa sawit, penggunaan sarana produksi dan pemasaran hasil produksi dapat mengubah pola pikir anggotanya menjadi lebih maju sehingga produksi kelapa sawit anggota KUD meningkat. Pendistribusian sarana produksi oleh KUD harus sesuai dengan yang diharapkan oleh para anggotanya baik dari segi jumlah, kualitas, harga dan waktu sehingga dapat meningkatkan produksi kelapa sawit anggotanya dan meningkatnya perekonomian anggotanya. Selain itu, KUD juga harus bersikap adil dalam menyalurkan sarana produksi yang dibutuhkan para anggotanya. KUD harus dapat menyalurkan sarana produksi secara merata sesuai dengan kebutuhan anggotanya sehingga dapat mempengaruhi produksi petani yaitu dengan meningkatnya produksi kelapa sawit anggotanya. 28

KUD Distribusi Sarana Produksi: Bibit Pupuk Obat obatan Penyuluhan -Penggunaan sarana produksi -Budidaya kelapa sawit -Pemasaran Dll Petani Kelapa Sawit Produksi Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran, Pengaruh koperasi dalam ketersediaan sarana produksi dan penyuluhan terhadap produksi kelapa sawit. Ket: : Ada pengaruh 29