Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari)

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Graf Terhubung untuk Menentukan Klasifikasi Sidik Jari

ANALISA HASIL PERBANDINGAN IDENTIFIKASI CORE POINT PADA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE DIRECTION OF CURVATURE DAN POINCARE INDEX

Penggunaan Graf dalam Pengklasifikasian Sidik Jari

Aplikasi Graf untuk Mengidentifikasi Sidik Jari

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE MINUTIAE

Arga Wahyumianto Pembimbing : 1. Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT 2. Christyowidiasmoro, ST., MT

Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Skeletonization

Penggunaan Pencocokan Graf Pada Pengolahan Citra

PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS SCALED CONJUGATE GRADIENT

Pemisahan Objek-Objek Berbasis Region pada Citra Digital dengan Metode Normalized Cuts

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) BERBASIS ALGORITMA GENETIKA

Verifikasi Sidik Jari Menggunakan Pencocokan Citra Berbasis Fasa Dengan Fungsi Band-Limited Phase Only Correlation (BLPOC)

UNIVERSITAS INDONESIA KLASIFIKASI SIDIK JARI DENGAN MENGGUNAKAN TEORI GRAF TESIS NURMA NUGRAHA

DETEKSI KEMIRINGAN ALUR POLA SIDIK JARI DENGAN HAMMING NET SEBAGAI DASAR KLASIFIKASI

KLASIFIKASI CITRA SIDIK JARI DENGAN METODE TEMPLTE MATCHING

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

Pengaplikasian Graf dalam Analisis Forensik

Descriptor Clustering SURF for Bag of Visual Words Representation in Fingerprint Images Using K-MEANS and Hierarchical Agglomerative Clustering

BAB II TINJUAN PUSTAKA

Deteksi Citra Sidik Jari Terotasi Menggunakan Metode Phase-Only Correlation

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang... 1

REVIEW ALGORITMA PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN PENCOCOKAN CITRA BERBASIS FASA UNTUK SIDIK JARI KUALITAS RENDAH

Penggunaan Autentifikasi Sidik Jari untuk Pengamanan Transaksi ATM (Automated Teller Machine)

Aplikasi Graf pada Deskripsi Sistem Lokalisasi Robot Humanoid dengan Metode Monte Carlo Localization dan K Means Clustering

PENGENALAN POLA MARGINS TULISAN TANGAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTER SESEORANG MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

DETEKSI MARKA JALAN DAN ESTIMASI POSISI MENGGUNAKAN MULTIRESOLUTION HOUGH TRANSFORM

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

Pembentukan Vektor Ciri Dengan Menggunakan Metode Average Absolute Deviation (AAD)

Pengukuran Blok Window Terbaik Berdasarkan MSE...

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA :38:54

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra

Perancangan Perangkat Lunak untuk Ekstraksi Ciri dan Klasifikasi Pola Batik

IMPLEMENTASI ALGORITMA FRACTAL NEIGHBOUR DISTANCE UNTUK FACE RECOGNITION

Kata kunci : Pemilihan gambar, Pencocokan Graph

STEGANALISIS CITRA DIGITAL BERBASIS DISCRETE COSINE TRANSFORM DENGAN MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

Penggunaan Sidik Jari dalam Algoritma RSA sebagai Tanda Tangan Digital

Klasifikasi Karakter Tulisan Tangan berdasarkan pola segmen

Pengenalan Plat Nomor Mobil Menggunakan Metode Learning Vector Quantization

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Contoh-contoh graf

Pengantar Pengolahan Citra. Ade Sarah H., M. Kom

PENERAPAN ALGORITMA EFFICIENT RANDOMIZED UNTUK MENGHITUNG JUMLAH KOIN DAN BOLA ABSTRAK

DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ. Muhammad Imron Rosadi 1

2. Tahapan Penelitian pemahaman merupakan awal proses penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis

PENGENALAN POLA SIDIK JARI

Algoritma Vertex Cover dan Aplikasinya

ALGORITMA PENGIDENTIFIKASIAN SIDIK JARI BERDASARKAN PRINSIP PENCOCOKAN GRAF

PENGEMBANGAN HEURISTIK DIFERENSIAL TERKOMPRESI UNTUK ALGORITMA BLOCK A*

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA SEGMENTASI

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

IDENTIFIKASI SIDIK JARI DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR MINUTIA

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

CS3214 Pengolahan Citra - UAS. CHAPTER 1. Pengantar Pengolahan Citra

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL

ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM

REGRESI ROBUST UNTUK MENGATASI OUTLIER PADA REGRESI LINIER BERGANDA. Isma Hasanah

Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna

PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto

Muhammad Nasir. Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km Lhokseumawe

SISTEM IDENTIFIKASI POSISI PELAT NOMOR KENDARAAN SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN HOUGH TRANSFORM

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di

Penerapan Algoritma BFS dan DFS dalam Mencari Solusi Permainan Rolling Block

Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio

Terapan Graf dalam Proses Pencocokkan Sidik Jari

BAB III METODE PENELITIAN

(M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR

EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH. Oleh: Kholistianingsih

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI METODE MINUTIAE EXTRACTION DAN TEMPLATE MATCHING UNTUK KLASIFIKASI SIDIK JARI

Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN)

IDENTIFIKASI PENYAKIT LEUKIMIA AKUT PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS

EKSTRAKSI GARIS PANTAI MENGGUNAKAN HYPSOGRAPHY TOOLS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Pengolahan Citra INTERACTIVE BROADCASTING. Yusuf Elmande., S.Si., M.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

PERBANDINGAN ALGORITMA TEMPLATE MATCHING DAN FEATURE EXTRACTION PADA OPTICAL CHARACTER RECOGNITION

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

PENGELOMPOKKAN PERFORMA AKADEMIK MAHASISWA BERDASARKAN INDEKS PRESTASI MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING

Pengembangan Heuristik Diferensial Terkompresi untuk Algoritma Block A*

METODOLOGI PENELITIAN

Algoritma Interpolasi Citra Berbasis Deteksi Tepi Dengan Directional Filtering dan Data Fusion

Implementasi Algoritma Runut Balik dalam Pengenalan Citra Wajah pada Basis Data

Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T.

Transkripsi:

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari) Amalfi Yusri Darusman Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, jalan Ganesha 10 Bandung, email : if17023@students.if.itb.a.c.id Abstrak Metoda pengenalan sidik jari atau fingerprint recognition yang efisien sangat diperlukan, misalnya untuk database penduduk, keamanan, dan lain-lain. Pada makalah ini akan dibahas metoda pendekatan structural, yaitu dengan mengubah bentuk pencitraan gambar ke bentuk graf, dengan cara mengelompokkan gambar arah dari garis sidik jari yang sama menjadi sebuah daerahdaerah yang besar. Pada makalah ini akan dijelaskan tentang proses pengenalan sidik jari atau fingerprint recognition dengan menggunakan graf berarah dan graf berbobot. Dengan menggunakan beberapa parameter dan perhitungan maka akan dapat diestimasi pengenalan sidik jari dengan tingkat keakuratan yang cukup tinggi. Dibutuhkan pula bantuan pencitraan gambar untuk realisasi dari teori implementasi ini, namun yang dijelaskan di makalah ini adalah implementasi pengenalan sidik jari dengan menggunakan teori graf, bukan proses secara lengkap namun akan dijelaskan sedikit. Kata Kunci : pengenalan sidik jari, graf Abstract Efficient methods of fingerprint recognition systems are very important for database, security et cetera. In this paper, will be explained a method that uses structural approach to compare the equalness between 2 fingerprint images, which are transform digital images into a graph. There are parameters and calculations required to estimate the equalness. Keywords : fingerprint recognition, graph I. PENDAHULUAN Pada dasarnya proses pengenalan sidik jari atau fingerprint recognition adalah menyamakan gambar digital dari sidik jari seseorang dengan gambar digital dari sebuah database sidik jari. Apakah akan timbul 1 ambiguitas antara sidik jari orang yang satu dengan orang yang lain? Hal ini tidak mungkin terjadi karena pada dasarnya sidik jari [1]: 1. Tidak ada sidik jari yang sama 2. Sidik jari tidak dapat diubah 3. Merupakan sistem pengenalan yang unik Melanjutkan proses dasar dari fingerprint recognition, proses sebenarnya adalah mengekstrak karakteristik penting dari sebuah gambar digital sidik jari menjadi parameter-parameter pembanding lalu dibandingkan dengan parameter-parameter lain sehingga dapat diuji kesamaannya. Tentunya berbagai metoda digunakan untuk masalah pengenalan sidik jari ini namun tingkat efisiensinya tidak 100 %. Metoda yang banyak digunakan adalah menyamakan gambar digital fingerprint dengan database yang sangat banyak. Dengan metoda tersebut maka gambar digital yang diuji disamakan dengan seluruh gambar digital lain yang terdapat di database.tentu saja metoda tersebut membutuhkan waktu yang lama dan perhitungan yang sangat banyak. Oleh karena itu, dibuatlah berbagai alternative algoritma pengenalan sidik jari sehingga membutuhkan waktu yang lebih sedikit dan lebih efisien. Sebuah sidik jari terdiri dari garis-garis sidik jari yang merupakan kumpulan garis yang sejajar yang banyak dan sebagian ada yang bersudut atau berpotongan. Yang berpotongan ini disebut minutiae[2]. Banyak juga dari berbagai sistem pengenalan sidik jari menggunakan minutiae sebagai bahan utama parameter pembanding, namun tetap saja tidak menghasilkan solusi yang akurat karena sebuah sidik jari pasti memiliki noise atau bentuk garis yang tidak mulus, tentu saja mengurangi keakuratan sistem tersebut. Selain minutiae, ada juga karakteristik lain

Sangat dibutuhkan sebuah metoda pengenalan yang mampu bekerja secara efisien dan cepat. Pada metoda pengenalan yang terdapat di makalah ini, menggunakan Directional Images daripada menggunakan kesamaan (core dan delta) sebagai parameter untuk menguji kesamaan. Directional Images atau arah dari gambar atau gambar berarah adalah matriks diskrit yang mengandung elemenelemen yang menunjukkan arah dominan dari garis sidik jari. Pada makalah ini, selanjutnya akan dijelaskan mengenai proses pengenalan sidik jari tersebut. dari sidik jari yaitu kesatuan yang terdiri dari 2 parameter yaitu core dan delta. Gambar 1 titik-titik minutiae, titik biru adalah yang bersudut, sedangkan titik hijau adalah yang saling berpotongan Sudah tentu algoritma pengenalan sidik jari dengan metoda yang menggunakan Directional Images sebagai parameter pembandingnya juga sudah tidak sedikit. Pada umumnya digunakan perhitungan 8 arah untuk komputasi pengenalan sidik jari, namun untuk algoritma pada makalah ini dibuat sebuah Super Graph yang menyatakan komputasi dengan menggunakan perhitungan 4 arah sehingga membutuhkan waktu yang lebih cepat dan efisien, karena semakin banyak arah perhitungan yang digunakan maka semakin banyak proses penyamaan yang dilakukan maka semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan. Setelah proses Directional Imaging dilakukan, untuk menangani noise, maka akan didapatkan sebuah gambar berupa segmen-segmen besar dari masingmasing garis yang berarah sama yang memiliki warna yang berbeda sehingga dapat dibedakan daerah domain masing-masing garis berarah. Pada gambar 3 terdapat hasil Directional Imaging yang menggunakan perhitungan 4 arah dan 8 arah. Gambar 2 Core dan Delta Ada 2 pendapat mengenai core, yang pertama menyatakab bahwa core adalah lekukan pada garis sidik jari sehingga berubah arah, yang kedua adalah titik tengah sidik jari, namun keduanya merujuk pada hal yang sama. Delta adalah persimpangan dari beberapa garis. II. Perhitungan dan Segmentasi pada Directional Imaging Gambar 3 2

Gambar hasil keluaran proses dengan menggunakan perhitungan 4 arah W N adalah berat dari masing-masing simpul dan R i adalah area yang ada pada Directional Images. Adapun berat sisi memperhatikan 3 parameter yaitu : 1. p yaitu perbatasan antara 2 buah area dalam Directional Images yang dihubungkan oleh sisi 2. d adalah jarak antara 2 buah simpul yang dihubungkan dengan sisi 3. v adalah perbedaan fase atau arah antara 2 area dalam Directional Images Sehingga dapat ditulis berat sisi adalah : W e = p d v Gambar 4 Sehingga dapat digambarkan simpul-simpul sebagai pusat massa dan sisi yang menghubungkannya sebagai berikut : Gambar hasil keluaran proses dengan menggunakan perhitungan 8 arah Pada gambar 3 dan 4 dapat dilihat perbedaan hasil dari proses Directional Imaging. Dengan menggunakan 8 Directional Computing akan membutuhkan perhitungan dan penyamaan yang lebih banyak sehingga membutuhakan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan 4 Directional Computing. III. Membuat Graf terhubung Dengan menggunakan hasil keluaran proses sebelumnya yaitu Directional Imaging, dapat dibuat sebuah graf terhubung yang merepresentasikan hubungan antar segmen gambar berarah. Dengan demikian sekarang terdapat beberapa simpul dan sisi dari gambar tersebut. Pada metoda ini digunakan parameter lain selain simpul dan sisi yaitu bobot simpul dan bobot sisi, sehingga jika dituliskan. Graf G terdiri dari simpul V, sisi E, bobot simpul µ dan bobot sisi Ω. Adapun beberapa parameter lain yaitu titik berat (pusat massa) dari segmen, arah dari elemen segmen, area dari segmen, jarak antar titik berat (pusat massa) dan batas dari tiap segmen. Graf yang digunakan pada makalah ini menggunakan informasi parameter di atas. Dengan menggunakan parameter-parameter tersebut didapatkan beberapa parameter lain yang penting seperti berat simpul dan berat sisi. Berat sisi adalah hasil representasi dari : W N = Area(R i ) i = 1, 2, 3, 4, n Gambar 5 Graf terhubung dari sidik jari Pada ambar tersebut ketebalan sisi dan besar simpul berbeda-beda tergantung dari berat masingmasingnya. Dapat dilihat proses di atas adalah mirip dengan graf dual dan merupakan implementasi dari graf. IV. Membuat Super Graf Pada pencitraan digital untuk menghasilkan gambar digital dari sidik jari sering sekali ditemukan berbagai noise yang dapat menyebabkan kesalahan dalam Directional Imaging dan akan berlanjut pada kesalahan dalam pembuatan simpul dan sisi sehingga akan menimbulkan proses penyamaan yang salah. Jika digunakan graf dan upagraf sebagai pembading maka mungkin akan terjadi ketidaksamaan jumlah simpul pada proses penyamaan. Proses ekstraksi upagraf dari graf berarah juga mengurangi efisiensi dari proses 3

secara keseluruhan. Untuk mengatasi masalah ini digunakan penggabungan karakteristik dari graf dan memodelkan super graf yang didalamnya terdapat simpul yang merepresentasikan daerah yang memiliki arah yang sama yang terletak di pusat massa Directional Images. Berat simpul pada graf super merupakan hasil penjumlahan dari berat simpulsimpul pada graf terhubung biasa. Hal ini direpresentasikan secara matematis sebagai : W sn = Dengan W sn adalah berat simpul pada graf super dan R i adalah daerah dengan arah yang sama. Sedangkan berat sisi W se adalah fungsi jarak antara 2 simpul pada super graf dis(sn) dan jumlah seluruh batas Adjacent. Jika direpresentasikan secara matematis maka : W se = dis(sn) + - p(r i, R j ) Karena block dari Directional Images menggunakan memiliki 4 arah sehingga dapat dimodelkan menjadi sebuah graf dengan 4 simpul yang dihubungkan dengan masing-masing 3 sisi, tujuannya adalah memudahkan perbandingan. V. Penyamaan Super Graf Pertama-tama yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini adalah model fingerprint lain yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk perbandingan sehingga dapat diketahui keakuratan dan ketepatan metoda ini. Yang perlu dilakukan adalah membuat sebuah graf dari hasil Directional Imaging dan kemudian membuat sebuah graf super dari graf tersebut.kemudian untuk melakukan proses penyamaan dengan model yang kita punya akan dilakukan perhitungan menggunakan cost function. Hasil perhitungan yang merepresentasikan hasil minimum adalah sampel yang dipilih. Adapun 2 karakteristik[3] yang digunakan untuk menghitung cost function adalah : 1. Jumlah dari selisih berat simpul super graf referensi dan super graf model yang diuji 2. Jumlah dari selisih berat sisi super graf referensi dan super graf model yang diuji Cost Function : Dengan W i.node dan W j.node adalah berat simpul dan sisi dari dari model sedangkan W i.node* dan W j.node * adalah berat simpul dan sisi dari referensi. Hasil dari perhitungan yang memiliki hasil paling minimum adalah sampel yang diambil. VI. Garis besar dan contoh penggunaannya pada eksperimen Gambar 6 Adapun prosedur terurut dari metoda pengenalan sidik jari tersebut memiliki garis besar seperti yang ditunjukkan oleh gambar 7 dibawah. Berikut adalah sebuah contoh penggunaan dalam survey dan eksperimen yang dilakukan oleh sumber peneliti, terdapat 9 model graf dan 168 fingerprint untuk dicoba dan dibandingkan : Super graf dari gambar 5 4

Nomer Model1 Model2 Model3 Model4 Model5 Model6 Model7 Model8 Model9 Kebenaran Model1 24 23 0 0 0 0 1 0 0 0 95.8% Model2 56 1 45 2 1 0 0 0 6 1 80.3% Model3 8 1 0 6 0 1 0 0 0 0 75% Model4 8 0 2 0 4 0 0 0 2 0 50% Model5 16 0 0 1 0 15 0 0 0 0 93.7% Model6 8 0 0 0 0 0 8 0 0 0 100% Model7 8 1 0 0 0 0 0 7 0 0 87.5% Model8 24 0 6 0 0 0 0 0 16 0 75% Model9 16 0 6 0 0 0 0 0 0 0 62.5% Validitas 88.4% 76.2% 66.7% 80% 93.7% 88.9% 100% 69.2% 90.9% Tabel 1 Tabel hasil eksperimen Cost Function 5

VII. Kesimpulan Pada makalah ini telah dijelaskan mengenai sebuah algoritma fingerprint recognition menggunakan pendekatan graf yang meningkatkan efisiensi dari prosedur tersebut. Caranya adalah dengan menggunakan segmen-segmen pada Directional Images yang kemudian digambarkan grafnya berdasar parameter yang ada dan memodelkannya ke dalam super graf terhubung. Kemudian dengan menghitung cost function dari super graf tersebut. Graf dengan cost function terendah adalah sampel yang dipilih. Gambar 8 Diagram blok proses pengenalan sidik jari Referensi [1] Hassan Ghassemian A Robust On Line Restoration Algorithm for Fingerprint Segmentation, IEEE Int. Conf. on Image Processing, vol.2, pp.181-184, September 1996. [2] Tarjoman, Mana. Automatic Fingerprint Classification. Proceedings of World Academy of Science, Engineering and Technology, ISSN 1307-6884. [3] Jain.A.K, Prabhakar.S, Hong.L, A Multichannel Approach to Fingerprint Classification, IEEE Transactions on Pattern Analysis and Machine Intelligence, vol.21, no.4, pp.348-358,1999. 6