PERBANDINGAN EFISIENSI BANK SKALA BESAR DAN KECIL Muhammad Faisal Abdullah, Muhammad Sri Wahyudi Suliswanto 1 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang E-mail: 1) faisal@umm.ac.id Abstrak Tingginya persaingan industri perbankan di indonesia semakin menuntut bank untuk meningkatkan kinerjanya agar memperoleh kepercayaan masyarakat, tuntutan perbaikan efisiensi di sektor perbankan ini juga sangat relevan dengan telah di bukanya integrasi ekonomi ASEAN. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efisiensi perbankan berskala besar dan kecil. Alat analisis yang digunakan yaitu rasio-rasio perbankan dan uji beda. Hasil penelitian ini menunjukkan Nilai BOPO berada pada antara 60%-80%, Sedangkan Nilai BOPO Bank Skala kecil berada pada antara 80-95%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum Bank Skala kecil mengalami inefisiensi. Adapun dengan menggunakan uji beda menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara bank skala besar dan kecil. Kata kunci: Perbankan skala besar, Perbankan skala kecil, efisiensi. 1. PENDAHULUAN Pada era globalisasi yang terjadi belakangan ini. peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu Negara. hampir semua sektor usaha. yang meliputi sektor industri. perdagangan. pertanian. perkebunan. jasa. dan perumahan sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan transaksi keuangan. Semua sektor usaha maupun individu saat ini dan masa yang akan datang tidak akan lepas dari sektor keuangan dalam mendukung kelancaran usaha. Sehingga tidak berlebihan jika bank memiliki peran sentral dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sebagai lembaga yang memiliki peran sentral dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara dimana bank menjalankan peran sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) yang menyimpan kelebihan dananya di bank dengan pihak yang kekurangan dana (defisit unit) yang meminjam dana ke bank. fungsi intermediasi bank akan berjalan optimal apabila surplus unit dan defisit unit memiliki kepercayaan kepada bank. Tingginya persaingan industri perbankan di indonesia semakin menuntut bank untuk meningkatkan kinerjanya agar memperoleh kepercayaan masyarakat. tuntutan perbaikan kinerja di sektor perbankan ini juga sangat relevan dengan telah di bukanya integrasi ekonomi ASEAN pada tanggal 31 desember 2015 dan integrasi sektor keuangan ASEAN pada tahun 2020 yang akan membuka akses bagi bank-bank dengan kualifikasi tertentu (Qualified ASEAN Bank) untuk memperluas wilayah operasional dan memperluas pasarnya di kawasan ASEAN [1]. Salah satu aspek penting dalam pengukuran kinerja perbankan adalah efisiensi yang antara lain dapat ditingkatkan melalui penurunan biaya dalam proses produksi. Bank yang lebih efisiensi diharapkan akan memperoleh keuntungan yang optimal. dana yang lebih banyak. dan kualitas layanan yang lebih baik pada nasabah. Analisis efisiensi didasarkan pada kemampuan menghasilkan output maksimal dengan tingkat input yang minimal [2]. Razak dalam penelitianya yang berjudul Analisis kinerja efisiensi bank umum di Indonesia menunjukkan bahwa nilai efisiensi pada sektor perbankan di Indonesia menunjukkan angka-angka yang hampir mendekati 100% dan berdasarkan kelompok bank yang diuji pada penelitian ini menujukkan adanya perbedaan signifikan terhadap nilai efisiensinya [3]. Yulita dalam penelitiannya yang berjudul perbandingan tingkat efisiensi perbankan syariah antara Malaysia dan Indonesia menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia lebih efisien dibandingkan dengan perbankan syariah di Malaysia. Penyebab inefisiensi perbankan tersebut adalah DPK. total pembiayaan. aset tetap. dan biaya personalia. 976 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk
Namun pendapatan operasional merupakan variabel yang paling efisien bagi kedua negara tersebut [4]. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi perbankan tentu memiliki perbedaan antara bank satu dengan lainnya. tidak terkecuali perbankan kategori skala besar dan kecil. Analisis efisiensi berdasarkan kelompok tentu akan memberikan pengetahuan kelompok bank yang efisien dengan yang kurang efisien. sehingga dapat diterapkan strategi peningkatan efisien melalui perbandingan dengan bank yang memiliki tingkat efisien. 2. METODE Populasi penelitian ini adalah Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 43 bank umum. Sedangkan sampel yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data yang di ukur dalam suatu skala numerik. Sampel adalah sebagian dari populasi. sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain. sejumlah tetapi tidak semua elemen populasi akan membentuk sampel atau merupakan bagian dari karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi [5] Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak acak. Kriteria penentuan sampel adalah : a. Merupakan bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2015. b. Memiliki laporan keuangan yang lengkap. meliputi neraca dan laporan laba/rugi. c. Sudah diaudit oleh akuntan publik. d. Pemilihan masing-masing 5 bank dari skala besar dan kecil dengan total asset tertinggi tahun pengamatan 2011 sampai dengan 2015. Tahap awal dalam penentuan sampel adalah Perhitungan dan Pengelompokan Skala Perbankan. Penggelompokan skala besar dan skala kecil dapat menggunakan total asset. sebagai berikut: Rata-Rata Total Asset = (jumlah total asset )/(n (jumlah bank)) Perhitungan total asset ini nantinya akan digunakan untuk mengelompokkan mana perbankan skala besar dan yang mana perbankan skala kecil yaitu dengan menghitung semua jumlah total asset pada periode 2011-2015 kemudian mencari rata-rata total asset tersebut. Apabila jumlah total asset suatu bank di atas rata-rata total asset. maka dapat dikatakan bank skala besar. Apabila dibawah ratarata total asset maka dikatakan bank skala kecil. Setelah diketahui skala bank, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan sampel bank skala besar adalah 5 terbesar pertama dan bank skala kecil kecil adalah 5 terbesar pertama. Berdasarkan tabel 3.1. maka sampel penelitian ini adalah: Pertama, yaitu Bank Mandiri, BRI, BCA, BNI, dan Bank CIMB Niaga. Kedua, Bank skala kecil yaitu Bank Maybank, BTN, Bank OCBC NISP, Bank Bukopin, dan Bank Mega. Adapun alat analisis yang digunakan yaitu: 1) Analisis Efisiensi Analisis efisiensi kinerja operasional bank menggunakan rumus sebagai berikut: Biaya Operasional BOPO = x 100% Pendapatan Operasional BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan [6]. 2) Uji Beda Pada proses uji beda tingkat efisiensi Bank skala besar dan kecil menggunakan software SPSS 16 (Uji Normalitas Kolmogrov Smirnov-Test dan Mann Whiteney U-Test/Indpendent T-tes). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Kinerja Keuangan dan Kecil 3.1.1. Rasio Permodalan Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2017 977
Rasio permodalan digunakan untuk mengukur kecukupan modal guna menutupi kemungkinan kegagalan dalam pemberian kredit. Rasio permodalan yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu CAR. Nilai CAR Bank skala besar dan kecil dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Perbandingan CAR dan Kecil 1 Bank Mandiri 15,00 13,60 13,40 15,35 16,15 2 BRI 14,96 16,95 16,99 18,31 20,59 3 BCA 12,70 14,20 15,70 16,90 18,70 4 BNI 11,83 11,82 12,74 15,76 15,17 5 Cimb Niaga 13,20 15,20 15,38 15,39 16,16 1 Bank Maybank 11,83 12,83 12,74 15,76 15,17 2 BTN 15,03 17,69 15,62 14,64 16,97 Bank OCBC 13,75 16,49 19,28 18,74 17,32 4 Bukopin 18,45 17,07 23,5 21,39 13,56 5 Bank Mega 11,70 16,83 15,74 15,23 22,85 Rata-rata CAR cenderung mengalami kenaikan dari tahun ketahun, begitupula CAR cenderung mengalami peningkatan kecuali Bank Bank OCBC NISP dan Bukopin yang sejak Tahun 2013 sampai 2015 cenderung mengalami penurunan. 3.1.2. Rasio Profitabilitas Rasio yang akan digunakan pada penelitian ini untuk mengukur profitabilitas yaitu ROA. Nilai ROA Bank skala besar dan kecil dapat dilihat pada tabel 2. Rata-rata ROA memiliki ROA yang lebih baik dibandingkan dengan Bank Skala Kecil, Hal ini ditunjukkan dengan nilai ROA Bank skala besar mencapai lebih dari 3% kecuali BNI dan CIMB Niaga, Sedangkan ROA Bank skala kecil memiliki ROA Antara 0-2%. Tabel 2. Perbandingan ROA dan Kecil 1 Bank Mandiri 3.38 3.54 3.54 3.39 2.99 2 BRI 4.93 5.11 5.03 4.73 4.19 3 BCA 3.6 3.6 3.8 3.9 2.8 4 BNI 1.14 1.64 1.74 0.68 1.01 5 Cimb Niaga 2.85 3.18 2.76 1.44 0.24 1 Bank Maybank 1.14 1.64 1.74 0.68 1.01 2 BTN 2.03 1.94 1.79 1.14 1.61 Bank OCBC 1.91 1.79 1.81 1.79 1.68 4 Bukopin 1.83 1.75 1.78 1.23 1.39 978 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk
5 Bank Mega 2.29 2.74 1.14 1.16 1.97 3.1.3. Rasio Likuiditas Rasio yang akan digunakan untuk mengukur likuiditas perbankan yaitu Load Deposit Ratio (LDR). LDR adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Nilai LDR Bank skala besar dan kecil dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Perbandingan LDR dan Kecil 1 Bank Mandiri 71.65 77.66 82.97 82.02 87.05 2 BRI 76.2 79.85 86.88 81.68 88.54 3 BCA 68.6 68.6 75.4 89.4 92.1 4 BNI 78.77 83.58 89.7 89.42 92.11 5 Cimb Niaga 94.41 95.04 94.49 99.46 97.89 1 Bank Maybank 88.86 87.34 87.04 92.67 86.14 2 BTN 102.5 100.9 104.42 108.86 108.78 Bank OCBC 87.04 86.79 92.49 93.59 98.05 4 Bukopin 83.81 85.8 83.89 92.11 86.34 5 Bank Mega 63.75 52.39 57.41 66.85 65.05 Rata-rata LDR cenderung mengalami kenaikan dari tahun ketahun, begitupula LDR cenderung mengalami peningkatan kecuali Bank Maybank, Bukopin, dan Bank Mega yang pada Tahun 2015 mengalami penurunan. 3.2. Efisiensi dan Kecil Menurut Penilaian efisiensi suatu bank bisa dilihat salah satunya dari perhitungan rasio efisiensi bank tersebut yang sering dikenal dengan istilah BOPO (Biaya Operasional/ Pendapatan Operasional). Kriteria efisiensi yaitu rasio ideal BOPO berkisar 70%-80%. Sehingga apabila persentase BOPO melebihi 80% maka bank tersebut dikatakan inefisiensi. ketidakefisiensian bank tersebut dikarenakan karena Biaya Operasional yang sangat tinggi dan Pendapatan Operasional yang tidak cukup tinggi. Maka bank tersebut harus memperbaiki kinerja operasional bank agar menjadi efisien. Nilai BOPO masing-masing Bank dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Perbandingan BOPO dan Kecil 1 Bank Mandiri 70.75 68.13 62.41 64.98 69.67 2 BRI 66.69 59.93 60.58 65.39 67.96 3 BCA 61.70 68.60 61.50 62.40 63.20 4 BNI 72.60 71.00 67.10 69.80 75.50 Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2017 979
5 Cimb Niaga 76.10 71.70 73.79 87.86 97.38 1 Bank Maybank 92.64 87.22 84.10 92.94 90.77 2 BTN 81.75 80.74 82.19 88.97 84.83 Bank OCBC 79.85 78.93 78.03 79.46 80.14 4 Bukopin 82.05 81.42 82.38 89.21 87.56 5 Bank Mega 81.84 76.73 89.66 91.25 85.72 Nilai BOPO berada pada antara 60%-80%, hanya Bank CIMB Niaga pada tahun 2015 nilai BOPO diatas 90%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum mengalami efisiensi. Sedangkan Nilai BOPO Bank Skala kecil berada pada antara 80-95%, hanya Bank OCBC NISP yang memiliki BOPO antara 70%-80%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum Bank Skala kecil mengalami inefisiensi. Adapun melalui uji beda dapat diketahui nilai sig. 0,000 < 0,05 maka sesuai dasar pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Penolakan terhadap Ho mengandung makna ada perbedaan yang signifikan antara nilai BOPO bank skala besar dan kecil. 4. KESIMPULAN Strategi dalam meningkatkan efisiensi biaya pada perbankan di antaranya yaitu meningkatkan aset, DPK, memangkas biaya- biaya yang tidak perlu, inovasi produk, penurunan gaji para Direksi, menempatkan dana yang ada pada portofolio yang menguntungkan. Pihak manajemen bank, diharapkan untuk terus meningkatkan tingkat efisiensi biaya dengan mengurangi biaya-biaya yang tidak efektif. Profitabilitas juga harus dioptimalkan dengan adanya penempatan dana-dana produktif agar dana yang ada dapat menghasilkan profit yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA [1] Widyatmoko, Arga. 2015. Analisis Efisiensi Perbankan di Indonesia dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (online), http:://jimfeb.ub.ac.id/index/jimfeb/article/download, diakses tanggal 14 Januari 2016. [2] Hadad, M. D., Santoso, W., Ilyas, D., & Mardanugraha, E. 2003. Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Research Paper, 7(5). [3] Razak, Abdul. 2010. Analisis Kinerja Efisiensi Bank Umum di Indonesia dengan pendekatan metode Data Envelopment Analysis. Research Report Fakultas Bisnis dan Manajemen. [4] Yulita, Ika. 2015. Perbandingan Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah antara Malaysia dan Indonesia. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta [5] Sugiyono, M. P. P. (2007). Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.Moeljarto Tjokrowinoto.2002. Pembangunan Dilema dan Tantangan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [6] Slamet, R. (2006). Banking Assets and Liability Management (Edisi Ketiga). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 980 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk