BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres bukan sesuatu hal yang buruk dan menakutkan, tetapi merupakan bagian dari kehidupan dan tidak semua bentuk stres itu mempunyai konotasi negatif tetapi banyak juga bersifat positif. Akumulasi stres merupakan akibat dari ketidakmampuan individu dalam mengatasi dan mengendalikan stresnya. Pengendalian stres yang optimal akan menghasilkan tantangan dan motivasi untuk maju bagi setiap individu (Dalami, 2010). Setiap orang juga mengalami stres dari waktu ke waktu dan umumnya seseorang dapat mengadaptasi stres jangka pendek sampai stres tersebut berlalu. Stres dapat menimbulkan tuntutan yang besar pada seseorang dan jika orang tersebut tidak dapat mengadaptasinya maka dapat terjadi penyakit. Respon atau tindakan ini termasuk respon fisiologis dan psikologis. Stres dapat menyebabkan perasaan negatif atau yang berlawanan dengan apa yang diinginkan atau mengancam kesejahteraan emosional. Stres dapat mengganggu pandangan umum seseorang terhadap hidup, sikap yang ditunjukan pada orang yang disayangi, dan status kesehatan (Hidayat, 2009). Perkuliahan pada dunia modern sekarang ini, bukan lagi hanya sekadar datang ke kampus, menghadiri kelas, ikut serta dalam ujian, dan kemudian lulus.
Perkuliahan sekarang semakin kompleks yang seringkali menjadi beban tambahan disamping tekanan dalam kuliah yang sudah begitu melelahkan. Grafik usia mahasiswa menunjukkan bahwa para mahasiswa umumnya berada dalam tahap remaja hingga dewasa muda. Seseorang pada rentang usia ini masih labil dalam hal kepribadiannya, sehingga dalam menghadapi masalah, mahasiswa cenderung terlihat kurang berpengalaman. Masalah-masalah tersebut, baik dalam hal perkuliahan maupun kehidupan di luar kampus, dapat menjadi distress yang mengancam, karena ketika ada stressor yang datang, maka tubuh akan meresponnya (Purwati, 2010). Penelitian mengenai stres telah dilakukan pada beberapa Universitas. Di Amerika Utara, penelitian yang dilakukan terhadap 100 partisipan menunjukkan bahwa prevalensi stres pada mahasiswa adalah 38% (Shannone, 1999). Penelitian sejenis dilakukan oleh (Firth, 2004) pada salah satu Universitas di Inggris yang melibatkan 165 partisipan tersebut menunjukkan prevalensi stres pada mahasiswa adalah 31,2%. Sementara itu, tiga penelitian yang dilakukan di Asia menunjukkan hasil bahwa di Pakistan, dengan 161 partisipan, prevalensi stres mahasiswa adalah 30,84% (Shah, Hasan, Malik, & Sreeramareddy, 2010). Di Malaysia, dengan 396 partisipan, prevalensi stres mahasiswa adalah 41,9% (Sherina, 2004) dan di Saudi Arabia terhadap 494 partisipan, diketahui bahwa prevalensi stres pada mahasiswa adalah 57% dimana 21,5% diantaranya merupakan stres ringan, 15,8% stres sedang, dan 19,6% stres berat. Penelitian Abdulghani (2008) menunjukkan dampak stres terutama dirasakan oleh mahasiswa tahun pertama, kedua, dan
ketiga. Stres pada mahasiswa dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik, penurunan konsentrasi belajar, dan penurunan daya ingat. (Carolin, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Keperawatan PSIK Undip angkatan 2010 ditemukan bahwa 10% dari 10 responden mengalami stres ringan, 70% mengalami stres sedang, dan 20% mengalami stres berat. Penelitian juga dilakukan Timmins dan Kaliszer (2002) tentang faktor yang menyebabkan stres pada mahasiswa keperawatan, menjelaskan stres yang dialami oleh mahasiswa baik pada program akademik maupun praktek klinik. Sumber-sumber stress meliputi faktor-faktor yang berhubungan dengan akademis, hubungan dengan pengajar dan staf, praktek klinik, dan kondisi financial (Ulumuddin, 2011). Stressor yang dialami mahasiswa sangat besar dampaknya, hal tersebut dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Hadiyanto. Penelitian tersebut mendapatkan data sebanyak 3% mahasiswa mengalami stres berat dan akan bertambah jika institusi pendidikan tidak melakukan pencegahan stres terhadap mahasiswa keperawatan. Stres yang tidak mampu dikendalikan dan diatasi oleh individu akan memunculkan dampak negatif. Dampak negatif pada mahasiswa secara kognitif antara lain sulit berkonsentrasi, sulit mengingat pelajaran, sulit memahami pelajaran dan dampak negatif secara emosional antara lain sulit memotivasi diri, munculnya perasaan cemas, sedih, kemarahan, frustrasi, dan efek negatif lainnya. Dampak negatif secara fisiologis antara lain gangguan kesehatan, daya tahan tubuh yang menurun terhadap penyakit, sering pusing, badan terasa lesu, lemah, dan insomnia. Akibat yang sering muncul antara lain menunda-nunda penyelesaian tugas kuliah, malas kuliah, penyalahgunaan obat dan alkohol,
terlibat dalam kegiatan mencari kesenangan yang berlebih-lebihan serta berisiko tinggi (Rasmun, 2004). Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran stres mahasiswa sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2012. 2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres mahasiswa Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan tahun 2012. 3. Pertanyaan Penelitian Bagaimana stres mahasiswa Sarjana Keperawatan Universitas Sumatera Utara pada tahun 2012? 4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa Mahasiswa dapat memahami masalah stres dan mengetahui cara mengatasi dan menangani stres.
2. Bagi Fakultas Keperawatan Data dan informasi hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan masukan bagi Fakultas Keperawatan dalam usaha memahami dan menangani gambaran stres mahasiswa Sarjana Keperawatan. 3. Bagi Peneliti Dapat meningkatkan pengetahuan tentang stres dan mendapatkan gambaran stres mahasiswa Sarjana Keperawatan Universitas Sumatera Utara tahun 2012.