SEMINAR NASIONAL DAN KONGRES PERHIMPUNAN AGRONOMI INDONESIA (PERAGI) 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional Hasil PPM Tahun 2016

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

SALINAN KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 166/K13/PM/2006. Tentang

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Rangkuman Kebutuhan Investasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

MTH Sri Budiastutik, Pengembangan Sistem Insentif Teknologi Industri Produksi Benih dan Bibit. JKB. Nomor 6 Th. IV Januari

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI "Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan"

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAKAO. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PISANG

Abstrak Pembicara Utama

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS BAWANG MERAH. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

KONFERENSI NASIONAL MINYAK ATSIRI 2008 Industri Minyak Atsiri yang Berkelanjutan : Peluang dan Tantangan

SIMPOSIUM NASIONAL DAN INTERNASIONAL KELAUTAN DAN PERIKANAN IV

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAKAO

AGRIBISNIS BAWANG MERAH

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS TEBU. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PEKAN SEREALIA NASIONAL I JULI 2010

BERKARYA UNTUK INDONESIA

MANUAL ACARA KONGRES NASIONAL MARITIM KONASMI KOMITMEN PEMERINTAH MENUJU INDONESIA POROS INDIAN OCEAN RIM ASSOCIATION (IORA)

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

AGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS CENGKEH. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian yang mendominasi perekonomian masyarakat desa, dimana

Seminar Nasional Statistika IX (SNS IX) diselenggarakan oleh Jurusan Statistika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, pada tanggal 7

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENENTUAN DOSIS PEMUPUKAN KOMPOS BLOTONG PADA TEBU LAHAN KERING (Saccharum officinarum L.) VARIETAS PS 862 dan PS 864

KEMANDIRIAN PANGAN DI DAERAH 1.

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain mengalami pertumbuhan

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen

9. Ketetapan Majelis Wali Amanat Institut Pertanian Bogor Nomor 77/MWA- IPB/ 2008 tentang Pengesahan Struktur Organisasi Institut Pertanian Bogor;

PENGUJIAN KERAGAAN KARAKTER AGRONOMI GALUR-GALUR HARAPAN PADI SAWAH TIPE BARU (Oryza sativa L) Oleh Akhmad Yudi Wibowo A

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KELAPA SAWIT. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PANDUAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PERKEBUNAN (AGH 341)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN PEMBINAAN PERAN INDUSTRI BERBASIS TEBU DALAM MENUNJANG SWASEMBADA GULA NASIONAL.

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Dengan luas laut mencapai 2/3 dari total wilayah, Indonesia dikaruniai sumber daya alam kelautan dan perikanan yang melimpah.

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

REVITALISASI PERTANIAN

PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (Crude Palm Oil) INDONESIA. Oleh : RAMIAJI KUSUMAWARDHANA A

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ACTION PLAN IMPLEMENTASI PERJANJIAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN UNTUK PANGAN DAN PERTANIAN

Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh INNE RATNAPURI A

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

KEBERHASILAN DAN PERTUMBUHAN STEK TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) KLON GMB 4 DAN GMB 7 PADA BEBERAPA MACAM MEDIA TANAM

AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL

ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAHU (Kasus Pengusaha Tahu Anggota Primkopti Jakarta Selatan)

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

UJI DAYA HASIL LANJUTAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) TOLERAN NAUNGAN DI BAWAH TEGAKAN KARET RAKYAT DI KABUPATEN SAROLANGUN, JAMBI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

CENGKEH DAN KELAPA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN KINERJA (LKJ)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

KERAGAAN KARAKTER PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk.) HASIL INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA DI TIGA LOKASI. Oleh Muhammad Yusuf Pulungan A

KERANGKA ACUAN WORKSHOP DUKUNGAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI CABAI DAN BAWANG MERAH. BOGOR, 28 Juli 2015

Susunan Acara dan Silabus

ARAH KEBIJAKAN PERSUSUAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG SISTEM BUDIDAYA PERTANIAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PANITIA TEMU ILMIAH NASIONAL PENELITI TAHUN 2015 Oleh : Kapuslitbang Aptika dan IKP

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz and Pav.) OLEH: YULIANA RIYANTI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

LOKAKARYA KAKAO INDONESIA

Panitia Seminar dan Rakernas Asosiasi Akademisi Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia Jalan Semboja No. 17 Rt 04 Rw 08 Kel. Kebon Kelapa - Bogor Tengah

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

Dengan luas laut mencapai 2/3 dari total wilayah, Indonesia dikaruniai sumber daya alam kelautan dan perikanan yang melimpah.

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

KEMITRAAN PEMASARAN BENIH PADI DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH KALIMANTAN SELATAN

PANITIA INTERNASIONAL SUMMIT IKATAN ILMUWAN INDONESIA INTERNASIONAL (I-4)

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

PEMENUHAN PANGAN BAGI MASYARAKAT

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN KERJA SEMINAR NASIONAL DAN KONGRES PERHIMPUNAN AGRONOMI INDONESIA (PERAGI) 2016 Kemandirian Benih untuk Membangun Kedaulatan Pangan dan Industri

LATAR BELAKANG Kebutuhan terhadap bahan pangan dan bahan baku industri terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, sehingga upaya peningkatan produksi pangan dan bahan industri perlu terus dilakukan. Kedaulatan pangan menjadi suatu keniscayaan, selain kita harus berdaulat atas pangan sendiri, namun juga diharapkan Indonesia bisa memegang peran yang penting dalam perdagangan global dalam rangka menghadapi MEA yang baru saja digulirkan. Terdapat suatu pandangan yang sangat penting dan harus menjadi fokus perhatian kita semua bahwa kedaulatan pangan harus dimulai dengan kemandirian benih. Selain itu kita harus memiliki keyakinan bahwa bermula dari benih akan menuju kepada kemandirian petani. Kemandirian perbenihan nasional merupakan salah satu komponen dan kunci utama dalam pencapaian target pembangunan pertanian di Indonesia guna mencapai kedaulatan pangan bagi rakyat Indonesia. Melalui benih kita bisa meningkatkan produksi, mutu, dan standar kualitas produk pertanian, baik dalam sektor perkebunan, hortikultura, maupun tanaman pangan. Telah disadari bahwa bidang perbenihan memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam akselerasi pembangunan pertanian, namun ternyata masih sangat banyak tantangan dan hambatan dalam industri perbenihan nasional. Oleh karena itu bidang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih baik dari para stakeholder, baik pemerintah maupun swasta, terutama dalam mewujudkan kemandirian perbenihan nasional. Indonesia belum mandiri benih, artinya baru sebagian saja yang bisa dipenuhi dari produksi domestik. Benih sayuran biji hasil produksi dalam negeri saat ini baru bisa memenuhi sekitar 61 persen kebutuhan nasional. Sedangkan benih umbi, seperti kentang dan bawang merah, jauh lebih rendah lagi, yakni baru bisa memasok sebanyak 15% dari kebutuhan nasional, sisanya masih dipenuhi benih-benih impor. Untuk benih padi dengan tingkat kebutuhan sangat tinggi juga memerlukan kebijakan yang sangat kondusif. Pada tahun 2015, perbenihan formal baru mampu memenuhi 55.9% dari kebutuhan benih nasional, sisanya masih dipenuhi dari perbenihan informal. Industri perbenihan tanaman perkebunan memiliki peran penting dalam pertumbuhan perkebunan. Sebagai contoh, Indonesia merupakan produsen benih kelapa sawit terbesar di dunia, dengan produksi sekitar 167 juta bibit per tahun, namun di sisi lain Indonesa juga merupakan pengimpor benih sawit tertinggi di dunia. Tampaknya kekurangan pasokan benih masih menjadi hambatan utama bagi industri perkebunan. Terdapat tiga komponen utama yang diperlukan dalam upaya membangun kemandirian perbenihan di Indonesia, yaitu: pengembangan varietas unggul baru, pengembangan kualitas benih dan aspek penggunaannya, baik dari segi penyebaran maupun pengawasan dan pengendaliannya. Peran peneliti dalam pengembangan varietas dan kualitas benih sangat penting, yaitu melalui inovasi teknologi akan terwujud pengembangan varietas unggul baru dan perbaikan kualitas benih. Namun demikian, kemandirian perbenihan nasional hanya akan terwujud jika pemerintah mampu melindungi dan menciptakan iklim yang kondusif bagi industri perbenihan. Pemerintah harus bisa memberikan kepastian hukum dan kebijakan yang berpihak pada perkembangan industri perbenihan nasional. Hal ini penting untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam pengembangan varietas dan industri perbenihan. Kepastian hukum tersebut, bisa berupa pemberian Hak Atas Kekayaan

Intelektual (HAKI) bagi para breeder atau pemulia, serta kemampuan mengendalikan pemalsuan benih dan peredaran benih ilegal. Industri benih untuk komoditas tertentu juga harus dilihat sebagai industri strategis yang harus dilindungi seperti benih sayuran dan hortikultura. Kebijakan pemerintah yang bisa memberikan insentif bagi kalangan industri benih sayuran dan hortikultura mutlak harus ada. Selain memberikan insentif, pemerintah juga harus mampu memberikan perlindungan bagi kalangan industri yang berkomitmen tinggi untuk berinvestasi dan mengembangkan perbenihan nasional. Ada satu hal lain yang juga memerlukan kepastian, yakni menyangkut implementasi peraturan perlindungan varietas tanaman. Salah satu tujuan terpenting dalam pembentukan Undang-undang No. 29 Th. 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman adalah membangun industri perbenihan dan perbibitan swasta nasional, yang mampu memanfaatkan potensi bangsa secara keseluruhan, yaitu potensi keanekaragaman biogeofisik dan sosial budaya bangsa bagi terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan khususnya masyarakat tani di pedesaan dan di kota. Undang-undang tersebut juga memberikan suasana kondusif bagi investasi di bidang industri perbenihan dan pembibitan swasta nasional. Harapannya, dengan UU No 29 tersebut bisa memberikan kejelasan tentang peran pemerintah dan swasta dalam perbenihan nasional, dimana selama ini sering terlihat pemerintah bersaing dengan swasta dalam produksi dan distribusi benih komersial. Dalam Seminar PERAGI kali ini akan dibahas tentang tantangan dan hambatan serta peluang untuk mewujudkan kemandirian benih nasional sebagai kunci utama dalam pencapaian target pembangunan pertanian di Indonesia guna mencapai kedaulatan pangan bagi rakyat Indonesia. TEMA SEMINAR Temadari Seminar Nasional dan Kongres PERAGI 2016 tersebut adalah Kemandirian Benih untuk Membangun Kedaulatan Pangan dan Industri. TUJUAN KEGIATAN Tujuan diselenggarakannya kegiatan Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) adalah: 1. Memberikan media atau wadah komunikasi dalam rangka diseminasi dan pertukaran informasi dari para pelaku dibidang perbenihan nasional secara khusus dan di bidang pertanian umumnya. 2. Memfasilitasi para peneliti, dosen dan mahasiswa untuk mempublikasikan karya ilmiahnya melalui presentasi oral dan poster. 3. Melaksanakan Kongres Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI). KELUARAN 1. Dapat dirumuskan tentang upaya mencapai kemandirian benih guna membangun kedaulatan pangan dan industri, yang terkait dengan: aspek pengembangan varietas unggul baru, perbaikan kualitas benih, aspek kepastian hukum dan berbagai kebijakan

yang berpihak pada perkembangan industri perbenihan nasional yang sehat. 2. Terkumpulnya berbagai publikasi yang mendukung tercapainya kemandirian benih dari berbagai perspektif bidang ilmu. 3. Terlaksananya KongresPerhimpunanAgronomi Indonesia (PERAGI) untuk memilih kepengurusan baru. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN Kongres dan Seminar Nasional PERAGI 2016 ini akan diselenggarakan pada: Hari/ tanggal :Rabu/ 27 April 2016 Tempat : IPB International Convention Center (IICC), Bogor. PESERTA Peserta dalam kegiatan seminas ini adalah pihak-pihak yang dapat berkontribusi dalam upaya kemandirian benih untuk membangun kedaulatan pangan dan industri antara lain peneliti/ akademisi, praktisi, mahasiswa, dan masyarakat umum. Peserta seminar yang akan hadir diperkirakan berjumlah 200 orang. TOPIK SEMINAR PARALEL DAN POSTER Topik Seminar Paralel dan Poster difokuskan pada bidang agronomi (sistem produksi tanaman dalam arti luas), termasuk budidaya tanaman, teknologi benih, pemuliaan tanaman, bioteknologi tanaman, teknologi pascapanen, pemupukan dan ameliorasi lahan, pengelolaan hama terpadu, konservasi tanah dan air, pengelolaan air yang efisien, polatanam/kalender tanam terkait perubahan iklim serta aspek yang terkait dengan masalah sosial ekonomi.

RENCANA KEGIATAN Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) secara rutin menyelenggarakan seminar ilmiah tahunan guna memberi media atau wadah komunikasi dalam rangka diseminasi atau pertukaran informasi para pelaku dibidang pertanian. Seminar ini memfasilitasi para peneliti untuk mempublikasikan karya ilmiahnya melalui presentasi oral dan poster. Selain seminar ilmiah, tahun 2016 ini juga akan dilaksanakan Kongres PERAGI. Kongres dan Seminar Nasional PERAGI 2016 ini akan diselenggarakan pada Rabu, 27 April 2016 di IPB Internasional Convention Center (IICC), Bogor. Pembicara utama yang akan diundang dalam seminar tersebut adalah: Keynote Speaker Menteri Pertanian RI (Topik: Strategi Mencapai Kemandirian Benih untuk Membangun Kedaulatan Pangan dan Industri di Indonesia) PembicaraUtama Pelaku Industri Benih Swasta (PT BISI, PT Sinar Mas, PT Sang Hyang Seri) Topik Bahasan: Peran Pemerintah dan Swasta dalam Membangun Industri Perbenihan (Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan) Nasional yang Sehat Dirjen Tanaman Pangan Topik bahasan: Kepastian hukum dan Kebijakan dalam Pengembangan Industri Perbenihan Nasional PerguruanTinggi Topik Bahasan: Pengembangan Varietas Unggul Baru dan Perbaikan Teknologi Benih untuk Mendukung Kemandirian Benih Nasional Pembahas PerguruanTinggi Pelaku bisnis perbenihan / Asosiasi Sesi Seminar Paralel Sosial dan Ekonomi Produksi Tanaman dan Industri Pemuliaan dan Teknologi Benih

SUSUNAN ACARA TENTATIF SEMINAR NASIONAL DAN KONGRES PERAGI 2016 Kemandirian Benih untuk Membangun Kedaulatan Pangan dan Industri IPB Internasional Convention Center Rabu, 27 April 2016 No Acara Jam 1 Registrasi 08.00-09.00 Laporan Ketua 2 09.00-09.10 Panitia 09.10-09.25 3 Pembukaan 09.25-09.45 4 Keynote Speaker 09.45-10.15 5 Pembicara Utama 6 Pembahasan 7 8 Ishoma Sesi poster 9 Sesi Paralel 10 11 12 Penutupan Makan malam Kongres PERAGI 10.15-12.15 12.15-13.00 13.00-16.00 18.30-21.00 (Sesi Poster) Kegiatan Dr. M. Rahmat Suhartanto Ketua Umum PERAGI Rektor IPB Menteri Pertanian RI Pelaku Industri Benih Swasta Perguruan Tinggi Direktur Perbenihan Dirjen Tanaman Pangan Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB Pelaku bisnis perbenihan Istirahat, Sholat, Makan Sesi poster Sosial dan Ekonomi Produksi dan Industri Pemuliaan danteknologi Benih Penutupan Makan malam Kongres PERAGI

SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL DAN KONGRES PERHIMPUNAN AGRONOMI INDONESIA (PERAGI) 2016 Ir. Achmad Mangga Barani, MM Prof.Dr.Ir. Didy Sopandie, M.Agr Steering Committee : Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, MSc Dr.Ir. Sugiyanta, MSi Ketua : Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, MSi. Wakil Ketua : Dr. Dwi Guntoro, SP, MSi Sekretaris 1 : Arya Widura R., SP, MSi Sekretaris 2 : Shandra Amarillis, SP, MSi Bendahara : Dr. Ir. Diny Dinarti, MSi Dr. Ir. Sugiyanta, MSi Pendanaan : Dr. Ir. Purwono, MS Dr. Ir. Supijatno, MSi* Acara : Dr. Ir. Maya Melati, MS, MSc Dr. Ir. Endah Retno Palupi, MSc Dr. Willy Bayuardi Suwarno, SP, MSi* Juang Gema Kartika, SP, MSi Publikasi Dokumentasi : Anggi Nindita, SP, MSi Syaiful Anwar Prof. Dr. Muhamad Syukur, SP, MSi* Prof. Dr. Ir. Memen Surahman MSc. Agr Dr. Ani Kurniawati, SP, MSi Makalah dan Persidangan : Prof. Dr. Ir. Satriyas Ilyas, MS Dr. Ir. Ahmad Junaedi, MSi Siti Marwiyah SP, MSi Hafith Furqoni, SP, MSi Ir Adolf Pieter Lontoh, MS* Perlengkapan : Candra Budiman, SP, MSi Ahmad Zamzami, SP, MSi Ir. Megayani Sri Rahayu, MS* Konsumsi : Maryati Sari, SP, MSi. Erma Rachmawati, MM Keterangan: * = Penanggung jawab