BAB I PENDAHULUAN. Anastasia Jessica Putri Larasati

dokumen-dokumen yang mirip
Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN

RUMAH KOMUNITAS TAIZE DI BALI

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Arena Pengembangan Orang Muda Katolik di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek

Bab I PENDAHULUAN. : bangunan untuk tempat tinggal (KBBI) : mengundurkan diri dari kegiatan sehari hari dalam jangka. sendirian) - artikata.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

BAB II TINJAUAN GEREJA TAIZE DAN IBADAT EKUMENIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pagi-pagi benar waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi keluar, Ia pergi ketempat yang sunyi dan berdoa disana.

RUMAH RETRET KATHOLIK DI AMBARAWA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KARYA YB. MANGUNWIJAYA

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Ciputra News, 21 November Sumantri, Y, SJ. Akar dan Sayap, hal. 11, Kanisius Yogyakarta, 2002.

(Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA THERESI BONGSARI SEMARANG

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEMPAT DOA KRISTIANI DI SEMARANG

Bab I. Pendahuluan. muncul adalah orang yang beragama Hindu. Dan identitasnya seringkali terhubung

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG

GEREJA HKBP DI SEMARANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

PENGEMBANGAN GOA MARIA KALIORI BANYUMAS SEBAGAI KAWASAN DOA UMAT KATOLIK DENGAN PENDEKATAN KONSEP TAMAN (Penekanan desain arsitektur organik)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif,

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

ISLAMIC CENTRE BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. SEKAMI adalah gerakan Internasional anak-anak yang tertua di seluruh dunia. Serikat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. Sunda melengkapi keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Kujang

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RUMAH RETRET KHATOLIK DI TUNTANG DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNACULAR

Kabar Gembira di tengah Gaya Hidup Modern

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

Bab I Pendahuluan Latar Belakang. Tugas Akhir 122

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

GEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG Dengan Penekanan Desain Tadao Ando

BAB I PENDAHULUAN. berkembang akan berbagai hal. Salah satu contoh kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Awig-awig pesamuan adat Abianbase, p.1

PEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan. dalam menjaga hubungan yang

Pendidikan Agama Kristen Protestan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

GEREJA PAROKI KRISTUS RAJA UNGARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu

BAB I Pendahuluan. A. Latar belakang permasalahan

ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MUSIK DAN NYANYIAN MEDITATIF PADA IBADAH TAIZÉ DI SEMINARI TINGGI SANTO PAULUS KENTUNGAN YOGYAKARTA TUGAS AKHIR. Program Studi S-1 Seni Musik.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan,

MASJID RAYA BANDAR LAMPUNG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pengadaan Proyek Paus Benediktus XVI dalam pidatonya pada Hari Penutupan Orang Muda Sedunia (World Youth Day) yang diselenggarakan di Sidney pada 20 Juli 2006 mengingatkan orang muda akan bahaya kekerasan dan materialisme jaman modern, dan menyerukan orang muda untuk membangun zaman baru, dimana ada harapan yang akan membebaskan kita dari kedangkalan, apatis, dan tidak peduli terhadap orang lain yang mematikan jiwa dan meracuni hubungan kita. Dalam pertemuan enam hari yang juga dihadiri oleh 26 kardinal dan lebih dari 400 uskup, Paus menyerukan kepada orang muda agar agama dikembalikan ke pusat semesta moral di tengah dunia yang semakin materialistis ini. Munculnya sifat-sifat orang muda yang hedonis merupakan suatu keprihatinan, akan dibawa kemana bangsa dan dunia, melihat orang muda adalah generasi penerus. Basis spiritual melalui agama menjadi satu pondasi yang kuat untuk mematangkan orang muda menjadi pribadi yang utuh, tidak goyah akan kepentingan duniawi yang menjerumuskan, akan percepatan globalisasi yang mengaburkan eksistensi sejati dari oarng muda. Dengan pengembangan kehidupan spiritual yang seimbang dengan kehidupan sosial orang muda, akan mampu menghasilkan orang muda yang mampu bersepak terjang. Pengenalan akan kesadaran kehidupan spiritual orang muda bisa berasal dari mana saja. Dari lingkup keluarga, lingkungan, dan masyarakat. Di Indonesia, yang merupakan negara berdasar ke-tuhanan, setiap masyarakatnya diarahkan pada kehidupan masyarakat yang beragama. Agama inilah yang menjadi dasar pengembangan kehidupan spiritual seseorang. Salah satu wadah bagi pengembangan spiritual kaum muda adalah gereja eukumene yang berkembang di Taize Perancis. Gereja ini didirikan oleh komunitas biarawan Kristen yang bersifat eukumenis, tanpa memandang latar belakang aliran Kristen yang dianut (Katholik, Protestan, Ortodoks, Anglikan, dan sebagainya). Komunitas ini dibentuk oleh Bruder Roger Louis Schutz atas dasar keprihatinan atas perpecahan yang terjadi akibat Anastasia Jessica Putri Larasati 080113014 1

perang dunia II dan perpecahan hebat dalam agama Kristen yang menyebabkan munculnya berbagai macam aliran. Setiap tahunnya ribuan orang muda dari berbagai belahan dunia berkumpul dan berdinamika di Taize. Mereka melakukan doa-doa meditatif yang dipimpin oleh biarawanbiarawan Taize, dan juga menjalankan berbagai macam kegiatan dalam kelompok-kelompok heterogen seperti misalnya memasak, membersihkan halaman Gereja, dll. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan selama seminggu dengan jadwal kegiatan yang rutin sesuai dengan yang telah disusun oleh para biarawan Taize. Di Taize terdapat semangat cinta terhadap Gereja dan Yesus, itulah sebabnya komunitas ini tidak pernah menciptakan suatu gerakan atau organisasi yang terpusat pada dirinya sendiri, melainkan mengutus orang-orang muda itu kembali ke kelompok-kelompok mereka di Gerejanya masing-masing, ke jemaat disekitar mereka, dan ke kelompok ataupun komunitas lain yang sama-sama mengimani Yesus, untuk melanjutkan ziarah di muka bumi bersama banyak orang lainnya. Di banyak tempat diseluruh dunia, doa-doa ekumenis yang menggunakan musik dan doa dari Taize diselenggarakan oleh banyak orang tua dan muda. Doa-doa serta musik dan nyanyian yang bersumber dari Taize ini dipadukan dengan kebudayaan lokal sehingga mampu disampaikan dengan baik kepada umat diberbagai macam gereja di dunia. Melalui situs resmi dari komunitas Taize, mereka membagikan refleksi, doa, dan nyanyian kepada semua orang secara gratis. Persekutuan doa dengan menggunakan doa-doa, refleksi, serta musik dan nyanyian yang bersumber dari Taize pun saat ini sangat berkembang di Indonesia. Gereja-gereja dan biara mengadakan ibadat ini bersama dengan orang muda sebagai sasaran utamanya. Ibadah ini dilakukan selama kurang lebih dua jam dengan tata cara yang disesuaikan dengan cara peribadatan di setiap Gereja tergantung dari aliran Kristen yang dianut. Semakin berkembangnya ibadat Taize di Indonesia memunculkan kerinduan di kalangan anak muda yang telah mengenal ibadat ini untuk mengikuti retret yang diselenggarakan di Taize bersama dengan orang muda lainnya dari berbagai belahan dunia. Biaya yang mahal tentu saja menjadi penghalang utama sehingga tidak banyak orang muda yang mampu untuk pergi ke Taize dan mengikuti ibadah dan dinamika disana. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, ibadah Taize dan komunitasnya tidak menutup diri dalam perkembangan penyebaran ibadat ini. Oleh sebab itu tidak menutup Anastasia Jessica Putri Larasati 080113014 2

kemungkinan untuk membuka suatu kawasan bangunan di Indonesia yang dapat mewadahi kegiatan orang muda dari berbagai aliran Kristen dalam berdinamika dan berdoa secara meditatif sesuai dengan semangat yang diajarkan oleh Bruder Roger dalam komunitas Taize. Tidak menutup kemungkinan bahwa tempat ibadah ini nantinya juga bisa didatangi oleh kaum muda dari negara-negara lain untuk beribadah bersama kepada Yesus sebagai tokoh central dalam iman Kristiani. Bali merupakan lokasi yang dirasa paling cocok untuk dijadikan lokasi dibangunnya Rumah Komunitas Taize ini. Bali merupakan suatu pulau yang sudah dikenal luas oleh masyarakat dunia. Sebagai salah satu tujuan utama dari para wisatawan asing, Bali memiliki fasilitas yang lengkap termasuk bandara internasional untuk mendukung kegiatan pariwisatanya. Selain dikenal sebagai tempat tujuan wisata, Bali juga dikenal karena religiusitas masyarakatnya yang sebagian besar adalah penganut agama Hindu. Walaupun sebagian besar beragama Hindu, masyarakat Bali sangat menjaga toleransi antar umat beragama. Hal ini menyebabkan agama-agama lain dapat berkembang di Bali tanpa merasa diintimidasi oleh masyarakat aslinya yang beragama Hindu. Agama Kristen pun sangat berkembang di Bali. Salah satu buktinya adalah adanya Keuskupan Bali dan Nusa Tenggara yang berpusat di Denpasar yang menandakan bahwa umat Katholik di Bali dapat berkembang pesat. Kerukunan antar umat beragama di Bali selalu dapat berjalan dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari adanya pecalang (petugas keamanan banjar Hindu) yang berjaga diluar rumah ibadah lain ketika sedang ada kegiatan keagamaan seperti sholat Jumat di Mesjid dan ibadah di Gereja. Hal inilah yang menyebabkan Bali menjadi lokasi yang dirasa paling cocok untuk mendirikan Rumah Komunitas Taize yang jemaatnya tidak hanya berasal dari gereja-gereja sekitar, namun juga dari negara-negara lain. 1.2 Latarbelakang Permasalahan Gereja merupakan sebuah tempat beribadah umat Kristen, dimana jemaat berdoa dan bersembahyang. Sebagai tempat untuk beribadah dan berdoa, gereja termasuk ke dalam kelompok bangunan religius yang memiliki fungsi dasar sebagai tempat ibadah dan berdoa. Gereja Taize merupakan gereja yang menyelenggarakan peribadatan secara Eukumenis, yaitu ibadat yang bersifat terbuka bagi semua pengikut Yesus Kristus dari Anastasia Jessica Putri Larasati 080113014 3

berbagai aliran Kristen seperti Katolik, Protestan, Ortodoks, Anglikan, dll. Bangunan gereja seperti ini saat ini hanya terdapat di kota Taize Perancis, yang setiap tahunnya dipenuhi oleh orang muda dari berbagi belahan dunia yang datang berbondong-bondong untuk beribadah dan berdinamika selama beberapa hari. Ibadat Taize yang dikembangan oleh Bruder Roger dan komunitasnya ini bersifat terbuka, sehingga mampu dikembangkan di gereja-gereja lain dan disesuaikan dengan kebudayaan setempat. Salah satu hal yang mendasar dari ibadat dan kegiatan dinamika yang terjadi di Taize adalah paham mengenai doa yang membuat manusia menjadi bersatu dengan Tuhan, namun juga dengan alam sekitar. Oleh sebab itu, kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam kawasan tempat ibadat ini juga sangat memperhatikan tentang kelestarian alam. Para jemaat yang datang ke Taize membantu para biarawan untuk bercocok tanam tanaman yang nantinya menjadi bahan makanan mereka selama di Taize. Mereka juga membantu memasak, membersihkan kawasan, mendirikan tenda, dll sehingga kegiatan yang terjadi pada kawasan tempat ibadah ini tidak seperti pada kawasan tempat ziarah lainnya. Berangkat dari semangat yang dibangun oleh komunitas Taize ini, maka desain bangunan Gereja Eukumenis ini nantinya dapat mentransformasikan rasa persaudaraan sejati yang tercipta dari berbagai aliran Kristen itu dalam tampilan fasadnya serta karakteristik jemaat yang multikultur dan multiras dengan memperhatikan kebudayaan-kebudayaan daerah setempat yang ada. Melihat dari aspek religiusnya, desain yang dicapai adalah penataan ruang dalam gedung gereja yang dapat mengantarkan umat ke dalam suasana yang hening untuk mendekatkan diri dengan Tuhan, dan penataan ruang luar yang mampu mewadahi semua kegiatan yang dibutuhkan serta membuat jemaat merasa menyatu dengan alam. Untuk mencapai desain yang diharapkan serta menyelesaikan masalah-malasah desain yang nanti dihadapi maka pendekatan yang digunakan merupakan pendekatan arsitektur tropis Bali. Hal ini berkaitan dengan pengangkatan budaya-budaya setempat serta penyesuaian dengan lingkungan sekitar yang masih alami yang akan diangkat dalam desain Rumah Komunitas Taize ini nantinya. Anastasia Jessica Putri Larasati 080113014 4

1.3 Rumusan Permasalahan Bagaimana wujud rancangan Rumah Komunitas Taize di Bali sebagai wadah peziarahan spiritual yang sakral bagi orang muda Katholik pada khususnya maupun dari berbagai aliran agama Kristen lain, melalui rancangan tata ruang dalam dan tata ruang luar dengan pendekatan Arsitektur tropis Bali? 1.4 Tujuan dan Sasaran Tujuan Untuk mendapatkan dan tersusunnya konsep perencanaan dan perancangan Rumah Komunitas Taize di Bali sebagai wadah peziarahan spiritual yang sakral bagi orang muda Katholik pada khususnya maupun dari berbagai aliran agama Kristen lainnya, melalui rancangan tata ruang dalam dan tata ruang luar dengan pendekatan Arsitektur tropis Bali. Sasaran Menganalisis tipologi kompleks bangunan Rumah Komunitas. Menganalisis bentuk arsitektur tropis Bali, terkait dengan hal-hal yang menjadi pendekatan masalah. Menguraikan ketertarikan kegiatan serta fungsi yang mungkin diwadahi. Menguraikan analisis terhadap ruang dalam dan ruang luar yang mampu mewadahi kegiatan peziarahan yang sakral. Menguraikan analisis mengenai transformasi arsitektur tropis Bali dalam bentuk arsitektural khususnya terkait dengan penciptaan suasana pada ruang dalam dan ruang luar. 1.5 Lingkup Studi Pembahasan dibatasi pada lingkup disiplin ilmu arsitektur untuk mendapatkan konsep ruang yang membantu pengembangan spiritualitas orang muda pada Rumah Komunitas Taize. Pembahasan dari disiplin ilmu lain, yaitu antropologi khususnya mengenai pendekatan arsitektur tropis dan tradisional Bali yang akan disesuaikan dengan penciptaan tata ruang Anastasia Jessica Putri Larasati 080113014 5

dalam dan luar dan tata ruang luar yang kemudian ditransformasikan dalam desain arsitektural. 1.6 Metode Pembahasan 1. Pengumpulan data melalui studi pustaka dari buku-buku literatur, internet, serta wawancara, dengan mempelajari perkembangan umat, segala budaya yang ada di tengah-tengah umat serta nilai-nilai filosofi yang dipegang oleh umat. 2. Analisa perkembangan gereja pada masa lalu hingga saat ini, untuk mengetahui bagaimana tren perkembangan umat dari tahun ke tahun, serta pengaruh keberadaan Rumah Komunitas Taize dengan kehidupan sosial masyarakat sekitar. 3. Analisa pola kegiatan jemaat untuk menentukan ruang-ruang yang dibutuhkan beserta besarannya. 4. Analisa bentuk arsitektural bangunan tradisional Bali yang terkandung dalam filosofi bangunannya untuk memperhatikan aspek-aspek arsitektur tropis modern yang akan dikembangkan. 5. Mengambil inti dari masing-masing analisa untuk dijadikan kata kunci yang akan dikembangkan dalam desain arsitektur bangunan. 6. Menyusun konsep dasar yang akan diterapkan pada perancangan Rumah Komunitas Taize di Bali. Anastasia Jessica Putri Larasati 080113014 6

1.7 Kerangka Pola Pikir Anastasia Jessica Putri Larasati 080113014 7