BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia tahun 2009 tercatat sebesar 231.369.592 jiwa, sedangkan dari hasil sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sebesar 237.556.363 jiwa. Secara nasional, laju pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun selama 2 tahun terakhir adalah sebesar 1,49% (Profil Kesehatan Indonesia, 2009, p.8). Dari segi kuantitas jumlah penduduk Indonesia cukup besar tetapi dari sisi kualitas melalui Indeks Pembangunan Manusia (IMP) kondisi Indonesia sangat memprihatinkan karena dari 117 negara, Indonesia di posisi 108. Tingginya laju pertumbuhan yang tidak diiringi peningkatan kualitas penduduk ini terus dilakukan upaya penangana yaitu dengan program keluarga berencana (Handayani, 2010, p. iii). Dasar penanganan masalah kependudukan adalah undang-undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang mengamanatkan bahwa kewenangan dan urusan BKKBN tidak hanya terbatas pada masalah yang berhubungan dengan pembangunan keluarga berencana dan keluarga sejahtera namun juga kependudukan (BKKBN Provinsi, 2009, p.1). Sasaran program KB nasional lima tahun kedepan adalah menurunnya rata-rata laju penduduk (LPP) secra nasional menjadi 1,14 pertahun, menurunya angka kelahiran Total Fertility Rate (TFR) menjadi 2,2 1
2 perperempuan, meningkatkanya peserta KB pria menjadi 4,5 %, meningkatkanya pengguna metode kontrasepsi yang efektif dan berjangka panjang (Sujiatini & Arum, 2009, p.131). Sasaran gerakan KB Nasional yaitu Pasangan usia subur, dengan prioritas PUS muda dengan paritas rendah, generasi muda dan purna PUS, pertumbuhan penduduk tinggi dan wilayah khusus seperti sentra industri, pemukiman padat, daerah kumuh, dan daerah terpencil (Prawirohardjo, 2006, p.902-903). Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB, banyak metode kontrasepsi antara lain Suntik, MOW/P, Implant, Pil dan IUD/AKDR (Profil Kesehatan Indonesia, 2009, p.75). Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi Keluarga Berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, bewawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Banyak perempuan yang mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan jenis kontresepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut, khususnya metode kontrasepsi AKDR (Saifudin, 2006, p.v).
3 Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono, 2006, p.134). Tujuan pokok pelayanan kontrasepsi terdiri dari 3 fase yaitu menunda kehamilan dimana istri berumur < 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena berbagai alasan. Menjarangkan kehamilan yaitu istri berusia 20-35 tahun periode yang paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran 2-4 tahun. Mengakhiri kehamilan istri berumur > 35 tahun karena alsan medis dan alasan lainya (Hartanto, 2004, p.30-31). Salah satu metode kontrasepsi yang berjangka panjang ialah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Sebenarnya banyak keuggulan metode kontrasepsi ini, namun begitu tidak semua klien berminat dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses pemasangan, dilarang oleh suami karena takut benangnya mengganggu saat bersenggama dan kurangnya pengetahuan tentang AKDR (Handayani, 2010, p.138). Di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 pengguna kontrasepsi IUD 568.575 ( 8,77%), menurun di tahun 2010 menjadi 427,226 (6,52%). Pada tahun 2009 di Kabupaten Grobogan terdapat 12.433 (4,33%) pengguna IUD, terjadi penurunan di tahun 2010 10.074 (3,51%). Pengguna kontrasepsi IUD di wilayah Puskesmas Gubug pada tahun 2009 sebanyak 258 (2,54%). Dan ada peningkatan pada tahun 2010 sebesar 278 (2,74%). Dari beberapa Desa di Kecamatan Gubug di Desa Baturagung paling sedikit pengguna kontrasepsi IUD terdapat 22 (0,03%) pada tahun 2009. Tidak ada peningkatan di tahun 2010 22 (0.03%) meskipun PUS meningkat.
4 Data diatas dapat disimpulkan bahwa metode kontrasepsi AKDR belum menarik akseptor untuk menggunakanya sebagai alat untuk menjarangkan kehamilan, padahal metode kontrasepsi AKDR ini merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yang mempunyai efektifitas 0,6-0,8 kehamilan dari 100 perempuan dalam satu tahun pertama penggunaan (Saifudin, 2006, p.mk-75). Dari survei pendahuluan dengan menggunakan kuesioner pada tanggal 6 Mei 2011 dari 10 (100%) wanita usia subur sebelum menikah di Desa Baturagung didapatkan hasil hanya 4 (40%) yang cukup mengetahui AKDR dan 6 (60%) belum mengetahui kontrasepsi AKDR. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti Gambaran Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur Sebelum Menikah Tentang Kontrasepsi AKDR di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur Sebelum Menikah Tentang Kontrasepsi AKDR di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan?
5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Sebelum Menikah Tentang Kontrasepsi AKDR di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan Pengetahuan Wanita Usia Subur Sebelum Menikah Tentang Kontrasepsi AKDR di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. b. Mendeskripsikan Sikap Wanita Usia Subur Sebelum Menikah Tentang Kontrasepsi AKDR di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi peneliti lain, dan sebagai acuan pembelajaran terutama mengenai metode KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengalaman dalam penelitian serta peneliti dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penelitian secara ilmiah.
6 b. Bagi WUS Menambah pengetahuan, khususnya bagi Wanita Usia Subur sebelum menikah mengenai AKDR. c. Bagi Institusi Dapat memberikan manfaat khususnya dalam memperbanyak referensi tentang AKDR dan sebagai acuan dalam penelitian berikutnya. d. Bagi Pengembangan Ilmu Diharapkan semakin bertambahnya zaman dan ilmu, kontrasepsi AKDR dapat meningkat, demi tercapainya target metode kontrasespsi berjangka panjang.
7 E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian Sebelumnya Table 1 Keaslian Penelitian No Judul, Nama, Sasaran Variasi yang Metode Hasil Tahun diteliti 1 Tingkat 20 wanita Pengetahuan Deskriptif Hasil pengetahuan usia subur di Wanita Usia penelitian ini Wanita Usia Wilayah Subur, tingkat dapat diketahui Subur Terhadap Puskesmas pendidikan pada tingkat Alat ambarawa wanita usia subur pendidikan Kontrasespsi yang IUD diwilayah berpendidikan yang Puskesmas SD, SMP, berpendidikan Ambarawa. SMA SD sebanyak 3 Citra Buana orang, (15%), Sari S. (2005) pendidikan SMP sebanyak 9 orang (45%), pendidikan SMA 8 orang (40%). Sebagian besar berpendidikkan yaitu sebesar 45%.
8 2 Tingkat Pada Tingkat Deskriptif Hasil Pengetahuan pasangan pengetahuan Penelitian Akseptor wanita usia keluarga berencana menunjukkan Tentang Alat subur dengan tentang alat bahwa Kontrasepsi menentuakan kontrasepsi IUD sebagian besar IUD Lippes kriteria Lippes Loop Loop di Desa inklusif dan sudah Dongos ekskulsif mempunyai Kecamatan jumlah pengetahuan Kedung sampel yang baik yaitu Kabupaten diperoleh sebanyak 10 Jepara. sebanyak 20 Istirokhah (50%). (2006) wanita usia subur yang memakai kontrasepsi IUD Lippes Loop 2. Penelitian Sekarang Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang pengetahuan dan jenis kontrasepsi AKDR yaitu Lippes Loop. Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian tentang pengetahuan dan sikap Wanita Usia Subur yang belum menikah, perbedaan dari sebelumya adalah Variabel, serta waktu dan tempatnya.