PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PERTUKARAN KELOMPOK DENGAN KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA PEMBANGUNAN LABORATORIUM UNP PADANG Oleh: Amalia Sholiha *, Villia Anggraini **, Alfi Yunita ** *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh siswa terbiasa belajar secara individu dan hasil belajar matematika siswa yang masih di bawah KKM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Pertukaran Kelompok dengan Kelompok lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas XI IPS SMA Pembangunan Laboratorium UNP Padang. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dengan populasi seluruh siswa kelas XI IPS SMA Pembangunan Laboratorium UNP Padang Tahun Pelajaran 2016/2017. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak terpilih kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes akhir. Bentuk tes akhir yang digunakan adalah esai dengan reliabilitas tes adalah 0,9484. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t satu pihak. Hasil uji hipotesis diperoleh 1,794 dan 1,668. Karena maka hipotesis penelitian diterima pada taraf nyata 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Pertukaran Kelompok dengan Kelompok lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas XI IPS SMA Pembangunan Laboratorium UNP Padang. Kata kunci : Pertukaran Kelompok dengan Kelompok, Hasil Belajar Matematika PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia pendidikan. Hal ini terlihat dari penggunaan ilmu matematika dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti berhitung, mengumpulkan, mengolah, menyajikan serta menafsirkan data. Mengingat pentingnya peranan matematika, maka peningkatan hasil belajar matematika pada jenjang pendidikan perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh. Kenyataannya, hal inilah yang belum terwujud di SMA Pembangunan Laboratorium UNP Padang. Hasil belajar
matematika siswa belum sesuai dengan harapan. Berdasarkan observasi dan wawancara diketahui beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran matematika. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa terbiasa belajar secara individu, kurangnya aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa masih dibawah KKM. Alternatif untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif. Salah satu strategi pembelajaran aktif yang dapat melihat hasil belajar siswa adalah strategi pembelajaran aktif tipe Pertukaran Kelompok dengan Kelompok. Silberman (2006: 178), Dalam strategi ini, tugas-tugas yang berbeda diberikan kepada kelompok siswa yang berbeda. Setiap kelompok mengajarkan kepada siswa lain apa yang ia pelajari. Pemberian tugas yang berbeda kepada siswa akan mendorong mereka untuk tidak hanya belajar bersama tetapi juga mengajarkan satu sama lain. Siswa juga bisa mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari, dan mendiskusikannya. Penelian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Pertukaran Kelompok dengan Kelompok lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas XI IPS SMA Pembangunan Laboraturium UNP Padang. Pembahasan ini telah dilakukan melalui sebuah penelitian, dan penelitian yang relevan dilakukan oleh Yolanda Risa (2016) dengan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Pertukaran Kelompok dengan Kelompok pada Kelas VIII MTsN Salido Kabupaten Pesisir Selatan lebih baik daripada menggunakan pembelajaran konvensional. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Pembangunan Laboratorium UNP Padang Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian ini adalah tes akhir berupa soal esai. Soal tes akhir diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba soal dilakukan di SMA PGRI 3 Padang pada tanggal 24 Januari 2017 untuk memeriksa tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas. Dari analisis daya pembeda semua soal diterima dengan tingkat kesukaran soal nomor 1 c, 1 d, 3 dan 4 memiliki tingkat kesukaran sedang dan nomor 1a, 1 b, 1e, dan 2 memiliki tingkat kesukaran mudah, dengan reliabilitasnya 0,9484. Menurut kriteria dalam Depdiknas (2010:239) instrumen penelitian tersebut reliabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data hasil belajar siswa melalui tes akhir yang diberikan pada kelas sampel diperoleh rata-rata (, simpangan baku (S), skor tertinggi ( ), skor terendah ( tes akhir kelas sampel sesuai dengan Tabel 1. Tabel 1. Perhitungan Rata-Rata (, Simpangan Baku (S), Skor Tertinggi ( ), Skor Terendah ( Tes Akhir Kelas Sampel Kelas ( S x min Eksperimen 70,50 13,52 97 47 Kontrol 64,69 13,93 94 44 Tabel 1 di atas memperlihatkan bahwa skor rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari skor rata-rata siswa pada kelas kontrol, simpangan baku kedua kelas tidak jauh berbeda berarti nilai siswa pada kedua kelas sama-sama tersebar jauh dari nilai rata-rata kelas. Hasil pengujian hipotesis yang menggunakan uji t satu pihak karena sampel berdistribusi normal dan homogen diperoleh 1,794. Karena, dimana 1,668 maka tolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Pertukaran Kelompok dengan Kelompok lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan
menerapkan pembelajaran konvensional di kelas XI IPS SMA Pembangunan Laboratorium UNP Padang. Pada proses pembelajaran strategi pembelajaran aktif tipe pertukaran kelompok dengan kelompok aktivitas siswa terlihat lebih aktif. Hal ini disebabkan karena siswa diberikan kesempatan berdiskusi secara berkelompok untuk mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari. Materi yang didiskusikan tersebut dipresentasikan ke depan kelas oleh juru bicara setiap kelompok yang dipilih oleh guru. Aktivitas ini menuntut siswa agar mempersiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Adanya saling berdiskusi dan berbagi informasi dari juru bicara membuat aktivitas antar siswa terlihat baik karena siswa juga bisa bertanya dan bertukar pendapat dengan juru bicara dari kelompok yang tampil. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Terlihat dari hasil tes akhir siswa pada Gambar 1 berikut. Gambar 1. Lembar Jawaban Kelas Eksperimen Untuk Siswa Berkemampuan Tinggi Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa siswa berkemampuan tinggi pada kelas eksperimen sudah menjawab soal dengan tepat dan benar. Sehingga dapat disimpulkan pemahaman siswa terhadap materi sudah baik. Selanjutnya contoh jawaban tes akhir siswa pada kelas kontrol yang berkemampuan tinggi dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Lembar Jawaban Kelas Kontrol Untuk Siswa Berkemampuan Tinggi Berdasarkan Gambar 2 terlihat siswa kelas kontrol sudah menjawab soal dengan benar, namun belum mampu mengerjakan soal dengan baik dan tepat. Ini terlihat dari jawaban siswa dalam mengoperasikan nilai yang berada di dalam kurung terdapat sedikit kesalahan dalam menyelesaikannya.
Pada siswa berkemampuan sedang terlihat juga perbedaan indikator soal nomor 3 siswa dengan kemampuan sedang pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam mengerjakan soal. Ini terlihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. langkah awal, tetapi masih terjadi kesalahan pada pengoperasian nilai dan jawaban masih kurang lengkap. Pada siswa berkemampuan rendah terdapat juga perbedaan indikator soal nomor 4 siswa berkemampuan rendah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam mengerjakan soal. Ini terlihat pada Gambar 5 dan Gambar 6. Gambar 3. Lembar Jawaban Kelas Eksperimen Untuk Siswa Berkemampuan Sedang Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa siswa sudah menjawab soal dengan benar tetapi masih ada sedikit kesalahan ketika siswa mensubtitusikan nilai. Contoh jawaban tes akhir siswa pada kelas kontrol dengan kemampuan sedang dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 5. Lembar Jawaban Kelas Eksperimen Untuk Siswa Berkemampuan Rendah Pada Gambar 5 terlihat bahwa siswa pada kelas eksperimen sudah menjawab soal menentukan nilai k dengan benar tetapi masih ada sedikit kekurangan. Ini terlihat dari lembar jawaban siswa yang tidak lengkap pada jawaban akhirnya. Gambar 4. Lembar Jawaban Kelas Kontrol Untuk Siswa Berkemampuan Sedang Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa siswa sudah menjawab soal dengan konsep yang benar pada Gambar 6. Lembar Jawaban Kelas Kontrol Untuk Siswa Berkemampuan Rendah Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa siswa kelas kontrol belum
menjawab soal menentukan nilai k dengan baik dan benar. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Pertukaran Kelompok dengan Kelompok lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas XI IPS SMA Pembangunan Laboratorium UNP Padang. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. (2001). Penyusunan Butir-butir Soal dan Instrumen Penilaian. Jakarta: Depniknas. Risa, Yolanda. (2016). Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Pertukaran Kelompok dengan Kelompok Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTsN Salido Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. Padang: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat. Silberman, Melvin L. (2006). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia.