BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari atau kebutuhan primer, kebutuhan sekunder seperti televisi serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI A. DISONANSI SETELAH PROSES PEMBELIAN. Menurut Solomon (1992), Teori Disonansi Kognitif adalah salah satu dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jurnal penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari perilaku konsumsi untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern seperti sekarang ini, sarana transportasi telah menjadi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat terpuaskan secara permanen. Dalam usahanya untuk memenuhi

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jurnal penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan konsumsi. Konsumsi, dari bahasa

BAB II URAIAN TEORITIS. Japarianto (2006) dengan judul Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan informasi yang pesat dewasa ini. mengakibatkan tingkat konsumsi yang cukup tinggi di kalangan masyarakat

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Sarana komunikasi telah menjadi bagian yang penting dari kehidupan manusia pada

BAB II LANDASAN TEORI. Postpurchase dissonance adalah suatu tahap dari postpurchase consumer

PASAR KONSUMEN. dan Perilaku Pembelian Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ANALISIS PEMBENTUKAN DISONANSI KOGNITIF KONSUMEN PEMILIK SEPEDA MOTOR HONDA PADA MAHASISWA S1 EKSTENSI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI USU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. produk pelumas mesin kendaraan bermotor merek Mesran SAE. Pihak produsen

ANALISIS PEMBENTUKAN DISONANSI KOGNITIF KONSUMEN PEMILIK SEPEDA MOTOR HONDA PADA MAHASISWA S1 EKSTENSI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI USU

BAB II LANDASAN TEORI. Pengambilan keputusan membeli merupakan suatu proses pemecahan masalah

Oleh : Edie Sugiarto Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sekarang adalah belanja online. Berdasarkan UCLA Center for Communication

C. Subjek Penelitian D. Penentuan Jumlah Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel E. Data dan Teknik Pengumpulan Data F.

BAB I PENGANTAR. A. latar Belakang Masalah. dan teknologi yang sangat terasa adalah terjadinya perubahan yang sangat cepat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhasil untuk menarik minat konsumen untuk membeli produknya pada akhirnya

Gambaran Postpurchase Dissonance Pada Konsumen City Car Honda Brio (Description of Postpurchase Dissonance on City Car Honda Brio Consumers)

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan konsumen saja, tetapi juga harus dapat. memuaskan konsumen. Dengan adanya persaingan yang kompetitif ini

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membahas tentang postpurchase dissonance, terlebih dahulu perlu

ANALISA FAKTOR PSIKOLOGIS YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO. Tesis

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya guna mengkonsumsi produk

ABSTRAK. Kata-kata kunci : perceived value, brand association, brand loyalty, dan keputusan pembelian. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat mendorong pula berkembangnya sektor perekonomian yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia harus mempersiapkan diri

ANALISIS PEMBENTUKAN DISONANSI KOGNITIF KONSUMEN PEMILIK MOBIL TOYOTA AVANZA

BAB I PENDAHULUAN. sebgai hablum minannas. Ketetapan tentang hablum minannas ini. maupun kebutuhan psikologis seperti pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap saat. Kebutuhan makanan sangat penting bagi masyarakat karena makanan

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Sikap..., Ferina Rahmawati, F.PSI UI, 2008

ANALISIS PEMBENTUKAN DISONANSI KOGNITIF KONSUMEN PEMILIK MOTOR YAMAHA JUPITER

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Saat ini begitu banyak peminat olah raga sepak bola, olah. raga sepak bola diminati oleh berbagai macam kalangan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan barang berteknologi. Konsumen cenderung menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan indutri telepon seluler atau handphone semakin ketat,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dengan hasilnya yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Pembelajaran (learning)

DISONANSI KOGNITIF MAHASISWA DALAM MEMILIH PROGAM STUDI MANAJEMEN DI STIENU JEPARA. M. Farid khakim Much. Imron 1)

BAB I PENDAHULUAN. membeli produk sesuai kualitasnya, membeli produk yang benar benar

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran misalnya mobil, sepeda motor. Produk dari industri baru tersebut terus membanjir di pasaran dan saling

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi memberikan manfaat diberbagai bidang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku konsumen merupakan proses yang berdinamika. Dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang saat ini semakin lama semakin ketat. Terdapat berbagai. konsumen untuk menggunakan suatu produk.

III KERANGKA PEMIKIRAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Minggu-13. Product Knowledge and Price Concepts. Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (2)

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Pola Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk Starbucks Coffee

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. waktu, kemudahan-kemudahan yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi

PENGARUH SIKAP KONSUMEN TERHADAP IKLAN DAN KEYAKINAN AKAN MEREK PRODUK PADA PEMBENTUKAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP MEREK PRODUK

BAB II KERANGKA TEORITIS. Para pemasar mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia bisnis, kenaikan volume penjualan menjadi keinginan dari

Pendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bidang teknologi, liberalisasi perdagangan, serta faktor-faktor lain (Knight,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. toko dapat memicu munculnya needs atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak disadari

ABSTRACT. Keywords:Brand image, and consumen loyalty. Universitas Kristen Maranatha

BAB I P E N D A H U L U A N. masalah penjualan merupkan salah satu dari banyak masalah yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. bahkan dapat membeli suatu secara online. Seiring dengan. pintar, akses internet yang mudah dan praktis, kini berbelanja online

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, sehingga menciptakan persaingan bisnis yang amat ketat.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I. oleh hampir semua orang. Menjamurnya bisnis seperti waralaba (franchise), pusat

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, karena mobil Mitsubishi Kuda saat ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

PERBEDAAN POST-PURCHASE DISSONANCE DILIHAT DARI TIPE INOVASI YANG DIANUT KONSUMEN

Analisis Faktor Psikologi Konsumen Terhadap Keputusan. Pembelian Produk Motor Matic Yamaha. (Studi Pada Divisi Yamaha 3S PT. Hasjrat Abadi Gorontalo)

2016 HUBUNGAN SEGMEN VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN IMPULSE BUYING PADA KONSUMEN FACTORY OUTLET DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sepatu Shop merupakan sebuah toko sepatu yang menjual bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran atau lazim dikenal dengan istilah marketing telah lama

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen merupakan bagian terpenting bagi perusahaan karena memiliki

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia tidak bisa lepas dari kegiatan membeli. Kegiatan membeli tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, mulai dari kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan primer, kebutuhan sekunder seperti televisi serta kebututuhan tersier seperti laptop dan mobil (Sukirno, 2005). Dalam setiap kegiatan membeli yang dilakukan oleh individu yang disebut sebagai konsumen, akan ada tahap-tahap yang dilalui. Tahapan tersebut antara lain pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli dan tahap terakhir perilaku setelah pembelian. Tahap pengenalan kebutuhan adalah tahap dimana konsumen mengidentifikasi produk apa yang dibutuhkannya. Tahap yang kedua adalah tahap dimana konsumen mengumpulkan berbagai jenis informasi mengenai produk yang dibutuhkannya. Selanjutnya adalah tahap evaluasi alternatif, pada tahap ini konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada, kemudian konsumen melakukan kegiatan membeli. Terakhir adalah tahap pasca pembelian, pada tahap ini kognitif konsumen yang paling berperan untuk evaluasi produk yang telah dibeli (Kotler, 2001). Tidak semua kegiatan membeli yang dilakukan oleh konsumen akan berdampak positif dan menyenangkan. Kegiatan membeli yang dilakukan konsumen juga bisa berdampak tidak menyenangkan, terutama untuk pembelian yang dilakukan tanpa melalui tahapan yang sesuai. Misalnya pada tahap pengumpulan informasi, konsumen sering mengabaikan tahap ini karena selalu xviii

ingin cepat, mudah menerima dan tidak mau repot mengumpulkan informasi mengenai produk. Akibatnya informasi yang dimiliki konsumen terbatas (Sembiring, 2009). Informasi yang terbatas tersebut akan mengarahkan konsumen pada perasaan tidak nyaman setelah melakukan kegiatan membeli. Perasaan tidak nyaman tersebut merupakan rasa cemas konsumen yang memunculkan pertanyaan dan keragu-raguan tentang produk yang telah dibelinya (Hawkins, Best & Coney, 1986). Perasaan tidak nyaman yang dirasakan konsumen setelah proses pembelian disebut Disonansi pasca pembelian (postpurchase dissonanse) (Loudon dan Bitta, 1997). Disonansi kognitif dideskripsikan sebagai suatu kondisi yang membingungkan, yang terjadi pada seseorang ketika kepercayaan mereka tidak sejalan bersama. Kondisi ini mendorong mereka untuk merubah pikiran, perasaan, dan tindakan mereka agar sesuai dengan pembaharuan. Disonansi dirasakan ketika seseorang melakukan suatu tindakan yang tidak konsisten dengan perilaku dan kepercayaan mereka (East,1997). Misalnya, ketika individu telah memakai suatu produk dengan merek tertentu selama bertahun-tahun dan merasa bahwa produk dengan merek tersebut adalah yang terbaik, namun seiring dengan perkembangan zaman, muncul berbagai produk baru yang lebih menarik dengan merek lain. Hal ini akan menimbulkan disonansi bagi konsumen. Apalagi ditambah dengan fakta serta pengujian bahwa produk dengan merek baru tersebut terbukti lebih baik, maka disonansi yang timbul pada konsumen tentu akan semakin tinggi (Stanton, 1996). xix

Disonansi pasca pembelian (postpurchase dissonance) terjadi karena setiap alternatif yang dihadapi konsumen mempunyai kelebihan dan kekurangan, artinya aspek-aspek negatif dari barang yang terpilih dengan aspek-aspek positif barang yang ditolak menimbulkan ketidaknyamanan bagi konsumen. Adanya kecemasan pada diri konsumen bahwa barang yang dibelinya tidak lebih baik atau bahkan lebih buruk dari barang yang tidak dibelinya. Semakin menarik alternatif yang diabaikan konsumen, maka semakin besar pula disonansi yang dialami konsumen (Stanton, 1996). Nilai barang yang dibeli juga akan mempengaruhi disonansi yang terjadi. Semakin besar nilai barang yang dibeli, maka tingkat disonansi yang terjadi pasca pembelian juga akan meningkat. Apabila yang dibeli hanya sebungkus permen, disonansi yang dialami tidak akan sebesar disonansi yang dialami seperti membeli sebuah rumah (Stanton, 1996). Barang yang bernilai tesebut tidak hanya terbatas pada barang yang bernilai mahal, tapi juga barang yang mempunyai nilai keterlibatan tinggi bagi pemakainya. Misalnya televisi yang sering digunakan oleh konsumen atau mesin cuci yang sangat dibutuhkan oleh konsumen (Hill & O Sullivan, 1999). Konsumen menginginkan produk terbaik yang sesuai dengan kebutuhannya, tetapi tidak semua konsumen mau direpotkan untuk mengumpulkan informasi mengenai produk yang akan dibelinya ditambah lagi dengan minimnya layanan berbasis informasi yang disediakan oleh pemasar (Henry, 2007). Hal ini akan menyebabkan disonansi pasca pembelian, yang diikuti dengan meningkatnya pengaduan konsumen. xx

Data yang diperoleh Perlindungan Konsumen Departemen Perdagangan, sepanjang tahun 2008 pengaduan yang diterima sekitar 80an kasus, dan meningkat pada tahun 2009. Data statistik menunjukkan dari awal tahun hingga maret 2009 data pengaduan konsumen telah mencapai 100 kasus (Sembiring, 2009). Masalah yang memicu disonansi pasca pembelian tidak hanya pada pengumpulan informasi yang tidak cukup, tetapi juga kesalahan dalam memahami informasi yang didapat. Riset menunjukkan bahwa sejumlah informasi pemasaran disalahpahami sehingga konsumen menerjemahkannya dengan tidak tepat, kebingungan, atau tidak akurat. Diperkirakan bahwa seseorang dapat salah memahami antara 20 hingga 25 persen dari berbagai jenis informasi yang mereka dapat, termasuk iklan, laporan berita dan sebagainya. Kesalahan dalam pemahaman ini tentu saja tidak menambah pengetahuan produk yang dimiliki konsumen (Peter & Olson, 2002) Pengetahuan produk adalah pengetahuan terhadap produk sebagai pengetahuan konsumen tentang produk yang akan dibelinya (Assael, 1995). Pengetahuan tersebut mencakup tentang cara kerja produk, harga, jenis, fungsi serta kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh konsumen mengenai produk. Informasi akan membentuk pengetahuan produk pada konsumen. Apabila pengetahuan produk sejak awal diterima dengan benar akan membantu konsumen untuk menerima produk secara utuh (Sunarto, 2006). Menurut Sweeney, Hausknecht dan Soutar (2000) disonansi kognitif dapat diukur dengan tiga dimensi yaitu: Emotional. Emotional adalah ketidaknyamanan psikologis yang dialami seseorang terhadap keputusan pembelian.. Selanjutnya xxi

Wisdhom of Purchase (kebijaksanaan pembelian) adalah ketidaknyamanan yang dialami seseorang setelah transaksi pembelian, dimana mereka bertanya apakah mereka sangat membutuhkan produk tersebut atau apakah mereka telah memilih produk yang sesuai.. Dimensi yang ketiga adalah Concern Over the Deal (perhatian setelah transaksi). Concern Over the Deal (perhatian setelah transaksi) adalah ketidaknyamanan yang dialami sesesorang setelah transaksi pembelian dimana mereka bertanya tanya apakah mereka telah dipengaruhi oleh tenaga penjual yang bertentangan dengan kemauan atau kepercayaan mereka. Berkaitan dengan kekecewaan konsumen dimana pada kondisi ini konsumen cenderung kurang yakin dengan keputusan yang telah dibuatnya. Pada dimensi yang ketiga ini pengetahuan konsumen tentang produk akan mengarahkan konsumen pada disonansi yang cenderung tinggi. Hal ini terjadi apabila konsumen membeli produk yang berbeda dari yang dipercayainya selama ini akibat adanya informasi atau pengaruh dari pramuniaga. Melihat fenomena seperti yang dipaparkan diatas, membuat peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan pengtahuan tentang produk dengan disonansi pasca pembelian. B. RUMUSAN MASALAH Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan pengetahuan tentang produk dengan disoansi pasca pembelian?. xxii

C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana hubungan pengetahuan tentang produk dengan disonansi pasca pembelian. D. MANFAAT PENELITIAN 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam pengembangan ilmu psikologi, khususnya bidang psikologi industri dan organisasi tentang bidang perilaku konsumen (consumer behavior) yaitu mengenai pengetahuan konsumen terhadap suatu produk yang dikaitkan dengan disonansi setelah proses pembeli. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi atau acuan bagi penelitian selanjutnya dibidang perilaku konsumen khususnya yang berkaitan pengetahuan konsumen tentang produk dan disonansi pasca pembelian. 2) Manfaat Praktis a. Bagi Pemasar Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada pemasar mengenai pentingnya pengetahuan konsumen akan produk. Pengetahuan yang akurat mengenai sebuah produk akan mengurangi disonansi yang xxiii

dialami konsumen dan memungkinkan pemakaian lebih lanjut oleh konsumen. b. Bagi Konsumen Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi konsumen untuk menyadari pentingnya pengumpulan informasi mengenai produk yang akan dibeli sebelum membeli produk tersebut, sehingga konsumen merasa nyaman dengan produk yang dibelinya. E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Disini juga digambarkan tentang berbagai tinjauan literatur tentang pengetahuan konsumen mengenai produk yang akan dibeli (product knowledge) yang mempengaruhi disonansi pasca pembelian. Bab II Landasan teori Bab ini menguraikan landasan teori yang mendasari masalah yang akan menjadi objek penelitian. Memuat landasan teori pengetahuan tentang produk (product knowledge) dan teori disonansi pasca pembelian. Bab ini juga mengemukakan hipotesa sebagai jawaban sementara terhadap xxiv

masalah penelitian yang menjelaskan pengaruh pengetahuan tentang produk terhadap disonansi pasca pembelian. Bab III Metodologi penelitian Bab ini menguraikan identifikasi variabel, definisi operasional variabel, metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, uji daya beda item dan reliabilitas alat ukur serta metode analisa data yang digunakan untuk mengolah hasil data penelitian. Bab IV Analisa Data dan Pembahasan Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang disertai dengan interpretasi dan pembahasan. Bab V Kesimpulan, Diskusi dan Saran Bab ini menguraikan kesimpulan sebagai jawaban permasalahan yang diungkapkan berdasarkan hasil penelitian. Diskusi membahas mengenai kesesuaian maupun kestidaksesuaian antara data penelitian yang diperoleh dengan teori yang ada dan saran penelitian yang meliputi saran praktis dan saran untuk penelitian selanjutnya. xxv