KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Nomor KEP. 31/LATTAS/II/2014 TENTANG

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor : 19/BAPPEBTI/PER-SRG/01/2015

KEPUTUSAN DIREKTUR BINA PEMAGANGAN NOMOR KEP. 991/LATTAS-MAG/IX/2013 TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PADA DIREKTORAT BINA PEMAGANGAN

SOSIALISASI BANTUAN PERALATAN PELATIHAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. /MEN/ /2008 TENTANG

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 8 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2009

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL PEMBINAAN ORGANISASI MITRA (BOP-ORMIT)

KATA PENGANTAR. Jakarta, 17 Mei Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, ttd. Ir. Khairul Anwar, MM NIP

PERATURAN MENTERI NO. 17 TH 2007 PERATURAN

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.

2013, No

No PS 2009 TAHUN Bantuan Persiapan Sertifikasi ISO

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG

C I L A C A P PERSYARATAN IZIN LEMBAGA PELATIHAN KERJA SWASTA (LPKS)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

Lampiran SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor: 1366 Tahun 2014 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN

DRAFT PETUNJUK TEKNIS

KATA PENGANTAR. Jakarta, 13 Februari Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, ttd

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tam

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN PRAKTIK SISWA SMK TAHUN 2016

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI KEARSIPAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PERMOHONAN SERTIFIKAT PRODUKSI ALAT KESEHATAN / PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 41/KEP-BPSDMKP/2014 TENTANG

PROPOSAL PENGEMBANGAN SMK PEMBANGUNAN UNIT SEKOLAH BARU (USB) SMK SMK...

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

KATA PENGANTAR. Jakarta, 13 Februari Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas,

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 65 TAHUN 2015

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN / KEGIATAN (AANWIJZING) Nomor : W.6.PAS.6.PL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 29/KEP-LPMUKP/2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

Pembukaan dan Perubahan Program Studi di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi

BERITA NEGARA. No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan.

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal,, Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi, ttd. Patdono Suwignjo NIP

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembara

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SURAT EDARAN Nomor : 698/C/KU/2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

2 terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 4. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 tentang Organisasi

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

Nomor : 106/B2.1/TU/ Februari 2018 Lampiran : 4 (empat) lembar Perihal : Tawaran Hibah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MADIUN S A L SALINANN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015

Panduan Pelaksanaan TAHUN 2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah

DAFTAR INSTRUMEN/KELENGKAPAN ADMINISTRASI PENGELOLAAN BOS PROVINSI JAWA BARAT JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH APBD TAHUN 2013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 274/Menkes/SK/III/2008

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI : 10/DAGLU/PER/7/2008 TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Gatot Subroto No. 31 Telp. (021) Fax. (021) Jakarta Pusat 10210

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terak

Pengumuman Seleksi Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PROGRAM PELATIHAN KEPADA MASYARAKAT DI BIDANG KETENAGAKERJAAN TAHUN 2017

Transkripsi:

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 51 Lt. VI A. Telp. : 021-52901142 Fax. 021-52900925 Jakarta Selatan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN PELATIHAN TAHUN 2014 DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 80 Tahun 2014 tentang Pemberian Bantuan Barang dan Jasa kepada Masyarakat Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Tahun 2014, perlu disusun Keputusan Direktur Jenderal tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Peralatan Pelatihan; b. bahwa dengan berakhirnya Keputusan Direktur Jenderal Nomor KEP.38/LATTAS/III/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Bantuan Peralatan Pelatihan Tahun 2013, maka perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Bantuan Peralatan Pelatihan Tahun 2014; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 182); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4637); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 155); 9. Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103); 10.Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010; 11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 286); 12.Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.12/MEN/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 378); 13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 08/MEN/V/2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 286);

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN PELATIHAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan ketenagakerjaan memiliki dampak yang luas, diantaranya dengan tingginya angka pengangguran dan kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada posisi bulan Agustus 2013, jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 7,39 juta orang (6,25%) dari total angkatan kerja yang berjumlah 118,19 juta orang. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran, diantaranya karena adanya kesenjangan antara jumlah pencari kerja lebih besar dengan jumlah peluang kerja yang tersedia, kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peran lembaga yang membidangi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran yang sangat penting, hal ini dikarenakan terbatasnya ruang lingkup yang dimiliki pemerintah untuk menciptakan dan mengembangkan serta melatih SDM. Untuk itu peran Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) sangatlah penting dalam menciptakan kualitas kerja yang kompeten. LPKS yang tersebar diseluruh Indonesia saat ini berjumlah 7.764 (tujuh ribu tujuh ratus enam puluh empat) memiliki peran strategis dan terbukti dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing tenaga kerja. 1

Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai pembina pelatihan mengalokasikan anggaran pemberian bantuan peralatan pelatihan tahun anggaran 2014. Sasaran dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas LPKS agar dapat melakukan kegiatan pelatihan yang kredibel sehingga dapat menciptakan calon tenaga kerja yang kompeten dan diakui di dunia industri. Melihat jumlah LPKS yang besar dan terbatasnya anggaran yang dimiliki, maka perlu dilakukan penilaian serta kualifikasi LPKS yang akan diberikan Bantuan Peralatan Pelatihan dari Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. B. Sasaran dan Tujuan 1. Tujuan a. Memberikan petunjuk bagi pelaksana kegiatan dalam melaksanakan kegiatan pemberian bantuan peralatan pelatihan. b. Memberikan petunjuk bagi Lembaga Pelatihan Kerja Swasta, Yayasan dan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam mengajukan permohonan bantuan peralatan pelatihan. c. Memberikan petunjuk dalam penetapan lembaga penerima bantuan peralatan pelatihan. 2. Sasaran Terselenggaranya pelaksanaan kegiatan pemberian bantuan peralatan pelatihan secara optimal, efisien, efektif dan akuntabel sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan ini meliputi, persyaratan administratif dan teknis, tata cara pemberian bantuan, kegiatan sosialisasi, verifikasi, monitoring dan evaluasi serta pelaporan. 2

D. Pengertian 1. Bantuan Peralatan Pelatihan adalah peralatan pelatihan yang diberikan kepada Yayasan/Lembaga yang bergerak dibidang pengembangan SDM dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang telah ditetapkan dengan keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas; 2. Proposal adalah dokumen usulan yang diajukan oleh Lembaga Pemohon kepada Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas yang berisikan tentang kebutuhan peralatan pelatihan di lembaga tersebut; 3. Lembaga Pemohon adalah Lembaga Pelatihan Kerja Swasta, Yayasan dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang pengembangan SDM yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan; 4. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan; 5. Program pelatihan kerja adalah keseluruhan isi pelatihan yang tersusun secara sistematis dan memuat tentang kompetensi kerja yang ingin dicapai, kurikulum, silabus serta praktek, lama waktu pelatihan, metoda dan sarana pelatihan, persyaratan peserta dan tenaga pelatihan serta evaluasi dan penetapan kelulusan peserta pelatihan; 6. Sarana dan prasarana pelatihan adalah sarana yang dimiliki untuk mendukung penyelenggaraan pelatihan berupa gedung/kantor, ruang teori, ruang praktek, peralatan dan kelengkapannya; 7. Tenaga pelatihan adalah seseorang yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya untuk melakukan suatu fungsi yang berkaitan dengan kepentingan pelatihan tenaga kerja; 3

8. Lembaga penerima bantuan adalah Lembaga Pemohon yang dinyatakan lulus seleksi baik administratif maupun teknis setelah dilakukan verifikasi; 9. Direktur adalah Direktur Bina Lembaga dan Sarana Pelatihan Kerja; 10. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas; 11. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 4

BAB II PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN PERALATAN PELATIHAN Bantuan Peralatan Pelatihan pada Lembaga Pemohon merupakan bantuan yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam rangka meningkatkan peran serta dan fungsi sekaligus penguatan kelembagaan bagi Lembaga Pemohon sebagai upaya bersama dalam proses penyediaan tenaga kerja kompeten sesuai dengan kebutuhan pasar kerja atau dunia industri. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Lembaga Pemohon dalam mengajukan permohonan bantuan peralatan pelatihan meliputi : A. Lembaga Pelatihan Kerja Swasta 1. Persyaratan administrasi a. Surat permohonan bantuan peralatan pelatihan dari Lembaga Pemohon yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (contoh pada lampiran 3); b. Surat rekomendasi pengajuan bantuan peralatan dari dinas yang membidangi ketenagakerjaan kabupaten/kota; c. Fotokopi akte pendirian lembaga yang diterbitkan oleh Notaris; d. Fotokopi surat keterangan domisili Lembaga Pemohon dari kelurahan/desa setempat yang masih berlaku atau yang telah dilegalisir tahun 2014 oleh kepala kelurahan/desa; e. Usulan kebutuhan peralatan perlatihan sesuai dengan program pelatihan yang diajukan; f. Fotokopi KTP pimpinan Lembaga Pemohon disertai nomor telepon dan HP pimpinan Lembaga Pemohon; g. Surat usulan calon panitia pemeriksa dan penerima barang/peralatan pelatihan sejumlah 3 (tiga) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang ketua lembaga dan 2 (dua) orang pengurus (contoh Surat pada lampiran 8); 5

h. Surat Pernyataan Kesanggupan untuk memelihara bantuan peralatan Surat pernyataan kesanggupan untuk memelihara bantuan peralatan, yang diberikan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, yang menyatakan tidak memperjualbelikan barang/peralatan serta tidak mengalihfungsikan selain untuk melaksanakan pelatihan kerja (contoh pada lampiran 7); i. Fotokopi izin penyelenggaraan pelatihan yang masih berlaku dari dinas yang membidangi ketenagakerjaan kabupaten/kota dan atau instansi berwenang. 2. Persyaratan teknis a. Visi dan Misi Lembaga Penjelasan visi dan misi lembaga terkait dengan pengembangan SDM yang mencerminkan pentingnya program pelatihan yang akan dikembangkan oleh lembaga tersebut; b. Struktur Organisasi Lembaga Pemohon harus mempunyai struktur organisasi kepengurusan yang ditunjukkan dalam Bagan Struktur Organisasi (contoh form pada lampiran 4); c. Instruktur dan Tenaga Pelatihan Lembaga Pemohon mendeskripsikan instruktur dan tenaga pelatihan yang meliputi instruktur, tenaga pengelola pelatihan dan tenaga pendukung lainnya dengan mencantumkan daftar personil tersebut. Ketersediaan instruktur dan tenaga pelatihan harus sesuai dengan program pelatihan dan melampirkan ijazah pendidikan serta sertifikat pelatihan (contoh form pada lampiran 5); d. Program Pelatihan Menjelaskan tentang rencana program yang akan dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun ke depan terkait dengan penggunaan peralatan pelatihan yang diajukan. Program yang dikembangkan 6

didasari oleh kebutuhan pasar kerja dan pengembangan ekonomi masyarakat dengan melampirkan kurikulum dan silabus; e. Ruang Kantor/Administrasi, Workshop dan Kelas Lembaga Pemohon menjelaskan prasarana pelatihan yang dimiliki (contoh form pada lampiran 6) dengan bukti melampirkan foto. Prasarana minimum yang sudah dimiliki antara lain: ruang kantor beserta perlengkapannya; ruang belajar/workshop yang akan digunakan untuk menempatkan peralatan pelatihan; peralatan pelatihan yang telah dimiliki f. Sertifikat Akreditasi Melampirkan sertifikat akreditasi yang diterbitkan oleh Lembaga Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja (LA-LPK) yang masih berlaku sampai dengan tahun 2014 (bila ada). B. Yayasan dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dibidang pengembangan SDM 1. Persyaratan administrasi a. Surat permohonan bantuan peralatan pelatihan dari Lembaga yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (contoh pada lampiran 3); b. Surat rekomendasi pengajuan bantuan peralatan dari dinas kabupaten/kota yang membidangi ketenagakerjaan; c. Fotokopi akte pendirian lembaga yang diterbitkan oleh Notaris; d. Fotokopi surat keterangan domisili Lembaga Pemohon dari kelurahan/desa setempat yang masih berlaku atau yang telah dilegalisir tahun 2014 oleh kepala kelurahan/desa; e. Usulan kebutuhan peralatan perlatihan sesuai dengan program pelatihan yang diajukan; f. Fotokopi KTP pimpinan Lembaga Pemohon disertai nomor telepon dan HP pimpinan Lembaga Pemohon; 7

g. Surat usulan calon panitia pemeriksa dan penerima barang/peralatan pelatihan sejumlah 3 (tiga) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang ketua lembaga dan 2 (dua) orang pengurus (contoh Surat pada lampiran 8); h. Surat Pernyataan Kesanggupan untuk memelihara bantuan peralatan Surat pernyataan kesanggupan untuk memelihara bantuan peralatan yang diberikan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, yang menyatakan tidak memperjualbelikan barang/peralatan serta tidak mengalihfungsikan selain untuk melaksanakan pelatihan kerja (contoh pada lampiran 7); i. Fotokopi izin Badan Kesatuan Bangsa dan Politik provinsi atau kabupaten/ kota (khusus lembaga swadaya masyarakat). 2. Persyaratan teknis a. Visi dan Misi Lembaga Penjelasan visi dan misi lembaga terkait dengan pengembangan SDM yang mencerminkan pentingnya program pelatihan yang akan dikembangkan oleh lembaga tersebut; b. Struktur Organisasi Lembaga Pemohon harus mempunyai struktur organisasi kepengurusan yang ditunjukkan dalam Bagan Struktur Organisasi (contoh form pada lampiran 4); c. Instruktur dan Tenaga Pelatihan Lembaga Pemohon mendeskripsikan instruktur dan tenaga pelatihan yang meliputi instruktur, tenaga pengelola pelatihan dan tenaga pendukung lainnya dengan mencantumkan daftar personil tersebut. Ketersediaan instruktur dan tenaga pelatihan harus sesuai dengan program pelatihan dan melampirkan ijazah pendidikan serta sertifikat pelatihan (contoh form pada lampiran 5); 8

d. Program Pelatihan Menjelaskan tentang rencana program yang akan dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun ke depan terkait dengan penggunaan peralatan pelatihan yang diajukan. Program yang dikembangkan didasari oleh kebutuhan pasar kerja dan pengembangan ekonomi masyarakat dengan melampirkan kurikulum dan silabus; e. Ruang Kantor/Administrasi, Workshop dan Kelas Lembaga Pemohon menjelaskan prasarana pelatihan yang dimiliki (contoh form pada lampiran 6) dengan bukti melampirkan foto. Prasarana minimum yang sudah dimiliki antara lain: ruang kantor beserta perlengkapannya; ruang belajar/workshop yang akan digunakan untuk menempatkan peralatan pelatihan; peralatan pelatihan yang telah dimiliki 9

BAB III TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN PELATIHAN A. Pengajuan Proposal Pemohon mengajukan proposal permohonan bantuan peralatan pelatihan kepada Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan alamat Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Blok A lantai 6 Jakarta Selatan 12950. Proposal yang dikirim harus dilengkapi dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh pimpinan Lembaga Pemohon (contoh surat pada lampiran 3) dan rekomendasi dari dinas yang membidangi ketenagakerjaan kabupaten/kota. Proposal dapat diajukan setelah sosialisasi Juklak Pemberian Bantuan Peralatan Pelatihan sampai dengan bulan Agustus 2014. B. Sistematika Penulisan Proposal Sistematika penulisan proposal memuat tentang latar belakang, maksud, tujuan, profil lembaga, visi dan misi serta rencana program pemanfaatan bantuan peralatan pelatihan yang akan dilaksanakan dalam pengembangan SDM (contoh form pada lampiran 1), halaman muka proposal dibuat dengan format sebagaimana contoh pada lampiran 2. C. Penilaian Kelayakan Proposal Tim Penilai yang dibentuk oleh Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas melakukan penilaian administrasi dan teknis serta melakukan verifikasi ke Lembaga Pemohon. Penilaian dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Penilaian proposal Lembaga Pemohon harus memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis dengan nilai kelulusan minimal 75, sesuai 10

dengan yang ditetapkan sebagaimana tercantum pada Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Bantuan Peralatan Pelatihan Tahun 2014. 2. Verifikasi Verifikasi dilakukan oleh Tim Verifikasi melalui pembuktian dan klarifikasi ke Lembaga Pemohon, meliputi validasi dan keabsahan seluruh data yang diajukan pemohon setelah hasil penilaian proposal dinyatakan memenuhi persyaratan, baik penilaian administrasi maupun teknis. Dalam melaksanakan verifikasi proposal, Tim Verifikasi Pusat dapat meminta bantuan pendampingan dari PNS yang membidangi ketenagakerjaan provinsi, kabupaten/kota dan Komite Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja (KA- LPK). Dalam verifikasi lapangan, Lembaga Pemohon harus mempunyai gedung/bangunan (kantor/workshop), baik itu milik sendiri maupun kontrak (dibuktikan dengan surat perjanjian kontrak gedung/bangunan), sarana dan fasilitas yang memadai, mempunyai ruang kantor/administrasi, kelas dan workshop. Bagi lembaga yang tidak mempunyai ruangan kantor/administrasi, kelas dan workshop, instruktur dan tenaga pelatihan, lembaga tersebut akan dikategorikan tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan peralatan. D. Penetapan Lembaga Penerima Bantuan Penetapan lembaga penerima bantuan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Tim Penilai melaporkan hasil penilaian proposal dan verifikasi kepada Direktur Bina Lembaga dan Sarana Pelatihan Kerja; 2. Direktur Bina Lembaga dan Sarana Pelatihan Kerja mengusulkan kepada Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas untuk menerbitkan Surat Keputusan tentang Penetapan Lembaga Penerima Bantuan Peralatan Pelatihan; 11

3. Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas menerbitkan Surat Keputusan tentang Penetapan lembaga penerima bantuan peralatan pelatihan; 4. Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas melaporkan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tentang lembaga penerima bantuan peralatan pelatihan; 5. Surat Keputusan sebagaimana dimaksud pada butir 3, bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat; 6. Surat Keputusan sebagaimana dimaksud pada butir 3, ditindaklanjuti oleh Direktur Bina Lembaga dan Sarana Pelatihan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk dilakukan pengadaan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa dengan tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. E. Pelaksanaan Bantuan Peralatan Pelatihan 1. Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Barang/Jasa Direktorat Bina Lembaga dan Sarana Pelatihan Kerja melakukan penyusunan perencanaan, penjadwalan dan dokumen pelelangan; 2. PPK Direktorat Bina Lembaga dan Sarana Pelatihan Kerja membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS) terhadap barang yang dibutuhkan oleh lembaga penerima sesuai proposal dengan memperhatikan standard peralatan; 3. Pemberian pengadaan bantuan peralatan pelatihan kepada Lembaga Pemohon berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas tentang penetapan lembaga penerima bantuan peralatan; 4. Proses pelelangan umum dan pelaksanaan penyelesaian pekerjaan oleh pihak penyedia 5. Panitia Pemeriksa dan Penerima Barang/Jasa Pusat wajib memeriksa barang di gudang perusahaan sebelum di distribusikan; 12

6. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab terhadap pendistribusian barang sampai ke tempat lembaga penerima bantuan sesuai dengan kontrak; 7. Berita acara serah terima peralatan pelatihan dibuat antara Penyedia barang dengan lembaga penerima bantuan, Panitia Pemeriksa dan Penerima dari lembaga penerima bantuan sebanyak 3 (tiga) orang yang kemudian diserahkan kepada PPK Direktorat Bina Lembaga dan sarana Pelatihan Kerja; 8. PPK Direktorat Bina Lembaga dan sarana Pelatihan Kerja melaporkan realisasi bantuan peralatan pelatihan kepada Direktur Bina Lembaga dan sarana Pelatihan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA); 9. Monitoring dan evaluasi pasca alokasi penerimaan peralatan pelatihan di lembaga penerima; 10. Rencana jenis peralatan yang akan diberikan kepada lembaga penerimaan bantuan peralatan meliputi kejuruan : Komputer Menjahit Tata Boga Tata Kecantikan Sepeda Motor Percetakan Sablon Usulan kebutuhan di luar kejuruan tersebut di atas, dapat dipertimbangkan sesuai dengan prioritas fungsi terhadap kebutuhan peralatan pelatihan. 13

BAB IV SOSIALISASI, MONITORING EVALUASI DAN PELAPORAN Dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan bantuan peralatan pelatihan perlu dilakukan kegiatan sosialisasi, monitoring evaluasi dan pelaporan. Tim sosialisasi, monitoring evaluasi dan pelaporan dibentuk oleh Direktur Bina Lembaga dan sarana Pelatihan Kerja selaku KPA. Tim ini bertujuan untuk memberikan informasi serta mengetahui efektivitas pelaksanaan program, sejak tahap persiapan sampai dengan selesainya pelaksanaan kegiatan. A. Sosialisasi Sosialisasi bantuan peralatan pelatihan bertujuan untuk memberikan dan menyampaikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang maksud, tujuan, dan sasaran serta persyaratan yang harus dipenuhi oleh lembaga penerima bantuan dari kegiatan pemberian bantuan peralatan pelatihan. Sosialisasi dilakukan sebelum penilaian dan verifikasi proposal oleh Tim. B. Monitoring dan Evaluasi Monitoring merupakan kegiatan yang penting dilakukan oleh penyelenggara kegiatan untuk melihat seberapa jauh pelaksanaan pengadaan peralatan bantuan dilakukan oleh pihak penyedia barang sekaligus keterkaitan antara bantuan yang diberikan dengan program yang dilakukan. Evaluasi dilakukan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dan berhasil dengan baik sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta memberikan masukan kepada penyelenggara kegiatan agar program pemberian bantuan peralatan pelatihan ditahun mendatang lebih baik sehingga meminimalisasi adanya kesalahankesalahan, baik administrasi maupun teknis. 14

C. Pelaporan Pelaporan merupakan penyajian data dan informasi yang menggambarkan proses kegiatan Pemberian Bantuan Peralatan Pelatihan Tahun 2014 dari awal hingga akhir. Laporan yang relevan dapat memberikan informasi dan petunjuk yang akurat agar dapat dilakukan tindakan koreksi dan merumuskan perencanaan kegiatan periode berikutnya. 15

Alur Proses Pemberian Bantuan Peralatan Pelatihan SOSIALISASI JUKLAK PENGAJUAN PROPOSAL BANTUAN KE DIREKTUR JENDERAL BINALATTAS PROSES PENGISIAN DATA PROPOSAL (Entry ke Database) Ya Penilaian Administrasi Tidak Penyimpanan Proposal Yang Tidak Memenuhi Syarat TIM PENILAI PROPOSAL Ya Penilaian Teknis Proposal Tidak Penyimpanan Proposal Yang Tidak Memenuhi Syarat TIM VERIFIKASI LAPANGAN Ya Verifikasi Lembaga Tidak Penyimpanan Proposal Yang Tidak Lulus Verifikasi PENETAPAN LEMBAGA PENERIMA DENGAN SK DIREKTUR JENDERAL BINALATTAS PROSES PENGADAAN BARANG PENGIRIMAN BARANG MONITORING DAN EVALUASI PELAPORAN 17

LAMPIRAN 1 SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL BANTUAN PERALATAN PELATIHAN TAHUN 2014 SURAT PERMOHONAN BANTUAN PERALATAN PELATIHAN KATA PENGANTAR Surat permohonan bantuan peralatan pelatihan Surat rekomendasi dinas yang membidangi Ketenagakerjaan kabupaten/kota DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sasaran BAB II PROFIL LEMBAGA PEMOHON A. Nama Lembaga B. Visi dan Misi Lembaga C. Struktur Organisasi D. Instruktur dan Tenaga pelatihan E. Kegiatan Pelatihan yang dilaksanakan tahun 2013 F. Ruang Kantor/Administrasi, Workshop dan Kelas BAB III RENCANA PROGRAM A. Program Pelatihan B. Usulan Kebutuhan Peralatan BAB IV PENUTUP LAMPIRAN 1. Fotokopi akte pendirian lembaga yang diterbitkan oleh Notaris 2. Fotokopi surat keterangan domisili Lembaga Pemohon dari kelurahan/desa setempat yang masih berlaku atau yang telah dilegalisir tahun 2014 oleh kepala kelurahan/desa 3. Fotokopi KTP pimpinan Lembaga Pemohon disertai nomor telepon dan HP pimpinan 4. Surat usulan calon panitia pemeriksa dan penerima barang/peralatan pelatihan 18

5. Surat pernyataan kesanggupan memelihara, tidak memperjualbelikan barang/peralatan dan tidak mengalihfungsikan bantuan peralatan pelatihan kecuali untuk pelatihan kerja 6. Fotokopi ijazah dan sertifikat pelatihan instruktur dan tenaga pelatihan 7. Fotokopi izin penyelenggaraan pelatihan dari dinas yang membidangi ketenagakerjaan kabupaten/kota (khusus LPKS)/Surat izin Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (khusus LSM) 8. Fotokopi sertifikat akreditasi dari LA-LPK (bila ada). 19

LAMPIRAN 2 --CONTOH-- FORMAT HALAMAN MUKA LOGO LEMBAGA PEMOHON PROPOSAL BANTUAN PERALATAN PELATIHAN KERJA TAHUN 2014 a. Nama Lembaga :... b. Alamat Lembaga Kabupaten/Kota, Propinsi Contact Person (Telp/Hp) :... :... :... c. Usulan Kebutuhan Peralatan Untuk Kejuruan :... ---Nama Lembaga--- ----- Alamat Lembaga ---- 20

LAMPIRAN 3 --CONTOH-- KOP SURAT (Lembaga Pemohon).. 2014 Nomor :... 2014 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Proposal Bantuan Peralatan Pelatihan Kejuruan. Kepada Yth. Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. di- JAKARTA Dalam rangka meningkatkan peran serta dalam pembangunan, kami salah satu lembaga yang bergerak di bidang peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang telah berdiri sejak tahun... ingin berpartisipasi aktif dalam meningkatkan SDM tenaga kerja yang siap untuk bekerja atau berwirausaha secara mandiri. Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini kami mengajukan permohonan bantuan peralatan pelatihan untuk kejuruan.... Peralatan pelatihan tersebut kami butuhkan karena potensi pasar kerja/wirausaha di bidang tersebut sangat tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah perusahaan yang ada di wilayah kami sebanyak... perusahaan. Demikian proposal ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih. Pemohon Stempel Lembaga Pemohon Pimpinan Lembaga (Nama Lengkap dan Jelas) 21

LAMPIRAN 4 --CONTOH-- STRUKTUR ORGANISASI PIMPINAN NAMA PIMPINAN:.. KETUA BIDANG PENEMPATAN NAMA:.. KETUA BIDANG PROGRAM NAMA:.. KETUA BIDANG SERTIFIKASI NAMA:.. INSTRUKTUR INSTRUKTUR 1 INSTRUKTUR 2 INSTRUKTUR 3 INSTRUKTUR 4 DST.. TENAGA PELATIHAN A. TENAGA PENGELOLA PELATIHAN: Nama 1 Nama 2 dst. B. TENAGA PENDUKUNG: Nama 1 Nama 2 dst. 22

LAMPIRAN 5 --CONTOH-- DAFTAR INSTRUKTUR DAN TENAGA PELATIHAN LEMBAGA... NO. NAMA PENDIDIKAN JABATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Dst. Dst. Dst. Instruktur Instruktur Instruktur Instruktur Staf pendukung Staf pendukung IJAZAH/ SERTFIKAT PELATIHAN terlampir terlampir terlampir - terlampir -...,. 2014 Pimpinan Lembaga Ttd/stempel. 23

LAMPIRAN 6 --CONTOH-- DAFTAR PRASARANA PELATIHAN LEMBAGA... NO. GEDUNG LUAS (m 2 ) 1 Ruang kantor a... b... 2 Ruang praktek/workshop a... b... 3 Ruang Kelas a... b... 4 dst JUMLAH (UNIT) KET....,. 2014 Pimpinan Lembaga Ttd/stempel. 24

LAMPIRAN 7 --CONTOH-- Kop Lembaga SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MEMELIHARA PERALATAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :... Jabatan :... Bertindak atas nama : (nama lembaga) Alamat Lembaga :... Telp/Fax/e-mail :... Dengan ini menyatakan bahwa bila kami mendapat Bantuan Peralatan Pelatihan dari Direktorat Bina Lembaga dan Sarana Pelatihan Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun Anggaran 2014, kami sanggup memelihara, menjaga, tidak memperjualbelikan barang/peralatan dan tidak mengalihfungsikan bantuan peralatan pelatihan kecuali untuk pelatihan kerja. Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Pimpinan Lembaga Materai 6000 Stempel lembaga --tanda tangan-- (Nama Lengkap dan Jelas) 25

LAMPIRAN 8 --CONTOH-- Kop Lembaga Nomor :... 2014 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Surat Usulan Calon Pemeriksa dan Panitia Penerima Bantuan Peralatan Pelatihan Lembaga, Kejuruan.. 2014 Kepada Yth. Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI di- JAKARTA Memperhatikan Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Peralatan Pelatihan tahun 2014, bila lembaga kami nantinya ditetapkan mendapat bantuan Peralatan Pelatihan, bersama ini kami mengusulkan calon Panitia Pemeriksa dan Penerima Bantuan Peralatan Pelatihan sebagai berikut: 1. Ketua Panitia : (Ketua Lembaga) 2. Sekretaris Panitia : (Pengurus Lembaga) 3. Anggota Panitia : (Pengurus Lembaga) Demikian surat usulan ini kami buat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Pimpinan Lembaga Stempel lembaga --tanda tangan-- (Nama Lengkap dan Jelas) 26