III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. bahwa kabupaten ini adalah sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara.

III METODE PENELITIAN. usahaternak domba bagi hasil. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Dasar

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Metode Penentuan Sampel Desain Penelitian

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur Propinsi Bangka

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panai Hilir Kabupaten. Labuhanbatu pada bulan Maret 2016 sampai April 2016.

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

BAB III METODE KAJIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2009:206) menyatakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner.

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory research, yaitu tipe penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

IV. METODE PENELITIAN. daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi

VI. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. pada daerah inilah sentra pendirian pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang valid, penelitian ini menggunakan survey dengan format deskriptif

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek Pada penulisan skripsi ini, adalah Analisis Modal

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menguji hipotesa penelitian. Bab ini mengungkap desain metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau lebih (independen variable) terhadap variabel tertentu (dependent variable).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

Contoh Kasus Regresi sederhana

BAB III METODE PENELITIAN. ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu. yaitu metodologi yang berdasarkan data dari hasil pengukuran berdasarkan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi pada PT.Telkom Pekanbaru yang terletak di jalan

3. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. analisis biaya operasional pengaruhnya terhadap tingkat laba bersih pada PDAM

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis (sugiyono, 2008 : 5).

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang dibutuhkan penulis mudah diperoleh serta sangat relevan dengan pokok

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

BAB III METODE PENELITIAN. suatu desain penelitian. MenurutNazir (2005:84) Desain penelitian adalah semua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

Bab 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. meliputi: Lokasi Penelitian, Objek Penelitian, Unit Analisis, Identifikasi Variabel,

Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet. Ke-12, h Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di objek wisata Air Terjun Way Lalaan Kabupaten

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian adalah di Kecamatan Tempursari Kabupaten

Transkripsi:

25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit Dalam Meningkatan Pendapatan Petani adalah Kabupaten Labuhanbatu. Pemilihan tempat penelitian tersebut dengan pertimbangan : (1) Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu daerah pengembangan ternak sapi di Sumatera Utara (2) Kabupaten Labuhanbatu memiliki perkebunan kelapa sawit yang cukup luas (3) Sistem integrasi sapi dan kelapa sawit sudah dilaksanakan di Kabupaten Labuhanbatu. Kecamatan yang dijadikan lokasi penelitian yaitu: Kecamatan Bilah Hulu, Kecamatan Bilah Hilir dan Kecamatan Pangkatan yang merupakan sentra ternak sapi dan kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu. Penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Februari tahun 2014 sampai dengan bulan April tahun 2014. 3.2. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode observasi (survey) dan pengamatan di lapangan. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif studi literature untuk data sekunder dan analisis kuantitatif untuk data primer yang diperoleh dengan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan (kuisioner).

26 3.3. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah petani kelapa sawit rakyat yang melaksanakan integrasi dan petani kelapa sawit rakyat yang belum melaksanakan sistem integrasi di 3 (tiga) kecamatan terpilih di Kabupaten Labuhanbatu. Kecamatan yang dipilih sebagai sampel yaitu Kecamatan Bilah Hulu, Kecamatan Bilah Hilir dan Kecamatan Pangkatan. Dari 3 kecamatan terpilih kemudian dipilih 3 (tiga) desa sampel untuk masing-masing kecamatan yang merupakan sentra ternak sapi dan kelapa sawit. Populasi penelitian disajikan pada tabel berikut. Tabel 3.1. Populasi Penelitian Berdasarkan Kecamatan dan Desa Terpilih No Kecamatan Desa Petani Total Integrasi Tidak Integrasi (Orang) (Orang) 1 Bilah Hulu Tanjung Siram 22 28 50 Kampung Dalam 19 24 43 Bandar Tinggi 15 18 33 2 Bilah Hilir Selat Besar 23 27 50 Negeri Lama 15 21 36 Sidomulyo 12 16 28 3 Pangkatan Sidorukun 19 22 41 Perkebunan Pangkatan 16 23 39 Kampung Sennah 12 14 26 Jumlah 153 193 346 Sumber: Data Primer, diolah 2014 Tabel di atas menunjukkan dari 9 (sembilan) desa terpilih terdapat populasi 346 orang petani terdiri dari 153 petani yang melaksanakan integrasi (sapi dan kelapa sawit) dan 193 orang petani yang belum melaksanakan integrasi (sapi dan kelapa sawit). Pengambilan sampel dari petani kelapa sawit dilakukan atas dasar pendekatan langsung ke responden. Ukuran sampel yang diambil harus dihitung

27 terlebih dahulu agar sampel yang diambil dapat mewakili populasi salah satu rumus yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel minimal jika diketahui ukuran populasi adalah rumus Slovin dalam Umar (2003), dengan rumus sebagai berikut: N n = 1 + N e 2 Keterangan : N = Jumlah populasi n = Jumlah sampel e = kesalahan pengambilan sampel ditetapkan sebesar 10% Dari populasi sebanyak 346 maka dapat dihitung jumlah sampel sebagai berikut: n = 346/ 1+346 (0,1) 2 = 77,58 digenapkan menjadi 78 orang. Dari 78 orang responden dibagi secara proposional untuk masing-masing desa dan penentuan sampel petani masing-masing desa dilakukan dengan metode simple random sampling. Sampel penelitian disajikan pada tabel berikut. Tabel 3.2. Sampel Penelitian berdasarkan Kecamatan dan Desa Terpilih No Kecamatan Desa Integrasi Petani Tidak Integrasi Petani Sampel Integrasi Tidak Integrasi Total Sampel (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) 1 Bilah Hulu Tanjung Siram 22 28 5 6 11 Kampung Dalam 19 24 4 5 10 Bandar Tinggi 15 18 3 4 7 2 Bilah Hilir Selat Besar 23 27 5 6 11 Negeri Lama 15 21 3 5 8 Sidomulyo 12 16 3 4 6 3 Pangkatan Sidorukun 19 22 4 5 9 Perkebunan Pangkatan 16 23 4 5 9 Kampung Sennah 12 14 3 3 6 153 193 34 44 78 Sumber: Data Primer, diolah 2014

28 Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah sampel sebanyak 78 orang petani kelapa sawit rakyat terdiri dari 34 orang petani yang melaksanakan integrasi (sapi dan kelapa sawit) dan 44 orang petani yang belum melaksanakan integrasi (sapi dan kelapa sawit). 3.4. Batasan Operasional Penelitian 1. Petani dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) : pertama petani kelapa sawit rakyat yang melaksanakan integrasi (sapi dan kelapa sawit), kedua petani kelapa sawit rakyat yang belum melaksanakan integrasi (sapi dan kelapa sawit) dengan luas lahan minimal 1 hektar di daerah penelitian. 2. Usaha Ternak Sapi yaitu usaha dalam membudidayakan atau penggemukan sapi yang berada berdekatan dengan kebun kelapa sawit rakyat di daerah penelitian. 3. Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat yaitu perkebunan yang diusahakan secara pribadi di atas tanah milik pribadi rakyat di daerah penelitian. 4. Faktor-faktor yang mempengaruh pendapatan petani kelapa sawit dalam penelitian terdiri dari 2 variabel yaitu: a. Pendapatan (Y) dinyatakan sebagai variabel tak bebas adalah hasil pengurangan total penerimaan petani kelapa sawit tanpa/dengan sapi dan total biaya produksi selama 1 tahun (Rp/Tahun). b. Tingkat pendidikan (X1) adalah lamanya pendidikan yang pernah dijalani petani (Tahun) c. Pengalaman (X2) adalah pengalaman petani dalam usahatani kelapa sawit (Tahun)

29 d. Jumlah tanggungan (X3) adalah jumlah tanggungan dalam keluarga petani (Orang) e. Sistem usahatani (X4) adalah sistem usahatani kelapa sawit integrasi dengan sapi (Dummy 2) dan sistem usahatani kelapa sawit tanpa integrasi dengan sapi (Dummy 1 dan 2). f. Luas lahan kelapa sawit (X5) adalah luas lahan yang dimiliki petani yang ditanami kelapa sawit dan sudah menghasilkan (Hektar). 3.5 Teknik Pengumpulan Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Data Primer Data primer diperoleh melalui kuisioner dan wawancara langsung dengan para responden yaitu petani (anggota Gapoktan) dan pengurus Gapoktan di masing-masing desa sampel. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari instansi terkait meliputi BPS Pusat, BPS, Dinas Pertanian dan Peternakan, Badan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Labuhanbatu, Kantor Kecamatan yang terkait. 3.6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dipergunakan adalah dengan analisis statistik untuk pendapatan petani data yang telah terkumpul ditabulasikan terlebih dahulu agar data-data tersebut lebih sederhana dan rapi sehingga dalam penyajiannya

30 nanti memudahkan peneliti untuk kemudian dianalisis. Tahap pengolahan data meliputi editing, tabulasi dan analisis. Setelah tahapan editing dan tabulasi selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah analisis data. 3.6.1. Analisis Pendapatan Petani Pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran kotor usahatani tani. Perhitungan pendapatan usahatani dilakukan dengan menggunakan formulasi : P = TP (Bt + Btt) Dimana : P = Pendapatan bersih usahatani (Rp) TP = Total penerimaan usahatani (Rp) Bt = Biaya tunai (Rp) Btt = Biaya tidak tunai (Rp) (Mubyarto, 1997) Penerimaan sering disebut juga dengan pendapatan kotor (gross farm income), merupakan nilai produk total usahatani dalam periode tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan diperoleh dari hasil kali antara jumlah produk yang dihasilkan dengan harga jual produk tersiebut. Sementara itu pengeluaran total usahatani (total farm expenses) terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai (biaya yang diperhitungkan). R/C rasio merupakan perbandingan antara total penerimaan yang diperoleh dengan total pengeluaran dari setiap satuan uang yang dikeluarkan dalam proses produksi usahatani. Analisis pendapatan dibagi menjadi dua yakni analisis pendapatan atas biaya tunai dan analisis pendapatan atas biaya total. Semakin besar nilai R/C rasio maka semakin menguntungkan usahatani tersebut. Perhitungan R/C rasio diformulasikan sebagai berikut:

31 (Rasio atas biaya total) R/C = TP BT (Rasio atas biaya tunai) R/C = TP Bt BT = Bt + Btt Dimana : TP = Total penerimaan usahatani (Rp) BT = Biaya total (Rp) Bt = Biaya tunai (Rp) Btt = Biaya tidak tunai (Rp) 3.6.2. Analisis Perbedaan Tingkat Pendapatan (Uji Beda Rata-Rata) Untuk menguji perbedaan tingkat pendapatan petani yang melaksanakan dan petani yang belum melaksanakan sistem integrasi sapi dan kebun kelapa sawit, akan dilakukan dengan uji statistik t-hitung untuk berpasangan (Walpole, 1995). Formulasinya sebagai berikut : t hitung = d d Sd/ n ; db = n 1 Dimana: d do = Rata-rata tingkat pendapatan petani dengan integrasi dan tidak dengan integrasi sapi/sawit Sd = Standar deviasi n = Jumlah observasi db = Derajat Bebas Hipotesis awal yaitu ada perbedaan yang signifikan tingkat pendapatan antara petani yang melaksanakan dan petani yang belum melaksanakan sistem integrasi sapi dan kebun kelapa sawit.

32 Kriteria Uji : Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel, db = n-1, α = 0.05 Ho diterima apabila t-hitung < t-tabel, db = n-1, α = 0.05 Penggunaan alpha sebesar 5% dalam uji statistik t-hitung sesuai dengan kebutuhan peneliti yang juga didasarkan pada pernyataan Usman, dkk (2008), bahwa dalam penelitian sosial, besarnya alpha yang digunakan dapat bernilai 1% atau 5%. Penentuan besarnya alpha tersebut tergantung kepada peneliti. Analisis data akan dilakukan dengan bantuan program SPSS 17. Hasil pengolahan data kemudian dianalisis secara tabulasi silang dan diinterpretasikan secara deskriptif. 3.6.3. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Kelapa Sawit Model analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman, jumlah tanggungan dan sistem usahatani terhadap pendapatan petani kelapa sawit di daerah penelitian yang dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut: Y = f (X 1, X 2, X 3,X 4,X 5 ) Untuk mengestimasi koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat ke dalam model sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:

33 Y= a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + b 4 x 4 + b 4 x 4 + e Keterangan: Y = Pendapatan petani (Rp/Tahun) X1 = Tingkat Pendidikan (Tahun) X2 = Pengalaman (Tahun) X3 = Jumlah Tanggungan (Orang) X4 = Sistem Usahatani (Dummy) X5 = Luas Lahan (Hektar) a = Konstanta b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi e = Error term Sedangkan untuk mengetahui tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi variabel independen terhadap variabel dependen maka dapat menggunakan uji statistik diantaranya: 3.6.3.1. Pengujian Hipotesis secara parsial (Uji t) Uji t ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Untuk mengkaji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara individu dapat dilihat hipotesis berikut: - H 0 : ß 1 = 0 tidak berpengaruh, - H 1 : ß 1 > 0 berpengaruh positif, - H 1 : ß 1 < 0 berpengaruh negatif. Dimana ß 1 adalah koefisien variable independen ke-1 yaitu nilai parameter hipotesis. Biasanya nilai ß dianggap nol, artinya tidak ada pengaruh variable X 1 terhadap Y. Bila t hitung > t tabel maka Ho diterima (signifikan) dan jika t hitung < t tabel Ho diterima (tidak signifikan). Uji t digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5 %.

34 3.6.3.2. Uji Statistik F Uji signifikansi ini pada dasarnya dimaksudkan untuk membuktikan secara statistik bahwa seluruh variabel independen yaitu tingkat pendidikan (X1), pengalam (X2), jumlah tanggungan (X3), sistem usahatani (X4) dan luas lahan (X5) terhadap variabel dependen yaitu pendapatan petani kelapa sawit (Y). Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah keseluruhan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan Level of significance 10 persen. Kriteria pengujiannya apabila nilai F-hitung < F-tabel maka hipotesis diterima yang artinya seluruh variabel independen yang digunakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Apabila F-hitung > F-tabel maka hipotesis ditolak yang berarti seluruh variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen dengan tarif signifikan tertentu. 3.6.3.3. Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen yaitu tingkat pendidikan (X1), pengalaman (X2), jumlah tanggungan (X3), sistem usahatani (X4) dan luas lahan (X5) terhadap variabel dependen yaitu pendapatan petani kelapa sawit (Y) maka digunakan analisis koefisien determinasi (R 2 ). Koefisien determinasi (R 2 ) yang kecil atau mendekati nol berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai R 2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen (Sugiono, 2010).