BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama kurang lebih 23 tahun. Perjalanan tersebut dimulai dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan saat ini berkembang sangat pesat dan kompetitif. Hal

BAB I PENDAHULUAN. keuangan sehari-harinya. Bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Teuku Aliansyah, dkk, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah

BAB 1 PENDAHULUAN. hasil baru dipraktekan dalam perekonomian di Indonesia. Antara sistem

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Bank syariah seperti halnya bank

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

PENDAHULUAN. sehingga memacu para pengelola perbankan untuk dapat berpikir secara kreatif,

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

Intermediary) sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan kerangka kerja atau rencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan bagi nasabahnya. Untuk meningkatkan kemampuan bersaing

BAB I. Pendahuluan. penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan. Pemasaran seharusnya. yang terintegrasi, yaitu berfokus pada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan era globalisasi, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan dual system antara sistem konvensional dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (BPRS). Menurut data statistik Oktober 2011 Bank Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Situasi persaingan bisnis perbankan dalam era saat ini semakin ketat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dana masyarakat merupakan titipan/investasi yang baru mendapatkan hasil bila diputar (dimanfaatkan) terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. syariah. 2 Perkembangan perbankan syariah di Indonesia pasca. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

BAB I PENDAHULUAN. signifikan membuat lembaga-lembaga keuangan Syariah tentunya harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kinerja Maqashid Sharia Index I : Pendidikan Individu

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan juga berfungsi sebagai Financial Intermediaries antara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya.

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Melakukan investasi yang halal 1. Investasi yang halal dan haram. 2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, 2. Memakai perangkat bunga

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. dikelola oleh bank tersebut. Dalam hal penghimpunan dana masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangannya untuk tetap menjaga kepercayaan dari nasabahnya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan keuangan, maka usaha jasa perbankan selain mengedepankan

BAB V PENUTUP. pada umumnya khususnya dalam meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk melandasi segenap aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainya. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. mengharamkan bunga bank yang didalamnya terdapat unsur unsur riba kantor di tahun 2012 menjadi di tahun 2014.

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa keberadaannya dapat melayani kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini makin banyak bank yang menyediakan layanan internet banking.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasionalnya pada bulan Mei Pendirian bank dimaksud, diprakarsai oleh

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh masing-masing pemain dalam industri perbankan syariah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk

I. PENDAHULUAN. sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala global, regional maupun nasional adalah industri jasa perbankan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh alternatif dalam menggunakan jasa-jasa perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. konvensional, bank syariah merupakan lembaga perbankan yang operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB III DESKRIPSI DAN OBJEK PENELITIAN

BAB I 1. PENDAHULUAN. Pertumbuhan perbankan semakin ketat seiring perdagangan bebas.

BAB I PENDAHULUAN. Nasabah yang puas dan setia tidak akan ragu untuk menyebarkan berita dan halhal

BAB I PENDAHULUAN. Potensi untuk berkembang bagi perbankan syariah di Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERSETUJUAN SKRIPSI... PERNYATAAN ORISINALITAS... ABSTRACT... ABSTRAK... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

KUALITAS PELAYANAN ISLAMI DAN KEPUASAN NASABAH PADA BANK UMUM SYARIAHDI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan rasa kepemilikan kepada merek tersebut sehingga konsumen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di dunia lembaga keuangan syariah, sehingga diperlukan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. 2013, sudah dihimbau oleh Direktur Pelaksana International Moneter Fund (IMF)

BAB I PENDAHULUAN. halangan bagi setiap informasi. Konsekuensinya, setiap usaha yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. berskala besar. Dampaknya permintaan kredit/pembiayaan terus meningkat

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

BAB I PENDAHULUAN. dunia perbankan untuk dapat memperoleh banyak nasabah dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan masih mendominasi aset sektor keuangan. Penguasaan aset

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar Masyarakat Muslimmaupun non Muslim lebih tertarik. Syariah yang murni seperti Bank Muamalat. Namun Masyarakat kurang

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipergunakan untuk mendukung teori yang diajukan. Landasan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia khususnya masyarakat yang beragama islam terhadap suku bunga dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari industri perbankan di Surabaya dapat. menunjukkan meningkatnya jumlah nasabah yang menggunakan jasa perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1 Di Indonesia sendiri dengan penduduk. yang dapat digunakan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

sebagai Bank Umum Syariah (BUS) pertama di Indonesia (Rustam, 2013: 21). periode hanya ada satu unit bank syariah, pada tahun 1999 didirikan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah telah hadir dalam sistem perbankan nasional di Indonesia selama kurang lebih 23 tahun. Perjalanan tersebut dimulai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berawal dari lokakarya Bunga Bank dan Perbankan pada tanggal 18-20 Agustus 1990 (Ikatan Bankir Indonesia, 2014:2). Dalam kurun waktu tersebut, perkembangan perbankan syariah secara kuantitas cukup menggembirakan ditandai dengan mulai banyak berdirinya lembaga keuangan syariah di Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Laporan Data Statistik Perbankan Syariah Indonesia Edisi Juni 2015 mencatat bahwa lembaga perbankan syariah di Indonesia berjumlah 195 lembaga yang terdiri dari 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 161 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Namun, pertumbuhan jumlah lembaga keuangan syariah tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kualitasnya. Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis OJK, aset industri perbankan syariah hingga Maret 2015 mencapai Rp268,35 triliun, atau memiliki pangsa pasar (market share) 4,64% dari total aset industri perbankan konvensional senilai Rp5.783 triliun (Simamora, 2015). Data statistik tersebut membuktikan bahwa eksistensi 1

2 perbankan syariah pada dual banking system yang berjalan di Indonesia masih menjadi bayang-bayang dari sistem perbankan konvensional. Selain itu, di dalam iklim persaingan industri perbankan nasional, bank syariah tidak hanya berkompetisi dengan bank konvensional saja tetapi berkompetisi dengan sesama bank syariah bahkan dengan bank konvensional yang menawarkan layanan dan produk-produk berbasis syariah. Hal ini memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis perbankan syariah. Salah satu yang perlu kita cermati bersama adalah eksistensi Bank Muamalat Indonesia (BMI) di industri perbankan syariah nasional. Sebagai pioneer perbankan syariah di Indonesia, seharusnya BMI mampu menjadi yang terbaik dari berbagai aspek penilaian. Namun, data statistik dan beberapa studi terkait dengan kinerja perbankan syariah, posisi BMI sudah mulai dikejar bahkan posisinya perlahan mulai diambil alih oleh para pesaingnya. Tabel 1.1 Jaringan Kantor Bank Umum Syariah (BUS) No. Bank Umum Syariah KPO/KC KCP/UPS KK 1. PT. Bank Muamalat Indonesia 85 261 103 2. PT. Bank Victoria Syariah 9 6-3. Bank BRISyariah 52 205 10 4. B.P.D. Jawa Barat Banten Syariah 9 56 1 5. Bank BNI Syariah 67 165 17 6. Bank Syariah Mandiri 137 510 65 7. Bank Syariah Mega Indonesia 35 257 1 8. Bank Panin Syariah 8 5-9. PT. Bank Syariah Bukopin 12 7 4 10. PT. BCA Syariah 9 6-11. PT. Maybank Syariah Indonesia 1 - - 12. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 26 4 - Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Statistik Perbankan Syariah Juni 2015 Tabel 1.1 menggambarkan distribusi jumlah jaringan kantor individual bank umum syariah di Indonesia. Berdasarkan data tersebut yang mencerminkan

3 luasan cakupan layanannya, posisi BMI yang memiliki total jumlah jaringan kantor sebanyak 499 unit berada pada posisi kedua di bawah Bank Syariah Mandiri dengan jumlah total jaringan kantor sebanyak 712 unit yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hasil pemeringkatan Indonesia Best Brand 2015 yang dikeluarkan oleh Majalah Infobank edisi XXXI 17-29 September 2015 (2015: 41), posisi BMI berada pada posisi ketiga setelah Bank Syariah Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah. Tabel 1.2 Indonesia Best Brand 2015 Kategori Bank Syariah Merek Kategori Produk Terbaik Layanan Terbaik Bank Terpercaya Bank Terkuat Market Share Bank Syariah Mandiri 31,5 29,5 30,9 32,9 30,8 BRI Syariah 23,7 22,8 23,9 23,8 22,6 Bank Muamalat 18,0 17,9 18,3 16,6 13,9 BNI Syariah 6,4 8,2 9,1 7,2 12,2 BCA Syariah 2,5 2,5 2,3 2,5 0,0 Sumber: Majalah Infobank, Edisi XXXI, 2015 Merujuk pada Tabel 1.2 menunjukkan bahwa dari lima aspek penilaian yang dilakukan oleh Majalah Infobank yaitu bank dengan produk terbaik, bank dengan layanan terbaik, bank terpercaya, bank terkuat, dan sebaran pangsa pasar (market share), posisi BMI yang awalnya sebagai leader pada industri perbankan syariah di Indonesia mulai terancam oleh beberapa bank-bank syariah lainnya. Salah satu poin penting yang perlu dijadikan catatan serius adalah mengenai layanan dan pangsa pasar yang hanya mendapatkan poin 17,9% dan 13,9% secara berurutan jauh tertinggal dari Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah.

4 Data tersebut memberikan gambaran pentingnya langkah terobosan yang harus dikembangkan oleh setiap bank syariah di Indonesia khususnya BMI dalam rangka mendongkrak pangsa pasarnya di industri perbankan nasional. Salah satu cara yang harus dilakukan oleh BMI untuk meningkatkan pangsa pasarnya adalah dengan meningkatkan kepuasan kepada nasabahnya. Rust dan Zahorik (1993) mengatakan bahwa investasi pada peningkatan kepuasan konsumen, hubungan konsumen dan kualitas layanan mengantarkan pada peningkatan profitabilitas dan pangsa pasar. Kepuasan konsumen dan layanan berkualitas tinggi menghasilkan jumlah pembelian yang berulang dan perubahan pada pangsa pasar. Kepuasan konsumen menghantarkan pada loyalitas konsumen dan peningkatan profitabilitas (Hallowell, 1996) di dalam (Alhemoud, 2010). Faktanya, ada beberapa penelitian telah dilakukan di beberapa negara di dunia untuk mengetahui hubungan tingkat kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen di perbankan syariah untuk memberikan masukan kepada eksekutif perbankan syariah dalam rangka meningkatkan layanannya. Othman dan Owen (2001) telah melakukan penelitian tentang kualitas layanan dengan kepuasan nasabah di Kuwait Finance House (KFH) dengan menggunakan model CARTER (Compliance, Assurance, Reliability, Tangible, Empathy, dan Responsiveness). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas layanan yang berdasarkan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip hukum Islam (Compliance) menjadi faktor utama kepuasan nasabah di KFH. Selain itu, dengan mengadopsi model yang dikembangkan oleh Othman dan Owen (2001), Osman, Ali, Zainudddin, Rashid, dan Jusoff (2009) melakukan penelitian tentang kepuasan nasabah di bank-bank

5 Islam Malaysia. Hasil dari penelitian tersebut mendukung hasil penelitian sebelumnya yang mana kepuasan nasabah bank syariah di Malaysia ditentukan oleh kualitas layanan bank syariah yang konsisten terhadap kepatuhannya terhadap prinsip syariah dalam menjalankan operasional bisnisnya. Namun, hasil berbeda muncul ketika dilakukan penelitian sejenis yang dilakukan oleh Misbach, Surachman, Hadiwidjojo, dan Armanu (2013) kepada nasabah bank-bank syariah di Makassar, Indonesia. Dengan menggunakan model CARTER dan beberapa modifikasi ditemukan hasil bahwa kepuasan nasabah atas layanan perbankan syariah di Makassar ditentukan oleh kualitas layanan yang dimensinya adalah employee s care, responsiveness, accurate information dan free of uncertainty. Sedangkan dimensi kepatuhan (compliance) terhadap prinsip syariah dalam menjalankan aktivitas operasional bisnisnya bukan menjadi faktor utama terhadap kepuasan dan kepercayaan nasabah. Perbedaan hasil penelitian yang terjadi di Makassar, Indonesia (2013) dengan dua penelitian sebelumnya di Kuwait Finance House (2001) dan Malaysia (2009) menimbulkan pertanyaan besar. Apakah dimensi compliance atau prinsip kepatuhan terhadap hukum-hukum Islam di dalam operasional perbankan syariah tidak lagi menjadi faktor yang dominan dalam menentukan kepuasan para nasabah perbankan syariah di Indonesia? Jika hal ini terjadi sedemikian rupa tentunya perbankan syariah di Indonesia harus melakukan pembenahan dengan melakukan peningkatan kualitas layanan tidak hanya fokus pada dimensi compliance tetapi juga lima dimensi lainnya yaitu Assurance, Reliability, Tangible, Empathy, dan Responsiveness. Fenomena ini harus menjadi rujukan utama untuk pengembangan

6 industri perbankan syariah di masa mendatang dalam hal ini adalah BMI yang telah mengalami penurunan pangsa pasarnya di Indonesia dibandingkan oleh para pesaingnya yang notabene adalah pendatang-pendatang baru di industri perbankan syariah nasional. Oleh karena itu, penelitian ini diarahkan untuk menguji dan menganalisis kembali fenomena ini dengan melakukan penelitian dengan model CARTER untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan, kepercayaan dan loyalitas nasabah perbankan syariah di Indonesia khususnya Bank Muamalat Indonesia Cabang Surabaya. Bank Muamalat Indonesia Cabang Surabaya yang terletak di Provinsi Jawa Timur menjadi objek penelitian yang penting karena berada pada kawasan dimana industri perbankan syariah berkembang sangat pesat. Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo, dalam Indonesia International Conference on Islamic Finance yang berlangsung tanggal 3-4 November 2014 di Surabaya mengatakan bahwa Jawa Timur memiliki pangsa pasar ekonomi syariah yang menjanjikan yang dibuktikan dengan perkembangan 5,2% dimana angka tersebut melampaui perkembangan ekonomi syariah nasional yang tidak lebih dari 5% (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur, Bappeda Jatim, 2014). Selain itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur, Bappeda Jatim (2014) menegaskan bahwa pengelolaan keuangan syariah di Jawa Timur tumbuh pesat yang mana dibuktikan dengan adanya 23 kantor cabang bank umum syariah, 31 bank pembiayaan rakyat syariah, 373 lembaga keuangan syariah lainnya seperti koperasi syariah, koperasi jasa keuangan syariah dan koperasi pondok pesantren. Jadi, penelitian di Surabaya ini diharapkan akan

7 menelurkan gagasan konstruktif yang dapat digunakan oleh BMI secara khusus untuk meningkatkan kualitas layanannya sehingga mampu mondorong pertumbuhan pangsa pasarnya secara nasional dan mampu mengambil peran penting dalam perkembangan perbankan syariah di Jawa T imur. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan fenomena dan latar belakang masalah tersebut, maka fokus utama dalam penelitian ini adalah tertuju pada masalah dimensi kualitas layanan model CARTER yang dikembangkan oleh Othman dan Owen (2001) dan pengaruhnya terhadap kepuasan, kepercayaan dan loyalitas nasabah perbankan syariah di Indonesia khususnya Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Surabaya. Masalah tersebut dapat dirumuskan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian secara lebih rinci sebagai berikut: a. Apakah dimensi CARTER yang terdiri dari Compliance, Assurance, Reliability, Tangibles, Empathy, dan Responsiveness merupakan dimensi yang membentuk kualitas layanan di perbankan syariah? b. Apakah kualitas layanan yang terdiri dari dimensi CARTER berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan nasabah perbankan syariah? c. Apakah kepuasan nasabah berpengaruh positif signifikan terhadap kepercayaan nasabah perbankan syariah? d. Apakah kepuasan nasabah berpengaruh positif signifikan secara langsung terhadap loyalitas nasabah perbankan syariah?

8 e. Apakah kepercayaan nasabah berpengaruh positif signifikan terhadap loyalitas nasabah perbankan syariah? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dimensi atau faktor-faktor kualitas layanan dengan model CARTER yang dikembangkan oleh Othman dan Owen (2001) dan pengaruhnya terhadap kepuasan, kepercayaan, dan loyalitas nasabah perbankan syariah di Indonesia khususnya Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Surabaya. Secara rinci tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Untuk menganalisis keterkaitan dimensi-dimensi kualitas layanan dengan model CARTER dalam membentuk kualitas layanan di perbankan syariah. b. Untuk menelaah pengaruh kualitas layanan yang terdiri dari dimensi CARTER terhadap kepuasan nasabah perbankan syariah. c. Untuk mengkaji lebih dalam pengaruh kepuasan nasabah terhadap kepercayaan nasabah perbankan syariah. d. Untuk mengkaji lebih dalam pengaruh kepuasan nasabah terhadap loyalitas nasabah perbankan syariah. e. Untuk mengkaji lebih dalam pengaruh kepercayaan nasabah terhadap loyalitas nasabah perbankan syariah.

9 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian atau kegunaan penelitian yang diharapkan dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian serta hasil penelitian adalah sebagai berikut: A. Manfaat Praktis: Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empiris mengenai faktor-faktor kualitas layanan model CARTER yang mempengaruhi kepuasan, kepercayaan dan loyalitas nasabah bank syariah di Indonesia khususnya wilayah Surabaya. Bagi pihak pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini, penulis berharap manfaat atas hasil penelitian dapat diterima sebagai kontribusi untuk meningkatkan kualitas layanan Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akan berdampak pada perubahan positif pangsa pasarnya di Indonesia. B. Manfaat Akademis: Manfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan ilmu perbankan syariah, dan berguna juga untuk menjadi referensi bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang melakukan kajian terhadap kualitas layanan perbankan dalam meningkatkan kepuasan, kepercayaan dan loyalitas nasabah bank syariah dalam mendukung kemajuan perbankan syariah di Indonesia. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

10 BAB I: PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang Masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai penelitian terdahulu, landasan teori, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III: METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijabarkan mengenai rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, data dan metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas instrmen penelitian serta teknik analisis data. BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tentang gambaran subjek penelitian dan hasil penelitian yang diperoleh dari kuesioner, dan pembahasannya. BAB V: PENUTUP Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian, keterbatasan penelitian dan saran-saran menindaklanjuti hasil penelitian ini.