BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanggung jawab, sehigga kebebasan yang bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu lembaga pendidikan yang diisyaratkan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini, dihadapkan pada berbagai sumber masalah.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal. Sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dituntut untuk

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber penghasil tenaga-tenaga terampil di berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara masalah pendidikan sudah barang tentu tidak bisa lepas dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah kejuruan (SMK). Hal ini sesuai dengan Undang Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sebagai generasi penerus demi kemajuan bangsa ini.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, sekolah dan masyarakat (Depertemen Pendidikan Nasional, 2011).

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di era globalisasi seperti saat ini. (Rudiono, 2010)

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di

BAB I PENDAHULUAN. secara kompetitif dalam mengembangkan pembangunan suatu negara. Oleh

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. dan terampil untuk melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran adalah merupakan suatu sistem. Pencapaian standar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu lembaga formal yang memang dirancang khusus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tersebut maka dilakukan dengan melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. demi kemajuan dan pengabdiannya kepada agama, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah kedewasaan dan kematangan. Arti kedewasaan dalam konotasi ini sangat luas tidak terbatas hanya pada usia kalender, melainkan lebih menekankkan pada mental spiritual, sikap nalar, baik intelektual maupun emosional, sosial dan spiritual. Bobot kedewasaan ini akan terungkap dalam kematangannya dalam berfikir, berucap, berperilaku, dan membuat keputusan. Sudah tentu kedewasaan dan kematangan yang dimiliki seseorang merupakan hasil dari kinerja pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya, pendidikan yang tidak hanya terbatas pada pendidikan persekolahan (pendidikan formal). Pendidikan merupakan pemberdayaan sumber daya manusia. Makna pendidikan adalah memberikan kebebasan kepada seseorang untuk mengembangkan dirinya sendiri sesuai potensi yang dimiliki. Kekakuan harus ditembus dengan memberikan kebebasan pada peseta didik. Namun kebebasan yang dilakukan bukan kebebasan tanpa kendali, kebebasan itu harus dibarengi dengan tanggung jawab, sehigga kebebasan yang bertanggung jawab. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal yang diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki olah peserta didik dan melahirkan lulusan-lulusan yang professional dibidang kejuruan. Lulusan pendidikan kejuruan, diharapkan menjadi individu yang produktif, tangguh, dan memiliki kesiapan untuk menghadapi persaingan kerja. 1

2 SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan adalah salah satu SMK yang memberikan bekal pengetahuan, teknologi, keterampilan, disiplin, dan sikap etos kerja yang kuat dan terampil dalam bidangnya sehingga diharapkan dapat bersaing di industri kerja. SMK ini memiliki Program Kejuruan yaitu Teknik Otomotif, Teknik Permesinan, Teknik Bangunan, Teknik Audio-video, Teknik Listrik,Teknik Komputer Jaringan dan Teknik Pendingin dan Tata Udara. Dari berbagai Program Kejuruan yang ada salah satu Program Studi Keahlian yang dimiliki SMK ini adalah Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan, dimana mempersiapkan siswa agar dapat bersaing dan memenuhi kebutuhan lapangan kerja. Pada Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan ada tiga jenis mata pelajaran yang digolongkan yakni: Mata Pelajaran Normatif, Adaptif, dan Produktif. Dari ketiga golongan mata pelajaran ini, Mata Pelajaran Produktif merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting, karena siswa dituntut untuk mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang merupakan bekal bagi para siswa nantinya untuk dapat diterapkan dan dikembangkan pada dunia kerja. Salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran produktif tersebut adalah Mekanika Teknik. Mata pelajaran ini dianggap penting karena mekanika teknik dapat menghantarkan siswa kepada dasar memahami mata pelajaran produktif lainnya seperti : Mata pelajaran Struktur Beton, Struktur Baja, Struktur Kayu, dan lain- lain. Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan, pada tanggal 27 januari 2015 sampai dengan 03 februari 2015, Melakukan Wawancara kepada guru mata pelajaran dan meminta dokumen - dokumen seperti Nilai ulangan

3 Harian, Absensi siswa, melihat kondisi kelas saat proses Pembelajaran, dan bertanya kepada siswa tentang metode mengajar guru yang dirasakan oleh siswa. Bahwa dari observasi tersebut didapatkan, Hasil Belajar Mekanika Teknik pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan belum sesuai harapan, hal ini terlihat dari Nilai Ulangan Harian siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan, Seperti tabel berikut ini :

4 Tabel 1 Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Mekanika Teknik Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika Dan Tegangan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2013/2014 Semester Ganjil UH 1 UH 2 UH 3 Tahun Skala nilai Juml Juml Juml Nilai Huruf Predikat perse perse perse Keterangan Pelajaran s.d 100 ah ah ah ntase ntase ntase siswa siswa siswa 1,00 1,17 25 29 D - - - - - - KURANG 1,18 1,50 29,5 37,5 D+ - - - - - - Tidak Tuntas 1,51 1,84 38 46 C- - - - - - - 1,85 2,17 46,5 54 C CUKUP - - - - - - Tidak Tuntas 2,18 2,50 54,5 62,5 C+ 5 20% 3 12% 5 20% 2013/2014 2,51 2,99 63 74,5 B- 4 16% 7 28% 6 24% Tidak Tuntas 3,00 3,17 75 79 B BAIK 15 60% 14 56% 14 56% 3,18 3,50 79,5 87,5 B+ 1 4% 1 4% - - Tuntas 3,51 3,84 88 96 A- SANGAT - - - - - - 3,85 4,00 96,5 100 A BAIK - - - - - - Tuntas Jumlah 25 100% 25 100% 25 100% Sumber : Ulangan Harian Mata Pelajaran Mekanika Teknik pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan

5 Tabel 2 Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Mekanika Teknik Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika Dan Tegangan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2014/2015 Semester Ganjil UH 1 UH 2 UH 3 Tahun Skala nilai Juml Juml Juml Nilai Huruf Predikat perse perse perse Keterangan Pelajaran s.d 100 ah ah ah ntase ntase ntase siswa siswa siswa 1,00 1,17 25 29 D - - - - - - KURANG 1,18 1,50 29,5 37,5 D+ - - - - - - Tidak Tuntas 1,51 1,84 38 46 C- - - - - - - 1,85 2,17 46,5 54 C CUKUP - - - - - - Tidak Tuntas 2,18 2,50 54,5 62,5 C+ 5 20% 2 8% 6 24% 2014/2015 2,51 2,99 63 74,5 B- 6 24% 10 40% 3 12% Tidak Tuntas 3,00 3,17 75 79 B BAIK 14 56% 13 52% 16 64% 3,18 3,50 79,5 87,5 B+ - - - - - - Tuntas 3,51 3,84 88 96 A- SANGAT - - - - - - 3,85 4,00 96,5 100 A BAIK - - - - - - Tuntas Jumlah 25 100% 25 100% 25 100% Sumber : Ulangan Harian Mata Pelajaran Mekanika Teknik pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan

6 Dari Tabel Nilai ulangan harian di atas, Menunjukkan sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran Mekanika Teknik. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Munimum (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 75, maka dapat dilihat pada tahun pelajaran 2013/2014 Nilai Ulangan harian pertama terdapat 36% tidak tuntas dan 64% tuntas, pada Ulangan Harian kedua terdapat 40% Tidak tuntas dan 60% Tuntas, pada Ulangan Harian ketiga terdapat 44% tidak tuntas dan 56% tuntas. Selanjutnya tahun pelajaran 2014/2015 nilai ulangan harian pertama terdapat 44% tidak tuntas dan 56% tuntas, pada ulangan harian kedua 48% tidak tuntas dan 52% tuntas, pada ulangan harian ketiga 36% tidak tuntas dan 64% tuntas. Dengan demikian kelas tersebut belum tuntas belajarnya. Menurut Arikunto (2012:62) menyatakan Tingkat pencapaian untuk tes formatif adalah 75%. Siswa yang belum mencapai Skor 75% dari Skor yang diharapkan, diwajibkan menempuh kegiatan perbaikan (Remedial Program) hingga siswa yang bersangkutan lulus dalam tes, yang artinya siswa tersebut telah mencapai skor 75% dari skor maksimal yang diharapkan. Berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM) yang ditetapkan Sekolah, maka Suatu kelas telah dikatakan mencapai kompetensi jika siswa pada kelas tersebut memperoleh skor 75 dan tuntas secara klasikal jika seluruh kelas 75 % diantara siswanya sudah tuntas belajar. Informasi lain yang peneliti peroleh dari observasi melihat keadaan kelas saat proses belajar mengajar adalah aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran rendah, terlihat dari sedikitnya siswa yang merespon pembelajaran, sebagian dari mereka Kurang Aktif. Saat proses pembelajaran guru mata pelajaran

7 cenderung menggunakan pendekatan ekspositori, biasanya bersifat komunikasi satu arah. Pada ekspositori pengajar lebih besar peranannya, biasanya guru berdiri didepan kelas dan menerangkan dengan metode ceramah, siswa diharapkan bisa memproses informasi dari ceramah pengajar didepan kelas. Padahal metode ini membuat guru mendominasi kegiatan belajar mengajar dalam kelas sehingga siswa menjadi kurang aktif. Guru dijadikan satu satunya sumber informasi sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung satu arah. Oleh karena itu timbul kemalasan dan kejenuhan dalam diri siswa, sehingga aktivitas belajar dikelas kurang mengasikkan dan minat belajar dalam diri mereka rendah. Sehingga perlunya inovasi baru dalam proses belajar mengajar agar aktivitas belajar dikelas menjadi mengasikkan dan minat belajar siswa menjadi tinggi. Penggunaan media pembelajaran juga masih minimum, guru hanya berceramah dan menulis materi pelajaran dipapan tulis. Padahal hasil penelitian, diyakini bahwa suatu materi pembelajaran harus di desain sedemikian rupa agar dapat memperjalas dan mempercepat proses penyampaian materi sehingga waktu dalam proses belajar mengajar dapat seoptimal munggkin digunakan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar di kelas dan hasil belajar siswa Rendahnya aktivitas dan hasil belajar yang belum optimal disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Slameto (2010:54), Ada dua faktor yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu faktor internal dan eksternal. 1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri, terbagi menjadi tiga yaitu faktor jasmani (mencakup faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (mencakup inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan

8 dan kesiapan) dan faktor kelelahan. 2) faktor eksternal adalah faktor yang diluar diri siswa, terbagi menjadi tiga, yaitu faktor keluarga (mencakup cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, sussana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua dan latar belakang kebudayaan) faktor sekolah (mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pengajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah) faktor masyarakat (mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, tempat bergaul dan kehidupan masyarakat. Dari uraian diatas, peneliti menganalisis terhadap permasalahan di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, di perlukan adanya suatu inovasi terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung dikelas, sebagai alternatif pemecahan masalah dikelas tersebut peneliti merencanakan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI). Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Robert E.Slavin dalam karyanya Cooperative Learning: Teori, Riset,dan Praktik. Slavin (2005 : 187) memberikan penjelasan bahwa dasar pemikiran dibalik individualisasi pembelajaran adalah bahwa para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam. Ketika guru menyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam macam kelompok, basar kemungkinan ada sebagian siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran tersebut, dan akan gagal dari memperoleh manfaat dari metode tersebut.

9 Siswa lainnya mungkin malah sudah tahu materi itu, atau bisa mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu mengajar yang dihabiskan bagi mereka hanya membuang waktu. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual, oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada model pembelajaran TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar model pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual di bawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Dengan demikian, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI diharapkan mampu membawa siswa mencapai Aktivitas yang baik dengan ketercapaian target minimal mendapat nilai 85 mencapai 80% dari keseluruhan siswa dan Hasil belajar yang baik dengan ketercapaian Target minimal mendapat Nilai 80 mencapai 80% dari keseluruhan siswa diukur berdasarkan indikator ketuntasan belajar dengan rata rata komulatif kelas 80% Khusus mata pelajaran Mekanika Teknik pada Kompetensi Dasar Menghitung Tegangan pada Struktur Materi Pokok Tegangan Lentur Pada Balok dan Tegangan Geser pada Balok sehingga dapat menerapkannya dalam dunia kerja. Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

10 Accelerated Instruction (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mekanika Teknik Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan dengan bantuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut : 1. Hasil belajar Mekanika Teknik kelas X Program keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan belum Tuntas 2. Aktivitas belajar siswa terlihat kurang Aktif. 3. Pendekatan yang dilakukan oleh guru cenderung pendekatan ekspositori dimana proses belajar mengajar dikelas lebih didominasi oleh guru sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung satu arah. 4. Minat belajar siswa rendah khususnya pada mata pelajaran Mekanika Teknik 5. Penggunaan media pembelajaran masih terbatas seperti papan tulis dan buku pegangan. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, serta mempertimbangkan keterbatasan waktu dan dana serta luasnya cakupan masalah, maka masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut : 1. Penelitian dilaksanakan untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Mekanika Teknik pada Kompetensi Dasar Menghitung

11 Tegangan pada Struktur Materi Pokok Tegangan Lentur Pada Balok dan Tegangan Geser pada Balok. 2. Penelitian dilaksanakan pada Siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan semester genap tahun pelajaran 2014/2015 3. Penelitian dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah dengan menerapkan Model Pembelajaran kooperatif Tipe TAI dapat meningkatkan Aktivitas Belajar siswa pada mata pelajaran Mekanika Teknik Kompetensi Dasar Menghitung Tegangan Pada Struktur materi pokok Tegangan Lentur Pada Balok dan Tegangan Geser pada Balok di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun pelajaran 2014/2015? 2. Apakah dengan menerapkan Model Pembelajaran kooperatif Tipe TAI dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Mekanika Teknik Kompetensi Dasar Menghitung Tegangan Pada Struktur materi pokok Tegangan Lentur Pada Balok dan Tegangan Geser pada Balok di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun pelajaran 2014/2015.

12 E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan utama penelitian ini adalah : 1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Mekanika Teknik Kompetensi Dasar Menghitung Tegangan Pada Struktur materi pokok Tegangan Lentur Pada Balok dan Tegangan Geser pada Balok di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut sei Tuan tahun pelajaran 2014/2015 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe TAI. 2. Untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Mekanika Teknik Kompetensi Dasar Menghitung Tegangan Pada Struktur materi pokok Tegangan Lentur Pada Balok dan Tegangan Geser pada Balok di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun pelajaran 2014/2015 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe TAI. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat terhadap beberapa pihak antara lain : 1. Bagi kepala sekolah SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melakukan proses pembelajaran yang efektif dan efesien dengan menerapkan Model pembelajaran kooperatif Tipe TAI.

13 2. Sebagai bahan masukan bagi guru SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Khususnya Guru mata Pelajaran Mekanika Teknik dalam Meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran. 3. Bagi siswa dapat meningkatkan aktivitas belajar dan ketuntasan hasil belajar pada mata pelajaran mekanika teknik. 4. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan mengenai pembelajaran dengan model kooperatif Tipe TAI. 5. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti dengan topik yang sama.