BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan saat ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan melalui TIMSS (the Trends in

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yossy Intan Vhalind, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam matematika itu sendiri maupun dalam bidang-bidang yang lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. siswa memiliki kemampuan matematis yang baik. Adapun tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laswadi, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum merupakan suatu program yang berupa rencana tertulis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika memegang peranan penting dalam semua aspek kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Gorontalo. Salah satu sekolah yang menerapkan media pembelajaran

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

R PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF LITERASI SAINS UNTUK PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA TEMA BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PRODUKSI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusiamanusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dari berbagai media massa, baik media cetak atau elektronika sering dikemukakan bahwa mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk pemikir yang jauh lebih baik dari makhluk hidup

sekali objek yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran biologi.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menggunakan prinsip-prinsip matematika. Oleh karena itu,

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

2014 PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SUB TOPIK PROTEIN MENGGUNAKAN KONTEKS TELUR UNTUK MEMBANGUN LITERASI SAINS SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Trends In International Mathematics And Science Study (TIMSS)

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa salah satunya bergantung pada sumber daya

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern semakin

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran untuk

BAB I PENDAHULUAN. seiring berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang begitu pesat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elita Lismiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan memang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih Tertinggal Jauh, diakses tanggal 10 November 2015.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Implementasi Pendekatan Guided discovery dalam Game Edukasi Matematika untuk Siswa SMP

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN ENZIM

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat memang tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. daya manusianya (SDM) dan kualitas pendidikannya. Tingkat pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. matematika dikehidupan nyata. Selain itu, prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

(Pokok Bahasan Bangun Datar Kelas VII SMP Negeri I Baki Tahun Ajaran 2007/2008)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2003 bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang ada saat ini seperti Course Builder, Visual Basic, atau Dream weaver

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DUKUNGAN PERHATIAN ORANG TUA, KONDISI EKONOMI DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS X SMK NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat serta persaingan global menuntut lulusan pendidikan

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan persoalan-persoalan matematika maupun ilmu-ilmu yang lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, meningkatkan kemampuan profesional para pendidik (guru),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. besar agar kita dapat mengejar ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikanadalah masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi setiap negara adalah aspek yang paling utama dalam menentukan maju tidaknya bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan saat ini masih tergolong rendah dan tertinggal dibanding pendidikan di Negara-negara Eropa, di tingkat Asia saja kita masih berada pada peringkat bawah. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia tentunya menjadi keprihatinan bersama antara rakyat dan Negara. Data yang diperolah dari Diknas tahun 2008 menunjukkan bahwa menurut Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2006, kualitas pembelajaran Indonesia berada pada peringkat 50 dari 57 negara untuk bidang sains, peringkat 50 dari 57 negara untuk bidang matematika dan peringkat 49 dari 57 negara untuk bidang kemampuan membaca. Sedangkan menurut Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2007, kualitas pembelajaran Indonesia berada pada peringkat 36 dari 48 negara untuk bidang matematika dan berdasarkan hasil perangkat 35 dari 48 negara untuk bidang sains. Jika melihat kenyataan tersebut keseriusan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan tentunya menjadi tuntutan mutlak yang harus terus dilakukan secara menyeluruh. Semangat pembenahan tersebut memang sudah terlihat misalnya dengan adanya penambahan anggaran pendidikan menjadi 20% dari anggaran APBN, peningkatan kualitas guru

2 yang saat ini dilakukan dengan adanya program sertifikasi guru. Kurikulum pendidikan juga secara berkala terus dilakukan revisi mulai dari kurikulum 1994 kemudian suplemen 1999, kurikulum 2004 (KBK) sampai sekarang yang terakhir menggunakan system Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau terkenal dengan KTSP, yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum KBK. Komponen-komponen dalam pendidikan tersebut memang sudah selayaknya untuk terus dilakukan pembenahan. Dengan terintegrasinya antara kualitas guru yang baik, kurikulum yang ideal dan system yang tertata rapih, jika didukung dengan fasilitas pendidikan yang memadai bukan tidak mungkin pendidikan akan semakin maju dan berkualitas. Adanya kemajuan dalam bidang teknologi modern, misalnya komputer dan inovasi-inovasi media pendidikan menjadi fasilitas yang dapat menunjang dunia pendidikan. Misalnya guru yang memiliki peran besar dalam pendidikan harusnya mampu memanfaatkan secara maksimal fasilitas dan lingkungan yang tersedia untuk pembelajaran. Termasuk di antaranya penggunaan teknologi misalnya sebagai salah satu media alternatif dalam pembelajaran di kelas. Media memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap proses pembelajaran. Pemahaman siswa yang masih abstrak dan ngambang akan menjadi semakin mudah ketika dibantu dengan media pembelajaran. Perkembangan teknologi yang semakin modern juga semakin dirasakan dalam dunia pendidikan. Pendidikan saat ini disamping harus mampu mentransfer ilmu juga mengenalkan anak didiknya dengan teknologi. Pemakaian teknologi dalam pembelajaran tentunya menjadi penting dan jika digunakan dengan tepat

3 akan dapat memudahkan serta memacu belajar siswa. Dalam hal peningkatan mutu pendidikan peranan guru sangatlah besar, terutama untuk peningkatan kualitas siswa dalam pembelajaran matematika guru harus benar-benar memperhatikan dan memikirkan sekaligus merencanakan proses pembelajaran yang menarik bagi siswa. Hal ini agar siswa berminat dan semangat serta mau terlibat dalam pembelajaran tersebut, sehingga pembelajaran menjadi efektif (Slameto dalam Rifai : 2010). Untuk dapat mengajar dengan efektif seorang guru harus banyak menggunakan metode, sementara metode itu sendiri terdiri atas media dan sumber pembelajaran (Suryosubroto dalam Rifai : 2010). Dengan demikian peranan media untuk dapat menyajikan pembelajaran yang menarik dan efektif sangatlah besar. Perkembangan komputer dalam dua dekade terakhir ini juga berjalan sangat pesat. Kini, berbagai jenis komputer sudah dapat dengan mudah kita temukan. Mulai yang berbentuk personal computer (PC), notebook,sampai laptop. Dalam buku Instructional Media and Technology for Learning, Heinich menyatakan bahwa keseluruhan sejarah, media dan teknologi telah mempengaruhi pendidikan. Berbagai jenis program-program baru juga disajikan untuk memudahkan dan membantu proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Masuknya teknologi komputer dalam dunia pendidikan tersebut tentunya memberikan dampak perubahan besar dan positif bagi kemajuan dunia pendidikan itu sendiri.

4 Program power point yang saat ini menjadi salah satu program paling banyak digunakan dalam melakukan presentasi atau penyampaian materi, berperan besar dalam pembelajaran di kelas. Berbagai animasi dengan gambar, suara dan bentuk-bentuk grafik dapat disajikan dengan menarik dalam program ini. Program yang beroperasi pada system windows ini terus mengalami penambahan-penambahan fiture tampilannya. Guru yang akan menyajikan gambar-gambar animasi misalnya untuk melakukan gerakan-gerakan gambar juga dapat dibantu dengan program ini. Di samping lebih mudah dalam penyajian, power point juga sebagai media alternatif yang dapat menarik perhatian siswa jika disajikan dengan menarik oleh Guru. Selain program power point dalam melakukan animasi agar terlihat lebih halus dan menarik dapat juga dilakukan menggunakan animasi gerak dari program flash. Program ini bergerak pada system windows yang biasa dikenal dengan macromedia flash. Pada program ini beberapa model gerak-gerak benda, bentuk bangun ruang dalam 3 dimensi dan animasi-animasi film dapat disajikan lebih menarik. Dalam pembelajaran di kelas jika seorang Guru menguasai program ini dan menyajikan beberapa materi yang memerlukan banyak visualisasi misalnya bangun ruang 3 dimensi akan menjadi lebih mudah menyampaikan. Beberapa bentuk yang tidak dapat terlihat karena terbatasnya fasilitas misalnya melalui papan tulis hanya untuk 2 dimensi, maka pilihan program ini sangat tepat dalam penyajiannya. Ketidakmampuan sumberdaya daya kita dalam memanfaatkan teknologi inilah yang menjadi salah satu sebab dunia pendidikan kita tertinggal dengan

5 negara lain. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat dilihat juga dari rendahnya prestasi belajar siswa, terutama pada mata pelajaran yang dianggap sulit seperti matematika, fisika, dan bahasa inggris. Dalam pembelajaran matematika si jenjang SMA salah satu pokok bahasan dalam mata pelajaran matematika yang diberikan ditingkat SMA pada kelas X semester II adalah dimensi tiga. Berdasarkan pengalaman mengajar banyak siswa menganggap materi tersebut sukar dipahami terutama untuk menggambar dan memahami bagian-bagian bangun ruang, karena siswa dituntut untuk dapat berpikir. Dari pengalaman selama mengajar juga diketahui materi dimensi tiga sering menjadi kendala dalam pembelajaran di kelas. Materi yang banyak meliputi pada pemahaman bangun ruang akan menjadi semakin abstrak jika disampaikan tidak dengan manipulasi atau pemediaan. Untuk memadukan agar siswa lebih mudah dan konkret dalam memahami materi ini sekaligus mengenalkan mereka dalam penggunaan teknologi, maka penggunaan media ICT sebagai salah satu alternatif media dalam pembelajaran. Penampakkan bentuk-bentuk dari tiap ruang dalam dimensi 3 yang sulit dilakukan pada gambar manual, akan terlihat lebih jelas jika disajikan misalnya melalui program power point maupun macromedia flash. Dari hasil pengamatan peneliti diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran juga belum dapat berjalan secara maksimal karena dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: 1) tuntutan materi pelajaran yang cukup padat dan alokasi waktu yang terbatas, membuat guru lebih mementingkan mengejar materi, 2) Guru kurang memanfaatkan penggunaan media pembelajaran

6 disebabkan mereka belum mengetahui keuntungan atau manfaat yang diperoleh dari penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran. Padahal keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan media secara efektif dapat mempercepat proses pembelajaran dan membantu memudahkan siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru, memperbesar perhatian siswa, memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara yang lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam mengajar. Dengan demikian seorang Guru harus bisa memilih media yang tepat dan menarik saat mengajar. Media Pembelajaran yang menarik bagi siswa dapat dilakukan dengan mengetahui bagaimana karakteristik siswa tersebut, sehingga dengan mengetahui karakteristik siswa maka kita dapat menentukan media yang tepat digunakan dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media yang sesuai akan membuat siswa tertarik dan senang dengan pelajaran yang kita berikan sehingga akan timbul dorongan dari dalam diri siswa untuk belajar. Kesulitan-kesulitan tersebut pada tingkat lokal di MA Sunan Pandanaran terukur dari rendahnya siswa yang memenuhi nilai ketuntasan belajar minimal, dari data hasil ulangan harian pada guru mata pelajaran matematika tahun pelajaran 2009/2010 saja kurang dari 30% siswa yang dapat mencapai nilai KKM (65) untuk mata pelajaran matematika materi dimensi tiga. Berdasarkan pada hasil pengamatan peneliti guru mata pelajaran matematika saat ini dalam pembelajaran di kelas juga hanya sekedar memanfaatkan media seadanya, hampir tidak dijumpai ada guru pada mata pelajaran matematika yang

7 menggunakan ICT dalam pembelajarannya. Materi dimensi tiga yang banyak menuntut untuk menyajikan materi secara lebih visual dengan penggambaran juga tidak dilakukan. Berdasarkan pengalaman empirik peneliti selama mengajarkan materi dimensi tiga di Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran Yogyakarta secara terperinci kesulitan-kesulitan tersebut meliputi (a) kemampuan siswa dalam menggambar atau melukis kedudukan konsep jarak dalam dimensi tiga, (b) kemampuan siswa dalam menerapkan aturan atau rumus tertentu untuk menghitung jarak dalam dimensi tiga dan, (c) kemampuan siswa untuk menerapkan konsep jarak dalam dimensi tiga dengan permasalahan nyata di sekitar mereka. Dengan adanya perkembangan teknologi saat ini yang mampu membantu memberikan gambaran-gambaran lebih detil dan menarik diharapkan akan dapat meningkatkan dan memudahkan siswa dalam memahami konsep dimensi tiga sekaligus mengatasi kesulitan-kesulitan di atas. Mengacu pada realitas tersebut maka menjadi penting bagi peneliti untuk mengadakan penelitian tentang Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Dimensi Tiga terhadap Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah:

8 1. Apakah dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dimensi tiga terhadap siswa kelas X Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran Yogyakarta? 2. Bagaimana respons siswa kelas X Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran Yogyakarta terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan media ICT dalam topik dimensi tiga? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukan di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui apakah dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dimensi tiga terhadap siswa kelas X Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran Yogyakarta. 2. Mengetahui respons siswa kelas X Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran Yogyakarta mengenai penggunaan media ICT sebagai media pembelajaran dalam materi dimensi tiga. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat secara umum a. Dapat memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penggunaan media pembelajaran berbasis ICT

9 dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas X Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran Yogyakarta. b. Dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan pengembangan bagi penelitian di masa yang akan datang di bidang dan permasalahan sejenis. 2. Manfaat bagi Siswa Mendapatkan kemudahan dalam memahami materi dimensi tiga yang disampaikan oleh guru pada pembelajaran matematika di kelas. 3. Manfaat bagi Guru Sebagai masukan bagi guru bidang studi matematika penggunaan media pembelajaran yang tepat dan menarik dalam pembelajaran materi dimensi tiga sebagai upaya peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas X Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran Yogyakarta. 4. Manfaat bagi Sekolah Sebagai masukan bagi sekolah bahwa dengan adanya media pembelajaran berbasis ICT akan meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas X Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran Yogyakarta. 5. Manfaat bagi Peneliti Menambah wawasan tentang media ICT dan metode dalam pembelajaran matematika khususnya materi dimensi tiga di sekolah. E. Definisi Operasional Untuk memudah pembaca dalam menafsirkan tentang penelitian ini, maka peneliti memberikan arti dari beberapa istilah yang digunakan:

10 1. Media Pembelajaran berbasis ICT adalah media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas dengan menggunakan teknologi modern seperti komputer, LCD dalam berkomunikasi atau menyampaikan materi kepada Siswa. 2. Kemampuan pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep yang ditunjukkan dengan indikator kemampuan untuk mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu dan mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. 3. Dimensi tiga adalah materi pembelajaran di SMA/MA/sederajat yang memuat tentang dimensi ruang, konsep jarak, dan sudut dalam ruang dimensi tiga.