Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar TIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IMPROVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

dengan bentuk Nonquivalent Control Group Design karena pada luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 Pada desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN PENDEKATAN ICARE TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU GIZI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X IPA SMAN 2 Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

Transkripsi:

Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar TIK Menrisal, Julia Defida Universitas Putra Indonesia YPTK Padang, Indonesia Email: menrisal@upiyptk.ac.id / juliaefida@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar TIK kelas X SMA Negeri 4 Kota Padang.Jenis penelitian ini adalah kuntitatif dengan menggunakan metode pendekatan experiment. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X MIPA dan IPS di SMA Negeri 4 Padang. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling Simple random sampling adalah teknik penetuan sampel yang dilakukan dengan cara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam anggota populasi itu. Yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X MIPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 1 sebagai kelas control.hasil penelitian, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 86,194 dan kelas kontrol sebesar 75,484. Dari uji analisis data didapatkan bahwa data normal dan homogen. Hasil pengujian pada taraf α 0,05 (taraf kepercayaan 95%) didapatkan nilai thitung = 2,195 dan ttabel = 2,000 sehingga diperoleh thitung>ttabel (2,195>2,000). Dengan demikian Ho ditolak dan H₁ diterima, yang berarti bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran TIK kelas X MIPA di SMA Negeri 4 Padang. Kata Kunci: Eksperimen, Contextual Teaching and Learning (CTL), dan Hasil Belajar. 1. Pendahuluan Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi edukatif antara guru dan siswa. Bahan pelajaran yang diberikan guru kurang memotivasi siswa jika penyampaian menggunakan strategi yang kurang tepat. Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam mengajar satuan atau unit materi pelajaran dengan memusatkan pada seluruh proses atau situasi belajar untuk mencapai tujuan. Metode mengajar harus berpedoman pada prinsip belajar aktif sehingga dalam proses belajar mengajar perhatian utama ditujukan pada siswa yang belajar. Peran guru dalam menentukan metode pembelajaran di kelas bukan ditentukan oleh apa yang akan dipelajari saja, melainkan bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Metode pembelajaran yang umum dilakukan oleh guru yaitu ceramah. Pada metode ini terkadang konsentrasi siswa terpecah dengan hal lain, akibatnya siswa kurang memahami materi pelajaran. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi di era globalisasi. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk memajukan sektor pendidikan yaitu dengan melakukan inovasi model pelaksanaan pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan sebab dalam kegiatan pembelajaran inilah transfer berbagai kompetensi berlangsung. Sesuai dengan kondisi saat ini dimana perkembangan teknologi sangat pesat, khususnya dibidang teknologi informasi. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang guru dan juga berdasarkan observasi langsung yang penulis lakukan pada tanggal 1 september 2016 di SMA Negeri 4 padang dapat disimpulkan bahwasanya guru cenderung menggunakan metode pembelajaran konvensional ( ceramah, tanya jawab, pemberian tugas). Kegiatan belajar mengajar terfokus pada guru, sehingga proses belajar mengajar tidak efektif yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari data Hasil Ulangan Harian Siswa kelas X MIPA dan X IPS 241

Tabel 01. Hasil Ulangan Harian Siswa Kelas X IPA dan IPS No Kelas Nilai Hasil Belajar UTS Jml X <78 % 78 % siswa 1 MIPA 1 9 29,00% 22 71,00% 31 2 MIPA 2 8 25,80% 23 74,20% 31 3 MIPA 3 11 35,48% 20 64,52% 31 4 MIPA 4 13 41,93% 18 58,06% 31 5 MIPA 5 5 16,66% 25 83,33% 30 6 MIPA 6 9 28,12% 23 91,88% 32 7 MIPA 7 18 56,25% 14 43,75% 32 8 IPS 1 27 90,00% 5 15,62% 32 9 IPS 2 12 37,50% 20 62,50% 32 Jumlah 112 170 Sumber : Guru Mata Pelajaran TIK SMAN 4 Padang Berdasarkan hasil ulangan harian siswa tersebut dengan metode pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat konvensional terlihat jelas pada hasil belajar siswa mata pelajaran TIK masih terdapat siswa yang tidak mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh sekolah. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan tersebut, maka peneliti mengangkat judul Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X SMAN 4 Padang, untuk mengetahui apakah melalui penerapan model pembelajaran CTL dalam mata pelajaran TIK dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X di SMAN 4 Padang. 1.1. Batasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan mencapai hasil yang diharapkan serta mengingat faktor keterbatasan waktu, biaya dan pengetahuan maka permasalahan dalam penelitian dibatasi pada pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar TIK siswa kelas X SMAN 4 Padang. 1.2. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh yang Signifikan dalam Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas X di SMA Negeri 4 Padang. 2. Tinjauan Literatur 2.1 Landasan Teori a. Hasil Belajar (1) Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dengan istilah prestasi belajar, di mana mempunyai fungsi yang penting sebagai indikator keberhasilan belajar dengan mata pelajaran tertentu dan dapat berguna sebagai evaluasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Menurut Hamalik (2001 : 159) hasil belajar adalah apabila seseorang belajar akan terjadi suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah 242 282

perubahan tingkah laku akibat dari proses belajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran TIK setelah siswa memperoleh perlakuan dari guru yang menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Cara mengukur hasil belajar pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Tes Evaluasi yaitu alat yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh penguasaan materi dan pemahaman siswa setelah diberikan materi dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). 2) Observasi yaitu alat yang digunakan untuk mengukur tingkah laku dan aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). 2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends dalam Agus (2009 : 46) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahaptahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. 2.3 Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Prof. Dr. Wina Sanjaya (2011 : 109) Contextual Teaching and Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Melalui penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activiting knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan antara satu sama lain. 3. Metodologi 3.1 Jenis Penelitian Metode untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dimana Sukardi (2007 : 179) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen adalah bagaimana hubungan satu satu atau lebih variabel dalam suatu kondisi tertentu. 243

3.2 Populasi dan Sampel a. Populasi penelitian Menurut Sugiyono (2012 : 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya sedangkan menurut Sukardi (2007 : 53) populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini diambil dari seluruh siswa kelas X di SMAN 4 Padang yang berjumlah 282 orang. b. Sampel penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 131) menjelaskan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk mengeneralisasilkan hasil peneliitian sampel. Sampel bukan hanya diambil berdasarkan jumlah subyek semata, namun dilihat juga dari karakteristiknya. Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling yang dilakukan dengan cara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam anggota populasi itu. Untuk menemukan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan undian, dengan cara membuat nama setiap kelas dari semua anggota populasi di kertas, kemudian kertas tersebut digulung dan diundi. Undian yang keluar pertama adalah kelas XMIPA 3, maka kelas ini ditetapkan sebagai kelas eksperimen. Undian yang keluar kedua adalah kelas XMIPA 1 sebagai kelas kontrol. Tabel 3. Sampel Penelitian No Kelas Keterangan Jumlah 1. MIPA 1 Kontrol 31 2 MIPA 3 Eksperimen 31 Total 62 3.3 Teknik Pengumpulan Data Data merupakan kumpulan fakta, keterangan atau angka-angka, yang digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tes, yaitu dengan jenis soal pilihan ganda yang dilakukan pada akhir pembelajaran (post test) sebab penelitian hanya mengamati pada aspek kognitif. 3.4 Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian dan penilaian. Untuk mendapatkan data yang berkualitas, maka perlu digunakan instrumen penelitian yang benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Didalam penelitian ini hanya meneliti aspek kognitif saja sehingga yang dipakai untuk instrumennya adalah tes. Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam menggunakan tes ini peneliti menggunakan butir-butir soal tes berupa pilihan ganda yang yang terdiri dari beberapa butir soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, setiap soal dilengkapi dengan lima alternatif pilihan jawaban. Cara penskoran tes ini jika jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0. 244

3.5 Uji Coba dan Analisis Instrumen a. Uji Validitas Validitas item adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh item (yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut (Anas Sudijono, 2011 : 181). Keputusan valid tidak valid diperoleh dengan membandingkan hasil r hitung dan r tabel dengan taraf signifikan 5% (taraf kepercayaan 95%). Jika r hitung > r tabel maka keputusan dinyatakan valid. Berdasarkan hasil dari validitas item soal terdapat 25 soal valid dan 25 soal tidak valid. Dimana r tabel yang diperoleh adaah 0,361. b. Uji reliabilitas Tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketepatan. Untuk menentukan reliabilitas soal pilihan ganda, digunkan rumus KR-21. Jika r 11 besar dari r tabel maka tes tersebut dikatakan reliabel. Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan diperoleh R11 0,858 dan besar dari R(tabel) maka, dapat dikatakan interprestasinya sangat tinggi (sangat baik). c. Tingkat kesukaran soal Bermutu atau tidak nya butir-butir tes hasil belajar, dapat diketahui dari derajat kesukaran atau tingkat kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Menurut Wetherington (dalam Anas Sudijono, 2011) angka indeks kesukaran itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Berdasarkan tes kesukaran tes hasil belajar yang dilakukan terdapat 17 soal yang berinterpretasi mudah, 23 berinterpretasi cukup dan 10 soal yang berinterpretasi sukar. d. Daya pembeda Berdasarkan tes indeks daya beda soal yang dilakukan terdapat 12 butir soal yang berinterpretasi baik sekali, 8 butir soal baik, 11 butir sedang, 6 butir jelek dan 13 butir soal sangat jelek. 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian. Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. a. Analisis Deskriptif Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan data apa adanya yang dikumpulkan dari sampel yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dihitung Mean, Median, Modus, Range, Variansi, dan Standar Deviasi. b. Analisis Induktif Setelah diperoleh data penelitian berupa nilai, maka ditemukan rata-rata nilai mata pelajaran TIK kelas eksperimen dan rata-rata nilai mata pelajaran TIK kelas kontrol. Setelah itu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap nilai kedua kelas sampel. Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah uji-t. Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : Ha: 1 2 Keterangan : 1 = Hasil belajar siswa dengan penerapan metode pembelajaran CTL 2 = Hasil belajar dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi kelas. 245

(1) Uji normalitas Uji Normalitas digunakan untuk menguji data setiap variable yang akan dianalis berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Uji normalitas dapatdilakukan dengan berbagai cara, pada penelitian ini teknik yang digunakan adalah uji Liliefors. Menurut Sudjana (2005) uji normalitas dilakukan dengan langkah-langkah berikut. Diawali dengan penentuan taraf signifikasi, yaitu pada taraf signifikasi 5% (0,05) dengan hipotesis yang di ajukan sebagai berikut: H0 : Sampel berdistribusi normal H₁ : Sampel tidak berdistribusi normal dengan kriteria pengujian Jika L0 = Lhitung < Ltabel, terima H0, dan Jika L0 = Lhitung > Ltabel, tolak H0 (2) Uji Homogenitas Setelah uji normalitas memberikan indikasi data hasil penelitian berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas dari sampel penelitian. Uji homogenitas varian diperlukan untuk membandingkan dua kelompok atau lebih. Dalam penelitian ini uji homogenitas meggunakan uji Fisher. Untuk menentukan homogenitas sampel yang digunakan, maka digunakan rumus untuk menghitung homogenitas varian dengan menggunakan uji F, Langkah - langkah pada Uji Fisher adalah sebagai berikut : Mencari varians masing-masing data kemudian dihitung harga F dengan rumus: Fhitung= Keterangan: F = Perbandingan antara varians terbesar dengan varians terkecil S²1 = Varians terbesar S²2 = Varians terkecil Bandingkan harga Fhitung dengan Ftabel yang terdapat dalam tabel distribusi F pada tarif signifikan 0,05 dan (dk=n-1) dan (dp=n-1). Jika harga Fhitung < Ftabel, berarti kedua kelompok tersebut memiliki varians yang homogen. Sebaliknya jika Fhitung > Ftabel kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang heterogen. (3) Uji hipotesis Uji Hipotesis digunakan untuk melihat kecenderungan variabel intensitas pengamatan pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar mata pelajaran TIK siswa kelas X di SMA Negeri 4 Padang yaitu menggunakan pengujian hipotesis komparatif dua sampel dengan menggunakan uji t. Data pada penelitian ini berdistribusi normal dan varians homogen. Berdasarkan pedoman penggunaan, yaitu karena jumlah sampel n1 n2, dan varians homogen, maka rumus yang digunakan yaitu Polled Varian 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan jenis eksperimen posttest-only control design, menempatkan subjek peneilitian kedalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sedangkan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvesional. Sebagaimana dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Data 246

yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai hasil belajar mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi kelas X SMA Negeri 4 Padang. a. Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan penelitian ini dimulai pada tanggal 26 Oktober 23 November dengan populasi siswa kelas X SMA Negeri 4 Padang. Berdasarkan teknik pengambilan sampel yang dipilih secara bertujuan (purposive sampling) diperoleh dua kelas sampel yaitu kelas X MIPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 1 sebagai kelas kontrol. Mode pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen adalah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sedangkan pada kelas kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional. Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu ditentukan pokok bahasan yang akan diajarkan dan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan diterapkan kepada kedua kelas sampel. b. Data Hasil Penelitian Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data untuk kelas eksperimen yang berjumlah 31 siswa dan kelas kontrol berjumlah 31 siswa. maka penjabaran hasil penelitian kelas kontrol dan eksperimen secara ringkas nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Nilai Statistik PemusatanData Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Statistik Kelas Kelas Eksperime Kontrol n 1. N 31 31 2. Jumlah Nilai 2672 2340 3. Mean (rata-rata) 86,194 75,484 4. Interval 6 6 5. Interval 7 6 6. Median 88 76 7. Modus 92 76 8. Nilai Maksimum 100 88 9. Nilai Minimum 60 52 10. Range 40 36 11. Varians 115,028 78,658 12. Standar Deviasi 10,725 8,869 Hasil Belajar kelas eksperimen menunjukkan bahwa data yang dikumpulkan berada pada interval (k) 6 dan panjang kelas interval (p) 7, sedangkan kelas kontrol berada pada interval (k) 6 dan panjang kelas kontrol (p) 6. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ratarata hitung (M) untuk kelas eksperimen 86,194 sedangkan kelas kontrol 75,484 dan median (Me) untuk kelas eksperimen 88 dan kelas kontrol 76. Varians kelas eksperimen sebesar 115,028 dan untuk kelas kontrol 78,658 dan Simpangan baku (Sd) untuk kelas eksperimen 10,725 dan Simpangan baku (Sd) untuk kelas kontrol sebesar 8,869.Berdasarkan data tersebut disusun distribusi frekuensi hasil belajar kelas eksperimen yang dikemukakan pada tabel dibawah ini : 247

No Tabel 05. Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Eksperimen Kelas Eksperimen Frekue nsi Interval Persentase Frek (f) Komul Skor (%) atif (%) 1 60 66 2 0,065% 0,065% 2 67 73 2 0,065% 0,129% 3 74 80 7 0,226% 0,354% 4 81 87 1 0,032% 0,387% 5 88 94 11 0,354% 0,741% 6 95 101 8 0,258% 100% Jumlah 31 1,00 Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki frekuensi belajar paling banyak berada pada interval skor 88-94 yaitu 0,354%. Dan distribusi frekuensi hasil belajar kelas kontrol dikemukakan pada tabel dibawah ini : No Interval Skor Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Kontrol Kelas Kontrol Frekuensi Frekuensi Persentase Komulatif (f) (%) (%) 1 52 60 3 0,096% 0,096% 2 61 66 2 0,065% 0,161% 3 67 72 6 0,193% 0,354% 4 73 78 7 0,226% 0,580% 5 79 84 11 0,355% 0,935% 6 85 90 2 0,065% 100% Jumlah 31 1,00% Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki frekuensi belajar paling banyak berada pada interval skor 79-84 yaitu 0,355%. c. Analisis Hasil Penelitian 1) Uji Normalitas Uji normalitas pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan rumus Liliefors. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 12. 248

Tabel 12. Nilai Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol No Kelas N L0 Lt Perbandingan Ket 1 Eksperimen 31 0,034 0,159 Ltabel >Lhitung Normal 2 Kontrol 31-0,018 0,159 Ltabel >Lhitung Normal Berdasarkan pengujian normalitas, diperoleh Lhitung untuk kelas eksperimen sebesar 0,034 dan untuk kelas kontrol -0,018. Sedangkan nilai Ltabel untuk kelas eksperimen 0,159 dan nilai kelas kontrol adalah 0,159, diperoleh dari nilai kritis L untuk uji Liliefors. Karena hasilnya Ltabel > Lhitung maka sampel dikatakan berdistribusi normal. Hal ini berarti prasyarat untuk melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu uji homogenitas telah terpenuhi. 2) Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan menggunakan rumus uji fisher,. Dimana kriteria pengujiannya yaitu :jika Fhitung < Ftabel maka sampel dikatakan homogen, begitu pula sebaliknya. Hasil pengujian homogenitas dapat dilihat dari tabel 16 berikut ini: No 1 Tabel 13. Hasil Uji Homogenitas Varians Fhitu Kelas Ftabel Perbandingan Ket ng Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 1,462 1,840 Fhitung<Ftabel Homogen Berdasarkan uji homogenitas di peroleh Fhitung 1,462 dan Ftabel 1,840. Karena Fhitung<Ftabel maka sampel dikatakan homogen. Karena Fhitung<Ftabel maka dapat dinyatakan bahwa dua kelompok yang di uji bersifat homogen. Hal ini berarti prasyarat untuk melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu uji hipotesis telah terpenuhi. 3) Pengujian Hipotesis Penelitian Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya. Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan metode konvesional demontrasi pada mata pelajaran TIK kelas X SMA Negeri 4 Padang semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Untuk melihat pengaruh penerapan metode tersebut, dapat dilakukan pengujian hipotesis secara manual. Kriteria pengujiannya adalah jika thitung >ttabel pada α = 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima, begitu pula sebaliknya. Berikut ini hasil pengujian hipotesis penelitian yang dapat dilihat pada tabel 17 berikut: Tabel 14. Uji Hipotesis Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen No Kelas N 1 Eksperimen 31 2 Kontrol 31 Thitu ng Ttabel Perbandingan Ket 2,195 2,000 Thitung > Ttabel Hipotesis Diterima 249

Berdasarkan pengujian hipotesis, dapat diketahui bahwa t hitung = 2,195. Sedangkan t tabel = 2,000. Dapat disimpulkan bahwa t hitung > dari t tabel dengan menggunakan uji dua pihak (two tail test) pada 0,05 (taraf kepercayaan 95%) maka Hipotesis diterima (berpengaruh). Berarti Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbantuan komputer dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan metode konvensional demonstrasi pada mata pelajaran TIK siswa kelas X SMA Negeri 4 Padang. 4.2 Pembahasan Berdasarkan peneitian yang telah diaksanakan, diperoleh nilai rata-rata akhir pada kelas eksperimen yang diberikan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan kelas kontrol yang diberikan pembelajaran menggunakan model konvensional. Perbedaan hasil belajar ini disebabkan karena siswa kelas eksperimen lebih aktif dan kreatif serta memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Dapat terlihat dari semangat siswa mengikuti proses pembelajaran berlangsung. Selain itu siswa juga merasa senang dalam belajar, karena dalam penerapan model pembelajaran ini siswa diberikan pengalaman langsung untuk berkreasi, bekerjasama dan siswa juga menjadi kreatif dan mampu menemukan hal-hal baru yang bisa dijadikan sebagai hasil karya. Dalam proses pembelajaran guru juga memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya untuk membuat karya grafis mereka seinovatif dan sekreatif mungkin, namun tidak terlepas dari tujuan pembelajaran. Berdasarkan tes yang diberikan kepada siswa di peroleh rata-rata kelas eksperimen adalah 86,194 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata 75,484 dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 52, sehingga kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji liliefors, yang mana setelah dilakukan prosedur uji liliefors tersebut didapatkan bahwa hasil Lhitung<Ltabel yaitu 0,034<0,159 (eksperimen) dan -0,018<0,159 (kontrol) maka kedua kelompok berasal dari data yang berdistribusi normal untuk α 0,05. Uji homogenitas didapatkan dengan membandingkan nilai varian terbesar dengan nilai varian terkecil dan dari kedua kelompok memiliki varian yang homogen untuk α 0,05. Sedangkan pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji-t diperoleh hasil thitung > ttabel, yaitu 2,195 > 2,000 sehingga H₁ diterima dan H0 ditolak. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran TIK siswa kelas X SMA N 4 Padang. 5. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 4 Padang, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) berpengaruh terhadap hasil belajar pada mata pelajaran TIK siswa kelas X SMA Negeri 4 Padang. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu nilai rata-rata siswa yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Perbandingan nilai nya yaitu 86,194 dan 75,484. Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh t hitung sebesar 2,195 dan t tabel 2,000. Karena thitung >ttabel (2,195>2,000), maka hipotesis H₁ diterima dan Ho ditolak. Jadi, hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbantuan komputer dengan menggunakan Contextual 250

Teaching and Learning (CTL) lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran TIK siswa kelas X SMA Negeri 4 Padang. Referensi [1] Agus Irianto. 2010. Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangan Statistik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. [2] Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar [3] Anas, sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. [4] Djamarah dan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. [5] Haling, A.dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Makassar : Badan Penerbit UNM. Diakses pada tanggal 13 September 2015. [6] Nana, Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. [7] Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara [8] Pemerhati Guru. 2012. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning <http://panduanguru.com/contextual-teaching-and-learning> (03 Februari 2016). [9] Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta [10] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. [11] Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta [12] Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta [13] Sukardi, Ph.D. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Cetakan kelima. Jakarta : Bumi Aksara. [14] Wina Sanjaya. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 251