I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN NILAI EKONOMI MANFAAT REKREASI SITU CIPONDOH TANGERANG NADIA MUTIARANI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memperbesar pendapatan asli daerah maka pemerintah perlu. pariwisata dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. masa depan yang baik di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa. kegiatan pariwisata memberikan keuntungan dan manfaat bagi suatu

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

I. PENDAHULUAN. yang ada. Sebagai contoh laporan World Wild Fund (WWF) pada tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

BAB I LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan keanekaragaman budaya dan kesenian yang berbeda-beda di masing-masing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Serang Menurut Lapangan Usaha (Serang: BPS Kabupaten Serang, 2015), 3.

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. berupa produk jasa lingkungan yang manfaatnya secara langsung bisa di rasakan

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

I. PENDAHULUAN. keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

LESTARI BRIEF EKOWISATA INDONESIA: PERJALANAN DAN TANTANGAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk membantu menangani masalah perekonomian dunia. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

KONTRIBUSI USAHA WARUNG MAKANAN DALAM EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA OBYEK WISATA KARANG ANYER KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perjalanan baru. Pariwisata mempunyai spektrum fundamental pembangunan yang

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. World Travel and Tourism Council mencatat bahwa Australia memiiki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi wisata baik dari segi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan. (ribuan orang) (hari)

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan gejala sosial yang sangat kompleks yang tak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

7 ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang memiliki kekayaan sumberdaya alam dan lingkungan yang melimpah dengan jumlah total pulau mencapai 17.508 pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30 kelompok kepulauan kecil dengan tanah dan area lautan yang luas serta ekologi yang beragam. Indonesia memiliki populasi lebih dari 235 juta jiwa atau terpadat keempat di dunia yang terdiri dari sekitar 350 etnis suku dengan 483 bahasa dan budaya. Selain itu, Indonesia juga dikenal sebagai zamrud khatulistiwa karena pesona keanekaragaman alam dan budaya yang dimiliki. Berdasarkan keunggulan tersebut Indonesia sangat berpotensi untuk mengembangkan pariwisata yang dimilikinya terutama pariwisata alamnya. Potensi wisata yang dimiliki dapat memicu aktivitas di sektor pariwisata dan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan ekonomi daerah. Perkembangan pariwisata dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang mengunjungi tempat wisata baik wisatawan asing maupun wisatawan nusantara. Jumlah wisatawan nusantara terus mengalami peningkatan selama tahun 2004 hingga tahun 2010, keterangan mengenai perkembangan wisatawan nusantara antara tahun 2004 hingga 2010 dapat dilihat pada Tabel 1. 1

Tabel 1. Perkembangan Wisatawan Nusantara (Wisnus) Tahun 2004 2010 Tahun Wisatawan Nusantara (ribuan orang) Perjalanan (Ribuan) Rata-rata Perjalanan (Hari) Total Pengeluaran (Trilyun Rp) 2004 111.352 202.763 1.82 71.70 2005 112.701 198.359 1.76 74.72 2006 114.270 204.553 1.79 88.21 2007 115.335 222.389 1.93 108.96 2008 117.213 225.041 1.92 123.17 2009 119.944 229.731 1.92 137.91 2010 122.312 234.377 1.92 150.49 Sumber : BPS (diolah kembali oleh P2DSJ) Potensi sektor pariwisata memberikan beberapa kontribusi positif terhadap perekonomian nasional karena sektor pariwisata nasional telah menyumbang devisa sebesar US$ 4,63 miliar sepanjang Januari-Agustus 2010. Selain itu, dampak pariwisata dapat dilihat dari kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional dan daya serap lapangan kerja di sektor industri pariwisata. Dampak pariwisata terhadap perekonomian nasional cenderung meningkat. Pada tahun 2004 kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional adalah sebesar 113,78 trilyun rupiah atau sebesar 5,01 persen dari total PDB nasional, tahun 2005 kontribusi mengalami peningkatan sebesar 33,02 trilyun rupiah menjadi 146,8 trilyun rupiah atau 5,27 persen dari total PDB nasional, sedangkan pada tahun 2006 kontribusi pariwisata mengalami penurunan menjadi 143,62 atau 4,30 persen terhadap PDB nasional, namun pada tahun 2007 kontribusi pariwisata kembali meningkat menjadi 169,67 triliyun atau sebesar 4,29 persen dari total keseluruhan PDB nasional. Selain memiliki kontribusi terhadap PDB Nasional, pariwisata juga memberikan kontribusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Pada tahun 2004, 2

pariwisata memberikan kontribusi terhadap lapangan kerja sebanyak 8,49 juta orang atau 9,06 persen dari total lapangan kerja nasional. Pada tahun 2005 kontribusi pariwisata turun menjadi 6,55 juta orang, atau 6,97 persen dari total lapangan kerja nasional sebesar 93,96 juta orang. Pada tahun 2006 kembali turun menjadi 4,41 juta orang, atau 4,65 persen dari total lapangan kerja kerja. Namun, pada tahun 2007 kontribusi pariwisata terhadap lapangan kerja kembali meningkat menjadi 5,22 juta orang atau 5,22 persen dari total lapangan kerja sebesar 99,93 juta orang. Tujuan pengembangan pariwisata, bukan hanya sekadar peningkatan perolehan devisa bagi negara, tetapi diharapkan dapat berperan menjadi katalisator pembangunan. Terdapat delapan keuntungan pengembangan pariwisata di Indonesia yaitu peningkatan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, peningkatan penerimaan pajak, peningkatan pendapatan nasional, percepatan proses pemerataan pendapatan, meningkatkan nilai tambah produk hasil kebudayaan, memperluas pasar produk dalam negeri dan memberikan dampak multiplier effect dalam perekonomian sebagai akibat pengeluaran wisatawan, para investor maupun perdagangan luar negeri. Kontribusi pariwisata terhadap perekonomian nasional dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Kontribusi Pariwisata Terhadap Perekonomian Nasional 2004 2005 2006 2007 PDB Nasional ( Rp Trilyun) 2,273,14 2,784,90 3,339,50 3,957,40 Kontribusi Pariwisata ( Rp Trilyun) 113,78 146,8 143,62 169,67 Persentase (%) 5,01 5,27 4,30 4,29 Lapangan Kerja Nasional ( Juta Orang) 93,72 93,96 95,46 99,93 Kontribusi Pariwisata 8,49 6,55 4,41 5,22 (Juta Orang) Persentase (%) 9,06 6,97 4,65 5,22 Sumber: Nesparnas Depbudpar, 2008 3

Kota Tangerang yang dikenal sebagai kota seribu industri ternyata memiliki beberapa lokasi objek wisata, baik wisata alam, wisata budaya, maupun wisata rohani yang dapat dikembangkan. Obyek-obyek wisata tersebut perlu dikelola dengan profesional agar tidak hanya meningkatkan arus kunjungan wisatawan, tetapi juga dapat memelihara cagar budaya dan sejarah yang sangat penting dalam perkembangan Kota Tangerang. Selain itu, Kota Tangerang juga memiliki beberapa tempat dan agenda budaya yang menarik. Jika potensi ini dikelola dengan baik, tidak hanya akan mendatangkan arus wisatawan dan mendorong perekonomian wilayah, namun mampu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata, seni dan budaya serta akan memperkokoh karakter dan jati diri masyarakat Kota Tangerang. Wisatawan nusantara maupun wisatawan asing yang berkunjung ke Kota Tangerang menunjukkan tren peningkatan semenjak tahun 2005 hingga tahun 2007. Wisatawan nusantara yang berkunjung pada tahun 2005 sebanyak 155,695 orang meningkat menjadi 180,377 pada tahun 2007. Hal ini juga terjadi pada wisatawan asing yaitu sebanyak 69,513 pada tahun 2005 meningkat menjadi 76,789 orang pada tahun 2007 1. Peningkatan ini menunjukkan semakin dikenalnya obyek-obyek wisata di Kota Tangerang baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun demikian, apabila dibandingkan antara wisatawan nusantara dengan wisatawan asing yang berkunjung ke Kota Tangerang terlihat bahwa wisatawan asing kurang dari lima puluh persen dibandingkan dengan wisatawan nusantara, untuk mengatasi kondisi ini perlu adanya upaya yang lebih progresif untuk mempromosikan potensi obyek wisata di luar negeri. Di samping 1 www.tangerangkota.go.id diakses tanggal 7 Mei 2011 4

itu faktor keamanan perlu ditingkatkan karena faktor keamanan merupakan faktor dominan yang menjadi bahan pertimbangan wisatawan asing ketika berkunjung ke suatu daerah di Indonesia. Salah satu lokasi wisata alam yang terdapat di Kota Tangerang adalah Situ Cipondoh. Situ ini memiliki luas sekitar 126.7 hektar dan mulai dilestarikan tahun 2005 sedangkan untuk sektor pariwisata baru mulai dikembangkan sejak tahun 2007. Namun, untuk pengelolaan pariwisata secara baik baru mulai dilakukan pada tahun 2010. Jumlah pengunjung Situ Cipondoh selama satu tahun terakhir secara garis besar mengalami peningkatan tiap bulannya. Penurunan jumlah pengunjung terjadi pada bulan Agustus 2010 yang disebabkan pada bulan tersebut merupakan bulan suci ramadhan sehingga jumlah pengunjung tidak sebanyak diluar bulan ramadhan sedangkan terjadi peningkatan jumlah kunjungan yang cukup tajam pada bulan September 2010. Hal ini disebabkan pada bulan tersebut bertepatan dengan hari raya lebaran sehingga banyak pengunjung yang menghabiskan liburannya untuk berwisata ke Situ Cipondoh. Jumlah kunjungan wisatawan ke Situ Cipondoh selama bulan Juni 2010 hingga Mei 2011 dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Situ Cipondoh Juni 2010-Mei 2011 5

Kegiatan pariwisata yang berlangsung di Situ Cipondoh memiliki dampak ekonomi yang terkait dengan perekonomian masyarakat lokal sekitar. Masyarakat lokal menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata, karena masyarakat sekitar yang menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana kegiatan wisata di Situ Cipondoh berdampak secara ekonomi bagi masyarakat dan mengestimasi besar nilai ekonomi manfaat rekreasi Situ Cipondoh yang diperoleh pengunjung. 1.2 Perumusan Masalah Propinsi Banten memiliki luas wilayah 8.800,83 km 2. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 populasi penduduk Banten mencapai 10.644.030 jiwa. Unit pemerintahan propinsi Banten dibagi atas empat kabupaten yaitu, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang dan 4 Kota yaitu; Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang dan Kota Tangerang Selatan. Masing-masing wilayah memiliki karakteristik sumber daya pariwisata budaya, alam, buatan dan kehidupan masyarakat tradisional (living culture) yang berkembang sebagai tujuan wisata berskala nasional maupun internasional. Menurut dinas pariwisata Tangerang, pengembangan pariwisata provinsi Banten diidentifikasikan atas 204 obyek daerah tujuan wisata (ODTW). Menurut Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) tahun 2006 obyek daerah tujuan wisata yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Banten terdiri dari 84 obyek wisata alam, 34 obyek wisata sejarah dan budaya, 24 obyek wisata buatan, 9 obyek wisata living culture dan 48 obyek wisata atraksi kesenian. Sebanyak 71 ODTW (34,8%) merupakan kawasan wisata yang telah berkembang 6

baik dalam skala nasional maupun internasional. Sementara itu sekitar 100 ODTW (49,0%) merupakan Obyek Wisata yang potensial untuk dikembangkan. Salah satu lokasi wisata yang potensial untuk dikembangkan adalah Situ Cipondoh yang terletak di Kota Tangerang. Situ Cipondoh memiliki luas sekitar 126,7 hektar. Lokasi ini mulai dilestarikan tahun 2005 tetapi baru dikembangkan untuk sektor pariwisata pada tahun 2007. Kegiatan pariwisata yang berlangsung di Situ Cipondoh memiliki dampak ekonomi yang terkait dengan perekonomian masyarakat lokal sekitar. Masyarakat lokal berperan sebagai penyedia sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Meskipun Situ Cipondoh cukup berkembang dan banyak dikunjungi, namun sejauh ini pengelolaan Situ Cipondoh masih sepenuhnya dilakukan oleh Forum Masyarakat untuk Pelestarian dan Pengembangan Situ Cipondoh (FORMASI) dan belum ada peran dari pihak pemerintah sehingga pengembangan wisata Situ Cipondoh masih belum optimal. Hingga saat ini belum ada studi mengenai analisa dampak ekonomi dari kegiatan wisata di Situ Cipondoh sehingga nilai dampak ekonomi kegiatan wisata bagi masyarakat lokal dan nilai ekonomi manfaat rekreasi Situ Cipondoh belum diketahui. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik beberapa pertanyaan terkait rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimanakah karakteristik pengunjung, tenaga kerja, unit usaha dan masyarakat sekitar Situ Cipondoh? 2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di Situ Cipondoh? 3. Bagaimana nilai ekonomi manfaat rekreasi yang dihasilkan objek wisata Situ Cipondoh dengan metode biaya perjalanan? 7

4. Bagaimanakah dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata di Situ Cipondoh? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi karakteristik pengunjung, tenaga kerja, unit usaha dan masyarakat sekitar Situ Cipondoh. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan wisata di Situ Cipondoh. 3. Mengestimasi nilai ekonomi manfaat rekreasi yang dihasilkan objek wisata Situ Cipondoh dengan metode biaya perjalanan. 4. Menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata di Situ Cipondoh. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Akademisi dan peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi pelengkap disiplin keilmuan ekonomi sumberdaya dan lingkungan serta sebagai bahan tambahan dan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Bagi pengelola dapat dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan kawasan wisata agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. 3. Bagi Pemerintah Daerah Provinsi Banten dapat dijadikan rujukan atau pertimbangan dalam pengembangan sektor pariwisata sehingga mampu mendukung perekonomian daerah. 8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh, Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. 2. Fungsi permintaan wisata menggunakann pendekatan individual travel cost method, sehingga diasumsikan Situ Cipondoh menjadi satu-satunya tempat tujuan wisata responden. 3. Dampak ekonomi yang diteliti dilihat dari pengeluaran wisatawan selama dilokasi wisata. 9