ELEKTRONIKA ANALOG >> PASS FILTER >> RECTIFIER >> APP TRANSISTOR >> OP-AMP >> OSILATOR RELAKSASI

dokumen-dokumen yang mirip
PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

Modul 02: Elektronika Dasar

Penguat Inverting dan Non Inverting

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Perancangan Sistim Elektronika Analog

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?

Gambar 1.1 Rangkaian Dasar Komparator

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

BAB III PERANCANGAN SISTEM

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

PANDUAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis

RESPON FREKUENSI PENGUAT CE

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

Gambar 2.1. simbol op amp

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA KOMUNIKASI PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator

PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP

Politeknik Negeri Bandung

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

Modul 4. Asisten : Catra Novendia Utama ( ) : M. Mufti Muflihun ( )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

Penguat Kelas A dengan Transistor BC337

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

MODUL 03 RANGKAIAN DIODA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu

PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 5 (BAND STOP FILTER)

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 1. Grafik Respon Frekuensi Equalizer Avmax = Vomax/Vin Avfl = Avfh = Avmax x 0,707 Vfl = Avfl x Vin Vfh = Avfh x Vin

Lampiran A. Praktikum Current Feedback OP-AMP. Percobaan I Karakteristik Op-Amp CFA(R in,vo max. Slew rate)

Penguat Oprasional FE UDINUS

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan

PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE

- 1 - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK ELEKTRONIKA ANALOG I

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI

PANDUAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari ca

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

EKSPERIMEN VIII PEMBANGKIT GELOMBANG (OSILATOR)

BAB III PERANCANGAN ALAT

BABV INSTRUMEN PENGUAT

I D. Gambar 1. Karakteristik Dioda

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : TRANSFOMATOR

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

PERCOBAAN VII PENGUAT OPERASI ( OPERATIONAL AMPLIFIER )

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

MODUL 5 RANGKAIAN AC

Bahan Tabel 1. Bahan yang dibutuhkan pada rangkaian pre-amp Nilai Rangkaian Pre-amp mic No. Komponen Satu Transistor

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVER SITAS ISL AM K ADI R I PENDAHULUAN

Nama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :...

Teknik Elektromedik Widya Husada 1

RANGKAIAN SETARA THEVENIN DAN RANGKAIAN AC. Abstrak

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK ET2100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 4 (LOW PASS FILTER )

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP)

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

Transkripsi:

2017 SEMESTER GANJIL MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH ELEKTRONIKA ANALOG >> PASS FILTER >> RECTIFIER >> APP TRANSISTOR >> OP-AMP IDENTITAS PEMILIK Nama : NIM : >> OSILATOR RELAKSASI CP : Praktikum elektronika analog (PEA) merupakan bagian dari matakuliah Elektronika Analog yang dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2017. PEA bertujuan untuk memberikan penguatan pemahaman terhadap materi yang telah diperoleh mahasiswa pada pertemuan sebelumnya. DOSEN PENGAMPU: Prof. Dr. Susilo ; Imam Sumpono ; Teguh Darsono TEKNISI: Wasi Sakti Wiwit Prayitno

PEA 2017 rev 11_panduan * PRAKTIKUM 1 PASS PEMBUATAN FILTER LAPORAN PRAKTIKUM TUJUAN Pembuatan laporan praktikum elektronika ditujukan agar mahasiswa dapat belajar untuk mengemukakan pendapat / berkomunikasi. Laporan praktikum elektronika melatih mahasiswa agar mampu menganalisis hasil praktikum, membuat perhitungan untuk menentukan besaran fisis, mengetahui beberapa besaran dari percobaan, menganalisis kesalahan dan akhirnya mampu membuat kesimpulan secara keseluruhan serta merupakan verifikasi terhadap mata kuliah elektronika yang telah diperoleh pada semester sebelumnya. FORMAT PENULISAN Laporan praktikum dibuat dengan menggunakan kertas HVS ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm) 70 gram, ditulis tangan atau diketik manual (bukan komputer) dengan rapi. Untuk membuat grafik hanya diperbolehkan menggunakan kertas grafik (milimeterblok) atau menggunakan program Ms. Office Excel. Laporan ditulis dengan batas kiri 3 cm, batas kanan 2 cm, batas atas 2 cm dan batas bawah 2 cm. SISTEMATIKA Laporan praktikum memiliki susunan sebagai berikut: 1. Tujuan 7. Pembahasan Data Pengamatan 2. Landasan Teori 8. Simpulan 3. Alat dan Bahan 9. Daftar Pustaka 4. Prosedur Praktikum 10. Evaluasi 5. Data Percobaan 11. Lampiran (foto kopi data percobaan 6. Analisis Data Pengamatan yang telah disetujui) Cover laporan dibuat dengan menggunakan design yang telah ditentukan. Pada cover mencantumkan nama matakuliah, identitas praktikan (nama dan NIM), no *-ii

PEA 2017 rev 11_panduan kelompok, rombel dan nama dosen pengampu. Pada cover juga mencantumkan QR-code yang telah ditentukan dan diletakkan di kanan bawah lembar cover. Tujuan serta peralatan (Alat dan Bahan) dapat dilihat di dalam modul praktikum. Landasan Teori dapat dibaca di modul praktikum dan atau buku buku referensi lain yang bersesuaian dengan materi parktikum. Landasan teori pada modul hanya bersifat minimalis yang digunakan untuk mendasari kegiatan praktikum. Sehingga hendaknya landasan teori pada laporan praktikum tidak hanya menggunakan landasan teori yang terdapat pada modul melainkan melengkapinya dengan referensi lain yang lebih lengkap. Kalimat kalimat perintah dalam modul petunjuk praktikum harus diganti dengan kalimat kerja. Tugas awal pada modul dikerjakan dan dikumpulkan sebelum melaksanakan praktikum, sedangkan evaluasi dikumpulkan dan disertakan di dalam laporan praktikum. Laporan praktikum dikumpulkan dalam waktu satu minggu setelah melaksanakan praktikum. Data tampilan sinyal pada osiloskop diambil dengan cara memotret (sesuai ketentuan). Hasil foto dicetak pada kertas A4 (tampak full/tombol dan tampak screen) dan terakhir menganalisa sinyal tersebut berupa tegangan V, periode T dan frekuensi f untuk masing-masing channel. Tugas awal ditulis pada kertas folio bergaris *-iii

PEA 2017 rev 11_panduan * TATA TERTIB PRAKTIKUM A. SEBELUM PRAKTIKUM 1. Praktikan hendaknya hadir sepuluh menit sebelum praktikum dimulai. 2. Praktikan yang datang terlambat tidak diberikan tambahan waktu praktikum. 3. Laboratorium adalah tempat praktikum/bekerja, oleh karenanya selama di dalam laboratorium elektronika praktikan harus tertib, sopan, berpakaian rapi (memakai kemeja dan celana / rok panjang), mengenakan jas praktikum (warna putih) serta memakai sepatu beralas karet/bahan isolator. 4. Yang diperbolehkan dibawa masuk ke tempat praktikum yaitu alat tulis, notebook dan barang berharga lainnya seperti dompet dan alat komunikasi. 5. Jaket, tas dan barang bawaan lainnya (selain yang diperbolehkan masuk) diletakkan di tempat yang telah disediakan. Keamanan sepenuhnya menjadi tanggung jawab praktikan. 6. Praktikan harus sudah memahami apa yang akan dikerjakan selama praktikum dengan mempelajari modul parktikum dan atau referensi lain, serta telah mengerjakan tugas awal untuk praktikum yang akan dilaksanakan. 7. Praktikan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum jika : a. tidak lulus pre test b. tidak mengenakan jas praktikum c. tidak berpakaian rapi d. tidak membawa kartu tanda praktikum (terdapat didalam modul praktikum) e. tidak mengumpulkan lembar jawab tugas awal praktikum f. datang terlambat lebih dari 45 menit 8. Jika perlengkapan 7a hilang, praktikan harap segera melaporkan kepada asisten selambat-lambatnya satu jam sebelum praktikum berlangsung, kurang dari itu praktikan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum. *-iv

PEA 2017 rev 11_panduan B. SELAMA PRAKTIKUM 1. Praktikan diperbolehkan melaksanakan praktikum setelah dinyatakan lulus pre test pada minggu sebelumnya. 2. Tugas awal dikumpulkan sebelum praktikum dilaksanakan. 3. Setelah mengumpulkan tugas awal, praktikan membuat bon pinjam alat dan bahan praktikum. 4. Praktikum dimulai setelah bon pinjam disetujui dan seluruh *) anggota kelompok hadir. 5. Praktikum dilaksanakan hanya selama 100 menit. 6. Praktikan melakukan pengecekan rangkaian kepada dosen atau asisten setelah selesai merangkai dan sebelum dihubungkan dengan catudaya. 7. Praktikan diperbolehkan menghubungkan rangkaian ke catudaya jika rangkaian telah dinyatakan benar oleh dosen atau asisten. 8. Praktikan harus dapat memperoleh data dengan melakukan praktikum. 9. Jika praktikan gagal mendapatkan data karena faktor alat dan bahan, harus segera melapor kepada dosen/asisten agar segera diberikan penggantian/perbaikan. 10. Jika praktikan gagal mendapatkan data atau mendapatkan data sangat sedikit atau tidak memenuhi batas minimal maka pratikum pengganti akan dilaksanakan pada saat minggu-minggu inhal (sesuai agenda kegiatan). 11. Praktikan harus menjaga keselamatan diri, ketertiban, peralatan dan kebersihan laboratorium. 12. Selama praktikum, praktikan dilarang keras merokok, makan dan minum (kecuali diluar area praktikum), membawa senjata tajam, membawa senjata api, membawa/menggunakan NAPZA serta dilarang mengganggu kelompok lain. 13. Praktikan dilarang keras meninggalkan laboratorium tanpa seijin dosen/asisten. C. SETELAH PRAKTIKUM 1. Setelah selesai pratikum, praktikan meminta persetujuan terhadap data yang diperoleh selama praktikum kepada dosen/asisten. 2. Setelah selesai praktikum, sebelum meninggalkan ruang praktikan harus : a. mengembalikan alat dan bahan praktikum yang dipinjam b. merapikan dan membersihkan meja dan kursi yang telah digunakan *) semua anggota kelompok yang telah dinyatakan lulus pre test *-v

PEA 2017 rev 11_panduan 3. Praktikan yang gagal memperoleh data selama praktikum bukan dikarenakan faktor alat dan bahan, harus segera melapor kepada dosen/asisten. Dan yang bersangkutan akan diberikan inhal setelah siklus praktikum regular telah selesai. D. KETENTUAN LAIN 1. Praktikan yang absen atau gagal pre test akan diberikan kesempatan mengulang/inhal setelah siklus reguler berakhir (sebelum minggu tenang). 2. Jika praktikan merusakkan atau menghilangkan bahan, alat atau fasilitas laboratorium yang lain, maka praktikan wajib mengganti berupa barang yang bersesuaian/sama (bukan berupa uang). 3. Sistem penilaian pada eksperimen elektronika mengikuti aturan berikut: 2* N1 3* N2 2* N3 NA 7 Keterangan : N1 N2 N3 : nilai pra pratikum, pre-test dan tugas awal : aktivitas praktikum dan laporan : project dan UAS 4. Laporan praktikum dikumpulkan (deathline) satu minggu setelah praktikum. 5. Ketentuan poin pada pelaksanaan praktikum dan pengumpulan laporan a. Poin praktikum Poin positif akan diberikan kepada (kelompok) praktikan jika terdapat sisa waktu pelaksanaan praktikum ketika praktkan telah menyelesaikan semua data praktikum dan benar. Poin positif akan dihitung berdasarkan sisa waktu pelaksanaan praktikum dalam satuan menit. b. Poin laporan praktikum Poin positif akan diberikan kepada praktikan jika pengumpulan laporan dilakukan sebelum deathline pengumpulan laporan. Dan tiap poin positif laporan praktikum akan dikalikan 5. Poin negatif akan diberikan kepada praktikan jika mengumpulkan laporan setelah deathline pengumpulan laporan, Dan tiap poin negatif laporan praktikum akan dikalikan 2. Poin laporan praktikum dihitung dengan satuan hari. *-vi

PEA 2017 rev 11_panduan 6. Mahasiswa yang berhalangan hadir saat pelaksanaan praktikum, mohon untuk menghubungi teknisi laboratorium selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelaksanaan praktikum. Dan jika hal tersebut tidak dilaksanakan, kepadanya akan diberikan status THAT (Tidak Hadir Tanpa Alasan). 7. Mahasiswa yang berhalangan hadir karena alasan yang telah disetujui, maka kepadanya akan diberikan waktu pengganti sesuai dengan kesepakatan dengan teknisi laboratorium. 8. Ketentuan yang tidak tercantum pada modul ini akan disampaikan secara lisan atau tulisan kepada praktikan. *-vii

PEA 2017 rev 11_panduan * KARTU TANDA PRAKTIKUM ELAN Nama :... NIM :... Prodi :... Kelompok :... Group: A / B * Teman Kerja : 1.... NIM... 2.... NIM... 3.... NIM... Nama Aslab :... NO NAMA PRAKTIKUM KODE* PRE TEST PRAKTIKUM LAPORAN TGL PARAF TGL PARAF TGL PARAF 1 PASS FILTER R / I 2 RECTIFIER R / I 3 SAKLAR TRANSISTOR R / I 4 OP-AMP R / I 5 OSILATOR RELAKSASI R / I R = Reguler I = Inhal * beri tanda lingkaran O pada pilihan yang sesuai Semarang,. 2017 Dosen/Teknisi NIP. *-viii

PEA 2017 rev 11_panduan * DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM... *-i *-ii TATA TERTIB... *-iv KARTU TANDA PRAKTIKUM... *-vii DAFTAR ISI... *-viii PRAKTIKUM 1 PASS FILTER... 1-1 PRAKTIKUM 2 RECTIFIER... 2-1 PRAKTIKUM 3 SAKLAR TRANSISTOR... 3-1 PRAKTIKUM 4 OP-AMP... 4-1 PRAKTIKUM 5 OSILATOR RELAKSASI... 5-1 NB: TUGAS AWAL dan EVALUASI akan diupload kemudian, *-ix

PEA_2017 rev 11_1 PRAKTIKUM 1 PRAKTIKUM 1 PASS FILTER FILTER A. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan telah memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. memahami rangkaian tapis pasif RC melalui pemodelan matematik dan analisis tanggapan frekuensinya (tanggapan amplitude dan tanggapan fasa) 2. memahami pengaruh perubahan resistansi dan kapasitansi terhadap tanggapan amplitudo serta tanggapan fasa. 3. dapat mengukur tanggapan amplitudo dan fasa untuk tapis lolos rendah dan tinggi. B. TEORI DASAR Tegangan bolak-balik adalah tegangan listrik yang berubah tanda secara berulang. Isyarat yang diproses dalam elektronika banyak yang berupa tegangan bolak-balik, dengan berbagai bentuk gelombang. Tetapi bentuk gelombang yang paling dasar adalah bentuk sinusoida. Ada beberapa cara membahas arus bolak-balik, diantaranya dengan mempergunakan fungsi eksponensial kompleks. Dengan cara ini aturan yang digunakan pada arus searah tetap berlaku, asalkan digunakan fasor kompleks. Cara ini dipergunakan untuk membahas rangkaian tapis RC. Rangkaian tapis merupakan rangkaian yang desain untuk meloloskan isyarat pada rentang frekuensi tertentu. Daerah frekuensi yang diloloskan tapis disebut pass band, sedangkan daerah frekuensi yang tidak diloloskan dinamakan stop band. 1. Tapis Lolos Rendah (Low Pass Filter) Tapis RC lolos rendah atau Low Pass Filter (LPF) merupakan rangkaian RC yang meloloskan frekuensi rendah, akan tetapi pada frekuensi tinggi isyarat keluarannya diperkecil. 1-1

PEA_2017 rev 11_1 Gambar 1.1 Rangkaian LPF Rangkaian di samping dikenal dengan nama rangkaian RC lolos rendah. Hambatan R dan kapasitor C membentuk pembagi tegangan kompleks. Besar atau amplitudo fungsi alih G G j P G P ; dimana G P 2 2 P 1 P, disebut kutub/pole RC Dalam melukiskan tanggapan amplitudo, dipergunakan nisbah tegangan dalam db (desibel), yang didefinisikan sebagai : G db V 20 log V Tanggapan fasa arc tan P O i Gambar 1.2 Tanggapan amplitudo dari Low Pass Filter 1-2

PEA_2017 rev 11_1 Gambar 1.3 Diagram tanggapan amplitudo (atas), dan diagram tanggapan fasa (bawah) untuk tapis lolos rendah 2. Tapis Lolos Tinggi (High Pass Filter) Gambar 1.4. Rangkaian tapis lolos tinggi Besar atau amplitudo fungsi alih G G Tapis RC lolos rendah atau High Pass Filter (HPF) merupakan rangkaian RC yang meloloskan frekuensi tinggi, akan tetapi pada frekuensi rendah isyarat keluarannya diperkecil. Rangakaian di samping dikenal dengan nama rangakain RC lolos tinggi. j 1 ; dimana P dan 2 f j RC P G 2 2 P 1-3

PEA_2017 rev 11_1 Tanggapan fasa P arc tan Gambar 1.5 Diagram tanggapan amplitudo (atas) dan diagram tanggapan fasa (bawah) pada tapis lolos tinggi Pengukuran tanggapan fasa pada rangkaian pass filter dilakukan dengan cara berikut: 1). Oscilloscope dihidupkan pada MODE DUAL, akan muncul dua sinyal yang merupakan sinyal masukan (Ch 1) dan sinyal keluaran (Ch 2) 2). tekan tombol XY, maka secara otomatis Ch 1 akan menjadi sinyal fasor dan Ch 2 akan menjadi sinyal lissojous 3). atur skala Volt/div pada kedua channel diposisi yang sama. 4). geser MODE pada posisi CH 2, sehingga akan muncul hanya bentuk sinyal lissojous seperti di gambar 1.6 5). atur posisi sinyal lissojous agar tepat (terpusat) ditengah display atau pada posisi simetris (sumbu koordinat) display oscilloscope 6). analisa sinyal lissojous tersebut untuk mendapatkan besar beda fasanya. 1-4

PEA_2017 rev 11_1 Dari tampilan pada oscilloscope tersebut, dapat ditentukan besar beda fase antara kedua sinyal ( masukan dan keluaran). Dengan mengukur posisi tampilan terpusat di tengah layar oscilloscope, maka beda fasa dapat diukur dengan persamaan: sin = y1/y2 dimana y1 : jarak titik potong pada sumbu y dan y2 : proyeksi vertikal maksimum. y2 y1 Gambar 1.6. penentuan y1 dan y2 tampilan lissojous C. ALAT DAN BAHAN 1. Hambatan R 1K : @1 buah 2. Kapasitor C 10 nf dan 100 nf : 1 buah 3. Audio Frequency Generator (AFG) : 1 unit 4. Protoboard : 1 buah 5. Kabel penghubung : secukupnya 6. Osiloskop (CRO) : 1 unit D. PROSEDUR PRAKTIKUM 1. Rangkailah rangkaian LPF seperti gambar 1.1 (R = 1K dan C = 0,1 F) 2. Cek rangkaian kepada asisten sebelum dihubungkan dengan catudaya 3. Hitung besar frekuensi potong pada rangkaian tersebut 4. Atur sinyal masukan (AFG) berupa sinusoidal, 500 mvpp dan 100 Hz 1-5

PEA_2017 rev 11_1 5. Hubungkan AFG dan CRO dengan rangkaian yang telah dirangkai, 6. Perhatikan dan gambar bentuk sinyal masukan dan keluaran pada CRO (mode DUAL) 7. Perhatikan dan gambar bentuk sinyal CRO (mode CH2 XY) 8. Catat hasil pengamatan dan perhitungan sinyal CRO pada tabel pengamatan 9. Ulangi* ) langkah 1-8 untuk 4 variasi frekuensi (sebelum fp, fp, setelah fp dan 100KHz) 10. Ulangi langkah 1-9 untuk kapasitor C sebesar 10nF 11. Ulangi langkah 1-10 untuk rangkaian HPF seperti gambar 1.4. * ) yang perlu digambar pada transparansi hanya untuk frekuensi 100 Hz, frekuensi potong fp dan frekuensi 100 KHz, sedangkan frekuensi yang lain cukup diambil datanya saja. E. LAPORAN Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam laporan: 1. Lengkapilah semua tabel hasil percobaan anda 2. Buatlah tanggapan amplitudo dari setiap data percobaan tapis, baik tapis lolos rendah maupun tapis lolos tinggi. 3. Buatlah tanggapan fasa dari data praktikum tapis, baik tapis lolos rendah maupun tapis lolos lolos tinggi. 4. Bandingkan hasil praktikum dengan teoritisnya. 1-6

PEA_2017 rev 11_1 F. DATA PENGAMATAN PRAKTIKUM : PASS FILTER. NAMA : NIM : TANGGAL :.... TEMAN KERJA : 1. NIM.. 2. NIM.. 3, NIM.. LAPORAN SEMENTARA Low Pass Filter (LPF) Hambatan R = 1 K Kapasitor C = 0,1 F fp:. Hz No. Frekuensi Beda fasa Penguatan Av Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp) f (Hz) ( o ) kali db 1 100 2 2 3 fp 1 4 5 100K 5 Hambatan R = 1 K Kapasitor C = 10 nf fp:. Hz No. Frekuensi f (Hz) Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp) Beda fasa ( o ) Penguatan Av kali db 1 100 2 2 3 fp 1 4 5 100K 5 1-7

PEA_2017 rev 11_1 High Pass Filter (HPF) Hambatan R = 1 K Kapasitor C = 100 nf fp:. Hz No. Frekuensi Beda fasa Penguatan Av Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp) f (Hz) ( o ) kali db 1 100 2 2 3 fp 1 4 5 100K 5 Hambatan R = 1 K Kapasitor C = 10 nf fp:. Hz No. Frekuensi f (Hz) Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp) Beda fasa ( o ) Penguatan Av kali db 1 100 2 2 3 fp 1 4 5 100K 5 Mengetahui, Teknisi/Dosen Semarang,... 2017 Praktikan, NIP, NIM. 1-8

PEA 2017 rev 11_2 PRAKTIKUM 2 PRAKTIKUM 2 RECTIFIER CATU DAYA A. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan telah memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. memahami prinsip dasar dari dioda dan catu daya. 2. mengetahui jenis-jenis penyearah gelombang. 3. memahami fungsi kapasitor dalam rangkaian penyearah. 4. memahami arti dan cara pengukuran pada pembebanan catu daya. B. LANDASAN TEORI 1. DIODA Dioda merupakan suatu komponen elektronik yang dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu dari anoda ke katoda. Kurva karakteristik statik dioda merupakan fungsi dari arus ID, arus yang melalui dioda, terhadap tegangan VD, beda tegang antara titik a dan b (lihat gambar 2.1 dan gambar 2.2) Gambar 2.1. Rangkaian untuk mengukur karakteristik statik dioda. Gambar 2.2. Kurva karakteristik dioda Karakteristik statik dioda dapat diperoleh dengan mengukur tegangan dioda (Vab) dan arus yang melalui dioda, yaitu ID. Pada gambar 2.2, VC disebut cut- in- 2-1

PEA 2017 rev 11_2 voltage, IS arus saturasi dan VPIV adalah peak-inverse voltage. Bila harga VDD diubah, maka arus ID dan VD akan berubah pula. Bila kita mempunyai karakteristik statik dioda dan kita tahu harga VDD dan RL, maka harga arus ID dan VD dapat kita tentukan sebagai berikut. Dari gambar 1. VDD = Vab + (I. RL) atau I = - (Vab/RL) + (VDD/RL) Bila hubungan di atas kita lukiskan pada karakteristik statik dioda kita akan mendapatkan garis lurus dengan kemiringan (1/RL). Garis ini disebut garis beban (load line). Ini ditunjukkan pada gambar 2.3. Gambar 2.3. Kurva karakteristik dan garis beban. 2. CATU DAYA TRANSFORMATOR Transformator berfungsi untuk menurunkan atau menaikkan tegangan AC. Dalam percobaan ini digunakan transformator untuk menurunkan tegangan sekunder. Gambar 2.4. Pembebanan transformator Setiap transformator memiliki hambatan keluaran Ro, yang akan menyebabkan turunnya tegangan sekunder dari trafo jika dipasang beban antara CT 2-2

PEA 2017 rev 11_2 dan V. Tegangan turun sebesar V = IL Ro, dimana IL adalah arus beban. Makin besar arus beban yang ditarik, makin kecil tegangan keluaran. Tegangan keluaran dalam keadaan terbebani (Vob) adalah Vob = Voo - IL Ro, sedangkan Voo adalah tegangan keluaran tanpa beban yang merupakan tegangan keluaran transformator diukur dengan multimeter tanpa beban. Hal tersebut perlu kita lakukan untuk dapat menentukan hambatan keluaran transformator, karena kita tidak memiliki amperemeter yang dapat mengukur langsung arus beban. PENYEARAH Untuk memperoleh tegangan penyearah yang cukup konstan pada suatu harga, kita dapat membuat penyearah tegangan dengan menggunakan dioda. Kita dapat membuat berbagai macam rangkaian penyearah, misalnya rangkaian penyearah dengan tapis yang berfungsi meratakan tegangan keluaran Gambar 2.5. Penyearah setengah gelombang Gambar 2.6. Penyearah gelombang penuh Gambar 2.7. Penyearah dengan tapis 2-3

PEA 2017 rev 11_2 3. PEMBEBANAN CATU DAYA Agar rangkaian elektronika bekerja dengan baik maka diperlukan catu daya, tetapi catu daya memiliki keterbatasan juga mengenai berapa besar daya yang dapat dihasilkannya untuk membuat rangkaian elektronika bekerja dengan baik. Hal ini menyangkut tahanan dalam catu daya, jadi pelajarilah mengenai hambatan Thevenin dan kurva pembebanan dengan baik. Pada praktikum ini akan dipelajari mengenai pembebanan pada catu daya sehingga nantinya Anda dapat mengoptimasikan kerja catu daya. C. ALAT DAN BAHAN 1. Transformator CT 1000 ma : 1 buah 2. Dioda 1N4001 : 2 buah 3. Kapasitor 10 F, 100 F dan 1000 F : @ 1 buah 4. Resistor R L 1K, 4K7 dan 10K : @ 1 buah 5. Resistor Rs 1K : 1 buah 6. IC Regulator 7812 : 1 buah 7. Protoboard : 1 buah 8. Osiloskop (CRO) analog : 1 unit (beserta probe) 9. Multimeter digital : 1 unit 10. Kabel jepit buaya MH : 3 buah (2M-1H) 11. Kabel jumper : secukupnya 2-4

PEA 2017 rev 11_2 D. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Penyearah Setengah Gelombang a. Pasang rangkaian seperti pada gambar 2.5. (RL = 10K) b. Periksakan rangkaian sebelum dihubungkan ke stop kontak. c. Hubungkan rangkaian tersebut dengan osiloskop. d. Hubungkan rangkaian tersebut pada stop kontak, dan amati sinyal masukan (bagian sekunder dari trafo) dan keluaran pada osiloskop dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut. e. Amati keluaran dengan osiloskop jika polaritas dioda dibalik. Analisa hasil pengukuran dan bandingkan dengan keluaran pada langkah c. 2. Pembebanan Pada Catu Daya Penyearah Gelombang Penuh a. Pasang rangkaian seperti pada gambar 2.6. (RL = 1K) b. Periksakan rangkaian sebelum dihubungkan ke stop kontak. c. Hubungkan rangkaian tersebut dengan osiloskop. d. Amati sinyal masukan (bagian sekunder dari trafo) dan keluaran pada osiloskop dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut. e. Ubahlah hambatan RL untuk nilai 2K, 4K7 dan 10K. f. Amati sinyal masukan (bagian sekunder dari trafo) dan keluaran pada osiloskop dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut. g. Tambahkan kapasitor (C = 1 F) pada rangkaian sehingga kapasitor terpasang paralel dengan RL sebesar 10K (seperti gambar 7). h. Amati sinyal masukan (bagian sekunder dari trafo) dan keluaran pada osiloskop dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut. i. Ulangi langkah f-g, untuk nilai C sebesar 10F, 100 F dan 1000 F. 3. Catudaya dengan IC regulator a. Rakit rangkaian seperti gambar berikut: (IC Reg. = 7812 dan RL = 10K) 2-5

PEA 2017 rev 11_2 b. Periksakan rangkaian sebelum dihubungkan ke stop kontak. c. Amati sinyal masukan (bagian sekunder trafo) dan keluaran pada CRO dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut. d. Bandingkan hasil pengamatan dan pengukuran tersebut. e. Rakit rangkaian seperti gambar berikut: (C1 = 10 F, IC Reg. = 7812 dan RL = 10K) f. Periksakan rangkaian sebelum dihubungkan ke stop kontak. g. Amati sinyal masukan (bagian sekunder trafo) dan keluaran pada CRO dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut. h. Bandingkan hasil pengamatan dan pengukuran tersebut. i. Ulangi langkah e-h untuk IC Reg. 7809 dan IC Reg. 7806. j. Rakit rangkaian seperti gambar berikut: (C1 = C2 = 10 F, IC Reg. = 7812 dan RL = 10K) k. Periksakan rangkaian sebelum dihubungkan ke stop kontak. 2-6

PEA 2017 rev 11_2 l. Amati sinyal masukan (bagian sekunder trafo) dan keluaran pada CRO dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut. m. Bandingkan hasil pengamatan dan pengukuran tersebut. E. LAPORAN Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam laporan: 1. Lengkapilah semua tabel hasil percobaan Anda 2. Lukis bentuk kedua sinyal pada osiloskop. Jelaskan proses perubahan sinyal yang terjadi! 3. Bandingkan nilai Vrpp yang anda amati dengan perkiraan kasar (secara teori) untuk kedua kapasitansi yang digunakan. 4. Grafik hubungan tegangan Vo terhadap kapasitor RL (rectifier tanpa tapis) 5. Grafik hubungan tegangan Vrpp terhadap kapasitor C (rectifier dengan tapis) 6. Grafik hubungan tagangan keluaran Vo terhadap kapasitor C untuk hasil pengukuran dengan menggunakan CRO dan multimeter. (rectifier dengan tapis) 7. Grafik hubungan tagangan keluaran Vo terhadap tegangan keluaran trafo untuk hasil pengukuran dengan menggunakan CRO dan multimeter. (catudaya dengan IC regulator) 2-7

PEA 2017 rev 11_2 F. DATA PENGAMATAN PERCOBAAN : RECTIFIER NAMA :... NIM :... TANGGAL :....... TEMAN KERJA : 1....... NIM. 2.... NIM 3.... NIM... 1. Penyearah Setengah Gelombang LAPORAN SEMENTARA Gambar rangkaian penyearah setengah gelombang Tabel data pengamatan No Kondisi Dioda Data Osiloskop Masukan Keluaran f i Vo (Hz) (volt) vi (volt) fo (Hz) Data Multimeter vi Vo Bentuk sinyal masukan & keluaran 1 2 2-8

PEA 2017 rev 11_2 2. Pembebanan Pada Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Rangkaian penyearah gelombang penuh Tabel data pengamatan No Hambatan RL () Kapasitor C (F) 1 1K - 2 2K 3 4K7-4 10K - Data Osiloskop Masukan Keluaran f CH1 VCH2 (Hz) (volt) vch1 (volt) f CH2 (Hz) Data Multimeter vi (volt) Vo (volt) 5 1 6 10 10K 7 100 8 1000 2-9

PEA 2017 rev 11_2 3. Catudaya Dengan IC Regulator Tabel data pengamatan Hambatan RL =... No IC Regulator (78xx) Kapasitor (F) Data Osiloskop Data Multimeter C1 C2 1 12 - - 2 5 10-3 9 10-4. 12 10-5. 12 10 10 6 12 10 1000 7 12 1000 10 Masukan Keluaran Masukan Vi f i Vo f o Vi (volt) (volt) (Hz) (volt) (Hz) Keluaran Vo (volt) 8 12 1000 1000 Semarang,... 2017 Mengetahui, Teknisi / Dosen Praktikan, NIP. NIM. 2-10

PEA 2017 rev 11_3 PRAKTIKUM 3 PRAKTIKUM 2 APLIKASI CATU DAYA TRANSISTOR A. TUJUAN Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan telah memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. mampu memahami fungsi dan prinsip kerja dari IC regulator 2. mampu memahami prinsip kerja transistor sebagai saklar 3. mampu memahami cara kerja transistor dan besarnya penguatan menggunakan hubungan Darlington 4. mampu memahami cara kerja rangkaian relay 5. mampu memahami fungsi diode dalam rangkaian relay B. TEORI SINGKAT 1. Transistor Sebagai Saklar Aplikasi transistor tidak dibatasi sebagai rangkaian penguat signal. Transistor juga dapat dimanfaatkan sebagai saklar elektronik untuk komputer dan aplikasi kontrol. Rangkaian pada Gambar 3.1 merupakan rangkaian inverter dalam gerbang dasar logika. Gambar 3.1 Rangkaian inverter 3-1

PEA 2017 rev 11_3 Sebagai catatan tegangan output VC adalah kebalikan dari nilai input yang berasal dari bagian basis. Saat input transistor ON rancangan rangkaian harus dapat memastikan bahwa IB harus lebih besar dibandingkan nilai IB pada kurva saturasi. V IC sat R CC C Untuk level saturasi kita harus dapat memastikan kondisi yang memenuhi syarat I B I C sat dc Besarnya nilai IB dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut : I B Vi 0,7V R B V IC sat R CC C Jika terpenuhi syarat yang diatas maka nilai output akan sama dengan ground. Untuk V i = 0 V, I B = 0 μa, dan kita dapat mengasumsikan I C = I CEO = 0 ma, tegangan jatuh pada RC seperti terlihat VRC = IC.RC = 0 V, sehingga output akan bernilai High = Vcc. 2. Hubungan Darlington Hubungan yang paling populer untuk transistor BJT adalah hubungan darlington yang menghubungkan emittor transistor 1 ke Basis transistor 2. Secara ideal besarnya penguatan : Ki = 1.2 Hubungan Darlinglon dapat dilihat pada gambar 3.2 Gambar 3.2 Hubungan Darlinglon 3-2

PEA 2017 rev 11_3 Contoh penggunaan saklar transistor adalah untuk menyalakan relay: Gambar 3.3. Saklar transistor untuk menghidupkan Relay Pada rangkaian diatas, rangkaian hubungan Darlington digunakan sebagai driver bagi Riley SPDT. Hambatan R1 akan terhubung dengan sumber tegangan masukan Vs. besar tegangan masukan Vs akan mempengaruhi driver dan akhirnya akan mempengaruhi kinerja dari Riley. C. ALAT DAN BAHAN 1. Hambatan R330 dan R1K : @ 2 buah 2. Transistor Q BC108B : 2 buah 3. Riley 5 volt DPDT : 1 buah 4. Dioda 1N4001 : 1 buah 5. Sumber tegangan 12 volt : 1 unit 6. IC Regulator 7812, 7809 dan 7805 : @ 1 buah 7. LED : 1 buah 8. Protoboard : 1 buah 9. Kabel jepit buaya MH : 1 pasang (2 buah) 10. Kabel jumper : secukupnya 11. Multimeter digital : 2 unit 3-3

PEA 2017 rev 11_3 D. PROSEDUR PRAKTIKUM 1. IC regulator a. Ukurlah tegangan keluaran dari panel catudaya (+Vcc terhadap ground) b. Hubungkan IC regulator 7812 ke panel catudaya (pin 1 IC ke +Vcc dan pin 2 IC ke ground). c. Ukurlah tegangan keluaran dari IC regulator (pin 3 IC terhadap ground) d. Ulangi langkah a-c untuk IC regulator 7809 dan 7805 e. Hubungkan IC regulator 7812 ke panel catudaya (seperti langkah b), kemudian hubungkan 7812 dan 7805 (pin 3-7812 ke pin 1-7805) f. Ukurlah tegangan keluaran dari IC regulator 7805 g. Hubungkan IC regulator 7805 ke panel catudaya (seperti langkah b), kemudian hubungkan 7805 dan 7812 (pin 3-7805 ke pin 1-7812) h. Ukurlah tegangan keluaran dari IC regulator 7812 2. Transistor sebagai saklar a. Ukurlah nilai hfe transistor dengan multimeter digital. b. Rakitlah rangkaian seperti gambar 3.1, dengan hambatan RB sebesar 330 dan hambatan RC sebesar 1 k. c. Jika rangkaian telah dicek oleh asisten, hubungan ke sumber tegangan. d. Atur sumber tegangan input Vs sebesar 12 volt. e. Ukurlah besar tegangan VBE, VBC dan Vo. f. Tulis data pengamatanmu dalam tabel pengamatan. g. Ulangi langkah c e untuk Vs sebesar 9 volt, 5 volt dan 0 volt. 3. Hubungan Darlington a. Ukurlah nilai hfe kedua transistor dengan multimeter digital. b. Rakitlah rangkaian seperti gambar 3.2, dengan hambatan RB sebesar 330 dan hambatan RC sebesar 1 k. c. Jika rangkaian telah dicek oleh asisten, hubungan ke sumber tegangan. d. Atur sumber tegangan input Vs sebesar 12 volt. e. Ukurlah besar tegangan VBE.Q1, VBE.Q2 dan Vo. f. Tulis data pengamatanmu dalam tabel pengamatan. g. Ulangi langkah c e untuk Vs sebesar 9 volt, 5 volt dan 0 volt. 3-4

PEA 2017 rev 11_3 4. Riley a. Tentukan letak NC, NO dan common pada Riley. b. Rakitlah rangkaian seperti gambar 3.3, dengan hambatan RB sebesar 330. (Vcc = 5 volt) c. Hubungan common Riley ke sumber tegangan 5 volt serta NO Riley ke resistor 330 dan LED kemudian ke ground. d. Atur sumber tegangan input Vs sebesar 12 volt. e. Ukurlah besar tegangan VBE.Q1, VBE.Q2 dan Vo. f. Perhatikan nyala LED. g. Tulis data pengamatanmu dalam tabel pengamatan. h. Ulangi langkah c g untuk Vs sebesar 9 volt, 5 volt dan 0 volt. i. Ulangi langkah c g untuk komponen diode diganti dengan resistor 1K j. Ulangi langkah c g untuk kondisi tanpa diode/resistor 1K. k. Ukurlah nilai hfe kedua transistor dengan multimeter digital setelah praktikum. E. LAPORAN Hal hal yang perlu dicantumkan 1. Lengkapi tabel pengamatan 2. Grafik hubungan IC regulator terhadap tegangan keluaran Vo. 3. Grafik hubungan tegangan masukan Vs terhadap tegangan keluaran Vo (saklar transistor) 4. Grafik hubungan tegangan masukan Vs terhadap tegangan keluaran Vo (Darlington) 5. Grafik hubungan tegangan masukan Vs terhadap tegangan keluaran Vo (Relay) 6. Prinsip kerja rangkaian relay. 7. Fungsi dioda pada rangkaian saklar transistor dengan relay 3-5

PEA 2017 rev 11_3 F. DATA PENGAMATAN PERCOBAAN : APLIKASI TRANSISTOR NAMA NIM TANGGAL :... :... :....... TEMAN KERJA : 1....... NIM 2.... NIM 3.... NIM LAPORAN SEMENTARA 1. IC Regulator tegangan panel (+Vcc) =. volt No IC Regulator (78xx) Tegangan keluaran IC regulator (volt) 1. 7812 2. 7809 3. 7805 4. 7812 7805 5. 7805-7812 2. Transistor sebagai saklar hfe Q =. Tegangan No masukan Vs (volt) 1 12 Tegangan VBE (volt) Tegangan VBC (volt) Tegangan keluaran Vo (volt) Penguatan Av (kali) Vo/Vs 2 9 3 5 4 0 3-6

PEA 2017 rev 11_3 3. Hubungan Darlington hfe Q1 =. hfe Q2 =. Tegangan No masukan Vs (volt) 1 12 Tegangan VBE.Q1 (volt) Tegangan VBE.Q2 (volt) Tegangan keluaran Vo (volt) Penguatan Av (kali) Vo/Vs 2 9 3 5 4 0 4. Riley hfe Q1 =. hfe Q2 =. Tegangan No masukan Vs (volt) 1 12 Tegangan VBE.Q1 (volt) Tegangan VBE.Q2 (volt) Tegangan keluaran Vo (volt) LED (nyala/padam) 2 9 3 5 4 0 12 5 (tanpa dioda) Nilai hfe transistor setelah praktikum: hfe Q1 =. hfe Q2 =. Semarang,... 2017 Mengetahui, Teknisi / Dosen Praktikan, NIP. NIM. 3-7

PEA 2017 rev 11_4 PRAKTIKUM 4 PRAKTIKUM 2 OPERATIONAL CATU DAYA AMPLIFIER A. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum, praktikan diharapkan telah memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Memahami penggunaan Op-amp sebagai penguat inverting 2. Memahami penggunaan Op-amp sebagai penguat non inverting 3. Menghitung penguatan tegangan pada rangkaian Op-amp 4. Memahami penggunaan op-amp sebagai komparator B. TEORI DASAR Op-amp (LM 741) biasanya dilukiskan dengan simbol seperti gambar 4.1. +V CC input - + Output -V CC Gambar 4.1. Simbol Op-amp Penguat operasional atau Op-amp adalah penguat diferensial dengan dua masukan dan satu keluaran yang mempunyai penguatan tegangan yang amat tinggi, biasanya dalam orde 10 5. Seperti tampak dalam gambar 4.1, ada dua masukan yaitu masukan membalik (-) dan masukan tak membalik (+). Jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik, maka pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran berlawanan fasa dengan isyarat masukan. Sebaliknya, bila isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik, maka isyarat keluaran sefasa dengan isyarat masukan. Untuk memahami kerja op-amp perlu diketahui sifat-sifat op-amp. Beberapa sifat ideal op-amp adalah sebagai berikut: 4-1

PEA 2017 rev 11_4 Penguat lingkar terbuka (A V,lb) tak berhingga Hambatan keluaran lingkar terbuka (R O,lb) adalah nol Hambatan masukan lingkar terbuka (R I,lb) tak berhingga Lebar pita (bandwidth) tak berhingga Slew rate tak terhingga Offset input adalah nol Nisbah penolakan modus bersama (CMRR) tak berhingga 1. Penguat Membalik membalik (-). Pada penguat inverting (membalik) sumber isyarat dihubungkan dengan masukan Gambar 4.2. Penguat membalik Dari gambar 4.2. diperoleh hubungan : V O Av, lb V i A v, lb R R 1 2 2. Penguat Tak Membalik Sebagai penguat tak membalik (non inverting) sumber isyarat dihubungkan dengan masukan tak membalik (+). 4-2

PEA 2017 rev 11_4 Gambar 4.3. penguat tak membalik Dari Gambar 4.3. diperoleh hubungan : V O Av, lb V I A v, lb (1 R R 2 1 ) 3. Komparator Untuk keperluan tertentu, op-amp dapat digunakan dalam keadaan lingkar terbuka atau balikan positif. Pada keadaan ini op-amp pada umumnya tidak berfungsi sebagai penguat. Salah satu penggunaan ketidak-linieran op-amp adalah sebagai pembanding, masukannya ada dua yaitu masukan membalik (-) dan masukan tak membalik (+). Jika rangkaian op-amp diberikan balikan positif, maka akan diperoleh suatu pembanding dengan fungsi alih yang mempunyai histerisis. Hal ini dapat ditunjukkan pada gambar 4.4. 4-3

PEA 2017 rev 11_4 Gambar 4.4. Komparator dengan histerisis Vout Vid (mv) Gambar 4.5. Fungsi transfer komparator Untuk komparator dengan histerisis berlaku : Jika Vid = V - V + > 1 mv, maka Vo = - Vcc Jika Vid = V - V + < 1 mv, maka Vo = + Vcc Catatan: V - merupakan tegangan masukan membalik / inverting pada op-amp dan V + merupakan tegangan masukan tak membalik / non-inverting pada op-amp C. PERALATAN DAN KOMPONEN 1. IC Op Amp LM 741 atau LM 301A : 1 buah 2. Hambatan R 1 10 k : 1 buah 3. Hambatan R 2 (4.7 k, 10 k, 20 k, 47 k, 100 k) : @ 1 buah 4-4

PEA 2017 rev 11_4 4. Catudaya 12 volt : 1 unit 5. Osiloskop : 1 unit (beserta probe) 6. Audio Generator (AFG) : 1 unit 7. Kabel jepit buaya MH : 5 buah 8. Protoboard : 1 buah D. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Penguat Membalik (Inverting) a. Rakit rangkaian penguat membalik seperti gambar 4.2. (R 1 = 10K dan R 2 = 4.7K) b. Hubungkan rangkaian tersebut dengan catudaya (panel) jika telah disetujui. c. Atur sinyal masukan yang berasal dari AFG sebesar : 0.5 volt, 1 khz dan sinusoidal (dapat dilihat pada chanel 1 CRO) d. Analisa data dari sinyal kedua channel dari osiloskop. e. Tabulasikan analisa data yang diperoleh. f. Ulangi langkah a sampai e untuk R 2 = 10k, 20k, 47k dan 100k. 2. Penguat Tak Membalik (non Inverting) a. Rakit rangkaian penguat membalik seperti gambar 4.3. (R 1 = 10K dan R 2 = 10K) b. Hubungkan rangkaian tersebut dengan catudaya (panel) jika telah disetujui oleh aslab. c. Atur sinyal masukan yang berasal dari AFG sebesar : 0.5 volt, 1 khz dan sinusoidal (dapat dilihat pada chanel 1 CRO) d. Analisa data dari sinyal kedua channel dari osiloskop. e. Tabulasikan analisa data yang diperoleh. f. Ulangi langkah a sampai e untuk R 2 = 10k, 20k, 47k dan 100k. Catatan : selama praktikum Inverting dan non-inverting tidak merubah sinyal masukan dari AFG 3. Komparator a. Rakitlah rangkaian komparator seperti gambar 4.4. (R1 = 100 k; R2 = 10 k) b. Atur AFG untuk sinyal masukan (1 Vpp; 1kHz; sinusoidal) (lihat pada chanel 1 CRO) c. Ukurlah tegangan referensi Vref pada pin 3 IC d. Amati bentuk sinyal dan gambarlah pada kertas grafik bentuk isyarat masukan dan keluarannya. e. Ulangi langkah a-d untuk sinyal masukan 2 Vpp dan 3 Vpp. f. Ulangi langkah a-d untuk R1 = 100 k, R2 = 4,7 k dan sinyal masukan 1 Vpp. g. Ulangi langkah a-d untuk R1 = 100 k, R2 = 4,7 k dan sinyal masukan 2 Vpp 4-5

PEA 2017 rev 11_4 E. LAPORAN Hal hal yang perlu dicantumkan 1. Lengkapilah semua tabel hasil percobaan anda 2. Perhitungan penguatan (db) untuk rangkaian inverting dan non inverting secara teori serta data praktikum. 3. Buatlah grafik hubungan penguatan Av (db) terhadap hambatan R 2 dan beri penjelasan selengkapnya, untuk rangkaian inverting dan non inverting. Setiap grafik terdiri atas dua line yaitu line teori dan line data praktikum. 4. Penjelasan tentang sinyal keluaran yang terpotong pada rangkaian inverting dan noninverting (jika terjadi). 5. Perhitungan tegangan referensi pada rangkaian komparator. 6. Hubungan sinyal masukan dan bentuk sinyal keluaran pada komparator. 7. Penjelasan tentang proses perubahan bentuk sinyal pada rangkaian komparator. 8. Penjelasan tentang hubungan tegangan masukan vi, tegangan referensi Vref dan bentuk sinyal keluaran vo pada rangkaian komparator. 4-6

PEA 2017 rev 11_4 F. DATA PENGAMATAN PERCOBAAN : PENGUAT OPERASIONAL (OP-AMP) NAMA : NIM : TANGGAL : TEMAN KERJA : 1. NIM. 2. NIM. 3. NIM. LAPORAN SEMENTARA 1. Penguat Membalik Hambatan R 1 = R 2 ( k ) 4,7 10 20 47 100 V i ( Vpp ) V O ( Vpp ) frekuensi (Hz) Penguatan kali db 2. Penguat Tak Membalik Hambatan R 1 = R 2 ( k ) 4,7 10 20 47 100 V i ( Vpp ) V O ( Vpp ) frekuensi (Hz) Penguatan kali db 4-7

PEA 2017 rev 11_4 3. Komparator No R1 () R2 () Tegangan referensi Vref (volt) Masukan Vi (volt) f i (Hz) Keluaran Vo (Vpp) f o (Hz) Bentuk Sinyal masukan dan keluaran 1 100K 10K 1K 2 100K 10K 1K 3 100K 10K 1K 4 100K 4K7 1K 5 100K 4K7 1K Semarang,... 2017 Mengetahui, Praktikan, Teknisi / Dosen NIP, NIM. 4-8

PEA 2017 rev 11_4 4-9

PEA 2017 rev 11_5 PRAKTIKUM 5 PRAKTIKUM 2 OSILATOR CATU DAYA RELAKSASI A. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum, praktikan diharapkan telah memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. memahami penggunaan op-amp sebagai osilator relaksasi 2. menentukan bentuk sinyal pada V C, V O, dan V R2 3. mengukur tegangan pada V C, V O, dan V R2 4. memahami hubungan antara ketiga sinyal (V C, V O, dan V R2 ) pada osilator relaksasi 5. memahami pengaruh perubahan hambatan R terhadap sinyal-sinyal pada osilator relaksasi 6. memahami pengaruh perubahan hambatan R 2 terhadap sinyal-sinyal pada osilator relaksasi B. TEORI DASAR Osilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan atau menciptakan sinyal keluaran tanpa sinyal masuk dari luar. Osilator memiliki banyak ragam, salah satu bentuk osilator adalah osilator relaksasi. Osilator relaksasi menggunakan pengisian dan pembuangan muatan pada suatu kapasitor melalui suatu hambatan. Suatu perubahan yang terjadi secara eksponensial dalam waktu tertentu disebut dengan relaksasi. Oleh karena pengisian muatan oleh tegangan tetap bersifat eksponensial, maka osilator yang menggunakan mekanisme ini juga dikenal dengan osilator relaksasi. OP-amp dapat digunakan sebagai osilator relaksasi. Pada umumnya digunakan rangkaian seperti pada gambar 5.1. 5-1

PEA 2017 rev 11_5 Gambar 5.1. Osilator relaksasi dengan op-amp Pada rangkaian diatas akan menghasilkan sinyal input Vc, sinyal referensi/acuan VR2 dan sinyal keluaran Vo sebagai berikut: V C D t -Vo V R2 +Vo t -Vo V O +Vo t -Vo Gambar 5.2. Bentuk sinyal input Vc, sinyal referensi V R2 dan sinyal keluaran Vo pada rangkaian osilator relaksasi, dimana R2 R R 1 2 5-2

PEA 2017 rev 11_5 C. PERALATAN DAN KOMPONEN 1. IC Op-amp LM 301A : 1 buah 2. Resistor R=R1=R2= 4K7 : @ 1 buah 3. Kapasitor 100 nf : 1 buah 4. Catudaya Vcc 12 volt : 1 unit 5. Potensiometer VR 10 k : 1 buah 6. Osiloskop : 1 unit (beserta probe) 7. Kabel jepit buaya : 3 buah 8. Kabel jumper : secukupnya 9. Protoboard : 1 buah D. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Rakit rangkaian osilator relaksasi op-amp seperti gambar 5.1. 2. Jika rangkaian sudah benar (tanyakan asisten), hubungkan dengan catudaya. 3. Amati bentuk gelombang pada V C dan V O pada osiloskop. 4. Amati bentuk gelombang pada V C dan V R2 pada osiloskop. 5. Gambar dan analisa sinyal pada V C, Vo, dan V R2 di dalam kertas grafik. 6. Tabulasikan data pengamatan pada tabel pengamatan. 7. Ganti R dengan potensiometer VR, ulangi langkah 1-5 untuk variasi hambatan yaitu 2 K, 6 K, 8K dan 10 K. 8. Ganti R2 dengan potensiometer VR, ulangi langkah 1-5 (R = 4K7) untuk R2 sebesar 2K, 6K, 8K dan 10K. E. LAPORAN Hal hal yang perlu dicantumkan: 1. Lengkapilah semua tabel hasil percobaan anda 2. Analisa frekuensi dan tegangan Vc secara teori 3. Grafik hubungan hambatan R terhadap frekuensi sinyal f. 4. Grafik hubungan hambatan R2 terhadap tegangan Vc 5. Grafik hubungan hambatan R2 terhadap tegangan V R2 6. Grafik hubungan hambatan R2 terhadap tegangan Vo 5-3

PEA 2017 rev 11_5 F. DATA PENGAMATAN EKSPERIMEN : OSILATOR RELAKSASI NAMA NIM TANGGAL :... :... :....... TEMAN KERJA : 1.... NIM 2.... NIM 3.... NIM LAPORAN SEMENTARA Hambatan R 1 =... Ω Kapasitor C =... µf No R (Ω) R 2 (Ω) Vc (volt) VR 2 (volt) Vo (volt) C (s) f (Hz) 1 4K7 4K7 2 2K 3 6K 4 8K 5 10K 6 4K7 2K 7 6K 8 8K 9 10K Mengetahui, Teknisi / Dosen Semarang,... 2017 Praktikan NIP. NIM. 5-4