Cerita pendek Written by Wiwik Misnawati AKHIR PENANTIAN Kriiiiiiiiiing...kriiiiiiing...kriiiiing... Tanda bel pulang berdering. Ruang kelas 3 IPA 6 yang tadi tenang, kini mulai gaduh. Semua anak bergegas meninggalkan kelas. Tapi, Naswa masih terdiam ditempat duduknya. Dalam hatinya menggerutu Aku benci! Sekarang gak bisa latihan basket lagi!huhf! Naswa harus merelakan hobi yang sangat dia sukai karena dia baru sembuh dari sakitnya akibat kecelakaan bulan lalu. Hei, bengog aja! Suara itu mengagetkan Naswa. Latihan yuk!, ajak Joe dengan gaya kerennya. Dengan senyum ramah, Naswa menolak ajakan Joe, Enggak deh, gue mo langsung balik aja. Ya udah, gue anterin! ajak Joe merayu. Dengan senyum manis dan menggelengkan kepala, Naswa meninggalkan Joe. Di depan gerbang, Naswa bertemu tiga temannya, Virgin, Rerie, dan Rara. Mo pulang guys? tanya Naswa yang langsung nimbrung. Rerie yang asyik memainkan jarinya dengan handphone, hanya melirik Naswa tanpa melontarkan kata apapun. Gimana Na, loe belom bisa ngalahin kita kan? Tanya Rara penasaran. Eh gue baru dapet gebetan lho! sahut Virgin dengan wajah sok imut. Naswa terdiam, dia memikirkan apa yang harus dia katakan pada temantemannya. Naswa tidak ingin sombong di depan teman-temannya karena dia bisa saja memilih satu diantara cowok-cowok yang dekat dengannya. Ooo... masalah taruhan itu? Emang jadi? jawab Naswa pura-pura lupa. Loe liat aja tuh Rerie! Dia semangat 45 buat cepet-cepet ngalahin kita. Naswa hanya menggeleng kepala melihat Rerie yang dari tadi sibuk dengan handphonenya.
Ya udah deh, gue pulang dulu ya!daaa... jawab Naswa lari meninggalkan temantemannya. Loe mesti ikut Na!! Teriak Rerie. Naswa tak memberi jawaban dan tetap berlari menuju mobil jemputannya. Naswa berhenti dan terdiam melihat Andra melintas di depannya. Andra tak pernah tau Naswa menyukainya. Walaupun mereka satu kelas, tidak pernah sekalipun mereka ngobrol dekat. Naswa terpesona dengan senyumanya, walau Andra terkenal dengan cowok yang super jutek, nyebelin, dan cuek pada cewek manapun. Naswa menjatuhkan badannya di kasur empuk kamarnya, yang ada di pikirannya sekarang hanya Andra, bukan buku yang dia pegang. Naa, ada Dhani tu di depan, teriak Bunda dari luar. Naswa bergegas merapikan rambut ikalnya dan menemui Dhani. Sorry ya, tadi gue asyik belajar sampai lupa ada janji ma loe, kata Naswa. Dhani bengong melihat kecantikan Naswa, menjawab dengan grogi Nggak apa kok, aku juga gak buru-buru. Kita cabut yuk! Udah laper nih. Aku pamit ma Bunda kamu dulu. Naswa tersenyum aneh melihat tingkah Dhani. Pagi-pagi Virgin, Rerie, dan Rara menghampiri Naswa di kelasnya. Pagi cayang, hari ini gak lupa kan perjanjian kita? tanya Virgin mengingatkan. Dengan rasa penasaran Rerie mengintrogasi Naswa, Loe belom dapet kan? Kita-kita belom ada yang dapet nih! Diundurin aja waktunya, mpe minggu depan deh! Pasti dia nembak aku. loe nyrocos aja, diem gak! Gertak Rara. Naswa melihat teman-temannya aneh. Dengan senyum dan dahi naik, Naswa mengangguk. Tu kan Naswa gak mungkin kalah, Rara memuji. Trus siapa cowoknya? tanya Rerie dengan suara lemas. Pokoknya ada dech, namanya Dhani. Dia kuliah semester 3 di Jogja. 3 bulan ini gak bisa ke jakarta. Kemarin kita jalan, dia pamit ma gue. Baru seminggu sih kita jadian, maaf gak crita ke kalian, jawab Naswa detail.
Jadi kita gak bisa ketemu dia donk? Ah sama aja, gue gak mau traktir loe kalo belom ketemu. Jawab Rerie yang gak mau kalah taruhan. Rerie pergi ke kelasnya tanpa peduli teman-temannya. Kalian percaya ma gue kan Vi? Ra? kata Naswa sedih. Gue emang gak benerbener sayang Dhani, gue gak cinta sama sekali ma dia. Gue Cuma gak enak aja nolak dia karena Bunda, sambung Naswa meyakinkan. Kita percaya loe Na, jawab Virgin menghibur. Kriing...kring...kring bunyi bel masuk menghentikan obrolan serius mereka. Virgin dan Rara kembali ke kelas masing-masing. Dan Naswa menghapus air matanya dan membaca buku Biologi. Naswa mengikuti pelajaran seperti biasa dengan suasana hati yang kurang gembira. Sesekali Naswa memperhatikan Andra yang duduk dua bangku disampingnya. Karena hanya itu yang mampu mengobati kekecewaan dihatinya. Saat istirahat, Naswa menemui Rerie dan meyakinkan bahwa apa yang dia katakan pagi tadi memang benar. Naswa juga menjelaskan tidak mencintai Dhani ataupun berniat menjadi pemenang tanpa persaingan terbuka, melainkan menerima Dhani terpaksa karena tak enak hati. Tanpa menunggu jawaban Rerie, Naswa meninggalkan Rerie. Hari-hari Naswa ada kejanggalan karena kesalahpahaman Rerie. Rerie, Virgin dan Rara merupakan bagian dari kehidupannya, mereka bertemandari SMP. Naswa tidak ingin hanya karena masalah cowok, persahabatannya jadi bubar. Seminggu sudah Naswa berstatus sebagai pacar Dhani. Setiap hari telpon tak berhenti berbunyi. SMS tak henti-hentinya dari Dhani karena long distance relationship yang mereka jalani, tak ada kesempatan untuk mereka bertatap muka atau melepas penat bersama. Meski sering canda dari Dhani, tak sedikitpun membuat hati Naswa tenang. Malam yang begitu ramai oleh bintang dan terangnya sang bulan, membuat Naswa melepas kejenuhan Naswa dari status pacar Dhani. Naswa tak ingin menjalani hubungannya yang menurutnya akan menyakiti Dhani dan membuat persahabatannya dengan Rerie tak jelas. Aku rasa kita udah cukup disini aja Dhan, aku gak bisa ngejalanin hubungan yang memaksaku tak bertemu pacarku kapanpun yang aku mau. Tak ada seseorang yang datang ke rumah dengan bunga yang cantik setiap malam minggu. Maaf untuk kekanak-kanakanku. Dan trimakasih untuk rasa sayangmu untukku. Aku harap kita menjadi teman baik setelah ini. SMS itu Naswa kirim ke handphone Dhani, dia tak kan mampu jika harus mengatakan langsung. Dhani terkejut membaca SMS dari kekasih yang sangat dia sayangi. Beribu-ribu pertanyaan yang ada dipikirannya saat itu. Dhani mengingat kesalahan apa yang dia lakukan hingga membuat Naswa memutuskannya. Tak
ada balasan apapun dari Dhani. Entah apa yang Dhani rasakan. Sejak SMS terakhir Naswa itu sampai waktu yang lama mereka tak pernah ada komunikasi lagi. Dhani yang menjajikan 3 bulan akan kembali ke jakarta pun tak pernah terlihat. Embun pagi yang menutupi gedung sekolah dan membuat udara pagi semakin dingin, tidak membuat Naswa menyerah untuk menyatukan persahabatannay dengan ketiga sahabatnya, terutama dengan Rerie. Re, gue gak minta apapun dari loe. Gue Cuma minta kita kayak dulu lagi. Loe gak lupa dengan janji kita kan? Gue juga udah putus dari Dhani, kata Naswa lirih. Iya Re, kita tetep sahabat yang gak bisa terpisahkan apa lagi karena cowok, tambah Rara membujuk Rerie. Kasian Naswa juga yang udah pu... kata Virgin yang berhenti ketika melihat Rerie tiba-tiba memeluk Naswa. Suasana pagi itu terasa mengharukan bak difilm India. Tak ada satu kata yang terucap dari empat sahabat itu. Mereka hanya berpelukan dan sesekali Rerie mengusap air mata karena rasa bersalahnya. Naswa merasa senang persahabatannya bisa kembali seperti semula. Tapi Naswa merasa bingung dengan apa yang dia lakukan. Andra tau kalau Naswa menyukainya, entah dari siapa semua anak-anak satu kelas pun tahu. Naswa memang gadis pemalu, dia malu kalau rasa sayangnya diketahui orang banyak. Na, loe suka sama gue kan?ngaku aja deh loe. Asal loe tau aja ya, loe bukan tipe gue tu! sindir Andra mengagetkan Naswa. Plaaaaakk... suara tamparan keras itu melayang di pipi Andra. Dengan tegas Naswa menjawab, gue benci banget sama loe!. Naswa berlari meninggalkan Andra dengan perasaan kecewa dan malu. Naswa menceritakan kejadian itu pada Rara, Virgin, dan Rerie. Sialan! Bisa-bisanya dia ngomong kasar kayak gitu! Perlu pelajaran tu orang! sahut Rara dengan emosi tinggi. Udah loe lupain aja tu cowok brengsek. Mending lebih intens belajar, Virgin menenangkan suasana. Iya Na, bentar lagi kita ujian loh.. Loe juga jangan kebawa emosi Ra, tambah Rerie.
Mengingat kejadian tadi, Naswa berniat melupakan cintanya pada Andra. Naswa dan teman-temannya lebih serius memikirkan ujian. Mereka tak peduli dengan sindiran teman-teman lain. HOREEEE GUE LULUSSSS... Naswa, Virgin, Rerie, Rara bersorak gembira. Ditengah kegembiraan keempat sahabat itu, Andra menghampiri Naswa dengan tatapan berbeda dari biasa, lebih ramah dan bersahabat. Selamat ya, gue ikut seneng. Sebelum kita pisah, gue cuma mau minta maaf soal kejadian tempo lalu. Gue gak berniat nyakitin loe, gue sebenernya gak bisa ngungkapin yang sejujurnya kalau ternyata gue juga sayang sama loe, kata Andra serius Naswa merasa senang dan tak menyangka dengan pernyataan Andra. Naswa hanya tersenyum manis tanpa berkata apapun lalu ia meninggalkan Andra dengan temantemannya. END