V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8 desa, 25 kampung, 57 Rukun Warga (RW), dan 268 Rukun Tetangga (RT). Secara geografis, Kecamatan Leuwi Sadeng berada pada ketinggian 500 sampai dengan 1000 meter di atas permukaan laut (dpl). Bentuk wilayahnya terdiri dari 70 persen datar sampai berombak, 20 persen berombak sampai berbukit, dan 10 persen berbukit sampai bergunung. Luas total Kecamatan Leuwi Sadeng adalah 2.188,118 ha, yang terdiri dari tanah sawah (sawah irigasi teknis, sawah irigasi, dan sawah rendengan/tadah hujan), tanah kering (pekarangan, bangunan, emplasement, dan tegalan/kebun), tanah hutan (hutan homogen, hutan heterogen, dan hutan belukar), tanah perkebunan (perkebunan negara, perkebunan swasta, dan perkebunan rakyat), dan tanah untuk fasilitas umum (lapangan olah raga dan kuburan). Potensi agribisnis yang terdapat di Kecamatan Leuwi Sadeng didominasi oleh pertanian padi. Selain itu, potensi kedua terbesar yang terdapat di kecamatan ini adalah budidaya beberapa janis tanaman pada lahan kering, di antaranya adalah: jambu biji, pisang, pepaya, dan singkong. Kecamatan ini juga memiliki lahan perkebunan yang cukup luas, baik merupakan perkebunan negara, swasta, maupun perkebunan milik rakyat. Beberapa hasil hutan yang dimiliki oleh kecamatan ini antara lain adalah kayu jati dan sengon. Potensi agribisnis di bidang peternakan antara lain adalah: peternakan domba, ayam, kambing, dan sapi. 5.2. Kondisi Umum Desa Babakan Sadeng Penjelasan mengenai kondisi umum Desa Babakan Sadeng mencakup beberapa hal. Penjelasan ini mencakup letak geografis, iklim, sumber daya manusia (SDM), dan potensi agribisnis yang terdapat di desa ini, yang mendukung usaha budidaya jambu biji di Desa Babakan Sadeng. 52
5.2.1. Letak Geografis Desa Babakan Sadeng merupakan desa yang terletak di Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. Desa Babakan Sadeng terbagi menjadi tiga wilayah kampung, yaitu Kampung Sadeng Pasar (menjadi tempat Kantor Perangkat Desa), Kampung Sadeng Tonggoh, dan Kampung Kalong Jaya Marni. Desa Babakan Sadeng terletak sekitar 5 km dari Ibukota Kecamatan Leuwisadeng, dengan lama tempuh sekitar 15 menit menggunakan kendaraan bermotor. Sedangkan jarak Desa Babakan Sadeng ke Ibukota Kabupaten Bogor adalah 45 km, dengan lama tempuh sekitar tiga jam. Total luas daerah Desa Babakan Sadeng adalah 216,4 hektar, yang terdiri dari: tanah sawah (sawah teknis dan sawah irigasi), tanah pemukiman, tanah tegalan dan kebun, tanah basah, dan tanah fasilitas umum. Rincian penggunaan lahan di Desa Babakan Sadeng dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rincian Penggunaan Lahan di Desa Babakan Sadeng Tahun 2009 Jenis Penggunaan Luas Lahan (Ha) 1. Tanah Sawah: 1. Tanah Irigasi Teknis 2. Tanah Irigasi ½ Teknis 76,00 10,00 2. Tanah Pemukiman 56,80 3. Tanah Tegalan dan Kebun 70,40 4. Tanah Fasilitas Umum: 1. Lapangan Olah Raga 2. Tempat Pemakaman Desa 1,00 2,00 5. Tanah Basah (Balong/Empang/Kolam) 0,20 Sumber : Laporan Data Monografi Desa Babakan Sadeng (2009) Tabel 6 menunjukkan bahwa Desa Babakan Sadeng memiliki luas total daerah sebanyak 216,4 ha. Penggunaan lahan yang paling besar di desa ini adalah untuk tanah sawah, tegalan, dan kebun. 5.2.2. Iklim Desa Babakan Sadeng terletak pada ketinggian sekitar 105-135 meter di atas permukaan laut (dpl). Desa ini memiliki intensitas curah hujan cukup rendah, 53
yaitu sebanyak 1.200 mm/tahun. Suhu udara rata-rata harian di Desa Babakan Sadeng adalah 24 C hingga 33 C. 5.2.3. Sumber Daya Manusia Jumlah penduduk Desa Babakan Sadeng adalah 8.743 jiwa, dengan komposisi jumlah penduduk laki laki adalah sebesar 4.454 jiwa dan perempuan sebesar 4.289 jiwa. Tingkat pendidikan penduduk Desa Babakan Sadeng adalah terdiri dari: 3.052 orang pernah sekolah tapi tidak tamat, 3.905 orang tamat SD/sederajat, 473 orang tamat SLTP/sederajat, 354 orang tamat SLTA/sederajat, 17 orang tamat akademi/sederajat, dan 14 orang tamat perguruan tinggi. Menurut data profil Desa Babakan Sadeng, mata pencaharian pokok sebagian besar penduduk Desa Babakan Sadeng adalah bertani dan berdagang, dengan jumlah petani sebanyak 1.065 orang dan pedagang sebanyak 1.545 orang. Selain bertani dan berdagang, mata pencaharian lain dari penduduk Desa Babakan Sadeng adalah terdiri dari: 31 orang PNS, 4 orang TNI/POLRI, 35 orang pensiunan/purnawirawan, 65 orang pertukangan, 260 orang pengrajin, dan lainlain sejumlah 1.142 orang (umumnya pada bidang jasa). 5.2.4. Potensi Agribisnis Potensi agribisnis utama yang dimiliki Desa Babakan Sadeng adalah lahan pertanian padi (86 ha), perkebunan jambu biji merah getas (35 ha), dan peternakan domba (tahun 2009 mencapai 137 ekor). Meskipun lahan pertanian padi merupakan jenis pemanfaatan lahan paling besar, namun kegiatan agribisnis utama yang menjadi prioritas Desa Babakan Sadeng adalah usaha jambu biji, yang meliputi usahatani (kegiatan budidaya), usaha pengolahan jambu biji (menjadi jus, dodol, manisan, dan sebagainya), beserta kegiatan pemasaran dan penunjangnya. Dalam mendukung potensi agribisnis jambu biji di Desa Babakan Sadeng, maka desa ini mendapatkan program pengembangan potensi usaha dari pemerintah, yaitu berupa Prima Tani (Program Rintisan dan Akselerasi Permasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian), sebuah program revitalisasi komoditas pertanian, dengan komoditas yang dikembangkan oleh program ini untuk Desa Babakan Sadeng adalah jambu biji merah. Program Prima Tani ini 54
berlangsungg selama tiga tahun mulai dari November 2009 di Desa Babakan Sadeng. November 2007 sampai dengan 5.3. Karakteristik Petani Responden Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 orang responden yang merupakan petani jambu biji merah getas di Desa Babakan Sadeng. Sebagian besar petani responden ini memiliki jenjang pendidikan akhir Sekolah Dasar (SD). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan data tersebut, dapat diamati bahwa 70 persen dari petani responden memiliki jemjang pendidikan akhir SD. 20% 5% 5% 70% SD SMP SMA SARJANA/DIPLOMA Gambar 2. Diagram Sebaran Jenjang Pendidikan Akhir Petani Responden Para petani jambu biji yang menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar telah memiliki usia 50 tahun ke atas. Hal ini dapat diamati dari Gambar 3, yang menunjukkan bahwa sebanyann 45 persen petani responden telah berusia 50 tahun ke atas. 45% 5% 30% 20% 21-30 31-40 41-50 50 thn ke atas Gambar 3. Diagram Sebaran Usia Petani Responden 55
Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar petani respondenn memiliki luas lahan yang digunakan untuk kegiatan budidaya jambu biji seluas antara 1.000-2.000 m 2. Luas lahan jambu biji terkecil yang dimiliki petani responden adalah seluas 500 m 2, sedangkann luas lahan terbesar yang dimiliki petani responden adalah seluas 10.000 m 2 atau seluas 1 ha. Luas lahan rata-rata dari pertanian jambu biji di Desa Babakan Sadeng adalah 2.300 m 2. Rinciann mengenai sebaran luas lahan jambu biji milik petani responden dapat dilihat pada Gambar 4. 7 7 6 6 5 4 4 3 2 2 1 1 0 < 1000 1000-2000 2000-3000 3000-4000 > 4000 Gambar 4. Grafik Sebaran Luas Lahan Petani Responden 5.4. Penjelasan Mengenai Gapoktan Gapoktan di Desa Babakan Sadeng yang bernamaa Gapoktan Tri Karya merupakan organisasi desa yang beranggota para petani jambu biji. Gapoktan di Desa Babakan Sadeng bernama Gapoktan Tri Karya. Gapoktan Tri Karya ini membawahi tiga kelompok tani (poktan) yang masing-masing berada di tiap kampung di wilayah Desa Babakan Sadeng. Ketiga poktan tersebut adalah Poktan Harapan Maju yang berada di Kampung Sadeng Pasar dengan ketuanya Bapak Didin, Poktan Tunas Karya di Kampung Kalong Jayamarni dengan ketua adalah Bapak Anwar, dan Poktan Panca Karya di Kampung Sadeng Tonggoh yang diketuai oleh Bapak Yusuf. Gapoktan Tri Karya diketuaii oleh Bapak Taufik Hidayat dari Kampung Sadeng Pasar. Jumlah anggota Gapoktan adalah para petani yang tergabung dalam ketiga poktan tersebut. Jumlah anggota Poktan Harapan Maju yang terdaftar pada tahun 2009 adalah sebanyak 26 orang, Tunas Karya sebanyak 22 orang, dan 56
Poktan Panca Karya sebanyak 17 orang. Sehingga jumlah anggota gapoktan adalah sebanyak 75 orang petani, yang merupakan petani penghasil jambu biji. Namun, hingga akhir Juni 2010, jumlah petani jambu biji berkurang sebanyak sekitar 60 persen, menjadi hanya sekitar 30 orang petani saat ini (BPTP 2010). Sebagian besar petani tersebut mengalihkan lahannya menjadi lahan tanaman sengon saat ini. 57