PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

dokumen-dokumen yang mirip
Klasifikasi dan Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT (Fast Fourier Transform) Salahuddin 1), Tulus 2), dan Fahmi 3)

KLASIFIKASI DAN PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

Klasifikasi dan Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT (Fast Fourier Transform)

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk mengenali identitas seseorang secara otomatis dengan menggunakan

KLASIFIKASI DAN PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN DFT (DISCRETE FOURIER TRANSFORM)

Muhammad Nasir. Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km Lhokseumawe

Deteksi Citra Sidik Jari Terotasi Menggunakan Metode Phase-Only Correlation

ENHANCEMENT CITRA SIDIK JARI KOTOR MENGGUNAKAN TEKNIK HYBRID MORPHOLOGY DAN GABOR FILTER

PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM) TESIS. Oleh SALAHUDDIN /TE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keamanan data, namun sudah banyak teknologi yang diterapkan untuk menjaga

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE MINUTIAE

PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS SCALED CONJUGATE GRADIENT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN METODE POINCARE INDEX DALAM PENDETEKSIAN LETAK COREPOINT PADA SIDIK JARI

ANALISA HASIL PERBANDINGAN IDENTIFIKASI CORE POINT PADA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE DIRECTION OF CURVATURE DAN POINCARE INDEX

DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR DAN DISCRETE FOURIER TRANSFORM UNTUK NOISE FILTERING PADA CITRA DIGITAL

PENGUJIAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI KOTOR MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sistem biometrik merupakan teknologi pengenalan diri yang menggunakan

IDENTIFIKASI SIDIK JARI DENGAN DATA BERSKALA BESAR MENGGUNAKAN METODE HYBRID MINUTIAE DAN FILTER GABOR. Oleh : Siswo Santoso

Pengukuran Blok Window Terbaik Berdasarkan MSE...

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pikir

Verifikasi Sidik Jari Menggunakan Pencocokan Citra Berbasis Fasa Dengan Fungsi Band-Limited Phase Only Correlation (BLPOC)

Adiguna¹, -². ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

TUGAS AKHIR CI1599 METODE PENGENALAN SIDIK JARI PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN DELAUNAY TRIANGULATION DAN ALGORITMA GENETIKA

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007

BAB 2 LANDASAN TEORI

IDENTIFIKASI SIDIK JARI DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR MINUTIA

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI SIDIK JARI MENGGUNAKAN TEKNIK PENCOCOKAN TEMPLATE TAPIS GABOR

BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC

Perancangan Perangkat Lunak untuk Ekstraksi Ciri dan Klasifikasi Pola Batik

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari)

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor

IMPLEMENTASI DEEP LEARNING BERBASIS TENSORFLOW UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

SISTEM PENGAMAN BRANKAS MENGGUNAKAN KODE PASSWORD DAN SIDIK JARI BERBASIS MIKROKONTROLLER

Deteksi Wajah Manusia pada Citra Menggunakan Dekomposisi Fourier

Pengenalan Citra Sidikjari Menggunakan Minutiae Dan Propagasi Balik

REVIEW ALGORITMA PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN PENCOCOKAN CITRA BERBASIS FASA UNTUK SIDIK JARI KUALITAS RENDAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

Perbaikan Citra X-ray Gigi Menggunakan Contrast Stretching

2.4. Vector Quantization Kebisingan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Requirements Definition...

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PENYEMBUNYIAN GAMBAR DALAM GAMBAR MENGGUNAKAN SISTEM FUNGSI ITERASI ABSTRAK

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA :38:54

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. macam aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Proses autentikasi itu sendiri adalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan berbagai macam pemikiran manusia. Banyak teori-teori maupun

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

Descriptor Clustering SURF for Bag of Visual Words Representation in Fingerprint Images Using K-MEANS and Hierarchical Agglomerative Clustering

PERBAIKAN CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILITY DISTRIBUTION HISTOGRAM EQUALIZATION (PDHE)

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...viii DAFTAR TABEL...x

Konsep Penambahan High Pass Filter pada Pengenalan Pola Metode SIFT

SYSTEMIC Vol. 1, No. 1, Agustus 2015, PENGENALAN CATATAN PENJUALAN MENGGUNAKAN PENGENALAN ANGKA BERBASIS KORELASI.

BAB III METODE PENELITIAN. studi kepustakaan, pembuatan program dan analisis. Dengan ini penulis berusaha

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada

SISTEM IDENTIFIKASI BERDASARKAN POLA SIDIK JARI TANGAN MENGGUNAKAN MINUTIAE-BASED MATCHING

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

PENYISIPAN WATERMARK PADA CITRA GRAYSCALE BERBASIS SVD

ANALISIS PENGARUH EXPOSURE TERHADAP PERFORMA ALGORITMA SIFT UNTUK IMAGE MATCHING PADA UNDERWATER IMAGE

Pembentukan Vektor Ciri Dengan Menggunakan Metode Average Absolute Deviation (AAD)

SEMINAR TUGAS AKHIR M. RIZKY FAUNDRA NRP DOSEN PEMBIMBING: Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si

APLIKASI WAVELET COIFLET MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika

Perbandingan Metode-Metode Pembangkitan Kunci Berdasarkan Fitur Biometrik

APLIKASI TRANSFORMASI HOUGH UNTUK EKSTRAKSI FITUR IRIS MATA MANUSIA

Perancangan dan Realisasi Sistem Ekstraksi Ciri Sidik Jari Berbasis Algoritma Filterbank Gabor

DETEKSI KEMIRINGAN ALUR POLA SIDIK JARI DENGAN HAMMING NET SEBAGAI DASAR KLASIFIKASI

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra

Pengantar Mata Kuliah Pengolahan Citra

KLASIFIKASI CITRA SIDIK JARI DENGAN METODE TEMPLTE MATCHING

Arga Wahyumianto Pembimbing : 1. Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT 2. Christyowidiasmoro, ST., MT

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

DEKOMPOSISI MORFOLOGI BENTUK BINER DUA DIMENSI MENJADI POLIGON KONVEKS DENGAN PENDEKATAN HEURISTIK

EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH. Oleh: Kholistianingsih

PERBAIKAN CITRA UNTUK PENGENALAN WAJAH PADA CITRA WAJAH DENGAN PENCAHAYAAN TIDAK MERATA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Metode Digitalisasi Citra Pada Sinyal EKG

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN METODA PHASE ONLY CORRELATION ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE TEMPLATE MATCHING UNTUK MENDETEKSI CACAT PADA PRODUKSI PELURU

BAB 3 PENDEKATAN LOGIKA SAMAR DALAM PEMROSESAN CITRA. Dalam dunia pemetaan untuk skala yang besar, teknik penginderaan jarak jauh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

YOGI WARDANA NRP

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FILTER GABOR ABSTRAK

Sistem Pendeteksi Gambar Termanipulasi Menggunakan Metode SIFT

IMPLEMENTASI ALGORITME HIGH PASS FILTER PADA FPGA MENGGUNAKAN PROSESOR NIOS II

Analisa Perbandingan Algoritma Histogram of Oriented Gradient (HOG) dan Gaussian Mixture Model (GMM) Dalam Mendeteksi Manusia

SISTEM TEMU KEMBALI CITRA GEDUNG BERDASARKAN INFORMASI GARIS PADA BENTUK GEDUNG

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SEBAGAI SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Oleh : Margito Hermawan

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN MODIFIED HAUSDORFF DISTANCE ABSTRAK

Transkripsi:

Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT...Salahuddin, dkk PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM) Salahuddin 1, Tulus 2 dan Fahmi 3 1) Magister Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara 2) Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara 3) Jurusan Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara Email : salahuddin_ali@ymail.com; tulus@usu.ac.id; fahmimn@gmail.com ABSTRAK Sistem pengenalan sidik jari bertujuan untuk mengidentifikasi sidik jari seseorang sehingga dapat dikenali ciri unik dari orang tersebut. Hasil dari ekstraksi ciri sidik jari sangat bergantung pada kualitas dari citra sidik jari itu sendiri, dan kualitas citra sidik jari berhubungan dengan kejelasan ridge structure pada citra sidik jari. Citra yang baik akan memiliki kontras yang baik dan akan dengan baik menggambarkan ridges dan valleys, ada beberapa alasan yang menyebabkan citra sidik jari tidak baik, diantaranya yaitu adanya lipatan atau luka membuat ridges tidak kontinyu (putus). Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas citra yang rusak akibat kering adalah image enhancement yakni proses peningkatan kualitas pada citra. Penelitian ini menggunakan metode FFT karena FFT merupakan salah satu algoritma yang dapat menghitung secara cepat, karena sistem yang diproses secara real time. Dengan metode FFT citra sidik jari dengan ridges yang terputus dianalisa dan dihitung probabilitasnya dari ridge frequency dan ridge orientation, setelah ditingkatkan kualitasnya dengan menggunakan FFT mendapatkan peningkatan piksel ridge 97.52 % pada konstanta k=0,6. Kata Kunci : Sidik Jari kering, Peningkatan Kualitas Citra, Fast Fourier Transform I. PENDAHULUAN Sistem biometrik adalah sistem untuk melakukan identifikasi dengan menggunakan ciri-ciri fisik khusus seperti sidik jari (fingerprint), wajah, iris, retina mata dan suara. Teknologi biometrik memiliki beberapa kelebihan seperti tidak mudah hilang, tidak bisa dipalsukan, dan tidak mudah rusak. Sistem pengenalan sidik jari bertujuan untuk mengidentifikasi sidik jari seseorang sehingga dapat dikenali ciri unik dari orang tersebut[1]. Di antara seluruh indikator biometrik, sidik jari memiliki kehandalan yang sangat tinggi dan sering digunakan oleh para ahli forensik di dalam investigasi kriminal untuk mengungkap kejahatan. Teknologi pengenalan sidik jari sampai sekarang terus dikembangkan dan dikompetisikan. Salah satu kompetisi internasional adalah Fingerprint Verification Competition (FVC) yang mana pada kompetisi ini diukur dari akurasi dan waktu yang dibutuhkan dalam identifikasi[1]. Kendala utama dalam pengenalan sidik jari dengan metode berbasis minutiae pada umumnya citra sidik jari memiliki kualitas yang rendah, disebabkan oleh jenis kulit (berminyak, kering, dan cacat). Jenis sidik jari dengan kondisi lingkungandidefinisikan diantaranya: sidik jari berminyak, sidik jari kering dan sidik jari netral. Untuk mendapatkan citra yang baik pada gambar berminyak, valley yang tipis dan terputus ditingkatkan dengan cara dilebarkan, dan untuk mendapatkan citra yang baik pada citra kering, ridges yang ditingkatkan dengan mengekstraksi garis tengahnya dan menghapus piksel putih/valley[2][3]. leh karena itu, perbaikan kualitas citra sidik jari 74 seharusnya menjadi prioritas utama sebelum mengidentifikasi parameter-parameter yang berupa ciri (feature) dari objek didalam citra[4]. Salah satu metode yang dapat melakukan proses peningkatan kualitas citra sidik jari adalah metode FFT (fast fourier transform). Penggunaan FFT ini didasarkan pada sifat sidik jari yang berubah-ubah (nonstationar artinya karakteristik-karakteristik mempunyai nilai yang berbeda-beda pada satu bagian dengan bagian yang lain dalam sebuah citra sidik jari. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya Nasir tahun 2010 melakukan enhancement citra sidik jari kotor menggunakan metode hybrid dan gabor filter dengan hasil 87% meningkat untuk 200 sidik jari, dan Noviyanto tahun 2009 melakukan perbaikan citra sidik jari dengan metode STFT menghasilkan perbaikan yang sangat baik, kemudian sharat tahun 2006 melakukan sidik jari dengan STFT mendapatkan hasil peningkatan 24,6% dari 800 citra sidik jari[5][7][8]. Berdasarkan latar belakang masalah maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu: 1. Mendapatkan nilai konstanta k pada metode FFT yang cocok untuk peningkatan citra sidik jari kering. 2. Mendapatkan persentase peningkatan kualitas citra sidik jari. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fast Fourier Transform FFT atau Fast Fourier Transform merupakan pendekatan lain untuk menghitung DFT, cara ini sangat efektif dibandingkan dengan cara yang lain

Jurnal Litek (ISSN: 1693-8097) Volume 9 Nomor 2, September 2012: hal. 74-78 dan ratusan kali dapat mengurangi waktu komputasi. FFT merupakan salah satu algoritma paling rumit dalam Digital Signal Processing. Tahapan dalam FFT antara lain, tahap pertama adalah dekomposisi N point time domain signal menjadi N time domain signal yang tiap-tiapnya terdiri dari satu point, pada tahapan ini dapat diselesaikan dengan menggunakan bit reversal sorting algorithm. Gambar 1. Tahap pertama FFT [11] Tahap kedua adalah menghitung N frequency spectra sesuai dengan N time domain pada tahap pertama, frequency spectra dari satu point signal sama dengan nilai satu point signal itu sendiri, karena pada tahap pertama dibentuk satu point signal pada tiap-tiap time domain signal, maka tidak ada yang perlu dilakukan pada tahap ini. Tahap terakhir N spectra disintesis menjadi frequency spectrum tunggal, dalam sintesis ini membutuhkan 3 buah loop. Loop paling luar berjalan sejumlah Log2N stage, dengan N merupakan panjang signal. Loop tengah berjalan sejumlah individual frequency spectra sesuai dengan stage-nya. Loop yang paling dalam melakukan operasi butterfly untuk melakukan perhitungan pada point dalam tiap frequency spectra. Operasi butterfly merupakan operasi yang digunakan untuk mengkombinasikan 2 buah n point spectra menjadi 2n point spectrum[5][9][10]. Misalkan data ReX[ ] dan ImX[ ] akan dilewatkan pada FFT maka kemudiam hasil dari FFT akan dioverwrite ke ReX[ ] dan ImX[ ], inilah alasan lain kenapa FFT merupakan algoritma yang sangat optimal untuk DFT, array yang sama digunakan untuk input juga sebagai penyimpanan dan output. III. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan penulis pada dasarnya ada beberapa tahapan, yaitu: 1. Pengambilan Data Citra Sidik Jari kering hasil klasifikasi. 2. Peningkatan Citra Sidik Jari dengan FFT 3. Binerisasi kembali citra yang telah di 4. Klasifikasi kembali citra yang telah di 5. Persentase kualitas citra sebelum dan sesudah enhancement. Adapun metode peningkatan kualitas citra sidik jari kering yang diusulkan dalam penelitian ini adalah metode enhancement dengan FFT, sehingga cacat pada citra sidik jari dapat dihilangkan agar tingkat akurasi pengenalan sidik jari dalam sistem biometrik dapat ditingkatkan. Secara umum ada beberapa tahapan utama pada penelitian ini, yakni pengambilan citra sidika jari yang telah diklasifikasi, enhancement dengan FFT, binerisasi dan klasifikasi serta tahapan perbandingan sebelum enhancement dan setelah enhancement. Citra Sidik Jari kering setelah diklasifikasi dengan FFT Binerisasi Citra setelah di Klasifikasi Citra setelah di Persentase kualitas citra sebelum dan sesudah enhancement. Gambar 3. Blok Diagram Tahapan Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sidik jari kering setelah dilakukan klasifikasi. Gambar 2. FFT Butterfly[5] 75 Gambar 4 Image Sidik Jari Kering Setelah setelah proses pengambilan data, selanjutnya diterapkan metode enhancement citra sidik jari kering yaitu FFT (Fast Fourier Transform). Pengembangan metode FFT dalam melakukan enhancement citra sidik jari kering merupakan bagian utama penelitian ini untuk menemukan metode

Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT...Salahuddin, dkk enhancement dengan FFT yang tepat dengan melakukan perubahan terhadap nilai konstanta k yang berbeda, sehingga didapatkan citra yang dienhancement lebih baik. Metode FFT telah banyak digunakan dalam penelitian sebelumnya dari sistem pengenalan citra sidik jari. Dalam implementasinya, kita membagi gambar menjadi blok pengolahan kecil (32 x 32 piksel) dan melakukan Transformasi Fourier berdasarkan rumus[7]: M 1 N 1 ux uy F( u. f ( x, x exp{ j2 x( )}..(1) x 0 y 0 M N Untuk u = 0, 1, 2,., 31 and v = 0, 1, 2,.31 Dalam rangka meningkatkan blok tertentu dengan frekuensi dominan, kita kalikan FFT dari blok oleh besarnya waktu. Dimana besarnya yang asli FFT = abs (F (u, ) = F (u,. Maka diperoleh peningkatan citra berdasarkan persamaan : g ( x. F { F ( u, x F ( u, 1 K }..(2) dimana F -1 (F (u, ) diberikan oleh: M 1 N 1 1 ux uy F( u. (3) f ( x, x exp{ j2 x( )} MN x 0 y 0 M N Untuk x = 0, 1, 2.. 31 dan y = 0, 1, 2.. 31. K dalam persamaan 2 adalah konstanta yang ditentukan, dipilih k = 0,2 sampai dengan k=1,2 untuk menghitung. Nilai k tinggi dapat meningkatkan penampilan dari ridge dengan mengisi lubang-lubang kecil di ridge, tetapi jika nilai k terlalu tinggi dapat mengakibatkan kesalahan dengan bergabung ridge yang mungkin menyebabkan penghentian menjadi sebuah bifurkasi[5][6]. Start Pengambilan Data Sidik Jari Peningkatan Citra Sidik Jari dengan FFT Binerisasi setelah di Klasifikasi Jenis Citra Sidik jari setelah di Persentase kualitas citra sebelum dan sesudah enhancement Stop Gambar 5. Diagram Alir Proses Citra Sidik jari kering IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data sidik jari pada penelitian ini adalah berupa citra sidik jari kering yang telah dilakukan klasifikasi citra sidik jari sebanyak 80 sampel yang diambil, maka didapatkan semua data dinyatakan kering. Untuk mendapatkan data template yang akan digunakan sebagai pembanding pada proses verifikasi citra sidik jari, maka diambil 1 (satu) citra yang paling bagus diantara 10 (sepuluh) citra yang ada untuk perorang. Proses enhancement pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Fast Fourier Transform, dimana citra sidik jari yang telah ternormalisasikan sebanyak 80 sidik jari, maka diambil 70 sidik jari yang dinyatakan kering berdasarkan nilai piksel ridge dan piksel valley diproses untuk di enhancement dengan FFT. Hasil dari proses enhancement seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. K=0,2 K=0,4 K=0,6 K=0,8 K=1,0 K=1,2 Gambar 6 Citra dengan nilai konstanta k yang berbeda Sebuah Citra itu dibagi menjadi blok pemrosesan kecil (32 x 32 piksel) dan transformasi Fourier dilakukan berdasarkan persamaan 1. Untuk u = 0, 1, 2, 3, 4,..., 31 dan v = 0, 1, 2, 3, 4,... 31. Dalam rangka meningkatkan blok tertentu dengan frekuensi dominan, kita kalikan FFT dari blok oleh besarnya waktu. Dimana besarnya FFT asli = abs (F (u, ) = F (u,. Untuk memperoleh peningkatan citra berdasarkan persamaan 2. Dimana F -1 (F (u, ) diberikan oleh persamaan 2. Untuk x = 0,1,2,3,..., 31 dan y = 0,1,2,3,4,..., 31. K dalam persamaan 2 adalah konstanta yang ditentukan, dipilih k=0,2 sampai dengan k=1,2. untuk menghitung. Nilai konstanta k yang tinggi dapat meningkatkan penampilan dari ridge dengan mengisi lubang-lubang kecil di ridge, tetapi jika nilai konstanta k terlalu tinggi dapat mengakibatkan kesalahan dengan bergabung ridge yang mungkin menyebabkan penghentian menjadi sebuah bifurkasi. Gambar 6 merupakan citra setelah di enhancement dengan FFT, peningkatan citra FFT memiliki perbaikan untuk menghubungkan beberapa titik salah yang rusak di 76

Jurnal Litek (ISSN: 1693-8097) Volume 9 Nomor 2, September 2012: hal. 74-78 punggungan dan untuk menghilangkan beberapa sambungan tersebar diantara ridges. Pada Gambar 7 menunjukkan bahwa setelah proses peningkatan citra dilakukan dengan perubahan nilai konstanta k dari k=0,2 sampai dengan k=1,2, maka terlihat adanya perbedaan nilai rata-rata piksel ridge pada setiap perubahan nilai konstanta. Dan terlihat bahwa rata-rata nilai ridges yang paling rendah terdapat pada nilai k=1 dan rata-rata nilai ridges paling tinggi pada nilai k=0,6. sidik jari netral atau berminyak. Dari hasil klasifikasi diperoleh hasil bahwa jenis citra sidik jari mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi pada nilai piksel ridge seperti ditunjukkan gambar 9. Pada tahap ini proses membandingkan antara piksel ridges pada sidik jari original sebelum ditingkatkan kualitasnya dengan metode FFT dan piksel ridges yang dihasilkan setelah dilakukan proses peningkatan kualitasnya dengan FFT, sehingga terlihat adanya peningkatan nilai pikselnya seperti terlihat pada gambar 10 yang menunjukkan rata-rata terjadi kenaikan persentase peningkatan nilai piksel ridges. Gambar 7 Grafik Nilai rata-rata piksel ridge pada citra setelah dienhancement. Binerisasi citra sidik jari dilakukan untuk mengubah gambar sidik jari 8-bit gray ke gambar 1- bit dengan nilai ridges-0 dan nilai alur-1. Setelah operasi, ridges di sidik jari yang disorot dengan warna hitam sedangkan alur berwarna putih. Suatu metode binerisasi lokal yang adaptive dilakukan untuk binerisasi gambar sidik jari. Seperti metoda yang disebut yang berasal dari mekanisme kerja mengubah nilai piksel untuk 1 jika nilai tersebut ini lebih besar dari nilai intensitas rata-rata dari blok saat ini (16x16) seperti terlihat pada gambar 8. Gambar 9 Grafik Data Piksel Sidik Jari setelah di Hasil keseluruhan dirata-ratakan didapatkan persentase peningkatan nilai piksel ridges antara 97,44% sampai dengan 97,52%, untuk grafik kenaikan nilai piksel ridges dapat dilihat pada gambar 10. K=0,2 K=0,4 K=0,6 K=0,8 K=1,0 K=1,2 Gambar 8 Citra Binerisasi setelah dengan nilai konstanta k yang berbeda Setelah citra sidik jari kering dienhancement maka perlu dilakukan kembali proses klasifikasi jenis citra sidik jari untuk mengetahui dari hasil peningkatan kualitas tersebut, sidik jari tergolong ke 77 Gambar 10 Grafik persentase kenaikan nilai piksel ridge pada sidik jari setelah di V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap citra sidik jari kering dengan menggunakan

Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT...Salahuddin, dkk fast fourier transform (FFT) untuk mendapatkan citra yang ter-enhancement, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada proses peningkatan citra sidik jari kering dengan menggunakan metode FFT, didapatkan nilai k=0,6 yang terbaik. 2. Persentase peningkatan kualitas citra sidik jari pada nilai konstanta k=0,6 sebesar 97,52%. [10] Rafael C. Gonzalez dan Richard E, W. (2008). Digital Image Processing Third Edition. New Jersey: Person Prentice Hall. DAFTAR PUSTAKA [1] F. A. Afsar, M. A. (2004). Fingerprint Identification and Verification System using Minutiae Matching. National Conference on Emerging Technologies (pp. 141-146). Islamabad, Pakistan: Department of Computer & Information Sciences. [2] Rahmad Syam, M. H. (2010). Determining the Standard Value of Acquisition Distortion of Fingerprint Images Based on Image Quality. ITB J. ICT Vol. 4, No. 2., 115-132. [3] Yun, E. &. (2006). Adaptive Fingerprint Image with Fingerprint Image Quality Analysis. Elsevier on Image and Vision Computing, 101-110. [4] M. Rajinikannan, D. Ashok Kumar, dan R. Muthuraj. (2010). Estimating the Impact of Fingerprint Image Algorithms for Better Minutia Detection. International Journal of Computer Application, Vol. 2, No. 1, Hal 36-42. [5] Noviyanto, A. (2009). Perbaikan Citra Sidik Jari dengan Metode STFT (Short Time Fourier Transform) Analysis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.g [6] Sangram Bana dan D. Davinder Kaur. (2011). Fingerprint Recognition using Image Segmentation. International Journal of Advanced Engineering Sciences and Technologies, Vol. 5 N0. 1, Hal 12-23. [7] Sharat S, C. A. (2006). Fingerprint Image Using STFT Analysis. Pattern Recognition 40, Hal. 198-211. [8] Nasir, M. (2010). Citra Sidik Jari Kotor Menggunakan Hybrid Method dan Gabor Filter. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. [9] Sangram Bana dan D. Da vinder Kaur. (2011). Fingerprint Recognition using Image Segmentation. International Journal of Advanced Engineering Sciences and Technologies, Vol. 5 N0. 1, Hal 12-23 78