BAB IV TRAH KIAI DAN PENGARUHNYA DALAM KONTESTASI POLITIK PEMILUKADA DI KABUPATEN BANGKALAN PERIODE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PETA POLITIK DALAM PEMILUKDA pemilihan Bupati baru, menyusul jabatan Bupati Bangkalan H.M. Fattah akan

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, karena pemilu merupakan suatu rangkaian kegiatan politik untuk menampung

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. 1. Indonesia merupakan sebuah negara multikultural dan plural, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. kyai memberikan pengaruh yang cukup besar dalam perpolitikan di Martapura

BAB V KESIMPULAN. Masalah hubungan PDI dengan massa pendukung Pra dan Pasca Fusi hingga

I. PENDAHULUAN. Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen

BAB IV ANALISIS DATA. bangkalan. Karena kiai basra melakukan partisipasi aktif dalam dunia

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

BAB IV HUBUNGAN GOLPUT DALAM PEMILU MENURUT ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILU

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. kepala daerah di Indonesia ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, kepala pemerintahan di daerah baik tingkat satu dan dua, para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk

BAB III. Setting Penelitian

BAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.

Universitas Sumatera Utara

PROFIL DPRD KABUPATEN SUMENEP PERIODE Disusun oleh: Bagian Humas & Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

BAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB V PENUTUP. ekonomi, kultural, sosial, dan modal simbolik. mampu untuk mengamankan kursi Sumenep-1 kembali.

BAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah

MAKALAH ISLAM. Membangun Kesadaran Politik Umat Menghadapi PEMILU

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan

Tjhai Chui Mie, Perempuan Tionghoa, Calon Walikota Singkawang Pilihan PDIP

I. PENDAHULUAN. Alam, 2010), untuk penyelenggaraan pemilukada setidaknya menelan biaya

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Selain itu akan dijelaskan pula tentang pemerintahan, visi-misi Kabupaten Luwu

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya

Biografi Presiden Megawati Soekarnoputri. Oleh Otto Ismail Rabu, 05 Desember :20

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

PILKADA lewat DPRD?

Ini Alasan Partai Islam Terseok-Seok

BAB II SEJARAH SINGKAT KH. SYAMSUL ARIFIN ABDULLAH SEBAGAI PENGASUH PONDOK PESANTREN BUSTANUL ULUM PUGER JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

Korupsi di parlemen bentuknya banyak mulai dari budgeting hingga legislasi itu sendiri.

H. Marzuki Alie, SE.MM. KETUA DPR-RI

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat

SEJARAH DAN PROFIL PERGURUAN PAKU BANTEN LAMPUNG. A. Sejarah Berdirinya Perguruan Paku Banten Lampung

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

BAB V KESIMPULAN. menyebabkan beliau dihargai banyak ulama lain. Sejak usia muda, beliau belajar

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

I. PENDAHULUAN. dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian tentang pemilihan Kepala Daerah telah menjadi tema menarik dalam

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 0027/KPTS/DPP/V/2016. Tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai permasalahan politik salah satunya dapat diamati dari aspek

I. PENDAHULUAN. Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok'

I. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

Kalau dibilang semua atas pilihan rakyat, tapi yang bukankah mereka naik ke tampuk kekuasaan atas permainan politik keluarga?

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

Almas Ghaliya Putri Sjafrina*

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

I. PENDAHULUAN. mencetak pemimpin yang berkualitas. Menurut Agustino (2009: 104) salah

: Dra. Hani Yuliasih, M.Si/Kabag.Set Komisi II DPR RI

Template for Microsoft PowerPoint

Daftar Pertanyaan Wawancara. A. Daftar pertanyaan yang diajukan kepada sekretariat Pondok Pesantren Al-

BAB IV ELIT POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN BANTUL. IV. 1. Partai Persatuan Pembangunan

Pemilu yang ada bahkan tidak membawa perubahan orang. Sebagian besar akan tetap orang dan muka lama.

dikirim untuk JAWA POS PERILAKU POLITISI BY ACCIDENT. Oleh Dr. Drs. Muhammad Idrus, S.Psi., M.

LAMPIRAN. Daftar Informan. Waktu. Tanggal 1 Novemvber 2016 pukul WIB. Tanggal 1 November WIB

I. PENDAHULUAN. Konflik internal yang terjadi pada Partai Golongan Karya ( GOLKAR) bukan

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep

BAB IV MEMAKNAI HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK SANTRI

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada strata 1. Data yang dirilis pada

Klaim partai nasionalis pada faktanya hanya sekadar jargon. Ujung-ujungnya juga kapitalis dan neoliberal.

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan system pemerintahan. Dimana para calon pemimpin. PP NO 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan

V. PENUTUP. seterusnya. Partai NasDem sebagai satu-satunya partai baru yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, terlebih lagi kehidupan manusia. Komunikasi sendiri. karena komunikasi merupakan faktor terpenting dalam kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. diteliti. Padahal pada masa penjajahan sampai dengan tahun 1960-an NU tidak

Hubungan antara MPR dan Presiden

Transkripsi:

BAB IV TRAH KIAI DAN PENGARUHNYA DALAM KONTESTASI POLITIK PEMILUKADA DI KABUPATEN BANGKALAN PERIODE 2003-2013 A. Sejarah Trah Kiai di Bangkalan Bangkalan memang merupakan kabupaten yang masyarakatnya masih sangat menjunjung tinggi patriotisme terhadap kiai, baik di sektor ekonomi, budaya bahkan dalam bidang politik. Seperti diketahui, kiai yang paling dikenal dalam bidang politik adalah RKH. Fuad Amin Imron (RA Fuad). RA Fuad adalah cicit Mbah Kholil, kiai besar yang pernah dimiliki Madura. Mbah Kholil atau Syaikhona Kholil adalah guru para pendiri Nahdlatul Ulama (NU), seperti KH Muhammad Hasyim Asy ari, KH Abdul Wahab Hasbullah, RKH. As ad Syamsul Arifin, KH Bisri Syansuri dan lainnya. Syaikhona Kholil menjadi rujukan dalam masalah agama, sosial dan politik dimasanya, yang sangat fenomenal adalah lahirnya NU tidak lepas dari peran Syaikhona Kholil waktu itu (peran kunci), oleh sebab itu Syaikona Kholil mempunyai putra-putri yang terus berkembang pada cucu-cicitnya, yang sampai saat ini masih meneruskan tradisi pesantren di Kabupaten Bangkalan. 1 Nenek buyut RA Fuad adalah Raden Ayu Arri ah, yang juga merupakan keturunan keluarga bangsawan di Bangkalan. Sementara itu, ayah RA Fuad, KH. 1 Imam Bukhori, Wawancara, Bangkalan 15 Desember 2015. 55

56 Amin Imron adalah sosok kiai, sekaligus politikus. Ayahnya merupakan salah satu tokoh sentral PPP, tidak hanya di daerah Bangkalan, tapi tingkat nasional. Trah politik RA Fuad terasa sejak pasca reformasi, tepatnya ketika dia menduduki kursi anggota DPR RI periode 1999 2004. Maklum, kala itu Ra Fuad adalah keturunan langsung Bani Kholil, keluarga besar ulama legendaris Madura. Ra Fuad adalah anak Kiai Amin Imron, cucu Syaikhona Kholil. Status itulah yang membuat nama Ra Fuad begitu dihormati oleh warga Bangkalan. Dari situ pula, dinasti politik trah kiai juga begitu terasa di setiap periode pemilu. Contohnya, ketika Ra Fuad tercatat sebagai pengurus PKB (waktu itu menjabat wakil ketua DPW PKB Jatim), partai tersebut juga selalu menjadi pemenang. Seperti pada Pemilu 1999 dan 2004, PKB mendapat 24 kursi. Sedangkan, pada Pemilu 2009, PKB Bangkalan yang diketuai Fuad juga menjadi pemenang meski hanya mendapat sepuluh kursi. Konflik besar-besaran di PKB kala itu akhirnya membuat Fuad memilih hengkang dan berlabuh di Partai Gerindra. Modal politik itu juga yang membuat dia begitu mulus saat maju sebagai kandidat bupati Bangkalan pada pilkadfa 2003. Sempat terlibat perebutan tiket pencalonan bupati dengan Kiai Imam Bukhori, (keponakannya sendiri) akhirnya

57 Ra Fuad melenggang sebagai kandidat yang diusung PKB. Hasilnya, dia menang mutlak. Demikian juga saat pilkada di Kabupaten Bangkalan 2008. Tanpa ada tandingan, beliau terpilih kembali sebagai bupati untuk yang kedua kalinya. Tidak cukup sampai di situ, setelah tidak bisa mencalonkan bupati, Ra Fuad berusaha melanjutkan kepemimpinannya. Awalnya, dia berencana mencalonkan sang istri, Nyai Siti Masnuri Fuad Amin. Namun, akhirnya yang maju adalah sang putranya, Makmun Ibnu Fuad yang akrab dipanggil Ra Momon. Hasilnya, sang putra mahkota yang maju berpasangan dengan Ra Mondir Rofi i dan berhasil mengalahkan pesaingnya yakni Nizar Zahro dan Zulkifli. Hasil pilkada di Kabupaten Bangkalan juga menelurkan rekor. Pertama adalah perolehan suara Ra Momon sebanyak 90 persen serta tercatat sebagai bupati paling muda. Dia dilantik pada usia 26 tahun. Setelah RA Momon duduk dikursi bupati, RA Fuad (ayah dari Ra Momon) maju dalam pemilihan calon legislatif DPRD Bangkalan melalui partai Gerindra, dalam pemilihan calon legislatif tersebut Ra Fuad pun kembali menjadi pemenang pemilu dan duduk sebagai ketua DPRD Kabupaten Bangkalan periode 2014-2019. Sehingga bisa disimpulkan bahwa di dalam jajaran Eksekutif dan Legislatif di Kabupaten Bangkalan berada di bawah pengaruh kekuasaan RKH. Fuad Amin

58 Imron yang mengakui memiliki keturunan darah Syaikhona Kholil. Sang anak sebagai bupati dan sang ayah sebagai ketua Legislatif di Kabupaten Bangkalan. Dalam proses kepemimpinan Ra Momon sebagai bupati tidak ada perubahan yang signifikan di dalam pemerintahannya. Sebab, banyak yang menyebut sang putra mahkota hanya sebagai simbol. Sebenarnya kepemimpinan Ra Momon sebagai bupati selama ini masih ada di dalam bayang-bayang Ra Fuad selaku ayahnya sendiri. Hal ini terlihat dari berbagai kebijakan yang di ambil masih melalui konsultasi ayahnya, dengan demikian bisa dikatakan bahwa bupati masih ada di tangan Ra Fuad, hanya saja secara struktural Ra Momon menjadi bupati di Kabupaten Bangkalan. 2 Lantas Ra Fuad membangun dinasti kekuasaan hingga bisa sedemikian rupa, selain trah Bani Kholil yang membuatnya begitu disegani, kemampuan Ra Fuad menggunakan jaringan-jaringan penting di Kabupaten Bangkalan yang menjadi faktor utama. Ada tiga jaringan yang benar-benar dikuasai olehnya di Kabupaten Bangkalan. Yakni, jaringan klebun, kaum blater dan para santri. B. Pengaruh Trah Kiai Dalam Kontestasi Politik Di Kabupaten Bangkalan 2 Syukur, Wawancara, Bangkalan, 18 Desember 2015.

59 Sampai saat ini kiai masih mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan social-politik di Kabupaten Bangkalan. Hal ini dapat dijumpai dibeberapa tempat yang kental dengan budaya jawa dan tradisi masyarakat pesantren. Di beberapa daerah lain, kiai tidak memiliki peran langsung dalam politik namun pengaruhnya sangat kuat dalam kehidupan berpolitik, khususnya di kalangan masyarakat agamis (Islam). Kiai berperan secara tidak langsung, kita dapat melihatnya disaat kader-kader politik berusaha mendapatkan pengaruh di masyarakat. Beragam bentuk pendekatan dilakukan politikus demi memperoleh dukungan seorang kiai. Namun hal itu tidak terjadi di Bangkalan, kiai bahkan turun langsung dalam percaturan politik. Sudah menjadi jargon, yang menyatakan bahwa masyarakat ikut apa kata kiai di Kabupaten Bangkalan bahkan sampai urusan politik apa kata kiai, itulah yang menjadi jargon. Budaya ini belum tergerus oleh perkembangan zaman walaupun pergeseran-pergeseran nilai terus terjadi setiap masa. Kharisma kiai merupakan senjata paling mujarab untuk mendapatkan pengaruh di masyarakat, dan masyarakatpun secara sadar menerima. Di Kabupaten Bangkalan kiai yang dianggap berperngaruh adalah kiai yang mempunyai garis keturunan atau trah. Trah yang memang tersambung

60 silsilahnya kepada mbah Kholil, ulama besar yang ada di Kabupaten Bangkalan. Politik yang membawa nama besar seorang kiai sudah menjadi budaya yang begitu kental. Meski sudah ada batasan bahwa kiai hanya bertugas mengurus umat dan tidak mau terlibat kedalam politik praksis. Keberadaan kharismanya masih dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Setelah menjadi pemimpin, budaya sungkem atau rasa patriotisme seorang santri terhadap kiai tidak pernah ditinggalkan, hal ini rupanya untuk melanggengkan kekuasaan. Agar dukungan dari kiai tidak lepas, maka beberapa upayapun dilakukan. Bahkan lawan politik tidak jarang yang mempengaruhi kiai untuk mengalihkan dukungannya. Untuk melanggengkan kekuasaan, maka seorang pemimpin berusaha meminta nasihat yang akan dijalankan di dalam kebijakan politiknya. Pengaruh politik trah kiai di Bangkalan memang tak lepas dari sifat ketakdziman seorang santri pada kiainya. Peran santri dalam menyebarkan berita di sekitar pesantren kepada masyarakat memiliki peran penting. Banyak politikus menyekolahkan anaknya di pesantren demi mendapatkan simpati dan pengaruh di lingkungan pesantren yang bersangkutan. Jauh hari sebelum terjun ke dunia politik orang mempunyai pandangan strategis dari kebijakan lokal. Menempatkan anak ke dalam pesantren bertujuan di samping itu juga untuk memperluas

61 pengaruh. Fenomena seperti itu banyak dipraktikkan dan ternyata sudah lama menjadi budaya yang tersembunyi yang masih kurang mendapat kritikan. Masyarakat yang terpengaruh kepada kiai dimulai saat dalam pesantren kai mendidik anak-anak para wali santri baik dari Bangkalan maupun dari luar Bangkalan, hal itu sampai sekarang masih terus berlangsung. Oleh karena itu, peran kiai kholil dimasa itu di teruskan oleh keturunan yang ada sekarang, dimana patron masyarakat Kabupaten Bangkalan masih keluarga Bani Kholil baik itu masalah agama, sosial dan politik, sehingga bisa di lihat pemilukada di Madura khususnya di Bangkalan, peran Bani Kholil dalam kiprah politiknya sangat dominan dalam menentukan arah politik di masyarakat, mulai dari zaman reformasi, orde baru, sampai sekarang. 3 Aspek politik kepemimpinan kiai perlu diperhatikan karena ia mengungkap pola patronase dalam hubungannya dengan masyarakat, dan bagaimana kekuasaannya secara jelas terlihat sentralitas. Otoritas dan kekuasaan kiai dalam masyarakat menimbulkan asumsi bahwa pengaruh kiai tidak terbatas hanya pada hubungan sosial saja, tetapi juga dapat diterapkan dalam bidang politik. Asumsi ini dibuktikan dengan fakta bahwa selama pemilukada di Kabupaten Bangkalan, kiai selalu berada di posisi terdepan, baik di eksekutif 3 Imam Bukhori, Wawancara, Bangkalan 15 Desember 2015.

62 maupun legislatif setidaknya untuk 10 tahun terakhir. RKH. Fuad Amin Imron terpilih sebagai Bupati selama dua periode, lalu dilanjutkan oleh anaknya Ra Momon, tak hanya itu saja, lawan politik RA Fuad juga masih kerabat dekatnya sendiri yang juga dipanggil lora yaitu Ra Imam keponakannya sendiri. Fakta sejarah ini pun menegaskan bahwa peran dan kharisma trah kiai di Kabupaten Bangkalan masih sangat dominan dalam kancah politik, peran trah kiai menjadi sangat vital dalam menentukan arah politik di Kabupaten Bangkalan bahkan trah kiai menjadi kiblat dalam struktur pemerintahan di Kabupaten Bangkalan. C. Dampak Positif dan Negatif Trah Kiai Pasca Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Bangkalan 2003-2013. Pengaruh Kiai dalam wilayah politik tidak sekuat dalam bidang sosial dan kemasyarakatan. Meskipun menjadi tokoh kharismatik, hanya sedikit pengikut yang merasa terdorong untuk mengikuti langkah politik kiai. Perbedaan antara kiai dan pengikutnya dalam hubungannya dengan perilaku politik akhirnya menjadi fenomena biasa, khususnya setelah berubahnya partai politik Islam. Namun demikian, peran kiai secara umum masih tetap penting karena kiai berada di garis depan dalam membimbing moralitas dan ortodoksi umat Islam.

63 Sejarah trah kiai yang ada di Kabupaten Bangkalan yang terjun dalam kontestasi politik tentu mempunyai dampak, baik secara sosial ataupun dalam sudut pandang agama. Dampak trah kiai yang naik ke panggung politik dan menguasai pemerintahan selama 10 tahun belakangan menimbulkan pro-kontra, ada yang melihatnya sebagai hal positif, karena dapat menjadi panutan secara moral dan norma agama, namun ada pula yang melihatnya secara negatif, sebab tempat para kiai tak semestinya dalam politik, namun dalam hal ubudiyah semata, sebagai mana yang diungkapakan oleh Nur Hakim, lakonah lekonih kennenggennah kennengih (pekerjaanya kerjakan dan tempatnya ditempati). 4 Dalam pandangan masyarakat awam khususnya di Kabupaten Bangkalan kiai merupakan panutan untuk melakukan segala sesuatunya. Bagaimana jika kiai terjun kedalam kontestasi politik merupakan banyak praktek-praktek yang berjauhan dari sudut pandang sosok kiai yang sesungguhnya. Oleh karena itu, kiai setelah menduduki kepala daerah juga tak lepas dari dampak positif maupun negatif bagi pandangan masyarakat Bangkalan. Berikut dampak positif-negitef trah kiai pasca pilkada di Kabupaten Bangkalan pada tahun 2003-2013 sebagai berikut: 1. Konflik tahun 2003 4 Nur Hakim, S. Pd.I, Wawancara, Bangkalan, 17 Desember 2015

64 Awal mula terjadi konflik di picu dengan adanya laporan pertanggung jawaban (LPJ) yang di lakukan oleh bupati Ir. HM. Fatah yang di tolak oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) di Kabupaten Bangkalan, karena isu yang beredar HM. Fatah ingin mencalonkan kembali menjadi bupati di Kabupaten Bangkalan, oleh karena itu terjadilah demonstrasi antar berbagai golongan. Namun aksi itu ditandingi oleh demonstran lainnya yang mendukung keputusan DPRD Kabupaten Bangkalan yang menginginkan proses pemilihan bupati dan wakil bupati tetap berlangsung. Pihak demonstran ini umumnya merupakan pendukung RKH. Fuad Amin Imron (Ra Fuad), calon kuat yang memang didukung massa secara riil. Di sisi yang lain, di tubuh keluarga besar bani Kholil bermusyawarah untuk mengajukan calon bupati yang akan di usung oleh partai kebangkitan bangsa (PKB). Pada saat itu banyak kontroversi pendapat di kalangan masyarakat bahwa, kiai jangan terjun pada kontestasi politik pada saat itu, seorang kiai biar fokus pada urusan pesantren dan dakwah kepada masyarakat. Sedangkan yang setuju terhadap kiai terjun pada kontestasi politik berpandangan bahwa kiai bisa bergerak dalam urusan politik, kebangsaan dan bisa melakukan tranformasi di kalangan pemerintah. a. Dampak positif trah kiai pasca Pilkada Tahun 2003 Di pimpin oleh tokoh kiai yang mendalami ilmu agama Sosio-kultural yang baik kepada masyarakat

65 b. Dampak negatif trah kiai pasca pilkada tahun 2003 Menurunnya pandangan masyarakat terhadap kharismatik sosok kiai. Pengambilan kebijakan yang sangat otoriter. Semakin massif dalam melancarkan tindakan-tindakan yang menuju pada korupsi. 2. Konflik tahun 2008 Pada tahun 2008 tidak ada konflik yang mencuat ke masyarakat umum utamanya masyarakat Bangkalan, karena pada saat itu kondisi Kabupaten Bangkalan sudah ada di bawah kekuasaan Ra Fuad selaku Bupati Bangkalan pada saat itu. Corak kepemimpinannya yang sangat otoriter menjadikan masyarakat dan bawahannya merasa takut untuk melakukan perlawanan, sehingga konflik yang terjadi bersifat laten. Jadi dampak pada tahun 2008 hampir sama dengan pada tahun 2003. a. Dampak positif trah kiai pasca pilkada tahun 2008 Pemimpin kiai sangat pas menjadi pemimpin untuk masyarakat di Kabupaten Bangkalan. Kondisi sosial-politik tetap terkendali di bawah kebijakan RKH. Fuad Amin Imron (Ra Fuad). b. Dampak negatif trah kiai pasca pilkada tahun 2008 Kebijakan yang sangat otoriter

66 Semakin massif dalam melancarkan tindakan-tindakan yang menuju pada korupsi. 3. Konflik tahun 2013 Walaupun Ra Fuad tidak bisa lagi mencalonkan diri sebagai bupati pada tahun 2013 berdasarkan UU no. 24 tahun 2014, akan tetapi, pengaruh dari keluarga besar bani Kholil tetap masih sangat dominan dalam persoalan menentukan arah politik di Kabupaten Bangkalan. Hal itu sangat jelas pada pilkada tahun 2013, dimana putra dari Ra Fuad yang bernama Makmun Ibnu Fuad di putuskan untuk di calonkan dalam pilkada, menggantikan dirinya sebagai bupati di Kabupaten Bangkalan. Sedangkan konflik yang muncul berawal dari internal kepengurusan partai yang mengusungnya yakni Partai Persatuan Daerah (PPD) yang berganti nama menjadi Partai Persatuan Nasional (PPN), antara pengurus lama dengan pengurus baru (ketua dan sekretaris) H.M. Mukhlis Alkomi, S. Pd. sebagai ketua dan Ahmad Rois sebagai sekretaris dari Partai Persatuan Daerah kepengurusan yang lama, sedangkan dari pengurus baru Supardi sebagai ketua dan Husnan sebagai sekretaris dari Partai Persatuan Nasional, kedua pengurus partai tersebut saling mengaku menjadi pengurus dan saling menunjukkan SK. Akhirnya H.M. Mukhlis Alkomi S. Pd. dan Ahmad Rois merasa dirinya dirugikan, karena mereka tidak merasa mengusung calon K.H Imam Bukhori dan HR. Zainal Alim sehingga berujung pada mengajukan gugatan ke PTUN Surabaya, dan PTUN memenangkan

67 mereka. Oleh karena itu, KPUD Bangkalan akhirnya mendiskualifikasi pasangan Cabup-Cawabup nomor urut satu yakni pasangan K.H Imam Bukhori dan Zainal Alim. Didiskualifikasinya pasangan Cabup-Cawabup nomor urut satu K.H Imam Bukhori dan Zainal Alim membuat gejolak di kalangan bawah terutama kalangan santri dan kaum blater. Gejolak santri dan kaum blater tersebut sampai pada pendudukan gedung KPUD Bangkalan selama hampir satu minggu. Konsekuensi dari keputusan KPUD tersebut otomatis pilkada Kabupaten Bangkalan hanya diikuti 2 pasangan calon. Setelah melalui proses pencoblosan dan ditetapkanlah pasangan calon Makmun Ibnu Fuad (Ra Momon) dan Ra Mundir Rofi i, sebagai pemenang pilkada tahun 2013. Dampak yang ditimbulkan pada pilkada tahun 2013 ini menjadi langkah awal terbukanya kedok dari sistem politik Ra Fuad sebagai pemegang kebijakan selama ini, adapun dampak-dampaknya sebagai berikut: a. Dampak positif trah kiai pasca pilkada tahun 2013 Muh. Makmun Ibnu Fuad sebagai putra RKH. Fuad Amin Imron menjadi Bupati termuda di Indonesia, yankni berusia 26 tahun. b. Dampak negatif trah kiai pasca pilkada tahun 2013 Menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat, perpecahan yang terjadi antara Gelora mahasiswa peduli rakyat (GEMPAR), Gerakan masyarakat

68 peduli Ra Momon (GEMPUR), dan Gerakan peduli Ra Fuad (GAPURA). Hal mengakibatkan demonstrasi besar-besaran di Kabupaten Bangkalan. Mengurangi nilai positif kiai sebagai panutan masyarakat di Kabupaten Bangkalan. Timbulnya konflik di parlemen. Seperti konflik antara kubu pro dan kontran pemerintah Kabupaten Bangkalan diantaranya kubu fraksi PDIP dengan fraksi Partai Gerindra. Konflik ini di picu dengan pencabutan terpilihnya anggota Komisioner Informasi (KI) yakni Aliman Haris yang tidak di SK oleh Ra Momon sebagai Bupati karena berbeda pandangan politik. Terbuktinya melakukan tindakan KKN di Kabupaten Bangkalan. Hal ini dibuktikan dengan dengan jatuhnya vonis 8 tahun penjara terhadap RKH. Fuad Amin Imron dalam kasus suap gas alam Bangkalan yang merugikan sebesar Rp. 18,5 miliar rupiah. Menrunnya kharismatik salah satu kiai di Kabupaten Bangkalan yakni RKH. Fuad Amin Imron (RA. Fuad). Hal itu terbukti dengan ditangkapnya RA Fuad oleh KPK, KH. Imam Bukhori (RA Imam) melakasanakan nadzarnya (penyembelihan sapi) dan di bagi-bagikan kepada warga Bangkalan. 5 5 http://m.okezone.com/read/2014/12/02/340/1073785/fuad-amin-ditangkap-kpk-ra-imam-sembelih-sapi. diakses (5 Februari 2016).

69